Anda di halaman 1dari 30

PENGERTIAN :

“Hubungan Kerja adalah hubungan antara


pengusaha dengan pekerja/buruh berda-
sarkan perjnjian kerja, yang mempunyai
unsur pekerjaan, upah dan perintah”
(Pasal 1 butir 15 UU No.13 Tahun 2003)
Perjanjian Kerja :

“Perjanjian kerja adalah perjanjian antara


pekerja / buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat
kerja, hak dan kewajiban para pihak”
(Pasal 1 butir 14 UU No.13 Tahun 2003)
Dasar Pembuatan Perjanjian Kerja

a. Kesepakatan ke dua belah pihak


b. Kemampuan atau kecakapan melakukan
perbuatan hukum
c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan
d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak ber-
tentangan dengan ketertiban umum, ke-
susilaan dan peraturan perundang-unda-
ngan.
(Pasal 52 UU No.13 Tahun 2003)
Jika perjanjian kerja dibuat :

a. Tanpa kesepakatan
b. Oleh orang yang tidak mampu atau
tidak cakap

“Perjanjian kerja tersebut dapat dibatalkan.”


Jika perjanjian kerja dibuat :
a. Tanpa menentukan pekerjaan yang akan
dilakukan
b. Pekerjaan yang diperjanjikan bertentangan
dengan ketertiban umum, kesusilaan dan
peraturan perundang-undangan

“Perjanjian kerja tersebut batal demi hukum”


Isi Perjanjian Kerja :

• Nama, alamat perusahaan / pemberi kerja


• Nama, jenis kelamin, umur dan alamat
pekerja/buruh
• Jabatan dan jenis pekerjaan
• Tempat pekerjaan
• Besarnya upah dan cara pembayaran upah
• Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan
kewajiban masing-masing
Bentuk Perjanjian Kerja :
• Perjanjian Kerja Tertulis
• Perjanjian kerja tidak tertulis

Jenis Perjanjian Kerja :

• Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)


• Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
(PKWTT)
Berakhirnya Perjanjian Kerja :
• Pekerja meninggal dunia
• Berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan
• Adanya putusan pengadilan atau penetapan
lembaga PPHI yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap
• Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang
dipersyaratkan sebagaimana tercantum dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
Beberapa catatan penting :
A. Perjanjian Kerja Tidak Berakhir Karena :
* Pengusaha Meninggal Dunia
* Terjadi pengalihan hak atas perusahaan karena
penjualan, pewarisan atau hibah perusahaan
B. Jika terjadi pengalihan perusahaan, hubungan kerja beralih
menjadi hubungan antara pekerja dengan pengusaha
baru, kecuali ditentukan lain dalam per-janjian pengalihan
yang tidak merugikan hak-hak pekerja.
C. Jika pengusaha orang perseorangan meninggal, ahli
warisnya dapat mengakhiri hubungan kerja setelah
merundingkan dengan pekerja/buruh
D. Jika pekerja meninggal, ahli warisnya berhak mendapatkan
hak-haknya sesuai perundangan yang berlaku atau sesuai
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama
PERJANJIAN KERJA

HUBUNGAN KERJA

HUBUNGAN KERJA HUBUNGAN KERJA


WAKTU TERTENTU WAKTU TIDAK TERTENTU
“Hubungan kerja yang lahir berdasarkan
perjanjian kerja waktu tertentu”
1. Harus tertulis, berbahasa Indonesia, huruf latin
2. Tidak dapat mensyaratkan masa percobaan
3. Jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan yang akan sele-
Sai dalam waktu tertentu, yaitu :
* Pekerjaan yang sekali selasai / sementara sifatnya
* Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya tidak
terlalu lama (paling lama 3 tahun)
* Pekerjaan yang bersifat musiman
* Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru,
kegiatan baru atau produk tambahan yang masih da-
lam percobaan atau penjajakan
4. Tidak untuk pekerjaan yang bersifat tetap
5. Syarat-syarat kerja tidak lebih rendah dari PUU
6. Dicatatkan ke intansi yang membidangi ketenagakerjaan
PKWT yang dibuat tidak tertulis dan/atau tidak dengan huruf
latin, dinyatakan sebagai PKWTT sejak adanya hubungan ker
ja

