Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP TINGKAT KEJAHATAN

DI BENGKULU

Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Tugas


 Mata Kuliah Psikologi Forensik dan Hukum

Dosen Pengampu :
Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., Ph.D., Psikolog

Disusun oleh :
Muhammad Mazdo Prakoso
22/502271/PPS/04291

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
1. PENDAHULUAN
Masifnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pada periode kabinet Indonesia

Maju begitu terasa dan hampir merata dirasakan pada setiap daerah yang ada di Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa tujuan pemerintah

menggenjot pembangunan infrastruktur salah satunya adalah membuka akses dan juga

memantik pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah yang ada di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2022 bertengger di angka 5.31%

menurut rilis data Badan pusat statistik Indonesia pada tahun 2022, yang tumbuh signifikan

jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang bertengger di angka -2.07%. Berkebalikan

dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang memiliki tren positif , Provinsi Bengkulu

stagnan dengan predikat provinsi termiskin nomor 2 di pulau Sumatra dan nomor 7 dalam

skala nasional dengan rata-rata 15% dari total penduduk di Provinsi Bengkulu selama 3 tahun

berturut-turut semenjak tahun 2019 hingga tahun 2022.

Provinsi Bengkulu memiliki tingkat criminal rate yang tinggi dan masuk ke dalam 10

besar tingkat criminal rate tertinggi di Indonesia dengan skor 172 yang berarti diantara

100.000 orang yang berada di Provinsi Bengkulu terdapat 172 orang diantaranya yang

melakukan tindak pidana kejahatan. (Fedi, 2022)

Berangkat dari penjabaran data-data diatas penulis memiliki asumsi bahwa ada korelasi

antara tingkat kriminalitas dengan tingkat kemiskinan yang akan dijabarkan secara lebih

mendalam pada bab selanjutnya.


2. PEMBAHASAN
Pada tahun 2016 terjadi sesuatu fenomena yang menyita perhatian publik di salah satu

kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu hingga hal tersebut menarik perhatian beberapa

media nasional. Seorang anak berusia 14 tahun berinisial Y diperkosa secara keji di satu

tempat di kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu

oleh 14 laki-laki. Pada saat kejadian Y sedang berjalan pulang dari sekolah menuju kediaman

yang berjarak hanya sekitar 1.5 KM dan melewati kebun karet milik seorang warga disana.

Pada saat berjalan kaki tersebut Y dicegat oleh 14 orang terdakwa yang sedang dalam

pengaruh alkohol. Kejadian ini terjadi pukul 13.30 hari Sabtu tanggal 2 April 2016. Para

terdakwa memukuli Y dengan benda tumpul hingga tak sadarkan diri kemudian mengikat

kaki dan tangan Y dan setelah melakukan aksi bejat tersebut para terdakwa membuang jasad

Y kedalam jurang sedalam 5 meter dan kemudian menutupi korban dengan dedaunan agar

tidak terlihat oleh warga sekitar.

Selain berada dibawah pengaruh minuman alkohol para terdakwa sebelum kejadian

juga sedang mengkonsumsi film porno yang diakses melalui gawai salah satu dari mereka.

Menurut penuturan salah satu anggota Polri dari Polsek kecamatan Padang Ulak Tanding

Bripka B, di daerah tempat kejadian itu merupakan satu-satunya lokasi yang bisa

mendapatkan akses internet cepat dan stabil dibandingkan daerah lain dan menurut laporan

warga yang dikumpulkan oleh tim dari Polri bahwa memang ditempat itu sering dijadikan

tempat untuk para anak muda menenggak minuman beralkohol.

Kemiskinan memiliki kaitan erat dengan kesulitan untuk dapat memenuhi kebutuhan

dasar (primer) seperti kebutuhan sandang dan papan. Hal tersebut menjadi penyebab

kemiskinan menjadi salah satu dari sekian banyak masalah ekonomi dan masalah sosial.

Kemiskinan menyebabkan individu tidak dapat memperoleh pendidikan yang layak sehingga

cenderung memiliki kualitas hidup yang rendah. Selain itu, kemiskinan cenderung
menyebabkan individu tersebut melakukan tindakan yang melanggar norma dan peraturan

semisal, mencuri, merampok, ataupun tindak pidana lain. Hal tersebut disebabkan oleh

kurang berfungsinya lembaga-lembaga sehingga kehidupan sosial ekonomi masyarakat tidak

bisa naik ke taraf yang lebih baik (Waluya, 2007).

Senada dengan yang disampaikan Kompol V yang terhubung dengan penulis melalui

pesan whatsapp mengatakan bahwa ada kencederungan lingkungan yang memiliki banyak

penduduk berpendapatan menengah kebawah untuk melakukan tindak pidana demi

menopang kehidupan sehari-harinya dikarenakan kemiskinan bisa berpengaruh terhadap

individu untuk akses terhadap pekerjaan, status sosial, pendidikan dan peluang. Hal tersebut

diperparah dengan pola fikir masyarakat kategori ekonomi menengah kebawah cenderung

mengejar kesenangan jangka pendek seperti mengkonsumsi minuman beralkohol serta

narkoba. Kemiskinan juga menyebabkan seseorang terpaksa diperbudak oleh sindikat yang

mendapatkan keuntungan dari sebuah tindak pidana.

Penduduk tergolong miskin inilah yang memiliki peluang besar untuk melakukan

kejahatan. Ditengah keterbatasan ekonomi mereka masih harus memenuhi kebutuhan dasar

untuk hidup sehingga sebagian penduduk miskin lebih memilih pekerjaan ilegal yang

melawan hukum dan memiliki resiko tinggi, namun menghasilkan pendapatan yang lebih

besar bila dibandingkan dari pekerjaan legal. Pengambilan keputusan tersebut dilakukan

karena terpaksa untuk mendapat penghasilan yang tinggi dalam waktu yang singkat membuat

pelaku kejahatan tidak menghiraukan resiko yang dihadapinya bila tertangkap (Hendarto,

2016).

Bripka B banyak menjumpai masyarakat dalam wilayah binaan hukumnya melakukan

tindak pidana karena tuntutan ekonomi. Melihat kondisi mayoritas pekerjaan masyarakat

Padang Ulak Tanding yang merupakan petani yang cenderung homogen, ketika tidak sedang
dalam musim panen masyarakat kesusahan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada

saat kondisi seperti inilah terjadi peningkatan jumlah tindak pidana baik itu perampokan,

perdagangan narkoba dan juga kekerasan, sedangkan kecenderungan tersebut berubah ketika

sedang dalam masa panen, tindak pidana dan kejahatan lain yang terjadi seperti konsumsi

minuman beralkohol dan dan perkelahian. Dalam kesempatan yang sama Bripka B

mengatakan bahwa banyak terdapat fenomena dalam satu keluarga terdapat lebih dari satu

anggota keluarga yang melakukan Tindakan kejahatan atau tersangkut tindak pidana di

wilayah hukum Polsek Padang Ulak Tanding maupun daerah sekitar. Polsek pun tidak tutup

telinga mendengar pandangan masyarakat dari wilayah lain yang mengatakan bahwa daerah

hukum Polsek Padang Ulak Tanding merupakan salah satu episentrum tindak pidana

diwilayah Provinsi Bengkulu.

Maju ke tahun 2022 Indonesia dilanda COVID-19 yang memporak-porandakan

hampir semua struktur kehidupan yang ada di Indonesia, tak terkecuali Provinsi Bengkulu.

Provinsi Bengkulu digoncang setiap aspek kehidupan karena virus tersebut. Ditengah

gelombang musibah itu, ada sebuah fenomena yang menyakiti hati hampir semua orang yang

mendengar fenomena ini. Sebuah ambulans yang melewati jalan lintas Provinsi Bengkulu –

Sumatera Selatan tepatnya di Kawasan jalan lintas Curup-Lubuk Linggau dinihari tanggal 3

Juli 2021 dirampok oleh 2 orang terdakwa. Kedua terdakwa berpura-pura ingin membantu

tenaga kesehatan tersebut akan tetapi malah merampok semua harta benda berharga dari 2

tenaga kesehatan serta barang berharga yang terdapat didalam ambulans tersebut seperti

oksigen, obat-obatan serta barang lainnya.

Menurut penuturan dari Kabid Humas Polda Bengkulu yang disampaikan oleh

anggota Humas Polda Bengkulu berinisial Ipda A kedua pelaku kejahatan tersebut memiliki

motif karena tuntutan ekonomi yang mereka rasakan terlebih saat kejadian 2 pelaku tidak

memiliki pekerjaan tetap. Kegiatan sehari-hari pelaku hanya menunggu tetangga ataupun
sanak saudara yang membutuhkan bantuan mereka untuk membersihkan rumah ataupun

mengangkat hasil panen dari kebun warga sekitar. Kedua pelaku sudah beberapa kali

melakukan tindak pidana perampokan diantaranya itu merampok motor masyarakat yang

melintas di jalanan tersebut. Dalam beberapa kejadian kedua pelaku juga menjual barang

berharga ataupun kendaraan yang dirampok kepada pengepul dan kemudian uangnya

dibelikan narkoba ataupun minuman beralkohol. Menurut pengakuan tersangka mereka

melakukan tindak pidana tersebut karena cenderung membutuhkan waktu yang singkat dan

mendapatkan hasil yang lumayan tinggi, mereka juga melihat banyak warga sekitar yang

melakukan hal yang sama dan tidak mendapatkan kosekuensi hukum hingga akhirnya mereka

melakukan tindak pidana tersebut beberapa kali.

Jika fenomena diatas dianalisis menggunakan Modeling Theory kita akan sangat

memahami ada kencederungan tindak pidana yang berasal dari lingkungan kelompok

menengah kebawah tumbuh sumbur bahkan cenderung meningkat. Seorang anak akan

mengimitasi perilaku orangtua ataupun lingkungannya terlebih dalam jangka waktu yang

lama.

Merujuk hasil dari baby doll experience menunjukkan bahwa orang dapat mempelajari

perilaku baru melalui pengamatan orang lain, termasuk perilaku agresif. Dalam eksperimen

ini, anak-anak meniru perilaku yang mereka amati, terlepas dari apakah perilaku itu positif

atau negatif (Bandura, 1961).

Modeling theory memiliki 4 tahap dari melihat hingga menjadi sebuah perilaku yang

lumrah untuk dilakukan. Tahap pertama adalah attention individu harus mampu

memperhatikan perilaku model. Tahap selanjutnya adalah retention individu harus dapat

mengenali dan memahami perilaku model tersebut. Tahap ketiga adalah reproduction

individu menyimpan informasi tentang perilaku model dalam memori jangka panjang. Dan
tahap terakhir adalah tahap motivation individu mempergunakan informasi yang disimpan

untuk meniru perilaku model pada saat yang tepat (Bandura, 1965)
3. PENUTUP
Kemiskinan berkaitan erat dengan tindak kejahatan dan tindak pidana seperti yang telah

penulis jabarkan diatas, wilayah Padang Ulak Tanding menjadi gunjingan masyarakat hingga

diliput media nasional. Kasus pemerkosaan dan pembunuhan Y serta kasus perampokan

ambulans menjadi sebab hal tersebut terjadi akan tetapi jika kita telisik lebih jauh kedua

fenomena tersebut hanya sebagian kecil diantara tindak pidana kejahatan lain yang terjadi

diwilayah Padang Ulak Tanding. Sebutkanlah perampokan, kekerasan, perdagangan narkoba,

pembunuhan sudah banyak terjadi diwilayah ini.

