Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR PENYEBAB ANAK MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL

(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Pekanbaru Kelas II B)

Oleh :Khairul Ihsan/ 1001134890


Khairulihsan55@yahoo.com
No Seluler: 081277972126
Dosen Pembimbing: Drs. Jonyanis, M.Si
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ± Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Subrantas Km 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru
± Riau

Abstrak

Keterlibatan anak dalam kriminalitas yang berada pada kehidupan umum memang
janggal dalam masyarakat. ada banyak faktor penyebab yang bisa melatar belakangi
seseorang melakukan tindakan kriminal, diantaranya yaitu : pertentangan dan
persaingan kebudayaan, perbedaan idiologi politik, kepadatan dan komposisi penduduk,
perbedaan distribusi kebudayaan, perbedaan kekayaan dan pendapatan, mentalitas yang
labil, serta faktor dasar seperti faktor biologis, psikologis dan sosioemosional. Banyak
dampak negatif yang diberikan oleh pembangunan, kemajuan dan tuntutan pada anak,
terdapat sorotan yang sangat menyita perhatian yang menimpa kalangan anak bangsa
indonesia yang terjadi dikota pekanbaru riau, salah satunya yaitu kriminalitas yang
dilakukan oleh anak. jumlah kriminalitas yang dilakukan anak setiap pergantian tahun
masih dalam jumlah yang memprihatikan.

Analisis data dilakukan secara deskriptif yakni dengan membuat deskripsi atau
gambaran mengenai berbagai fenomena yang ditemukan dilapangan.setelah semua data
primer dapat dikumpulkan dari para responden, selanjutnya dianalisa secara kualitatif.
bahwa faktor penyebab terjadinya anak melakukan tindak kriminal khususnya di kota
pekanbaru adalah faktore konomi, pendidikan, lingkungan, lemahnya penegakan hokum
dan juga taklepas dari kelalaian para orang tua dalam mendidik anak.

Kata Kunci: Kriminal Anak, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B, dan Faktor


Penyebab Kriminal.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 1


FACTORS CAUSE OF CHILDREN CRIMINAL ACTION
(case study of prisons pekanbaru class II B)

By : Khairul Ihsan
Khairulihsan55@yahoo.com
Cellular Number: 081277972126
Sepervisor : Drs. Jonyanis, M.Si
Department Of Sociology, Faculty Of Social Sciences Political Science ± University Of
Riau Campus Bina Widya, Km 12.5 Jalan Simpang HR Subratas New, Panam,
Pekanbaru Riau

Abstract

The involvement of children in crime who are in public life is awkward in society.
There are many factors that could be behind someone committed a crime, such as:
opposition and competition culture, differences in political ideology, density and
composition of the population, differences in the distribution of cultural differences in
wealth and income, the mentality unstable, as well as factors such basic biological
factors, psychological and socioemotional. Many negative impact given by the
development, progress and demands on Children, there spotlight very attention that
struck the Indonesian Nations Children's happened in the city of Pekanbaru in Riau, one
of which criminality committed by the Son. Number of Children criminality committed
every turn of the year still amounts.

The data were analyzed descriptively ie by making a description or a


description of several phenomena found in the field. After all the primary data can be
collected from the respondents, were analyzed qualitatively. That the causes of the
Children's Criminal particularly in the city of Pekanbaru is due to economic,
educational, environmental, law enforcement and is also inseparable from the
negligence of parents in educating children.

Keywords: Criminal Kids, Prisonof Class II B, Factor Of Criminals

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 2


PENDAHULUAN persaingan kebudayaan, perbedaan
idiologi politik, kepadatan dan
Di zaman serba modern seperti komposisi penduduk, perbedaan
yang terjadi saat ini mengakibatkan distribusi kebudayaan, perbedaan
kehidupan semakin kompleks dan kekayaan dan pendapatan, mentalitas
beraneka ragam. Dengan adanya yang labil, serta faktor dasar seperti
kemajuan di suatu bidang, seakan- faktor biologis, psikologis dan
akan jarak dan waktu bukan sosioemosional.1
menjadi penghalang bagi pengaruh Kejahatan dan tindakan kriminalitas
suatu negara untuk masuk ke telah menjadi masalah sosial tersendiri
negara lain, baik itu pengaruh yang bagi hampir seluruh tatanan
bersifat positif maupun negatif. Hal masyarakat dunia. Terlebih lagi pada
ini menyebabkan setiap negara saat sekarang ini maraknya kasus-
harus memiliki pertahanan yang kasus kriminalitas yang terjadi dimana
kuat agar pengaruh dan perubahan pelakunya adalah seorang anak.
yang ditimbukan oleh arus perkembangan kejahatan itu akhir-
modernisasi yang tidak sesuai akhir ini tidak sedikit anak-anak yang
dengan bangsanya tidak diadobsi. terlibat dalam tindak kejahatan.
Kepincangan-kepincangan Belakangan ini sering kita lihat dan
yang dianggap sebagai masalah dengar media massa gencar
sosial oleh masyarakat tergantung memberitakan berbagai macam
dari sistem nilai sosial masyarakat kejahatan yang dilakukan oleh anak-
tersebut. Akan tetapi, ada beberapa anak.
persoalan yang dihadapi oleh Tak jarang kejadian itu terjadi
masyarakat-masyarakat yang pada bahkan tanpa pengetahuan dari anak
umumnya sama. Modernisasi dan tersebut tentang tindakannya adalah
kemajuan teknologi ternyata bisa termasuk tindakan kriminal. Seto
menjadi bumerang, penduduk kota mulyadi selaku pemerhati anak di
di dunia sering menjadi budak indonesia mengungkapkan dalam salah
teknologi itu sendiri seperti tampak satu berita tentang perasaan anak
pada masalah-masalah yang timbul setelah melakukan tindak kriminal,
karna adanya akultursi dari seperti yang dilangsir dalam
budaya-budaya barat. Dengan okezone.com pada selasa 6 mei 2014 ,
adanya proses akulturasi yang kak seto pengungkapkan bahwa anak
menyerang negara-negara belahan tidak mengerti dsn tidak menyangka
dunia ke-tiga dimana dalam hal ini bahwa perbuatan mereka bisa
bercermin kepada kemajuan pada mengancam keselamatan bahkan
negara dibelahan pertama jelas meregang nyawa orang lain. Kak seto
akan mempengaruhi banyak aspek. juga menambahkan bahwa peran
Salah satunya yaitu anak. pendidik dan orangtua harusnya
Keterlibatan anak dalam mampu memberikan anak perhatian
kriminalitas yang berada pada lebih.
kehidupan umum memang janggal Mereka melakukan hal tersebut
dalam masyarakat. karna tekanan bertubi-tubi dari
Ada banyak faktor penyebab yang berbagai pihak. Keagresifan
bisa melatabelakangi seseorang seorang anak dalam melakukan
melakukan tindakan kriminal,
diantaranya yaitu : pertentangan dan 1
wikipedia:inonesia.com

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 3


sesuatu bukan karena tidak adnya pembunuhan sekalipun. Contohnya
penyebabnya. Oleh sebab itu, saja seperti yang menggemparkan
orangtua harus sabar mengapa terjadi pada 2013 seorang anak kelas 1
anaknya melakukan sedemikian sekolah dasar usia 7 tahun menjadi
jauh. Kak seto menambahkan, anak tersangka pembunuhan teman
di bawah umur yang melakukan sepermainannya yang berusia 6 tahun.
tindakan kriminalitas sudah pada Dicurigai pembunuhan
tingkat emosi yang besar, sama disebabkan oleh pertikaian karena
halnya seperti orang dewasa. korban berhutang uang Rp.1000 pada
Frustasi yang tinggi adalah faktor tersangka ( kabar sore tv one, 27 april
utama mengapa mereka begitu 2013). Kasus ini jelas mencengangkan,
agresif. selain dari pada kasus ini ada berbagai
Di indonesia, ada beberapa macam kasus lainnya lagi yang
jenis perilaku kejahatan anak yang melibatkan anak-anak dibawah usia
dikaitkan dengan kelalaian 17tahun yang menjadi pelaku mulai
orangtua dalam melakukan dari kasus pembully-an, pencabulan ,
pengasuhaan. Jika ditemukan pencurian , penembakan bahkan yang
kelalaian, maka orangtualah yang lainnya. Hal ini jelas sangat
akan mengambil tanggung jawab memprihatinkan selain itu kita dapat
atas kejahatan yang dilakukan oleh melihat banyaknya anak pada usia
anaknya secara pidana. Menurut remaja yang telah menjadi penghuni
penelitian caspi dan molfit (2001 lembaga pemasyarakatan sebagai salah
dalam davies, hollin dan bull, satu bentuk pembinaan atas tindakan
2004) perilaku kriminalitas anak melanggar hukum yang merek
dari kriminalitas kecil seperti lakukan.
mencuri hingga kriminalitas berat Dari sedemikian banyak dampak
seperti pembunuhan telah muncul negatif yang diberikan oleh
dari masa kanak-kanak namun pembangunan, kemajuan dan tuntutan
akan mencapai puncaknya di usia pada Anak, terdapat sorotan yang
remaja yaitu rentan usia 16-18 sangat menyita perhatian yang
tahun. Departemen kehakiman menimpa kalangan Anak Bangsa
amerika serikat pada tahun 2006 Indonesia yang terjadi dikota
juga menemukan bahwa sekitar 10 Pekanbaru Riau, salah satunya yaitu
persen dari pembunuhan yang Kriminalitas yang dilakukan oleh
terjadi dilakukan oleh pelaku Anak. Jumlah Kriminalitas yang
remaja (schill,2012). dilakukan Anak setiap pergantian
Banyak kasus yang terjadi tahun masih dalam jumlah yang
menyangkut anak sebagai pelakunya memprihatikan, hal ini dapat dilihat
yang sering mengejutkan banyak pihak dari data hasil yang diperoleh dari
, berbagai jenis kejahatan mulai dapat Lapas Kelas IIB Anak kota Pekanbaru
dilakukan oleh anak, mulai dari tindak (2014) mengenai tersangka
kejahatan seperti perjudian hingga Kriminalitas yang dilakukan oleh Anak

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 4


TABEL 1.1
Data Narapidana Anak
Tindak Kriminalitas
NO TAHUN JUMLAH
Mencuri Narkoba Pencabulan

1 2010 12 8 2 22

2 2011 17 6 2 25

3 2012 16 11 1 28

4 2013 21 6 3 30

5 2014 37 12 4 53

Kasus 103 43 12 158

Sumber : Lapas Kelas II B Anak Kota Pekanbaru (2015)

Berdasarkan tabel diatas dapat berjudul ³ Faktor Penyebab Anak


kita lihat pelaku Kriminalitas yang Melakukan Tindakan Kriminal
dilakukan oleh Anak meskipun (Studi Kasus Lembaga
tidak terlalu banyak tetapi Pemasyarakatan Pekanbaru Kelas
jumlahnya cukup mengalami II B ´
Fluktruasi yang signifikan dari
tahun ke tahun, hal ini tentu saja TINJAUAN PUSTAKA
mencuri perhatian masyarakat
ramai. Dimana Anak yang A. Pengertian Anak
notabene nya memiliki nilai Di Indonesia sendiri ada beberapa
stereotip yang baik, lucu, dan peraturan perundang-undangan yang
cendrung polos dalam masyarakat mengatur tentang anak, misalnya
perlahan tapi pasti mulai Undang-Undang No. 11 Tahun 2012
terkontaminasi dengan kuatnya tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,
tindak Kriminalitas. Bukan hanya Undang-Undang Nomor 4 tentang
data yang diperoleh dari Lapas Kesejahteraan Anak, Undang-Undang
yang dapat memperlihatkan adanya Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
tindak Kriminalitas yang dilakukan Asasi Manusia, Undang-Undang
oleh Anak, tetapi dari berdasarkan Nomor 23 Tahun 2002 tentang
beberapa kasus yang di peroleh Perlindungan Anak dan Berbagai
dari instansi penegakan hukum peraturan lain yang berkaitan dengan
yang membenarkan bahwa kasus masalah anak. Pengertian anak
yang terkait oleh Anak baik di berdasarkan Pasal 1 butir 1 Undang-
Kota Pekanbaru maupun diluar Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Kota Pekanbaru sudah tidak tabu 3HUOLQGXQJDQ $QDN \DLWX ³Anak
lagi di masyarakat sekarang. adalah seseorang yang belum berusia
Dari itulah penulis berminat untuk 18 (delapan belas) tahun, termasuk
mengkaji lebih dalam mengenai hal ini anak yang masih dalam kandungan ´
dengan melakukan penelitian yang

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 5


Sedangkan berdasarkan Pasal 1 mendapat perlindungan dari kekerasan
ayat (3) UU No. 11 Tahun 2012 dan diskriminasi demi terwujudnya
tentang Sistem Peradilan Pidana anak Indonesia yang berkualitas,
Anak juga menjelaskan tentang berakhlak, mulia dan sejahtera.
anak yang berkonflik dengan C. Kriminalitas
KXNXP \DLWX ³Anak yang Kriminalitas atau tindakan kriminal
Berkonflik dengan Hukum yang segala sesuatu yang melanggar hukum
selanjutnya disebut Anak adalah atau sebuah tindak kejahatan. Bisaanya
anak yang telah berumur 12 (dua yang dianggap kriminal adalah seorang
belas) tahun, tetapi belum berumur pencuri, pembunuh , perampok atau
18 (delapan belas) tahun yang teroris. Secara kriminologi yang
diduga melakukan tindak pidana ´ berbasis sosiologis kejahatan
B. Perlindungan Anak merupakan suatu pola tingkah laku
Pasal 1 angka 2 Undang- yang merugikan masyarakat atau
Undang Perlindungan Anak dengan kata lain yang terdapat korban
menentukan bahwa perlindungan dan suatu pola tingkah laku yang
anak adalah segala kegiatan untuk mendapatkan reaksi sosial dari
menjamin dan melindungi anak masyarakat. Reaksi sosial tersebut
dan hak-haknya agar dapat hidup, dapat berupa reaksi formal, reaksi
tumbuh, berkembang, dan informal, dan reaksi non formal.
berpartisipasi, secara optimal Nama kriminologi ditemukan oleh
sesuai dengan harkat dan martabat P.Topinard (1830-1911) seorang ahli
kemanusiaan, serta mendapat antropologi Perancis. Secara harfiah
perlindungan dari kekerasaan dan NULPLQRORJL EHUDVDO GDUL NDWD ³crimen´
diskriminasi. yang berarti kejahatan atau penjahat
Undang-Undang Perlindungan GDQ ³logos´ \DQJ EHUDUWL LOPX
Anak mengatur tentang asas dan pengetahuan, maka kriminologi dapat
tujuan perlindungan anak yakni berarti ilmu tentang kejahatan dan
pasal 2 dan pasal 3, sebagai penjahat.
berikut: Pasal 2: penyelenggara
perlindungan anak berasaskan D. Pengertian Kejahatan Secara
Pancasila dan berlandaskan Yuridis
Undang-Undang Dasar Negara Kata kejahatan menurut pengertian
Republik Indonesia Tahun 1945 sehari-hari adalah setiap tingkah laku
serta prinsip-prinsip dasar konvensi atau perbuatan yang jahatmisalnya
hak anak meliputi: pencurian, pembunuhan, penganiayaan
1. Non diskriminasi dan masih banyak lagi. Jika membaca
2. Kepentingan yang terbaik bagi rumusan kejahatan di dalam Pasal 2
anak KUHPidana jelaslah bahwa yang
3. Hak untuk hidup, kelangsungan dimaksud atau disebutkan dalam
hidup, dan perkembangan KUHPidana misalnya pencurian
4. Penghargaan terhadap anak. adalah perbuatan yang memenuhi
Pasal 3: perlindungan terhadap perumusan ketentuan yang disebutkan
anak bertujuan untuk menjamin dalam Pasal 362 KUHP seperti yang
terpenuhinya hak-hak anak agar dapat telah dirumuskan oleh R. Soesilo
hidup, tumbuh, berkembang, dan (1995) adalah sebagai berikut: ³%DUDQJ
berpartisipasi secara optimal sesuai siapa mengambil suatu barang, yang
dengan harkat martabat manusia, serta seluruhnya atau sebagian kepunyaan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 6


orang lain, dengan maksud sampai pada saat dimana peneliti
memilikinya secara melawan hukum, memutuskan jumlah informan telah
diancam karena pencurian dengan mencukupi.
pidana penjara paling lama lima tahun C. Teknik Perkumpulan Data
atau pidana denda paling banyak Pengambilan data yang relevan
VHPELODQ UDWXV UXSLDK ´ tersebut dilakukan dengan
menggunakan teknik pengumpulan
METODE PENELITIAN data informasi dengan menggunakan
cara sebagai berikut; Wawancara, yaitu
A. Lokasi Penelitian suatu cara yang digunakan untuk
Adapun lokasi penelitian ini di mendapatkan informasi maupun
lembaga pemasyarakatan kota pendirian secara lisan dari responden.
pekanbaru, jalan lembaga Dengan wawancara berhadapan muka
pemasyarakatan, gobah. Penetapan antara pewawancara dengan responden
lokasi ini adalah atas fungsi dengan tujuan untuk memperoleh data
lembaga pemasyarakatan yang yang dapat menjelaskan dan menjawab
merupakan tempat penyimpanan permasalahan. Kuesioner, yaitu dengan
penjahat atau para pelaku tindakan cara responden mengisi sendiri daftar
kriminal yang sedang menjalani pertanyaan yang telah dibuat oleh
masa tahanan atau hukuman. peneliti.

B. Subjek Penelitian D. Jenis Dan Sumber Data


Peneliti menjadikan subjek 1. Data primer, yaitu data yang belum
dalam penelitian ini adalah remaja diolah dan diterima langsung dari
yang berusia 15-19 tahun yang responden yang terdiri dari tingkat
masih dalam tanggungan orang tua partisipasi tahanan serta faktor-
atau informan penelitian ini faktor yang mempengaruhi
diartikan sebagai jumlah responden melakukan tindakan kriminal oleh
yang akan diteliti. Pada penelitian tahanan wanita, serta karakteristik
ini subjek ditentukan penulis yang responden.
dianggap bisa menguasai dan 2. Data sekunder, yaitu data yang
menjawab permasalahan yang akan diperoleh dari pihak kedua yaitu
diteliti yaitu remaja yang pemakai dari instansi terkait (Lembaga
narkoba. Subjek dalam penelitian Pemasyarakatan Kota Pekanbaru).
ini dipilih oleh penulis yaitu subjek Data ini meliputi jumlah tahanan
yang dianggap menguasai dan bisa wanita, kasus yang dilakukan serta
menjawab masalah yang ingin sarana dan prasarana lembaga
diteliti.Peneliti menggunakan pemasyarakatan yang menunjang
teknik secara non probability. proses penjalanan tahanan dan
Teknik yang digunakan adalah kegiatan tahanan.
teknik snowball. Dimana didalam 3. Literatur, yaitu data yang
penelitian ini, peneliti menentukan diperoleh dari berbagai sumber
beberapa informan untuk buku dan referensi pendukung
diwawancarai.Informan selanjutnya sebagai acuan dan gambaran
ditetapkan berdasarkan petunjuk mengenai tindakan kriminalitas
informan sebelumnya.Kemudian yang dilakukan oleh wanita.
peneliti mewawancarai informan 4. Instansi, merupakan lembaga
tersebut dan demikian selanjutnya terkain yang menjadi sumber

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 7


dalam hal ini yaitu lembaga A. Jenis Tindak Kriminal
pemasyarakatan dan kepolisian Dalam penelitian ini dari hasil
dikota Pekanbaru. wawancara peneliti dengan informan
bahwa terdapat tiga jenis kriminal
E. Analisis Data yang dilakukan oleh informan, namun
Analisis data dilakukan secara dari ketiga jenis kriminal yang
deskriptif yakni dengan membuat dilakukan, jenis tindak kriminal
deskripsi atau gambaran mengenai memakai narkoba merupakan
berbagai fenomena yang terbanyak dibandingkan dengan yang
ditemukan dilapangan. Setelah lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
semua data primer dapat pada tabel berikut ini :
dikumpulkan dari para responden,
selanjutnya dianalisa secara
kualitatif.

TINDAK KRIMINAL
Tabel. 4.5
Informan Menurut Usia

No Jenis Kriminal Key Informan


1 Mencuri 2
2 Narkoba 5
3 Pencabulan 3
Jumlah 10
Sumber : Data Hasil Penelitian Lapangan, 2015
Tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa para kalangan remaja di Kutipan diatas dapat disimpulkan
Kota Pekanbaru yang melakukan bahwa dari hasil wawancara dengan
tindak kriminal terdiri dari tiga salah satu informan mengatakan bahwa
jenis yaitu mencuri, narkoba dan dia sering mencuri uang orang
pencabulan.Dan juga peneliti tuanya.Hal ini dapat dilihat dari
menemui beberapa remaja dalam lemahnya pengawasan orang tua
penelitian ini informan dua jenis mereka terhadap anaknya.
tindak kriminal yaitu mencuri dan
narkoba. B. Intensitas Tindak Kriminal
Adapun alas an informan dalam Berdasarkan pendapat Simanjuntak
penelitian ini bahwa mengatakan tentang intensitas tindak kriminal dapat
sudah sering melakukan pencurian disimpulkan bahwa gejala-gejala
dan memakai narkoba. Untuk lebih kenakalan remaja yang
jelasnya berikut kutipan memperlihatkan kenakalan yaitu :
wawancara dengan BN : 1. Anak-anak yang tidak disukai
³kalau mencuri tu sudah sering temannya sehingga
bang, tanpa sepengetahuan orang menyebabkan kegoncangan.
lain, paling sering mencuri uang 2. Anak yang sering
orang tua bang. (wawancara menghindarkan diri dari
Oktober 2015) tanggung jawab.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 8