Jika PKWT mensyaratkan masa percobaan, masa percobaan


tersebut batal demi hukum

Jika PKWT dibuat untuk pekerjaan yang bersifat tetap, lebih


dari 3 tahun, bukan pekerjaan musiman, tidak berhubungan
dengan produk baru, kegiatan baru atau produk tambahan
yang masih dalam percobaan atu penjajakan, maka perjan-
jian kerja tersebut demi hukum menjadi PKWTT
PKWT
DIDASARKAN ATAS :

JANGKA SELESAINYA
WAKTU PEKERJAAN
PKWT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara si -
fatnya yang penyelesaiannya paling lama 3 tahun

PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman

PKWT untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru

PKWT harian lepas


A. PKWT Untuk Pekerjaan Yang Sekali Selesai, Semen
tara Sifatnya Yang Penyelesainnya Paling Lama 3
Tahun

Pokok-Pokok Pengaturan :
a. Didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu
b. Dibuat untuk paling lama 3 tahun
c. Bila pekerjaan selesai lebih cepat, PKWT putus demi hukum pa
da saat selesainya pekerjaan
d. Mencantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan selesai

Akibat hukum :
PKWT demi hukum berubah menjadi PKWTT jika :
a. Dibuat untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
b. Dilakukan untuk pekerjaan yang penyelesainnya lebih dari 3
tahun.
Klausul Pembaruan :
PKWT berdasarkan selesainya pekerjaan tertentu yang dalam
Pelaksanaannya karena kondisi tertentu belum dapat diselesai
Kan, dapat dilakukan pemabaruan dengan ketentuan :
a. Melebihi masa tenggang waktu 30 hari setelah berakhirnya
PKWT
b. Dalam tenggang waktu 30 hari tersebut, tidak ada hubungan
kerja antara pekerja dengan pengusaha
c. Berkaitan dengan tenggang waktu 30 hari tersebut, para pi
hak dapat mengatur lain sepanjang dituangkan dalam per-
janjian kerja.
B. PKWT UNTUK PEKERJAAN YANG BERSIFAT
MUSIMAN

“Pekerjaan yang bersifat musiman adalah pekerjaan


yang pelaksanaannya tergantung pada musim atau
Cuaca”

“Jika pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang terus mene-


rus, tidak terputus - putus, tidak dibatasi waktu dan meru –
pakan bagian dari suatu proses produksi, tetapi tergan –
tung cuaca atau pekerjaan itu dibutuhkan karena adanya
suatu kondisi tertentu, maka pekerjaan tersebut merupakan
pekerjaan musiman yang tidak termasuk pekerjaan tetap,
Sehingga dapat menjadi obyek PKWT.”
“Termasuk pula pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan
untuk memenuhi pesanan atau target tertentu dapat dilaku
kan dengan PKWT sebagai pekerjaan musiman”

Pokok-Pokok Pengaturan PKWT Untuk Pekerjaan Yang Bersi-


fat Musiman :
a. Hanya dapat dilakukan untuk 1 jenis pekerjaan pada mu –
sim tertentu.
b. PKWT yang dilakukan untuk memenuhi pesanan atau tar -
get tertentu hanya diberlakukan untuk pekerja yang mela-
kukan pekerjaan tambahan
c. Pekerja yang melakukan pekerjaan tambahan, oleh pengu
saha harus dibuatkan daftar nama-nama mereka
d. Tidak dapat dilakukan pembaruan
Akibat Hukum :

PKWT berubah menjadi P KWTT sejak adanya hubungan


kerja dalam Hal :
a. Dibuat untuk lebih dari 1 jenis pekerjaan pada musim
tertentu
a. Dibuat untuk pekerjaan yang bukan merupakan peker-
jaan tambahan
C. PKWT UNTUK PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PROUK BARU

Pokok-Pokok Pengaturan :
a. Hanya untuk produk baru, kegiatan baru atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan
b. Untuk jangka waktu paling lama 2 tahun
c. Dapat diperpanjang 1 kali dan paling lama 1 tahun
d. Tidak dapat dilakukan pembaruan
e. Hanya untuk pekerjaan di luar kegiatan atau di luar pe –
kerjaan yang biasa dilakukan
Akibat Hukum :

PKWT berubah menjadi PKWTT dalam hal :


a. Dibuat untuk jangka waktu lebih dari 2 tahun
b. Diperpanjang lebih dari 1 kali
c. Masa perpanjangan lebih dari 1 tahun
d. Dibuat pemabaruan perjanjian

Perubahan PKWT menjadi PKWTT terjadi saat hal-hal ter –


sebut di atas terjadi
D. PERJANJIAN KERJA HARIAN LEPAS

Pengertian :

“Perjanjian kerja harian lepas adalah perjanjian kerja yang di –


buat sehubungan dengan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang
berubah - ubah dalam hal waktu, kontinuitas maupun volume
pekerjaan. Upah pekerja didasarkan pada kehadiran, dengan
Ketentuan pekerja bekerja kurang dari 21 hari dalam 1 bulan.
Pokok-Pokok Pengaturan :

a. Hanya untuk pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja kurang


dari 21 hari dalam 1 bulan
b. Ketentuan mengenai PKWT pada umumnya dikecualikan
atau tidak berlaku
c. Dibuat perjanjian kerja harian lepas dan tertulis
d. Perjanjian kerja sekuarng-kurangnya memuat :
* Nama/alamat pengurus atau pemberi kerja
* Nama/alamat pekerja
* Jenis pekerjaan yang dilakukan
* Besarnya upah dan/atau imbalan
e. Daftar pekerja disampaikan kepada instansi yang bertang-
gungungjawab di bidang ketenagakerjaan paling lambat 7
hari kerja sejak PKWT ditandatangani
Akibat Hukum :

Dalam hal pekerja/buruh bekerja 21 hari atau lebih


selama tiga bulan berturut-turut atau lebih, perjan-
jian kerja harian lepas berubah menjadi PKWTT
PERPANJANGAN DAN PEMBARUAN PKWT

1. Perpanjangan PKWT
a. Dapat dilakukan terhadap PKWT yang didasar-
kan atas jangka waktu
b. Hanya untuk 1 kali perpanjangan
c. Waktu perpanjangan paling lama 1 tahun
d. Paling lama 7 hari sebelum PKWT berakhir,
telah diberitahukan secara tertulis kepada pe
kerja/buruh.
2. Pembaruan PKWT :
a. Dapat dilakukan terhadap PKWT yang didasar
kan ata jangka waktu tertentu atau didasar –
kan atas selesainya pekerjaan tertentu yang
karena kondisi tertentu belum dapat diselesai
kan.
b. Telah melebihi jangka waktu 30 hari setelah
berakhirnya PKWT yang lama
c. Hanya untuk 1 kali pembaruan
d. Waktu pembaruan paling lama 2 tahun.
AKIBAT HUKUM
1. PKWT demi hukum berubah menjadi PKWTT apabila
perpanjangan :
a. Dilakukan lebih dari 1 kali
b. Waktu perpanjangan diadakan lebih dari 1 tahun
c. Pengusaha dalam melakukan perpanjangan tidak
memberitahukan maksudnya kepada pekerja
2. PKWT demi hukum berubah menjadi PKWTT apabila
pembaruan :
a. Dilakukan sebelum melebihi jangka waktu 30 hari
b. Pembaruan dilakukan lebih dari 1 kali
c. Waktu pembaruan dibuat lebih dari 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai