NIM : 5111211146
Jurusan : Manajemen
Jawaban:
➢ PERATURAN PERUSAHAAN
Peraturan perusahaan merupakan peraturan secara tertulis yang dibuat oleh
perusahaan dimana di dalamnya memuat berbagai persyaratan kerja dan tata tertib
perusahaan dengan mempertimbangkan kondisi wakil pekerja di perusahaan yang
bersangkutan.
Peraturan perusahaan mulai berlaku sejak disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja
atau pejabat yang bersangkutan, dan peraturan tersebut sudah disahkan dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak naskah peraturan perusahaan diterima.
Apabila sebuah perusahaan belum memenuhi ketentuan atau persyaratan, maka
harus diberitahukan secara tertulis kepada pengusaha untuk memperbaiki naskah
peraturan perusahaanya. Dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak
tanggal pemberitahuan diterima, maka pengusaha wajib mengirim kembali peraturan
perusahaan yang telah diperbaiki kepada Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang
bersangkutan.
Penetapan atau pemberlakuan peraturan perusahaan diatur dalam undang-
undang nomor 13 tahun 2003 pasal 108. Pasal ini menyatakan bahwa peraturan
perusahaan wajib dibuat oleh pengusaha yang mempekerjakan pekerja sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) orang, kecuali perusahaan tersebut telah mempunyai
perjanjian kerja bersama. Peraturan perusahaan memiliki masa berlaku dua tahun
dan setiap dua tahun harus diajukan persetujuannya kepada departemen tenaga
kerja. Ketentuan dalam membuat peraturan perusahaan harus beriringan dengan
peraturan yang ada di dalam undang-undang dan ideologi pancasila. Dengan kata
lain peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan UUD dan Pancasila.
Pada masa berlakunya peraturan perusahaan, apabila terdapat keadaan dimana
serikat pekerja/buruh di dalam perusahaan menginginkan adanya perjajian kerja
bersama, maka dari pihak perusahaan wajib untuk memenuhinya.
Di dalam peraturan perusahaan, harus mengatur tentang :
2. Syarat kerja
1. Perjanjian kerja bersama mulai berlaku pada hari penanda tanganan, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian kerja bersama tersebut.
2. Perjanjian kerja bersama yang ditanda tangani oleh pihak yang membuat
perjanjian kerja bersama selanjutnya didaftrakan oleh pengusahan pada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
Adapun tujuan dan manfaat dari dibuatnya perjanjian kerja bersama yaitu :
Masa berlakunya perjanjian kerja bersama paling lama adalah 2 tahun, dan
dapat diperpanjang masa berlakunya paling lama 1 tahun berdasarkan
kesepakatan yang yang disepakati bersama secara tertulis antara pengusaha dan
serikat buruh atau pekerja. Jika perjanjian kerja bersama massa berlakunya sudah
mau berakhir, maka perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama yang baru
dapat dimulai paling cepat 3 bulan sebelum berakhirnya perjanjian kerja bersama
yang sedang berlaku. Apabila perundingan yang baru
tidak mencapai kesepakatan bersama, maka perjanjian kerja bersama yang
sedang berlau akan tetap berlaku paling lama dalam waktu 1 tahun. Sama halnya
dengan peraturan perusahaan, dimana perjanjian kerja bersama harus sesuai
dengan undang-undang dasar dan nilai yang terkandung dalam ideologi
pancasila.
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 4
Perjanjian Kerja
1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara Perusahaan dan
Karyawan.
2. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis.
3. Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Ada 3 jenis Perjanjian Kerja yaitu:
a. Perjanjian Kerja untuk Masa Percobaan.
b. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu (PKWT).
c. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).
Pasal 5
Perjanjian Kerja Masa Percobaan
Pasal 6
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas jangka waktu, atau
selesainya suatu pekerjaan tertentu atau project tertentu.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa
percobaan kerja.
3. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
4. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.
5. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu:
a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sifatnya sementara;
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama dan paling lama 2 tahun;
c. Pekerjaan yang sifatnya musiman;
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam masa percobaan atau penjajakan.
6. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu
dapat diadakan untuk paling lama 2 tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kali
paling lama 1 tahun.
7. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dihitung sebagai masa kerja Karyawan.
Pasal 7
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
1. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan percobaan, untuk
penilaian Karyawan tetap harus melewati masa percobaan 3 bulan dan masa
PKWTT yang ditentukan lebih rinci dalam Surat Keputusan Direksi.
2. Karyawan PKWTT dihitung kedalam masa kerja Karyawan.
Pasal 8
Ketentuan Penerimaan Karyawan
BAB III
HAK KARYAWAN DAN KEWAJIBAN KARYAWA
Pasal 9
Hak Karyawan
1. Setiap Karyawan berhak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan posisi yang ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Direksi.
2. Setiap Karyawan berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan pendapatan lain yang
ditetapkan sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.
3. Setiap Karyawan berhak atas waktu istirahat dan hari istirahat kerja serta cuti.
4. Cuti didapatkan setelah bekerja selama minimal 12 bulan berturut-turut. Karyawan berhak
atas cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja, dengan tetap mendapatkan gaji penuh.
5. Cuti hanya berlaku untuk status Karyawan tetap dan PKWTT.
6. Setiap Karyawan berhak atas penggantian biaya perawatan dan pengobatan dengan
sistem reimbusment atau asuransi sesuai peraturan yang berlaku.
7. Setiap Karyawan yang terancam dan atau terkena tindakan hukum oleh yang berwajib
dalam rangka menjalankan tugas yang diberikan oleh Perusahaan, berhak memperoleh
pembelaan hukum dari Perusahaan atas biaya Perusahaan.
Pasal 10
Kewajiban Karyawan dan Tata Tertib Kerja
Perusahaan 2
PT Lippo Karawaci
Pasal 3
Tujuan
2. Membangun hubungan kerja yang baik antara Perusahaan dan Pekerja dengan
menjaga keharmonisan, ketenangan, dan ketertiban berdasarkan hubungan
Industrial.
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Perusahaan
Pasal 5
Hak dan Kewajiban Pekerja
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 6
Hubungan Kerja
Hubungan Kerja adalah hubungan timbal balik yang berlandaskanaus perjanjian kerja
tertulis antara Perusahaan dengan Pekerja, di mana Pekerja mengikatkan diri untuk
bekerja bagi Perusahaan dan Perusahaan memberikan sejumlah imbalan kepada
Pekerja
Perjanjian Kerja Bersama
BAB I
UMUM
Pasal I
2. Pengusaha adalah pemilik perusahaan dan atau orang yang diberi kuasa untuk
mengelola jalannya perusahaan dan melakukan tindakan untuk dan atas nama
perusahaan.
3. Keluarga Pengusaha adalah, istri/suami, anak kandung atau anak angkat
yang sah dari Pengusaha.
4. Pekerja adalah orang yang bekerja pada perusahaan dan menerima upah
karena adanya hubungan kerja.
Menurut statusnya, pekerja dibedakan menjadi :
Luas Kesepakatan
1. Telah sama-sama dimengerti dan disepakati oleh pengusaha dan pihak Serikat
Pekerja, bahwa PKB ini terbatas mengenai hal-hal yang bersifat umum saja seperti
tertera dalam PKB ini.
2. Hal-hal yang bersifat teknis dan memerlukan penjabaran lebih lanjut, akan diatur
dalam ketentuan tersendiri atas dasar kesepakatan bersama antara Pengusaha
PT. Agrojaya Perdana dengan Dewan Pengurus Komisariat Serikat Buruh Nasional
Indonesia (Depekom SBNI) PT. Agrojaya Perdana.
Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan ketenagakerjaan
tetap berlaku dan secara langsung menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PKB
ini.
PASAL IV
Kewajiban Pihak-Pihak
1. Pihak Pengusaha PT. Agrojaya dan Pihak Serikat Pekerja berkewajiban mentaati,
mematuhi dan melaksanakan sepenuhnya semua kewajiban yang telah disepakati
bersama dalam PKB ini.
2. Pihak Pengusaha dan Pihak Serikat Pekerja berkewajiban untuk
menyebarluaskan serta memberikan penjelasan kepada seluruh pekerja baik isi,
makna, penafsiran, maupun pengertian yang tertera dalam PKB ini agar dimengerti
dan dipatuhi.
3. Disamping itu, kedua belah pihak jika diperlukan akan memberikan penjelasan
kepada pihak lain yang berkepentingan mengenai PKB ini.
Kesimpulan
Dalam informasi diatas ditemukan bahwa permasalahan yang ada pada Pt Gionic
Group ialah kurang tertibnya para pekerja dalam bekerja dan juga adanya tindakan
semena-mena yang dilakukan oleh pekerja dikarenakan kehilangan suatu aturan yang
dapat mengikat para pihak. Dalam hal ini, perusahaan tidak dapat bertindak lebih lanjut
dikarenakan ketiadaaan dasar hukum bagi perusahaan yaitu peraturan perusahan. Hak
dan kewajiban para pihak, syarat kerja dan tata tertib perusahaan dimuat dalam suatu
naskah peraturan perusahaan. Yang mana manfaat adanya peraturan perusahaan
selain menjadi pedoman bagi perusahaan adalah memberikan ketenangan dalam
berlangsungnya pekerjaan dan meningkatkan produktivitas kerja.
Dengan ditawarkan dengan sejumlah manfaat yang ada, saya menganalisis bahwa
dibutuhkannya suatu naskah peraturan perusahaan. Sukses Sejahtera dimana
penyusunan peraturan perusahaan merupakan solusi terhadap permasalahan yang
ada pada perusahaan tersebut. Dalam proses penyusunan peraturan perusahaan,
tentunya memerlukan saran dari pekerja berdasarkan ketentuan yang berlaku sehingga
dengan adanya peraturan perusahaan dapat menguntungkan pihak pengusaha
maupun pekerja. Pengusaha dapat mempertegas kewajiban serta tugas dari pekerja
dan pekerja terjamin akan hak nya sebagai pekerja dikarenakan pekerja berpartisipasi
dalam membentuk peraturan perusahaan sehingga tidak berat sebelah atau
mengutamakan kepentingan salah satu pihak.
Perusahaan tersebut dapat diminimalisirkan dengan dibentuknya suatu peraturan
perusahaan yang menjamin kepastian, keadilan dan kemanfaatan untuk membentuk
peraturan perusahaan agar dapat menciptakan hubungan kerja yang harmonis.
Hubungan yang harmonis dapat meningkatkan produktivitas kerja. Kemudian,
pengusaha dan pekerja juga dapat memahami hak dan kewajiban masing-masing yang
tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Penulis menyusun rancangan
peraturan perusahaan berdasarkan aturan yang berlaku dimana peraturan perundang-
undangan yang dipakai UU Ketenagakerjaan dan Permen Ketenagakerjaan mengenai
peraturan perusahaan.