3. Anak yang sering mengeluh a. Kenakalan di rumah
karena tidak sanggup b. Kenakalan di sekolah
memecahkan masalah yang c. Kenakalan yang dilakukan
dihadapinya. dalam masyarakat
4. Anak yang mengalami phobia d. Kenakalan yang diatur
dan gelisah dalam bentuk dalam KUHP.
melewati batas yang berbeda
dengan ketakutan anak normal. C. Faktor Penyebab Terjadinya
5. Anak yang suka berbohong. Anak melakukan Tindak
6. Anak yang suka mengganggu Kriminal
dan menyakiti temannya. Status sosial seseorang di
7. Anak yang menyangka bahwa dalam masyarakat banyak
semua guru mereka dipengaruhi oleh beberapa faktor.
menghambat. Selama di dalam masyarakat itu
8. Anak yang tidak sanggup ada sesuatu yang dihargai maka
memusatkan perhatian dan selama itu pula ada pelapisan-
pikiran. pelapisan di dalamnya dan
Dari rumusan di atas dapat pelapisan-pelapisan itulah yang
ditarik kesimpulan bahwa gejala- menentukan status sosial
gejala kenakalan yaitu: seseorang.
menghindarkan diri dari tanggung Untuk masyarakat kota besar
jawab, tidak sanggup memecahkan seperti kota Pekanbaru status sosial
masalah, phobia, gelisah, suka seseorang itu ditentukan oleh
berbohong, suka menyakiti, suka banyak faktor diantaranya
mengganggu, berprasangka buruk, ekonomi, pendidikan, lingkungan,
tidak sanggup memusatkan dan lain-lain sebagainya.
perhatian dan pikiran. Begitupula status sosial ini
Sejalan dengan laju ditentukan oleh stratifikasi sosial
pertumbuhan dan perkembangan yang beraspek vertikal di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi ekonomi, dimana adanya
serta media komunikasi masa, ketidakberesan antara yang kaya
banyak sekali penyimpangan- dengan yang miskin membuat yang
penyimpangan yang dilakukan oleh kaya menduduki kelasnya sendiri
remaja yang cenderung mengarah tanpa memperhatikan lingkungan
pada tindak kenakalan. sekitarnya sehingga si miskin
Menurut Salcha Hatracy bahwa berada pada kelasnya sendiri yang
bentuk kenakalan hidupnya tambah melarat.
digolongkanmenjadi dua yaitu : Sehubungan dengan hal
1. Kenakalan karena melanggar tersebut di atas maka faktor-faktor
norma sosial atau lainnya yang yang mempengaruhi terjadinya
bukan diatur dalam kitab Anak melakukan Tindak Kriminal
Undang-undang.Adalah semua antara lain:
bentuk tindakan yang 1. Faktor Ekonomi
dilakukan oleh remaja Ekonomi merupakan salah
yangmelanggar nilai-nilai satu hal yang penting di dalam
dalam hokum pidana/perdata, kehidupan manusia, maka
bentuknyadapat dibedakan keadaan ekonomi dari pelaku
menjadi : tindak pidana pencurianlah

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 9


yang kerap kali orang atau 60% yang tamat SD,
munculmelatarbelakangi kemudian yang berpendidikan SMP
seseorang melakukan tindak sebanyak 5 orang atau 25% dan yang
pidana pencurian.Para pelaku berpendidikan SMU sebanyak 3 orang
sering kali tidak mempunyai atau 15%.
pekerjaan yang tetap, atau Hal ini menunjukkan bahwa
bahkan tidak punya tingkat pendidikan formal yang minim
pekerjaan.Karena desakan di dalam masyarakat dapat
ekonomi yang menghimpit, menimbulkan dampak terhadap
yaitu harus memenuhi masyarakat tersebut, yaitu mereka
kebutuhan keluarga, membeli merasa dan bersikap rendah diri serta
sandang maupun pangan, atau kurang kreatif sehingga tidak ada
ada sanak keluarganya yang kontrol terhadap pribadinya sehingga
sedang sakit, maka sesorang mudah melakukan tindakan-tindakan
dapat berbuat nekat dengan kejahatan utamanya Anak melakukan
melakukan tindak pidana Tindak Kriminal. Dengan pendidikan
pencurian. yang minim pola pemikiran mereka
Rasa cinta seseorang mudah dipengaruhi oleh keadaan sosial
terhadap keluarganya yang sehingga pergaulan dalam
menyebakan ia sering lupa diri lingkungannya mudah
dan akan melakukan apa saja mengekspresikan tingkah laku yang
demi kebahagiaan keluarganya. kurang baik lewat perbuatan yang
Terlebih lagi apabila faktor merugikan masyarakat.
pendorong tersebut diliputi rasa Memang jika berbicara tentang
gelisah, kekhawatiran, dan lain pendidikan dikaitkan dengan kejahatan
sebagainya, disebabkan orang mungkin banyak permasalahan yang
tua (pada umumnya ibu yang akan muncul, oleh karena itu penulis
sudah janda), atau isteri atau batasi seperti pendidikan yang kurang
anak maupun anak-anaknya, berhasil adalah dari pelaku yang relatif
dalam keadaan sakit pendidikan rendah, maka akan
keras.Memerlukan obat, mempengaruhi pekerjaan pelaku
sedangkan uang sulit di karena kurangnya keterampilan yang
dapat.Oleh karena itu, maka dimiliki sehingga pelaku Anak
seorang pelaku dapat melakukan Tindak Kriminal yang
termotivasi untuk melakukan terjadi di kota Pekanbaru pada
pencurian. umumnya adalah buruh yang
2. Faktor Pendidikan pekerjaannya tidak tetap. Hal itu
Sesuai dengan hasil disebabkan karena pendidikan yang
penelitian penulis, pendidikan juga rendah, sehingga kurangnya kreatifitas
berpengaruh terhadap terjadinya Anak dan berhubungan dengan kurangnya
melakukan Tindak Kriminal, dimana peluang lapangan kerja.
tingkat pendidikan pelaku rata-rata Bekal pendidikan yang baik ada
hanya tamat sekolah dasar. Faktor kemungkinan dapat mencegah tingkah
pendidikan juga berpengaruh terhadap laku jahat karena faktor pendidikan ini
Anak melakukan Tindak Kriminal, penulis anggap penting disoroti karena
sebagaimana tabel di atas pelaku Anak menurut salah satu petugas lapangan
melakukan Tindak Kriminal yang Lembaga Permasyarakatan Pekanbaru
berpendidikan rendah mencapai 12 bagian pembinaan mengatakan bahwa

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 10


sebagian besar pelaku Anak pada kasus kenakalan remaja
melakukan Tindak Kriminal yang ada dimana penulis berhasil
dalam lembaga permasyarakatan mewawancarai 4 pelajar SMP
adalah mereka yang tergolong dalam dan SMU Darussalam yang
pendidikan minim (rendah). menjadi pelaku Anak
Sehubungan dengan melakukan Tindak Kriminal
pendidikan yang minim itu sebab faktor kenakalan tak
maka pola pikir mereka mudah terkontrol yang menyebabkan
terpengaruh karena kadang- mereka mencoba-coba untuk
kadang mereka bisa melakukan kriminal.
mengekspresikan tingkah laku Baik buruknya tingkah laku
yang tidak baik lewat perbuatan seseorang sangat dipengaruhi
yang merugikan masyarakat. oleh lingkungan pergaulan,
Jadi melalui bekal apabila bergaul dengan orang
pendidikan yang diperoleh baik maka perbuatan mereka
dengan baik dapat merupakan pasti baik pula dan apabila
proses pembentukan nilai-nilai bergaul dengan orang yang
atau perilaku mereka. Memang suka melakukan perbuatan
jika faktor pendidikan buruk maka besar
dikaitkan dengan latar belakang kemungkinan akan
kejahatan yang dilakukan itu dipengaruhinya. Hal lain yang
rata-rata yang berpendidikan menyebabkan terjadinya Anak
rendah yang berpendidikan melakukan Tindak Kriminal
sekolah dasar yang banyak adalah kurangnya tukang parkir
melakukan kejahatan Anak di tempat-tempat yang wajar
melakukan Tindak Kriminal. ada tukang parkir, begitu pula
3. Faktor Lingkungan kurang hati-hatinya para
Baik buruknya tingkah laku pemilik kendaraan untuk
seseorang sangat dipengaruhi memarkir kendaraannya dan
oleh lingkungan dimana orang tidak dilengkapi dengan kunci-
tersebut berada, pada pergaulan kunci pengaman seperti slop
yang diikuti dengan peniruan distandar serta kunci di ban
suatu lingkungan akan sangat depan.
berpengaruh terhadap 4. Faktor Lemahnya Penegakan
kepribadian dan tingkah laku Hukum
seseorang. Lingkungan yang Pihak penegak hukum
dimaksud adalah lingkungan kadang-kadang menyimpang
keluarga dan lingkungan dari nilai-nilai hukum yang
masyarakat itu sendiri. hidup dalam masyarakat,
Pergaulan dengan teman- sehingga ada pelaku kejahatan
teman dan tetangga merupakan Anak melakukan Tindak
salah satu penyebab terjadinya Kriminal yang mendapat
Anak melakukan Tindak hukuman yang terlalu ringan.
Kriminal. Hal itu menunjukkan Dan akibatnya begitu keluar
bahwa dalam memilih teman dari lembaga permasyarakatan
harus memperhatikan sifat, maka pelaku mengulangi
watak, serta kepribadian perbuatan jahat tersebut,
seseorang. Hal ini dapat dilihat menurut hasil wawancara

