Anda di halaman 1dari 4

4.

Peraturan perusahaana
Pengertian peraturan perusahaan menurut Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

Ketentuan dalam Membuat Peraturan Perusahaan


Peraturan perusahaan disusun oleh dan menjadi tanggung jawab dari pengusaha yang

bersangkutan. Ketentuan di dalamnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, dengan sekurang-kurangnya memuat:

1. Hak dan kewajiban pengusaha;

2. Hak dan kewajiban pekerja/buruh;

3. Syarat kerja;

4. Tata tertib perusahaan; dan

5. Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan,

6. Hal-hal yang merupakan pengaturan lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan

Pengusaha harus mengajukan permohonan pengesahan yang dilengkapi dengan:

a. Naskah peraturan perusahaan yang telah ditandatangani oleh pengusaha; dan

b. Bukti telah dimintakan saran dan pertimbangan dari serikat pekerja/serikat buruh dan/atau

wakil pekerja/buruh apabila di perusahaan tidak ada serikat pekerja/serikat buruh.

Ketentuan Dasar Peraturan Perusahaan


- Sekurang-kurangnya satu perusahaan terdiri dari 10 pekerja

- Berlaku untuk semua pekerja di perusahaan induk dan di cabang (jika memiliki)

- Merupakan kewajiban dan tanggung jawab pengusaha

- Disusun oleh pengusaha dengan memperhatikan saran dan masukan pekerja

- Ketentuan tidak boleh bertentangan atau lebih rendah dengan peraturan perundang-

undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

- Masa berlaku 2 tahun dan bisa diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun
Waktu Pengesahan Peraturan Perusahaan
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 orang wajib membuat

peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri Ketenagakerjaan atau

pejabat yang ditunjuk. Namun kewajiban tersebut tidak berlaku bagi perusahaan yang telah

memiliki perjanjian kerja bersama 

Pengesahan peraturan perusahaan harus sudah diberikan dalam waktu paling lama 30 hari

kerja sejak naskah peraturan perusahaan diterima. Jika peraturan perusahaan telah sesuai

dengan persyaratan dalam Pasal 111 ayat (1) dan (2) UU Ketenagakerjaan , maka dalam

waktu 30 hari kerja sudah terlampaui dan peraturan perusahaan belum disahkan, peraturan

tersebut dianggap telah mendapatkan pengesahan.

5.kesepakatan kerja bersama

Pengertian Perjanjian Kerja Bersama telah disebutkan dalam Undang-Undang


Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2.

Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh; atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha; atau beberapa
pengusaha atau perkumpulan pengusaha; yang memuat syarat-syarat kerja, serta hak dan
kewajiban kedua belah pihak.

Tujuan Pembentukan Perjanjian Kerja Bersama

Penyusunan PKB tentu memiliki tujuan tersendiri bagi perusahaan maupun pekerja.

Salah satu tujuannya adalah menekankan apa saja yang menjadi hak serta kewajiban pekerja
dan pengusaha.

Artinya, kedua hal ini berbanding lurus. Jika kewajiban sudah dilakukan, maka hak pun akan
diterima
 

Apa itu Perjanjian Kerja Bersama (PKB)?

Pengertian Perjanjian Kerja Bersama telah disebutkan dalam Undang-Undang


Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2.

Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara
serikat pekerja/serikat buruh; atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan
pengusaha; atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha; yang memuat
syarat-syarat kerja, serta hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Instansi yang disebutkan sebelumnya merujuk kepada Dinas Ketenagakerjaan dan Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Dengan kata lain, PKB merupakan acuan yang digunakan oleh perusahaan dan serikat
pekerja untuk mencapai keputusan bersama terkait hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Tujuan Pembentukan Perjanjian Kerja

Penyusunan PKB tentu memiliki tujuan tersendiri bagi perusahaan maupun pekerja.

Salah satu tujuannya adalah menekankan apa saja yang menjadi hak serta kewajiban pekerja
dan pengusaha.

Artinya, kedua hal ini berbanding lurus. Jika kewajiban sudah dilakukan, maka hak pun akan
diterima.

PKB juga bertujuan untuk membangun hubungan yang damai dalam perusahaan.

Situasi ini dapat meminimalisir terjadinya konflik.

Terakhir, PKB bertujuan untuk bersama-sama menentukan syarat hubungan ketenagakerjaan


yang belum diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Poin-poin Penting Seputar Perjanjian Kerja Bersama

Sebelum menyusun PKB, ada sejumlah poin penting yang perlu Anda ketahui, yakni sebagai

berikut.

Perbedaan PKB dan Perjanjian Kerja

Pada dasarnya, perbedaan PKB dan perjanjian kerja terletak pada pihak yang menyusun
perjanjian itu sendiri.

PKB dibuat dan diberlakukan oleh perusahaan, sementara PKB disusun bersama berdasarkan
kesepakatan oleh perusahaan dan serikat pekerja.

PKB merupakan komitmen antara perusahaan dan seluruh karyawan, sedangkan perjanjian
kerja mengikat karyawan masing-masing.

Dasar Hukum PKB

Terdapat beberapa dasar hukum yang mengatur tentang PKB, antara lain sebagai berikut:

 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 116 hingga Pasal
13

Anda mungkin juga menyukai