Anda di halaman 1dari 15

Nama : Dilla Fajar Atikasari

NIM : 5111211146
Jurusan : Manajemen

Manajemen Sumber Daya Manusia


1. Contoh peraturan perusahaan
2. PKB (perjanjian kerja bersama)
3. Analisis peraturan perusahaan dan PKB (perbedaan dan kesimpulanya)

Jawaban:

➢ PERATURAN PERUSAHAAN
Peraturan perusahaan merupakan peraturan secara tertulis yang dibuat oleh
perusahaan dimana di dalamnya memuat berbagai persyaratan kerja dan tata tertib
perusahaan dengan mempertimbangkan kondisi wakil pekerja di perusahaan yang
bersangkutan.
Peraturan perusahaan mulai berlaku sejak disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja
atau pejabat yang bersangkutan, dan peraturan tersebut sudah disahkan dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak naskah peraturan perusahaan diterima.
Apabila sebuah perusahaan belum memenuhi ketentuan atau persyaratan, maka
harus diberitahukan secara tertulis kepada pengusaha untuk memperbaiki naskah
peraturan perusahaanya. Dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak
tanggal pemberitahuan diterima, maka pengusaha wajib mengirim kembali peraturan
perusahaan yang telah diperbaiki kepada Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang
bersangkutan.
Penetapan atau pemberlakuan peraturan perusahaan diatur dalam undang-
undang nomor 13 tahun 2003 pasal 108. Pasal ini menyatakan bahwa peraturan
perusahaan wajib dibuat oleh pengusaha yang mempekerjakan pekerja sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) orang, kecuali perusahaan tersebut telah mempunyai
perjanjian kerja bersama. Peraturan perusahaan memiliki masa berlaku dua tahun
dan setiap dua tahun harus diajukan persetujuannya kepada departemen tenaga
kerja. Ketentuan dalam membuat peraturan perusahaan harus beriringan dengan
peraturan yang ada di dalam undang-undang dan ideologi pancasila. Dengan kata
lain peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan UUD dan Pancasila.
Pada masa berlakunya peraturan perusahaan, apabila terdapat keadaan dimana
serikat pekerja/buruh di dalam perusahaan menginginkan adanya perjajian kerja
bersama, maka dari pihak perusahaan wajib untuk memenuhinya.
Di dalam peraturan perusahaan, harus mengatur tentang :

1. Hak dan kewajiban pekerja/buruh

2. Syarat kerja

3. Tata tertib perusahaan

4. Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan

Pembuatan peratuan perusahaan memiliki tujuan dan manfaat yaitu sebagai


berikut :

1. Dengan adanya peraturan perusahaan, dapat diketahui hak dan kewajiban


dari pekerja dan pengusaha itu sendiri
2. Dengan adanya perturan perusahaan, dapat mendorong terbentuknya
kesepakatan kerja bersama
3. Dengan adanya peraturan perusahaan, maka dapat menjamin adannya
kepastian hukum antara pengusaha dan pekerja
4. Dengan adanya peraturan perusahaan, dapat menjamin kinerja dari pekerja
dalam perusahaan

➢ PERJANJIAN KERJA BERSAMA


Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian kerja dari hasil perundingan antara
serikat pekerja dan beberapa serikat pekerja yang tercatat pada instansi yang
berkepentingan di bidang ketenagakerjaan (Departemen Ketenagakerjaan) dengan
pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat persyaratan kerja, hak, dan
kewajiban kedua belah pihak. Perjanjian kerja bersama berlaku pada hari ditanda
tanganinya perjanjian kerja bersama, kecuali adanya ketentuan lain di dalam
perjanjian kerja bersama menurut Undang- Undang No. 13 tahun 2003 pasal 132.
Pasal ini menyatakan bahwa :

1. Perjanjian kerja bersama mulai berlaku pada hari penanda tanganan, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian kerja bersama tersebut.
2. Perjanjian kerja bersama yang ditanda tangani oleh pihak yang membuat
perjanjian kerja bersama selanjutnya didaftrakan oleh pengusahan pada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

Dalam hal perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama tidak mencapai


kesepakatan, maka penyelesaiannya dilakukan melalui prosedur penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
Di dalam perjanjian kerja bersama setidaknya memuat :

1. Hak dan kewajiban pengusaha

2. Hak dan kewajiban serikat pekerja serta pekerja

3. Jangka waktu dan tanggal berlakunya perjanjian kerja bersama

4. Tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama

Adapun tujuan dan manfaat dari dibuatnya perjanjian kerja bersama yaitu :

1. Mempertegas hak dan kewajiban dari pengusaha dan pekerja

2. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dalam perusahaan

3. Menetapkan secara bersama-sama syarat kerja yang sesuai dengan keadaan


5financial

4. Mengatur hubungan ketenagakerjaan yang belum diatur dalam peraturan


perundag- undangan
5. Mengurangi timbulnya perselisihan dalam hubungan industrial yang dapat
melancarkan proses produksi dan peningkatan kinerja bersama
6. Membantu ketenagakerjaan untuk mendorong semangat dan keniatan
bekerja yang tekun dan rajin
7. Pengusaha dapat menganggarkan biaya tenaga kerja yang perlu
dicadangkan dan disesuaikan masa berlakunya

Masa berlakunya perjanjian kerja bersama paling lama adalah 2 tahun, dan
dapat diperpanjang masa berlakunya paling lama 1 tahun berdasarkan
kesepakatan yang yang disepakati bersama secara tertulis antara pengusaha dan
serikat buruh atau pekerja. Jika perjanjian kerja bersama massa berlakunya sudah
mau berakhir, maka perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama yang baru
dapat dimulai paling cepat 3 bulan sebelum berakhirnya perjanjian kerja bersama
yang sedang berlaku. Apabila perundingan yang baru
tidak mencapai kesepakatan bersama, maka perjanjian kerja bersama yang
sedang berlau akan tetap berlaku paling lama dalam waktu 1 tahun. Sama halnya
dengan peraturan perusahaan, dimana perjanjian kerja bersama harus sesuai
dengan undang-undang dasar dan nilai yang terkandung dalam ideologi
pancasila.

PERBEDAAN ANTARA PERATURAN


PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN BERSAMA

No. Peraturan Perusahaan Perjanjian Kerja Bersama

1. Wajib dibuat oleh pengusaha yang Dibuat oleh serikat pekerja


memperkerjakan sekurang- kurangnya dengan pengusaha
10 orang
2. Perlu pengesahan dariMenteri Tidak memerlukan
Tenaga Kerja atau pejabat yang pengesahan tersebut
bersangkutan
3. Dibuat oleh perusahaan,baik yang Dibuat hanya perusahaan
mempunyai serikat pekerja yang mempunyai serikat
diperusahaan maupun pekerja
yang tidak mempunyai serikat pekerja

4. Dapat digantikan dengan perjanjian Tidak dapat digantikan


kerja bersama bila serikat pekerja dengan peraturan
diperusahaan tersebut menghendaki perusahaan yang masih ada
perundingan pembuatan perjanjian serikat pekerjanya
kerja bersama
Peraturan Perusahaan
Perusahaan 1
PT Growinc Group Indonesia

BAB II
HUBUNGAN KERJA

Pasal 4
Perjanjian Kerja

1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara Perusahaan dan
Karyawan.
2. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis.
3. Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Ada 3 jenis Perjanjian Kerja yaitu:
a. Perjanjian Kerja untuk Masa Percobaan.
b. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu (PKWT).
c. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).

Pasal 5
Perjanjian Kerja Masa Percobaan

1. Perjanjian kerja untuk masa percobaan diberikan paling lama 3 bulan.


2. Masa percobaan dihitung kedalam masa kerja Karyawan.

Pasal 6
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)

1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas jangka waktu, atau
selesainya suatu pekerjaan tertentu atau project tertentu.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa
percobaan kerja.
3. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
4. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.
5. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu:
a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sifatnya sementara;
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama dan paling lama 2 tahun;
c. Pekerjaan yang sifatnya musiman;
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam masa percobaan atau penjajakan.
6. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu
dapat diadakan untuk paling lama 2 tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kali
paling lama 1 tahun.
7. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dihitung sebagai masa kerja Karyawan.

Pasal 7
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)

1. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan percobaan, untuk
penilaian Karyawan tetap harus melewati masa percobaan 3 bulan dan masa
PKWTT yang ditentukan lebih rinci dalam Surat Keputusan Direksi.
2. Karyawan PKWTT dihitung kedalam masa kerja Karyawan.

Pasal 8
Ketentuan Penerimaan Karyawan

1. Penerimaan Karyawan disesuaikan dengan rencana kebutuhan dan penambahan


tenaga di Perusahaan.
2. Penerimaan Karyawan dilakukan melalui prosedur rekrutmen yang ditetapkan
oleh Departemen HRD Perusahaan. 6
3. Calon Karyawan yang diterima adalah yang memenuhi persyaratan usia,
pendidikan, keahlian dan sesuai dengan persyaratan jabatan yang ditetapkan
Perusahaan.
4. Jika Karyawan dapat melalui masa percobaan selama 3 bulan dan PKWTT
dengan hasil evaluasi dinyatakan lulus oleh Perusahaan maka Karyawan yang
bersangkutan akan diangkat menjadi Karyawan tetap.
5. Karyawan tetap akan mendapat surat pengangkatan yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Direksi.

BAB III
HAK KARYAWAN DAN KEWAJIBAN KARYAWA

Pasal 9
Hak Karyawan
1. Setiap Karyawan berhak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan posisi yang ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Direksi.
2. Setiap Karyawan berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan pendapatan lain yang
ditetapkan sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.
3. Setiap Karyawan berhak atas waktu istirahat dan hari istirahat kerja serta cuti.
4. Cuti didapatkan setelah bekerja selama minimal 12 bulan berturut-turut. Karyawan berhak
atas cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja, dengan tetap mendapatkan gaji penuh.
5. Cuti hanya berlaku untuk status Karyawan tetap dan PKWTT.
6. Setiap Karyawan berhak atas penggantian biaya perawatan dan pengobatan dengan
sistem reimbusment atau asuransi sesuai peraturan yang berlaku.
7. Setiap Karyawan yang terancam dan atau terkena tindakan hukum oleh yang berwajib
dalam rangka menjalankan tugas yang diberikan oleh Perusahaan, berhak memperoleh
pembelaan hukum dari Perusahaan atas biaya Perusahaan.

Pasal 10
Kewajiban Karyawan dan Tata Tertib Kerja

1. Kewajiban yang harus ditaati oleh setiap Karyawan antara lain:


a. Melaksanakan jabatannya/perannya di Perusahaan dengan penuh kedewasaan
dan tanggung jawab.
b. Mentaati ketentuan jam kerja dan melakukan absensi. Karyawan wajib
untuk menginformasikan kepada atasan masing-masing apabila datang
terlambat, tidak masuk kerja atau hendak pulang lebih awal.
c. Mempelajari, memahami dan melaksanakan tujuan Perusahaan, nilai
Perusahaan dan sistem Perusahaan.
d. Memberikan data-data pribadi yang dibutuhkan oleh Perusahaan.
e. Menyimpan rahasia Perusahaan dan/atau rahasia-rahasia jabatan yang
ada di Perusahaan dengan sebaik-baiknya.
f. Bersikap sesuai dengan nilai Perusahaan.
g. Menjaga nama baik Perusahaan, Direksi dan/atau sesama Karyawan.
h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
Perusahaan.
i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, dan kolaborasi
sesama Karyawan Perusahaan.
j. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang kondusif untuk bekerja
dan/atau berkarya.
k. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Perusahaan dengan
sebaik-baiknya.
l. Membimbing anak buahnya dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya.
m. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap anak
buahnya.
n. Mendorong anak buahnya untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
o. Memberikan kesempatan kepada anak buahnya untuk mengembangkan
karirnya.

2. Tata tertib kerja yang berlaku di Perusahaan adalah sbb:


a. Semua Karyawan diharapkan untuk melaksanakan pekerjaannya dan
memperhatikan dengan baik arahan yang diberikan oleh atasan
kepadanya.
b. Selama waktu kerja, Karyawan tidak diperkenankan meninggalkan daerah
tempat kerjanya tanpa izin atasan atau tanpa sepengetahuan bagian
Departemen HRD.
c. Karyawan diwajibkan untuk segera melaporkan kepada Perusahaan
setiap perubahan alamat, keadaan keluarga dan/atau tanggungannya.
d. Karyawan wajib membaca semua pengumuman yang dikeluarkan oleh
Perusahaan.
e. Karyawan harus segera melaporkan ke Perusahaan terkait tentang
adanya kehilangan atau kerusakan barang-barang milik Perusahaan.
f. Karyawan wajib menjaga dengan baik uang dan barang-barang milik
Perusahaan yang dipercayakan kepadanya, apabila terjadi kerusakan dan
kehilangan.
g. Biaya untuk memperbaiki atau mengganti barang milik Perusahaan yang rusak
atau hilang karena kelalaian atau penyalahgunaan oleh Karyawan, menjadi
tanggung jawab Karyawan yang bersangkutan.

Perusahaan 2
PT Lippo Karawaci

Pasal 3
Tujuan

1. Menetapkan hak dan kewajiban Perusahaan dan Pekerja, sehingga tercipta


kondisi dan syarat kerja yang harmonis untuk kelancaran operasional
Perusahaan, demi kemajuan Perusahaan dan kesejahteraan Pekerja

2. Membangun hubungan kerja yang baik antara Perusahaan dan Pekerja dengan
menjaga keharmonisan, ketenangan, dan ketertiban berdasarkan hubungan
Industrial.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Perusahaan

1. Perusahaan berwenang untuk menjalankan usaha sesuai dengan arahan yang


ditetapkannya, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perusahaan,
Anggaran Dasar Perusahaan dan Perundang- undangan yang berlaku.
2. Perusahaan berkewajiban meningkatkan peran sertanya dalam usaha
memperbaiki tingkat kesehatan dan usaha kesejahteraan rakyat Indonesia pada
umumnya, keluarga besar Perusahaan pada khususnya, sesuai dengan kemampuan
dan kondisi Perusahaan dan taraf pembangunan Pemerintah.

Pasal 5
Hak dan Kewajiban Pekerja

1. Pekerja berhak memperoleh ketenangan dan keamanan bekerja, tanpa


kekhawatiran akan perlakuan diskriminatif.
2. Pekerja wajib bekerja dengan penuh tanggung jawab dan mencurahkan segala
tenaga, pikiran, dan keahliannya demi perkembangan dan kemajuan Perusahaan.
3. Pekerja wajib menaati segala peraturan yang berlaku di lingkungan Perusahaan.
4. Selama hubungan kerja dan setelah berakhirnya, Pekerja wajib menjaga
keraliasiaan Perusahaan dan segala informasi yang diperolehnya, baik lisan
maupun tertulis
5. Pekerja wajib menjaga dan memelihara tempat perangkat pakaian kerja dan
barang-barang milik perusahaan, melaporkan kerusakan, serta
mengembalikannya setelah berakhirnya hubungan kerja.

BAB II
HUBUNGAN KERJA

Pasal 6
Hubungan Kerja

Hubungan Kerja adalah hubungan timbal balik yang berlandaskanaus perjanjian kerja
tertulis antara Perusahaan dengan Pekerja, di mana Pekerja mengikatkan diri untuk
bekerja bagi Perusahaan dan Perusahaan memberikan sejumlah imbalan kepada
Pekerja
Perjanjian Kerja Bersama

BAB I
UMUM

Pasal I

Dalam Perjanjian Kerja Bersama ini, yang dimaksud dengan :

1. Perusahaan adalah PT. Agrojaya Perdana, yang berbadan hukum dan


berkedudukan di Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 15,5 Jakarta.

2. Pengusaha adalah pemilik perusahaan dan atau orang yang diberi kuasa untuk
mengelola jalannya perusahaan dan melakukan tindakan untuk dan atas nama
perusahaan.
3. Keluarga Pengusaha adalah, istri/suami, anak kandung atau anak angkat
yang sah dari Pengusaha.
4. Pekerja adalah orang yang bekerja pada perusahaan dan menerima upah
karena adanya hubungan kerja.
Menurut statusnya, pekerja dibedakan menjadi :

a. Pekerja Tetap adalah pekerja yang bekerja di Perusahaan untuk jangka


waktu tidak tertentu (maksimal 56 tahun).
b. Pekerja Waktu Tertentu adalah pekerja yang bekerja di Perusahaan
selama waktu tertentu dan untuk pekerjaan tertentu.
5. Serikat Pekerja adalah organisasi pekerja yang berbadan hukum dan terdaftar di
Disnaker, yang berada di lingkungan PT. Agrojaya Perdana.
a. Anggota Serikat Pekerja adalah pekerja PT. Agrojaya Perdana, yang
mendaftarkan diri untuk menjadi anggota serikat pekerja yang sah.
b. Pengurus Serikat Pekerja adalah anggota Serikat Pekerja yang sah yang dipilih
oleh anggota Serikat Pekerja untuk menduduki jabatan dalam Serikat Pekerja
PT. Agrojaya Perdana berdasarkan ketentuan pemilihan pengurus, atas
sepengetahuan Pengusaha dan disahkan dihadapan Rapat Umum Anggota.
6. Keluarga Pekerja adalah istri/suami, anak kandung dan atau anak angkat yang sah
sampai usia 21 tahun, belum menikah dan belum bekerja sebagaimana terdaftar
di departemen personalia perusahaan.
7. Ahli Waris adalah keluarga atau orang yang ditunjuk untuk menerima setiap
pembayaran/santunan bila pekerja meninggal dunia. Dalam hal tidak ada ahli
warisnya, maka diatur menurut aturan yang berlaku.
8. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan
atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah dan atau dilakukan.
9. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pekerja yang ditentukan oleh
perusahaan dalam suatu hubungan kerja dengan menerima upah.
10. Kerja Lembur adalah bekerja di luar jam kerja biasa sebagaimana ditetapkan
dalam ketentuan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.
11. Masa Kerja adalah lamanya seseorang pekerja bekerja di PT. Agrojaya Perdana
secara tidak terputus yang dihitung sejak tanggal diterima sebagai pekerja tetap.
12. Masa Percobaan adalah masa yang dijalani oleh pekerja sebelum diangkat
menjadi pekerja tetap/karyawan tetap dan masa percobaan maksimal 3 bulan.
13. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi/timbul saat melaksanakan
pekerjaan dan atau akibat hubungan kerja.
14. Surat Peringatan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan
(departemen personalia), karena adanya tindakan pelanggaran disiplin atau
pelanggaran PKB yang dilakukan oleh pekerja, dan pemberian Surat Peringatan
bersifat mendidik bagi pekerja.
15. Mutasi adalah perpindahan seorang pekerja dari suatu seksi atau departemen ke
seksi atau departemen lainnya.
16. Skorsing adalah sanksi pemberhentian sementara terhadap pekerja dalam proses
peyelesaian perselisihan yang terjadi.
17. Ijin Dispensasi adalah ijin yang diberikan oleh pengusaha kepada pekerja untuk
meninggalkan tugas tanpa mengurangi hak-haknya.
18. Lingkungan Perusahaan adalah seluruh wilayah kerja dalam lingkungan
perusahaan.
Pasal III

Luas Kesepakatan

1. Telah sama-sama dimengerti dan disepakati oleh pengusaha dan pihak Serikat
Pekerja, bahwa PKB ini terbatas mengenai hal-hal yang bersifat umum saja seperti
tertera dalam PKB ini.
2. Hal-hal yang bersifat teknis dan memerlukan penjabaran lebih lanjut, akan diatur
dalam ketentuan tersendiri atas dasar kesepakatan bersama antara Pengusaha
PT. Agrojaya Perdana dengan Dewan Pengurus Komisariat Serikat Buruh Nasional
Indonesia (Depekom SBNI) PT. Agrojaya Perdana.
Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan ketenagakerjaan
tetap berlaku dan secara langsung menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PKB
ini.

PASAL IV
Kewajiban Pihak-Pihak

1. Pihak Pengusaha PT. Agrojaya dan Pihak Serikat Pekerja berkewajiban mentaati,
mematuhi dan melaksanakan sepenuhnya semua kewajiban yang telah disepakati
bersama dalam PKB ini.
2. Pihak Pengusaha dan Pihak Serikat Pekerja berkewajiban untuk
menyebarluaskan serta memberikan penjelasan kepada seluruh pekerja baik isi,
makna, penafsiran, maupun pengertian yang tertera dalam PKB ini agar dimengerti
dan dipatuhi.
3. Disamping itu, kedua belah pihak jika diperlukan akan memberikan penjelasan
kepada pihak lain yang berkepentingan mengenai PKB ini.
Kesimpulan

Dalam informasi diatas ditemukan bahwa permasalahan yang ada pada Pt Gionic
Group ialah kurang tertibnya para pekerja dalam bekerja dan juga adanya tindakan
semena-mena yang dilakukan oleh pekerja dikarenakan kehilangan suatu aturan yang
dapat mengikat para pihak. Dalam hal ini, perusahaan tidak dapat bertindak lebih lanjut
dikarenakan ketiadaaan dasar hukum bagi perusahaan yaitu peraturan perusahan. Hak
dan kewajiban para pihak, syarat kerja dan tata tertib perusahaan dimuat dalam suatu
naskah peraturan perusahaan. Yang mana manfaat adanya peraturan perusahaan
selain menjadi pedoman bagi perusahaan adalah memberikan ketenangan dalam
berlangsungnya pekerjaan dan meningkatkan produktivitas kerja.
Dengan ditawarkan dengan sejumlah manfaat yang ada, saya menganalisis bahwa
dibutuhkannya suatu naskah peraturan perusahaan. Sukses Sejahtera dimana
penyusunan peraturan perusahaan merupakan solusi terhadap permasalahan yang
ada pada perusahaan tersebut. Dalam proses penyusunan peraturan perusahaan,
tentunya memerlukan saran dari pekerja berdasarkan ketentuan yang berlaku sehingga
dengan adanya peraturan perusahaan dapat menguntungkan pihak pengusaha
maupun pekerja. Pengusaha dapat mempertegas kewajiban serta tugas dari pekerja
dan pekerja terjamin akan hak nya sebagai pekerja dikarenakan pekerja berpartisipasi
dalam membentuk peraturan perusahaan sehingga tidak berat sebelah atau
mengutamakan kepentingan salah satu pihak.
Perusahaan tersebut dapat diminimalisirkan dengan dibentuknya suatu peraturan
perusahaan yang menjamin kepastian, keadilan dan kemanfaatan untuk membentuk
peraturan perusahaan agar dapat menciptakan hubungan kerja yang harmonis.
Hubungan yang harmonis dapat meningkatkan produktivitas kerja. Kemudian,
pengusaha dan pekerja juga dapat memahami hak dan kewajiban masing-masing yang
tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Penulis menyusun rancangan
peraturan perusahaan berdasarkan aturan yang berlaku dimana peraturan perundang-
undangan yang dipakai UU Ketenagakerjaan dan Permen Ketenagakerjaan mengenai
peraturan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai