Anda di halaman 1dari 3

Ketentuan PKWTT

(Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu)

PKWTT atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu, tidak berbeda dengan perjanjian kerja lainnya yang
memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak, sebagaimana perjanjian kerja yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Peraturan PKWTT sendiri diatur dalam Pasal 56, Pasal 60, dan Pasal 63 UU Ketenagakerjaan.
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor KEP. 100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksaan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu,
pengertian PKWTT adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja yang bersifat tetap.

PKWTT dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3 (tiga) bulan. Selama masa
percobaan, pengusaha wajib membayar upah pekerja dan upah tersebut tidak boleh lebih rendah
dari upah minimum yang berlaku.

Perbedaan PKWTT dengan PKWT

PKWT atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu memiliki perbedaan yang signifikan dengan PKWTT. Pada
PKWT, masa berlaku perjanjiannya paling lama yaitu 2 (dua) tahun. Selanjutnya, perjanjian kerja bisa
diperpanjang untuk jangka waktu maksimal satu tahun. Sedangkan pekerja PKWTT adalah pekerja tetap
yang perjanjian kerjanya tidak dibatasi periode waktu tertentu.
Perbedaan signifikan lainnya, pada pekerja tetap (PKWTT) direkrut memang untuk melakukan jenis-jenis
pekerjaan waktu tidak tertentu yang sifatnya tetap dan terus-menerus. Sedangkan pekerja kontrak
(PKWT) hanya dapat dipekerjakan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis, sifat, atau kegiatannya
akan selesai dalam waktu tertentu yang tidak boleh lebih dari 3 (tiga) taun. Contohnya, untuk
menyelesaikan proyek tertentu yang hanya dilakukan pada musim tertentu.

Akhir Periode Masa Kontrak PKWTT

Bagi pekerja PKWTT, masa kontrak atau hubungan kerja berakhir pada masa pensiun,
meninggal dunia, resign, putusan dari pengadilan/lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang mempunyai kekuatan hukum tetap, atau adanya keadaan atau kejadian tertentu
yang dicantumkan dalam perjanjian kerja/peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama yang
dapat menyebabkan berakhirnya perjanjian kerja.
Berikut perbedaan PKWT dan PKWTT pasca-UU Omnibus Law Cipta Kerja.

PERIHAL PKWT PKWTT

Tidak terbatas, dapat diadakan


Terbatas, hanya untuk pekerjaan yang sifatnya tidak untuk pekerjaan-pekerjaan
Jenis Pekerjaan
tetap (tidap terus-menerus). yang sifatnya tetap atau tidak
tetap.

Terbatas, berdasarkan:
– Jangka waktu (maksimal 5 tahun); atau
Jangka Waktu Tidak terbatas.
– Selesainya pekerjaan tertentu (hingga selesainya
pekerjaan dimaksud).

– Tertulis; atau
Bentuk Perjanjian
Harus tertulis. – Lisan, namun harus disertai
Kerja
dengan surat pengangkatan.

Diperbolehkan, maksimal 3
Masa Percobaan Tidak diperbolehkan.
bulan.

Pencatatan pada Wajib, paling lambat 3 hari sejak penandatanganan


Tidak.
Kemnaker PKWT.

Hubungan kerja berakhir demi hukum saat Alasan-alasan tertentu


Berakhirnya
selesainya jangka waktu atas pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Hubungan Kerja
yang dimaksud dalam PKWT. pasal 36 PP 35/2021.

– Uang kompensasi PKWT.


Uang pesangon, uang
Kompensasi Atas – Ganti rugi sebagaimana diatur dalam pasal 62 UU
penghargaan masa kerja, uang
Berakhirnya 13/2003 (dalam hal berakhirnya hubungan kerja
penggantian hak, dan/atau
Hubungan Kerja dikarenakan salah satu pihak mengakhiri PKWT
uang pisah.
sebelum berakhirnya jangka waktu PKWT).

Aturan mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) sesuai dengan PP No. 35 Tahun 2021
Sebagaimana kita ketahui bahwa Aturan mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang dulu diatur
dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 sekarang menjadi berada dalam UU Cipta Kerja No. 11
Tahun 2020. Terdapat beberapa perubahan aturan mengenai PKWT. Perubahan-perubahan tersebut
dirincikan dalam PP No. 35 Tahun 2021 sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai