Anda di halaman 1dari 9

Perubahan pasal 56

Perubahan pasal 57

Perubahan pasal 58

-Perubahan pasal 59

Perubahan pasal 61

Penambahan pasal 61 A

Penghapusan pasal 64

Penghapusan pasal 65

Perubahan pasal 66

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) adalah perjanjian kerja antara


pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu
tertentu atau untuk pekerjaan tertentu. Menjelaskan aturan mengenai Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT) berdasarkan Undang-undang yang berlaku.

Hubungan kerja lahir atas dasar sebuah perjanjian kerja antara pekerja dan pengusaha.
Peraturan perundang-undangan perburuhan mengatur 2 jenis perjanjian kerja menurut jangka
waktunya yakni Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau pekerjanya sering disebut
sebagai pekerja kontrak dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) atau
pekerjanya sering disebut sebagai pekerja tetap. Sebagai pekerja kontrak yang hubungan
kerjanya dibatasi dalam jangka waktu tertentu Anda harus mengetahui dengan jelas syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban Anda dan pengusaha. Agar meskipun hanya berlangsung
dalam jangka waktu sementara namun kualitas hubungan kerja yang terjalin menjamin
kondisi kehidupan yang layak bagi pekerja.

Diatur Dimana Tentang PKWT?

Diatur didalam UU NO 13 TAHUN 2003, UU NO 11 TAHUN 2020 dan PP 35 tahun 2021


dan Kep.100/MEN/VI/2004.
APA ITU PKWT?

(PKWT) adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk


mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan
tertentu. PKWT didasarkan atas jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu
berdasarkan perjanjian kerja.

APA SAJA JENIS DAN SIFAT PEKERJAAN YANG DIPERBOLEHKAN


MENGGUNAKAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU?

1. Pasal 5 ayat (1) PP 35/2021 mengatur PKWT berdasarkan jangka waktu, yaitu:  

a. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu


lama,
b. Pekerjaan yang bersifat musiman, atau 
c. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.  

2. Pasal 5 ayat (2) PP 35/2021 mengatur PKWT berdasarkan selesainya suatu


pekerjaan tertentu, yaitu: 

a. Pekerjaan yang sekali selesai, atau


b. Pekerjaan yang sementara sifatnya.

3. Pasal 5 ayat (3) dan Pasal 10 ayat (1) PP 35/2021 menyebut PKWT yang dapat
dilaksanakan terhadap pekerjaan tertentu lainnya yang jenis dan sifat atau
kegiatannya bersifat tidak tetap berupa pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam
hal waktu dan volume pekerjaan serta pembayaran upah Pekerja/buruh berdasarkan
kehadiran, seperti perjanjian kerja harian.

 
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PEKERJAAN YANG BERSIFAT
MUSIMAN?

Pekerjaan yang bersifat musiman merupakan pekerjaan yang pelaksanaannya


tergantung pada (Pasal 7 (1) PP 35/2021): 

1. Musim/cuaca atau hanya dapat dilakukan pada musim tertentu atau cuaca
tertentu 
2. Kondisi tertentu atau pekerjaan tambahan yang dilakukan untuk memenuhi
pesanan atau target tertentu. 

APAKAH PEKERJA KONTRAK ATAU PKWT DAPAT MELAKUKAN


PEKERJAAN YANG SIFATNYA PERMANEN?

Tidak. Pasal 4 ayat (2) PP 35/2021 menegaskan larangan diterapkannya PKWT untuk
pekerjaan yang jenis atau kegiatannya bersifat tetap. PKWT hanya dapat diterapkan
pada pekerjaan yang selesai pada jangka waktu tertentu.

ADAKAH SYARAT UNTUK DAPAT BISA MEMPEKERJAKAN PEKERJA


SECARA KONTRAK ATAU PKWT?

Selain harus dipastikan bahwa PKWT hanya dapat diadakan untuk pekerjaan yang
jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap, aturan baru PP 35/2021 dalam
pasal 14 menyebut kewajiban perusahaan untuk mencatatkan PKWT, dengan
ketentuan:

1. PKWT harus dicatatkan oleh Pengusaha pada kementerian yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan secara
daring paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak penandatanganan PKWT.  
2. Dalam hal pencatatan PKWT secara daring belum tersedia maka pencatatan
PKWT dilakukan oleh Pengusaha secara tertulis di dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota, paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak penandatanganan
PKWT. 

SIAPA SAJA PIHAK YANG BERSANGKUTAN DALAM


PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU?

Pada Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang menjadi pihak dalam perjanjian adalah
pekerja secara pribadi dan langsung  dengan pengusaha

APAKAH PEKERJA KONTRAK ATAU PKWT JUGA MENGHARUSKAN


ADANYA MASA PERCOBAAN KERJA?

PKWT tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. Dalam hal
disyaratkan masa percobaan kerja, masa percobaan kerja yang disyaratkan tersebut
batal demi hukum dan masa percobaan kerja tersebut tetap dihitung sebagai masa
kerja (pasal 12 PP 35/2021). 

 BERAPA LAMA JANGKA WAKTU PKWT?

Terdapat tiga jenis jangka waktu PKWT, dijelaskan sebagai berikut :

1. PKWT yang berdasarkan jangka waktu berlaku selama maksimal 5 tahun,


PKWT dapat diperpanjang beberapa kali apabila pekerjaan yang dilaksanakan
belum selesai, dengan ketentuan jangka waktu keseluruhan PKWT serta
perpanjangannya tidak lebih dari 5 tahun (pasal 8 PP 35/2021).
2. PKWT berdasarkan selesainya suatu pekerjaan tertentu didasarkan atas
kesepakatan para pihak. Dalam hal pekerjaan tertentu yang diperjanjikan
dalam PKWT belum dapat diselesaikan maka jangka waktu PKWT dilakukan
perpanjangan sampai batas waktu tertentu hingga selesainya pekerjaan. (pasal
9 PP 35/2021).
3. PKWT berdasarkan pekerjaan tertentu lainnya  yang jenis dan sifat atau
kegiatannya bersifat tidak tetap dapat dilakukan dengan perjanjian kerja
harian, dengan ketentuan pekerja bekerja kurang dari 21 (dua puluh satu) hari
dalam 1 (satu) bulan. Dalam hal Pekerja/Buruh bekerja 21 (dua puluh satu)
hari atau lebih selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih maka Perjanjian
Kerja harian menjadi tidak berlaku dan Hubungan Kerja antara Pengusaha
dengan Pekerja/Buruh demi hukum berubah berdasarkan Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu/PKWTT atau menjadi pekerja tetap (Pasal 10 ayat (3)
dan (4). 

APAKAH JANGKA WAKTU PKWT DAPAT DIPERPANJANG? APA SYARAT


UNTUK BISA MEMPERPANJANG PKWT?

Ya. PKWT yang berdasarkan jangka waktu PKWT dapat diperpanjang beberapa kali
apabila pekerjaan yang dilaksanakan belum selesai, dengan ketentuan jangka waktu
keseluruhan PKWT serta perpanjangannya tidak lebih dari 5 tahun (pasal 8 PP
35/2021). 

APA SAJA ISI DARI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) ?

. Menurut pasal 13 PP 35/2021, PKWT paling sedikit memuat:  

1. Nama, alamat Perusahaan, dan jenis usaha


2. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat Pekerja/Buruh
3. Jabatan atau jenis pekerjaan
4. Tempat pekerjaan
5. Besaran dan cara pembayaran Upah
6. Hak dan kewajiban Pengusaha dan Pekerja/Buruh sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau syarat kerja yang diatur dalam
Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama;  
7. Mulai dan jangka waktu berlakunya PKWT
8. Tempat dan tanggal PKWT dibuat, dan
9. tanda tangan para pihak dalam PKWT.
 

APAKAH PKWT HARUS DIBUAT SECARA TERTULIS?

Pasal 51 ayat (1) UU 13/2003 dan pasal 2 ayat (2) PP 35/2021 menyebut perjanjian
kerja dibuat secara tertulis atau lisan baik untuk perjanjian kerja waktu tertentu
ataupun waktu tidak tertentu. Aturan ini mencabut aturan lama dalam pasal 57 ayat
(2) Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyebut
PKWT yang dibuat tidak tertulis demi hukum beralih menjadi PKWTT.  

Meski tidak ada kewajiban adanya perjanjian kerja tertulis, sangat penting agar
perjanjian kerja baik PKWT maupun PKWTT untuk dibuat secara tertulis agar
memudahkan bagi proses administrasi baik pengusaha maupun pekerja. Hal ini juga
mengantisipasi jika timbul masalah hukum atau jika terjadi perbedaan pendapat, maka
dokumen tertulis merupakan alat bukti yang sah. Jika hanya berupa lisan saja, sangat
rentan terjadi perbedaan penafsiran masing-masing pihak sesuai kepentingannya dan
akan sulit dibuktikan. 

APABILA DIBUAT SECARA TERTULIS, APAKAH PKWT DAPAT DIBUAT


DALAM BAHASA ASING?  

Ya. Pasal 57 UU No. 13/2003 pasca perubahan dengan UU Cipta Kerja menyebut
PKWT dibuat secara tertulis harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin.
Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu dibuat dalam bahasa asing harus
dicantumkan pula terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Apabila kemudian terdapat
perbedaan penafsiran antara keduanya, yang berlaku adalah perjanjian kerja waktu
tertentu yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

APABILA SALAH SATU PIHAK MENGAKHIRI HUBUNGAN KERJA


SEBELUM BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YANG DITETAPKAN DALAM
PKWT MAKA PIHAK YANG MENGAKHIRI HUBUNGAN KERJA
DIWAJIBKAN MEMBAYAR GANTI RUGI SESUAI DENGAN
PERHITUNGAN JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA. APAKAH
ATURAN INI MASIH BERLAKU? 

Tidak. Aturan tersebut sebagaimana tercantum dalam pasal 62 UU 13 /2003 menjadi


tidak berlaku lagi dengan adanya pasal tambahan 61 A UU 13/2003 jo. UU 11/2020,
dipertegas pula dengan pasal 17 PP 35/2021 yang menyebutkan: apabila salah satu
pihak dalam hal ini pekerja atau pun perusahaan mengakhiri hubungan kerja yang
mana masa kontrak belum berakhir, maka pengusaha wajib memberikan uang
kompensasi yang besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT yang telah
dilaksanakan oleh pekerja.

APAKAH PEKERJA/BURUH MENDAPATKAN UANG KOMPENSASI


DENGAN BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA PKWT?

Ya. Pasal 61 A UU 13/2003 jo. pasal 15 ayat PP 35/2021 memberi kewajiban bagi
pengusaha untuk memberikan uang kompensasi kepada pekerja yang hubungan
kerjanya berdasarkan PKWT, dengan ketentuan:

1. Diberikan saat berakhirnya PKWT.


2. Uang kompensasi diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa
kerja paling sedikit 1 bulan secara terus-menerus. 
3. Apabila PKWT yang diperpanjang, maka uang kompensasi akan diberikan saat
masa perpanjangan berakhir.
4. Pemberian uang kompensasi tidak berlaku bagi tenaga kerja asing yang
dipekerjakan berdasarkan PKWT.

BERAPA UANG KOMPENSASI YANG BERHAK DITERIMA OLEH


PEKERJA DENGAN PKWT?

Pasal 16 PP 35/2021 mengatur uang kompensasi bagi pekerja yang hubungan


kerjanya berdasarkan PKWT perhitungannya proporsional dari jangka waktu PKWT
yang telah dilaksanakan oleh pekerja. Besarnya uang kompensasi ditentukan sebagai
berikut:

1. PKWT selama 12 (dua belas) secara terus-menerus, sebesar 1 (satu) bulan


upah
2. PKWT selama 1 (satu) bulan atau lebih dan kurang dari 12 (dua belas) bulan,
dihitung secara proporsional dengan perhitungan: masa kerja/12 x 1 (satu)
bulan upah. Contoh: masa kerja 6 bulan, kompensasi = 6/12  x 1 bulan upah =
0,5 x upah/bulan
3. PKWT lebih dari 12 (dua belas) bulan. dihitung secara proporsional dengan
perhitungan: masa kerja/12x 1 (satu) bulan upah. Contoh: masa kerja 18 bulan,
kompensasi = 18/12  x 1 bulan upah = 1,5 x upah/bulan
4. Besaran uang kompensasi untuk Pekerja/Buruh pada usaha mikro dan usaha
kecil diberikan berdasarkan kesepakatan antara Pekerja/Buruh.

KOMPONEN UPAH APAKAH YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR


PERHITUNGAN PEMBAYARAN UANG KOMPENSASI? 

Upah sebagaimana yang digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran uang


kompensasi terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap. Dalam hal upah di
perusahaan tidak menggunakan komponen upah pokok dan tunjangan tetap, maka
dasar perhitungannya adalah upah tanpa tunjangan. Dalam hal upah di perusahaan
terdiri atas upah pokok dan tunjangan tidak tetap, maka dasar perhitungannya adalah
upah pokok.

SAYA PEKERJA PKWT SEJAK SEBELUM ADANYA UNDANG-UNDANG


CIPTA KERJA NO. 11 TAHUN 2020 HINGGA SAAT INI, APAKAH SAYA
BERHAK ATAS UANG KOMPENSASI? 

Ya. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan
Kerja mengatur ketentuan masa peralihan uang kompensasi pasca diundangkannya
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada 2 November 2020.
Pasal 64 PP 35/2021  menyebutkan besaran uang kompensasi untuk PKWT sebelum
diundangkannya UU No. 11 tahun 2020, perhitungannya dimulai sejak 2 November
2020 hingga PKWT berakhir. 

Contoh: anda bekerja sejak 2 Januari 2020 hingga berakhir pada 2 Januari 2022 (atau
masa kerja 24 bulan). Namun masa kerja yang digunakan untuk menghitung uang
kompensasi anda, yakni sejak 2 November 2020 hingga 2 Januari 2022 (atau masa
kerja 14 bulan). 

Anda mungkin juga menyukai