Anda di halaman 1dari 16

i

ANALISIS FEAR OF CRIME MASYARAKAT MELALUI UPAYA


PARADOXICAL INTERVENTION TERHADAP CRIMINAL CASE
DI
DAERAH KEPALA CURUP PROVINSI BENGKULU

Disusun Oleh:

Malia Dwi Putri (B1A019082)


Alanzi Azimi (A1L019038)
Jessica Nabila Darman (D1F020074)

UNIVERSITAS BENGKULU
2021

i
1

ANALISIS FEAR OF CRIME MASYARAKAT MELALUI UPAYA


PARADOXICAL INTERVENTION TERHADAP CRIMINAL CASE
DI DAERAH KEPALA CURUP PROVINSI BENGKULU

Malia Dwi Putri,Alanzi Azimi,Jessica Nabila Darman


Universitas Bengkulu

ABSTRAK

Kecemasan terhadap suatu tindakan kriminal merupakan suatu sikap atau


perasaan cemas yang dirasakan akan suatu hal yang belum tentu terjadi yang
dapat mempengharui segala aspek baik sosial,ekonomi,psikologis dalam diri
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh teknik paradoxical
intervention dalam memudarkan fear of crime masyarakat. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan rancangan pre-
eksperiment dengan bentuk one group pretest-postest. Adapun subjek dalam
penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil
10 orang anggota yang teramati memiliki ciri perilaku rasa fear of crime berlebih.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kecemasan
diri. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor yang signifikan
sebelum dan setelah
diberikan perlakuan teknik paradoxical intervention yang dimana terjadi
penurunan mencapai 80%.

Kata kunci: fear of crime,tindakan kriminal,paradoxical intervention

ABSTRACT

Anxiety about a criminal act is an attitude or feeling of anxiety that is felt about
something that does not necessarily happen which can affect all aspects of both social,
economic, psychological.
in society. This study aims to see the effect of paradoxical intervention technique in
fading people's fear of crime. The research approach that used is a quantitative approach
with a pre-experimental design in the form of one group pretest-posttest. The subjects in
the study were taken using a purposive sampling technique with take 10 observed
members has a behavioral characteristic of excessive fear of crime. The data collection
method in this study used self-anxiety scale. The data analysis technique used the
Wilcoxon test.
The results showed that there was a significant difference in scores before and
after given treatment with paradoxical intervention technique which decreased by
80%.

Keyword: fear of crime,Criminal case,paradoxical intervention


2

PENDAHULUAN

Laju pertumbuhan penduduk yang pesat yang tidak sebanding dengan


penurunan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan banyaknya pengangguran,
sulitnya mencari lapangan pekerjaan dan meningkatnya kebutuhan hidup
masyarakat dikarenakan banyaknya masyarakat yang konsumtif dan matrialistik
mengakibatkan penurunan kualitas hidup masyarakat serta penurunan jumlah
kemiskinan, hal-hal tersebut mendorong munculnya berbagai tindak kriminalitas
atau kejahatan yang dalam istilah hukum biasa disebut Criminal Case. Kasus
kriminal sering sekali terjadi diberbagai daerah, khususnya diprovinsi Bengkulu
pada daerah Kepala Curup dan sekitarnya.
Daerah Kepala Curup merupakan daerah rawan kasus kriminal dan sudah
menjadi momok menakutkan bagi sebagian masyarakat provinsi Bengkulu dan
sekitarnya untuk melewati jalan tersebut. Kepala Curup adalah salah satu desa
di kecamatan Binduriang berjarak sekitar 35 Km dari Kota Curup, mayoritas
dihuni oleh masyarakat suku Lembak. Daerah kepala Curup terletak di jalan
lintas yang menghubungkan provinsi Bengkulu-Sumatera Selatan serta
menghubungkan kota Curup-Lubuk Linggau. dibutuhkan waktu perjalan ±9 jam
dari kota Bengkulu menuju kota Palembang Lubuk Linggau Sekayu jika
melewati daerah Kepala Curup. Namun karena image rawannya daerah Kepala
Curup, tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih melewati jalan kabupaten
Kepahiang, Lintang Palawang, Muara Enim yang membutuhkan waktu tempuh
lebih lama ±12 jam perjalanan.
Sebuah catatan menunjukkan sejak dulu hingga sekarang setidaknya sudah
ada 1 juta lebih laporan kehilangan motor, perampokan, dan pembunuhan
terhadap pengguna jalanyg melintas di jalan lintas Curup Lubuk Linggau
khususnya daerah desa kepala Curup, Simpang Beliti, Pelalo. Hal itu diakui
warga yang sering melintas di daerah lintas nasional tersebut di kawasan
kepala Curup (lembak) setidaknya ada seribu laporan kehilangan motor tiap
tahunnya. di bagian lain persatu bulan setidaknya sudah belasan warga yang
menjadi korban pencurian kendaraan bermotor maupun korban perampasan
motor di jalan lintas Curup Lubuk Linggau yang mendatangi Mapolres
Rejang Lebong.
Berdasarkan catatan tindakan kriminal yang ada membuat masyarakat
merasakan fear of crime yang merupakan kecemasan dan ketakutan pada
bahaya kejahatan kriminal terhadap dearah Palak Curup ini. cemas akan
menjadi masalah apabila perasaan itu mengganggu sampai menghambat
seseorang dalam melakukan aktifitasnya dan hal ini juga mempunyai
pengharuh negatif yang besar terhadap semua aspek.
3

Ketakutan pada bahaya kejahatan kriminal (fear of crime) tentu mengurangi


tingkat kesejahteraan, gangguan psikologis dan dapat menurunkan intensitas
interaksi sosial. Faktor fear of crime ini misalnya dalam transaksi antar truk untuk
bertransaksi terhambat seharusnya transaksi jual beli dapat dilakukan dengan
maksimal waktu 2 jam karena adanya kecemasan ini membuat para supir truk
yang membawa barang memilih untuk memutar jalan dan tidak melewati
daerah Kepala Curup yang akan menghabiskan waktu 3-4 jam lebih lama.
Perasaan cemas yang berlebihan inilah yang perlu segera mendapatkan solusi
dan penanganan praktis agar masyarakat provinsi Bengkulu dan sekitarnya
dapat melakukan aktifitas seperti biasa dan hidup tanpa rasa cemas yang
berlebih yang menyebabkan kurang produktifnya aktivitas masyarakat.
Munculnya ketakutan akan kejahatan dapat mengakibatkan timbulnya kondisi
negatif dalam diri individu, antara lain:
a. Kesempatan untuk menikmati kesenangan menjadi berkurang
b. Tempat umum menjadi terasa tidak lagi aman
c. Muncul kecurigaan terhadap orang asing yang masuk ke daerahnya
d. Seseorang menjadi tidak lagi merasa betah tinggal di rumahnya
e. Mampu menimbulkan kemerosotan hubungan antara individu
Garofalo berpendapat bahwa pencitraan masyarakat terhadap kejahatan
dipengaruhi oleh beberapa elemen, adalah:
1. 'tren' peristiwa kejahatan yang sedang sering terjadi,
2. karakteristik dan ciri suatu peristiwa kejahatan Uenis kejahatannya,
penggunaan kekerasan di dalamnya, dan lain-lain),
3. karakteristik pelaku dan korban (dapatberupacirifisik, kondisi psikologis,
dan kelas sosial kedua belah pihak),
4. konsekuensi akibattindak kejahatan tersebut (kerugian finansial, Iuka-
Iuka, dan sebagainya)
Elemen-elemen yang mempengaruhi pencitraan masyarakat ini dapat
menimbulkan rasa takut akan kejahatan (fear of crime) pada individu. Masih
menurut Garofalo, fear of crime adalah suatu reaksi emosional yang ditandai
dengan adanya perasaan terancam bahaya dan kecemasan terutama dalam
hubungannya dengan bahaya secara fisik. la berpendapat bahwa pembentukan
fear of crime pada diri seseorang diawali dengan rasa takut yang diakibatkan
persepsi
orang tersebut bahwa lingkungannya mencirikan adanya aspek-aspek kriminal
tertentu.
penelitian ini akan memberikan solusi untuk mengatasi rasa cemas berlebih (fear
of crime) yang terjadi pada masyarakat Provinsi Bengkulu dan sekitarnya. Upaya
ini akan dilakukan melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
4

merupakan upaya sistematis, objektif, logis dan berkelanjutan serta terprogram


dan Salah satu teknik yang dapat menjadi alternatif adalah Paradoxical
Intervention yang dengan berani mengkonfrontasi pikiran irasional terutama
dalam mengatasi masalah-masalah kecemasan.
Adapun fokus pemecahan masalah dan tujuan pokok yaitu Mengetahui
perubahan pada masyarakat melalui penerapan Strategi Paradoksikal
Intervention sebagai upaya mengatasi Fear of crime pada masyarakat
terdampak. Dan Mengetahui Efektivitas Paradoxical Intervention untuk
mengatasi rasa cemas berlebih (fear of crime) pada masyarakat terdampak
terhadap Criminal Case di daerah Kepala Curup provinsi Bengkulu.