Hal tersebut terjadi sudah turun menurun, mulai dari rentang usia remaja hingga

dewasa. Sebut saja perampokan, dilakukan oleh pemuda yang cenderung masih memiliki

status sebagai pelajar kemudian diawasi oleh pemuda yang lebih tua. Masyarakat daerah itu

juga cenderung tidak merasa melakukan sesuatu yang salah karena kecilnya konsekuensi

yang mereka dapatkan ketika melakukan tidak pidana tersebut. Jika dianalisis dengan

modelling theory apa yang terjadi diwilayah itu merupakan sebuah efek jangka panjang yang

telah melewati 3 tahap dari modelling theory yang saat ini telah memasuki tahap ke 4.

Pemuda-pemuda daerah setempat telah menyimpan informasi bagaimana kejahatan itu

dilakukan, bagaimana mereka melakukan perampokan serta telah memiliki kiat-kiat yang

bisa membebaskan mereka dari jeratakan hukum formil dan ketika telah aman mereka bisa

menikmati hasil dari tindak kejahatan tersebut.

Konklusi yang bisa penulis berikan atas kompleksitas permasalahan yang terjadi di

wilayah hukum Polsek Padang Ulak Tanding adalah perlunya sinergi antara berbagai pihak

terkait untuk dapat membuat formula yang komperhensif mulai dari permasalahan yang

merupakan akar dari berbagai tindak pidana dan kejahatan yang terjadi. Pori, dinas sosial,

TNI dan juga perangkat desa perlu melakukan Tindakan prventif seperti sosialisasi terkait

dengan lingkaran setan (kemiskinan dan kejahatan) yang perlu diakhiri. Bisa dengan
pemberdayaan masyarakat dengan diberikan pekerjaan yang lebih layak, ataupun

meningkatkan literasi dan pendidikan masyarakat agar memiliki kemampuan yang lebih

kompetitif untuk jenis perkerjaan yang lebih menguntungkan secara ekonomi dalam jangka

panjang.
4. REFRENSI

Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2022.

Bandura, A. (1965). Influence of models' reinforcement contingencies on the acquisition of

imitative responses. Journal of Personality and Social Psychology, 1(6), 589-595.

Bandura, A. (1977). Social learning theory. Prentice-Hall.

Bandura, A., Ross, D., & Ross, S. A. (1961). Transmission of aggression through imitation of

aggressive models. Journal of Abnormal and Social Psychology, 63(3), 575-582.

Davies, G., Hollin, C., & Bull, R. (2008). Forensic Psychology. John Wiley; Sussex.

Fedi, Siti Juliana. (2022) Dalam https://www.bengkulutoday.com/bengkulu-10-besar-tingkat-

kriminalitas-nasional.

Jonnadi, A., Amar, S., & Aimon, H. (2012). Analisis pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan

di indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, 1(1).

Margaretha Dalam https://psikologi.unair.ac.id/id_ID/artikel-mengapa-orang-melakukan-

kejahatan/

Markum, M. E. (2009). Pengentasan kemiskinan dan pendekatan psikologi sosial. Jurnal

Ilmiah Psikologi, 1(1), 1-12

Putro, Yuliardi Hardjo (2016) Dalam www.liputan6.com/regional/read/2499720/kronologi-

kasus-kematian-yuyun-di-tangan-14-abg-bengkulu

Sugiarti, Y. (2014). Kemiskinan sebagai Salah Satu Penyebab Timbulnya Tindak Kejahatan.

Jendela Hukum, 1(1).

Supandi, Hery (2023) Dalam https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-

6522693/buron-lebih-setahun-begal-ambulans-di-bengkulu-ditangkap
Todotua, D. S., & Hendrato, R. M. (2016). Pengaruh Kemiskinan, Kepadatan Penduduk,

Tingkat Penyelesaian Kasus, dan Jumlah Polisi Terhadap Tingkat Kejahatan Properti

DKI Jakarta (2006-2013) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

Waluya, Bagja. (Sosialogi Melayelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk kelas X

Sekolah Menengah Atas. Cet. I, Bandung : PT Setia Inves. 2007.hal.18

Anda mungkin juga menyukai