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 11


penulis dengan 20 narapidana Tindak Kriminal kota Pekanbaru,
kasus kejahatan pencurian sebagai unsur utama sistem peradilan
sepeda motor di lembaga pidana yang juga memegang peran
permasyarakatan, setidaknya sebagai alat pengendalian sosial, polisi
ada 1 orang yang merupakan bertanggungjawab terhadap perannya
residivis dari kasus pencurian selaku penegak hukum, oleh sebab itu
sepeda motor. Sekali lagi polisi akan selalu berkaitan dengan
penulis mengemukakan bahwa peranan pokok polisi dalam mencegah
dalam hal ini, masalah dan menanggulangi kejahatan,
keterampilan dan kesadaran meningkatnya angka statistik kejahatan
yang tidak dimiliki sehingga untuk sebagian besar merupakan
menyebabkan kejahatan tanggungjawab POLRI serta besar
pencurian itu dianggap sebagai kemungkinan untuk berusaha
pekerjaan utama untuk mengatasinya. Lebih lanjut lagi
menghidupi keluarganya. Soerjono Soekanto (1987:42-43)
menegaskan bahwa untuk menentukan
D. Upaya Penanggulangan Anak titik pusat kegiatan serta arah operasi
melakukan Tindak Kriminal khususnya bagi aparat kepolisian maka
Usaha penanggulangan disusun dalam pentahapan kegiatan
diartikan sebagai usaha untuk sebagai berikut:
mencegah dan mengurangi kasus Inventarisasi dan analisa data awal
Anak melakukan Tindak Kriminal oleh penyelidik, penyelidikan lapangan
serta peningkatan penyelesaian serta perumusan hasil penyelidikan
perkaranya. Usaha peningkatan untuk dikoordinasikan dalam rangka
kegiatan lebih diarahkan pada peningkatan. Penindakan dalam rangka
represif untuk preventif, dengan penangkapan para pelaku dan
mengadakan operasi selektif pengungkapan jaringan, operasi di
disamping peningkatan kegiatan daerah rawan dalam rangka
lainnya. Kejahatan Anak penghadangan atau menangkap tangan
melakukan Tindak Kriminal para pelaku, pemeriksaan hasil-hasil
dipandang dari sudut manapun penindakan dalam rangka proses
harus diberantas dan tidak boleh penyelesaian perkara; penyelidikan
dibiarkan merajalela, lebih-lebih lanjutan sebagai pengembangan dari
kalau akibatnya sangat hasil penindakan; pengejaran para
memprihatinkan atau sangat tersangka di luar daerah.
membahayakan masyarakat. Untuk Melanjutkan proses
melenyapkan sama sekali penyelesaian perkara hasil
kejahatan pencurian ini hanya penindakan; publikasi atau
merupakan khayalan belaka, sebab penerangan kepada masyarakat
selama masih ada manusia sebagai tentang peningkatan peran serta
makhluk sosial yang mempunyai melalui media cetak dan media
kepentingan yang berbeda, maka eletronik; analisa dan evaluasi
sebelum itu pula masih ada keseluruhan pelaksanaan operasi
namanya kejahatan pencurian. keseluruhan pelaksanaan operasi;
Sekalipun demikian maka tetap serta penyiapan bahan-bahan
diadakan upaya-upaya untuk laporan akhir tugas.
mengurangi atau menekan laju Seluruh kegiatan tersebut di
perkembangan Anak melakukan atas merupakan kegiatan berlanjut

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 12


guna melaksanakan tugas menurut pidana Anak melakukan
cara tindakan yang terbaik, namun Tindak Kriminal.
dalam petunjuk pelaksanaan sistem 3. Memberikan penerangan
operasional POLRI dinyatakan kepada masyarakat apabila
bahwa apabila dilakukan terjadi tindak pidana Anak
pentahapan maka diadakan melakukan Tindak Kriminal
pentahapan berdasarkan waktu dihimbau agar segera
bukan pentahapan yang melaporkan kepada pihak yang
mengedepankan fungsi teknis atau berwajib.
bentuk kegiatan secara kaku. 4. Melakukan penyuluhan kepada
warga (khususnya pemilik
E. Upaya Preventif kendaraan bermotor) supaya
Dimaksud dengan upaya menggunakan kunci pengaman
preventif adalah usaha untuk atau alarm.
mengadakan hubungan yang 5. Pendekatan kepada tokoh-
bersifat negatif menjadi sifat positif tokoh masyarakat dan agama
agar usaha-usaha tersebut tidaklah setempat agar terjalin suatu
lagi menjadi gangguan dalam hubungan yang baik antara
masyarakat misalnya diaktifkan polisi dengan masyarakat, agar
karang taruna, remaja mesjid, olah apa yang telah disosialisasikan
raga dan lain sebagainya. Usaha oleh polisi dapat dijalankan
melakukan tindakan pencegahan oleh masyarakat.
dari berbagai pihak dianggap turut
memegang peranan penting agar F. Upaya Represif
hasil dan tujuan yang diharapkan Usaha tersebut bertujuan untuk
dapat tercapai baik secara langsung mengembalikan keresahan yang
maupun tidak langsung dan turut pernah terganggu, dengan kata lain
bertanggung jawab dalam usaha berwujud peningkatan terhadap
pencegahan Anak melakukan pelaku Anak melakukan Tindak
Tindak Kriminal itu adalah Kriminal atau warga masyarakat
pemerintah dan masyarakat. yang melanggar hukum dan
Menurut Kompol Anwar H, dilakukan pembinaan terhadap
S.H.,M.H(dalam wawancara pada pelakunya agar tidak melakukan
tanggal 22 Juli 2015), tentang kejahatan lagi, dan kalau perlu
upaya-upaya penanggulangan harus diberikan sanksi hukum yang
kejahatan Anak melakukan Tindak berat supaya pelaku Anak
Kriminal yang dilakukan oleh melakukan Tindak Kriminal itu
pihak kepolisian antara lain sebagai tidak mengulangi lagi
berikut: perbuatannya (efek jera) dan
1. Memberikan himbauan kepada enggan untuk melakukan
masyarakat akan pentingnya perbuatannya untuk kedua kalinya.
saling menjaga dan saling Sehubungan dengan penindakan
melindungi antar warga. yang dilakukan terhadap pelaku, maka
2. Meningkatkan langkah-langkah pihak kepolisian telah mengambil
praktis dalam pengamanan diri tindakan hukum berupa penangkapan,
dari hal-hal yang dapat penahanan terhadap pelaku serta
menimbulkan kejahatan tindak diadakan penyelidikan apakah terbukti
atau tidak. Begitu pula kalau terbukti