Erford mempertegas dengan mengatakan bahwa paradoxical intention


mengarahkan konseli untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
tujuan konseling yang pada akhirnya menumbuhkan kesadaran akan kesia-
siaan tindakan yang dilakukan oleh konseli.
Dengan teknik ini konselor meminta klien memainkan peran yang berkebalikan
dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkan. Adapun salah satu prosedur dalam
konseling gestalt yaitu, penekanan pada tanggung jawab klien, konselor harus
mampu menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan
bisa mengubah klien. Artinya klien harus dapat mengambil tanggung jawab atas
tingkah lakunya sendiri, dengan kata lain klien ditekankan untuk lebih mandiri.
Kesadaran yang dialami oleh individu dalam pelaksanaan teknik ini akan
mengarahkan mereka pada penerimaan terhadap kekuatan dan kelemahan yang
mereka miliki, mereka akan mengatur diri mereka menjadi diri mereka sendiri
dan bukan menjadi orang lain. Dengan kata lain bahwa teknik ini mempunyai
tujuan yaitu memunculkan kesadaran. Efektif tidaknya teknik ini sangat
ditentukan oleh partisipasi subjek penelitian dan kemampuan
pemimpin/fasilitator dalam mengelola, mengamati dan membangun
keterampilan dalam melakukan sesi konseling.

TUJUAN

tujuan dalam artikel riset ini adalah untuk mengetahui:


1. Mengkaji penyebab Criminal Case yang terjadi di daerah Kepala
Curup provinsi Bengkulu.
2. Menganalisis Fear of crime masyarakat provinsi Bengkulu dan
sekitarnya terhadap daerah Kepala Curup provinsi Bengkulu
5

3. Mengetahui perubahan pada masyarakat melalui penerapan


Strategi Paradoksikal Intervention sebagai upaya mengatasi Fear of
crime pada masyarakat terdampak
4. Mengetahui Efektivitas Paradoxical Intervention untuk mengatasi
rasa cemas berlebih (fear of crime) pada masyarakat terdampak
terhadap Criminal Case di daerah Kepala Curup provinsi Bengkulu.

METODE

Subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah masyarakat


sekitaran daerah kepala curup itu sendiri. Karena ditemukan adanya ciri-ciri
masyarakat yang memiliki rasa kecemasan berlebih pada daerah kepala curup.
Dalam pelaksanaan treatment dengan pendekatan melalui teknik paradoxical
intervention, konselor menggunakan metode yaitu; Konseling kelompok, dimana
konselor mengangkat satu permasalahan konseli tentang rasa kecemasan (fear of
crime)untuk dibahas secara berkelompok.
Untuk pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah purposive sampling.
Jenis data yang di kumpulkan kualitatif dan kuantitatif.
Pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan instrument kuesioner
intensitas dalam interaksi fear of crime sebagai tes awal (pretest) dan
menggunakan nilai rubric sebagai tes awal setelah data peserta diketahui
dengan menggunakan kuesioner dan sebagai evaluasi atau tes akhir (posttest).
Pengukuran skala kecemasan (fear of crime) dilakukan sebanyak dua kali yaitu
pre- test dan post-test. Untuk melakukan pengukuran tahap awal (pre-test)
menggunakan skala kecemasan (fear of crime), kemudian diberikan perlakuan
(treatment) dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan teknik
paradoxical intervention melalui layanan konseling kelompok dan selanjutnya
dilakukan pengukuran tahap akhir (post-test) dengan menggunakan skala
kecemasan (fear of crime) untuk melihat perubahan kecemasan (fear of crime)
masyarakat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan teknik paradoxical
intervention terhadap subjek yang diteliti.
Pelaksanaan teknik paradoxical intervention dilakukan 6 kali pertemuan dengan
tempo waktu 45-60 menit/sesi pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan skala tingkat kecemasan (fear of crime) yang
disusun dalam daftar pernyataan. Skala tingkat kecemasan (fear of crime) telah
disusun dalam pernyataan positif (favorable) dan negative (un- favorable) sesuai
dengan pilihan jawaban yang tersedia. Skala ini terdiri dari empat alternative
jawaban yaitu ‚Sangat Sering (SS), Sering (SR), Kadang Kadang (KK), dan
Tidak
6

Pernah (TP). Untuk pertanyaan yang bersifat favorable diberi rentangan nilai
4-1, dan untuk pertanyaan yang bersifat unfavorable diberi rentangan nilai 1-4
Teknik analisis data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Wilcoxon untuk membandingkan skor tingkat kecemasan (fear of crime) sebelum
dan sesudah perlakuan.
Adapun tahap pelaksanaan dapat dirincikan sebagai berikut
1. Populasi penelitian diberikan pre-test dengan mengisi skala
kecemasan (fear of crime) diri agar menemukan subjek yang
menjadi sampel dalam penelitian.
2. Peneliti menganalisis data hasil pre-test dan mengkategorikan
hasil ke dalam kategori tinggi, sedang dan rendah.
3. Sampel penelitian yang mempunyai rasa kecemasan (fear of
crime) yang tinggi diberikan perlakuan teknik konseling
paradoxical intervention sesuai dengan modul.
4. Teknik paradoxical intervention diberikan 8 kali pertemuan yang
dilakukan selama 60-70 menit/sesi pertemuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dapat dilihat berdasarkan hasil post-test dan post-test


sehingga dapat menggambarkan ada tidaknya penurunan skor perubahan rasa
cemas (fear of crime) orang. Hasil pre-test diperoleh sebelum dilakukan
pelaksanaan treatment dan hasil post-test diperoleh setelah dilakukan
pelaksanaan treatment.

Pemberian skor angket berdasarkan skala Tingkat kecemasan (fear of crime)


Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Keterangan Skor Keterangan Skor
Sangat Sering (SS) 4 Sangat Sering (SS) 1
Sering (S) 3 Sering (S) 2
KadangKadang(KK) 2 Kadang Kadang (KK) 3
Tidak Pernah (TP) 1 Tidak Pernah (TP) 4
7

Hasil Post-test Tingkat Cemas (fear of


crime) Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

preetest 30 69 129 101,43 3,802 20,822


Valid N 30
(listwise)

Variabel Data Hipotetik Data Empirik

Rasa Cemas Item X X X X


(fearof N Valid Max Min Mean SD max min Mean SD
crime)
30 40 160 40 100 20 129 69 101,43 20,82

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat data hipotetik jumlah item dalam
skala rasa kecemasan (fear of crime) diperoleh nilai dengan rata-rata mean (M)
100 dan standard deviasi. Dengan adanya mean dan standard deviasi tersebut
maka dapat dijadikan batasan dalam pengkategorian subjek.
Paradoxical Intervention
Berdasarkan hasil pemberian treatment layanan konseling kelompok
paradoxical intervention sebanyak 9 kali pertemuan yang diikuti oleh 10 yang
memiliki rasa cemas (fear of crime) tinggi.
Adapun hasil perubahan dan penurunan skor sikap rasa kecemasan (fear of
crime) orang setelah pemberian treatment ini dilanjutkan dengan pemberian
posttest didapatkan hasil sebagai berikut:
8

Perbedaan Tingkat Rasa kecemasan (fear of crime) Orang Sebelum dan


Sesudah diberikan Teknik Paradoxical Intervention
Skor Rasa kecemasan (fear Z-Score
No Nama of crime)
Post-test Pre-test
1 AS 69 135 0,63
2 F 72 106 -1,92
3 NR 75 135 0,63
4 M 73 114 -1,22

5 MS 73 126 -0,16
6 N 77 118 -0,86
7 DN 77 134 0,55
8 AM 74 135 0,63
9 N 76 140 1,07
10 H 77 135 0,63
Rata-rata (M) 74,3 127,8

Dari hasil perhitungan perbandingan post-test dan post-test dapat dijelaskan


bahwa sampel yang terlibat dalam kolompok perlakuan mengalami penurunan.
Adapun skor pada tahap awal setiap individu yang menjadi sampel memiliki
tingkat rasa cemas (fear of crime) yang tinggi yaitu ( ≥ ) 80-120 (posttest).
Berdasarkan tabel di atas hasil penurunan presentase fear of crime yang dialami
oleh orang setelah diberikan perlakuan jumlah rata-rata yang diperoleh sebesar
80%.
Hasil perbandingan post-test dan post-test dapat dilihat pada grafik dibawaini:

Grafik Perbandingan hasil post-test dan post-test


9
Dari hasil pengukuran pretest dan posttest, menunjukkan bahwa adanya
perbedaan skor antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan melalui
konselling kelompok paradoxical intervention. Hal ini berarti bahwa konseling
paradoxical intervention efektif terhadap orang yang memiliki rasa cemas (fear
of crime). Dengan begitu hipotesis penelitian ‚Analisis Fear Of Crime
Masyarakat Melalui Upaya Paradoxical Intervention Terhadap Criminal Case Di
Daerah Kepala Curup Provinsi Bengkulu‛
10

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti laksanakan


mengenai penerapan teknik konseling paradoxical intervention dalam
menurunkan rasa fear of crime, dapat di simpulkan dapat dilihat jelas bahwa ada
penurunan yang signifikan pada skor fear of crime masyarakat sebelum dan
sesudah diberikan treatment. Berdasarkan hasil di atas dapat di jelaskan bahwa
hasil uji Wilcoxon yang didapat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
hipotesis nihil (ho) di tolak dan hipotesis alternative (ha) diterima. Artinya ada
pengaruh skor rata-rata rasa fear of crime diri siswa antara sebelum dan sesudah
diberikan treatment dengan teknik konseling paradoxical intervention.

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah swt, karena kehendak dan


ridhaNya peneliti dapat menuliskan artikel PKM ini. Peneliti sadari program
kreativitas mahasiswa ini tidak akan selesai tanpa doa, dukungan dan dorongan
dari berbagai pihak.

Adapun dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:

1. Ibu Nafri Yanti,M.Pd selaku dosen pembimbing yang amat sangat baik dan
selalu berupaya menolong kami dalam keadaan apapun
2. Teman sekelompok PKM alanzi dan jesica yang tak kenal lelah
3. Mama tercinta,yang kebaikannya dan sifat malaikat nya sehingga tidak
dapat penulis jabarkan dalam paper ini dengan kata-kata
4. Partner seperjuangan yang selalu ingin mendengar,membantu dan
menolong
11

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. C. (2020) Waspadai Lokasi Rawan Kejahatan, CNBC Indonesia.


Availableat:https://regional.kompas.com/read/Waspadai.Lokasi.Rawan.Kejahata
n.di.Lintas.Su matera (Accessed: 28 December 2020).

Bastari, A. I. (2019) Polres Rejang Lebong Tangkap Perampok Di Jalan Lintas,


Antara News. Available at:
https://bengkulu.antaranews.com/berita/45919/polresrejang-lebong-tangkap-
perampok-di-jalan-lintas (Accessed: 28 December 2020).

Chazawi, A. (2000) ‘Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa’, Jurnal Hukum


Prasada, 4, p. 6.

Doran, B. J. and Burgess (2012) Putting Fear Of Crime On the Map. 2nd edn.
Edited by L. Springer Science Business Meida. Bandung.

Frankln, V. nadien (2011) ‘Paradoxical intention’, Journal of Conseling, 6, p. 18.

Gunawan, I. (2017) ‘Study Of Correlation Of Fear Of Crime And Fear Reduction


Strategies In Students Of Lampung University That Activated In The Campus
Environment’, Lambung Mangkurat Law Journal., 3, p. 89.

Maba, A. P. (2017) ‘Paradoxical intervention dalam bimbingan dan konseling


untuk mengatasi kecemasan’, Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 7(2),
p. 99.

Mayangsari, E. (2018) Efektivitas Pendekatan Gestalt dengan Teknik Paradoxical


Intervention untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa. Fakultas KIP
Universitas Udayana.

Muhammad, N. (2019) Petugas Gabungan TNI/Polri Amankan Jalan lintas


Curup-,AntaraNews.Bengkulu.Availableat:
https://bengkulu.antaranews.com/berita/117510/petugas-gabungan-tni-
polriamankan-jalan-lintas-curup (Accessed: 28 January 2021).
12

LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
14
15

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Malia Dwi Putri
NPM / NIM : B1A019082
Asal PT : Universitas Bengkulu
Judul Artikel : Analisis Fear Of Crime Masyarakat Melalui Upaya
Paradoxical Intervention Terhadap Criminal Case
Di Daerah Kepala Curup Provinsi Bengkulu
Dengan ini menyatakan bahwa karya artikel ini merupakan asli karya
saya sendiri, dan karya artikel ini belum pernah dimuat pada media
manapun dan tidak diikutsertakan pada lomba sejenis lainnya.
Demikian Pernyataan ini dibuat sebagai persyaratan untuk memenuhi
syarat sebagai peserta Lomba Artikel Universitas Bengkulu tahun 2021.

Bengkulu,7 Desember 2021

(Malia Dwi Putri)

Anda mungkin juga menyukai