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 13


melakukan kejahatan Anak melakukan menjadi gangguan dalam masyarakat.
Tindak Kriminal maka akan diadakan Selain itu, hal ini juga sekiranya tidak
proses dan dilimpahkan kepada terlepas dari upaya represif karena
kejaksaan dan selanjutnya disidangkan. upaya ini bertujuan untuk
Dan apabila terbukti bersalah mengembalikan keresahan yang
kemudian divonis oleh hakim, maka pernah terganggu, dengan kata lain
untuk menjalani masa pidananya, usaha ini berwujud peningkatan
mereka kemudian diadakan pembinaan terhadap pelaku Anak melakukan
yang dilakukan oleh lembaga Tindak Kriminal atau warga
permasyarakatan, seperti: masyarakat yang melanggar hukum
1. Memberikan ceramah agama dan dilakukan pembinaan terhadap
dengan mendatangkan pelakunya secara konsisten agar tidak
penceramah dari luar yang melakukan kejahatan lagi dan kalau
cukup dikenal. perlu hendaknya diberikan sanksi
2. Memberikan penyuluhan dan hukum yang berat agar pelaku Anak
pendidikan yang bersifat melakukan Tindak Kriminal tersebut
umum. tidak mengulangi lagi perbuatannya.
3. Memberikankegiatan kerja
bakti dalam lembaga B. Saran
permasyarakatan. Usaha penanggulangan dapat pula
4. Memberikan keterampilan diartikan sebagai suatu upaya atau
sesuai dengan bakatnya usaha dalam mencegah dan
masing-masing yang mengurangi kasus Anak melakukan
berorientasi kepada kerajinan Tindak Kriminal serta meningkatkan
tangan seperti membuat kursi, penyelesaian perkaranya, olehnya itu
menjahit dan lain-lain. penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
PENUTUP Dalam penegakan hukum
khususnya bagi pelaku Anak
A. Kesimpulan melakukan Tindak Kriminal,
Berdasarkan uraian dari seluruh diharapkan diproses sesuai dengan
pembahasan materi hasil penelitian hukum yang berlaku serta penerapan
ini, maka dapat disimpulkan: sanksi yang sesesuai agar pelaku tidak
Bahwa faktor penyebab terjadinya mengulangi lagi perbuatannya. Sangat
Anak melakukan Tindak Kriminal diharapkan kepada aparat kepolisian
khususnya di kota Pekanbaru serta para penegak hukum lainnya
adalah faktor ekonomi, pendidikan, untuk konsisten terhadap aturan yang
lingkungan, lemahnya penegakan sudah berlaku. Setiap orang tua
hukum dan juga tak lepas dari kiranya dapat lebih meningkatkan
kelalaian para orang tua dalam perhatian terhadap anak, misalnya
mendidik anak. selalu memonitoring setiap tindakan
Upaya yang harus dilakukan dalam atau kegiatan anak di luar rumah.
menanggulanginya adalah memberikan
skala prioritas terhadap upaya
preventif yaitu suatu upaya untuk
mengadakan hubungan yang bersifat
negatif menjadi sifat positif agar
usaha-usaha tersebut tidaklah lagi

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 14


DAFTAR PUSTAKA Kamanto Sunarto, 2000, Pengantar
Sosiologi Edisi Ke Ii, Fe
Alam, A.S, 2010, Pengantar Universitas Indonesia, Jakarta
Kriminologi, Pustaka Refleksi Books,
Makassar. Kusuma, Mulyana W, 2004,
Kriminologi Dan Masalah
Anna Volz, 2009, Advocacy Strategies Kejahatan, Armico, Bandung.
Training Manual: General
&RPPHQW 1R &KLOGUHQ¶V Paul B Horton Dan Chaster L Hunt,
Rights In Juvenile Justice. 1989. Sosiologi, Jakarta

Bunyamin Raftuh Dan Yadi Ruyadi, Romli Atmasasmitha, 1992. Teori &
1996, Pengantar Sosiologi I. Kapita Selekta Kriminologi.Pt. Eresco:
Erlangga, Bandung Bandung,

Douglas & Frances Chaput Waksler, Robert K Yin, 1997. Studi Kasus.
2002. Kekerasan. Dalam: Rajawali, Jakarta
Thomas Santos (Ed). Teori-
Teori Kekerasan.Pt. Ghalia:
Indonesia, Jakarta.
Syamsu Yusuf Ln, 2000. Psikologi
Dzulkifli Umar, Dan Utsman Perkembangan Anak Dan
Handoyo, 2014. Kamus Hukum Remaja. Pt. Remaja
Dictionary Of Law Complete Rosdakarya. Bandung
Edition, Mahirsindo Utama,
Jakarta. Soe Khiam. 1963. Sendi-Sendi
Sosiologi: Ilmu
Dr.Manasse Maio, Dra. Sri Masyarakat,Ganaco M.V.
Trisnoningrat ; Metode Bandung.
Penelitian Mayarakat. Pusat
Antar Universitas Ilmu-Ilmu Soerjono, Soekanto , 2006. Sosiologi
Sosial Universitas Indonesia. Suatu Pengantar. Pt.
Rajagrafindo Persada. Jakarta
Janu Murdiyanto, 2007. Perilaku
Menyimpang, Cendikia, Bandung. Wikipedia Bahasa Indonesia.
Ensiklopedia Bebas. 2014
Kartini 2009, Hukum Hukum Pada
Anak . Balai Pustaka, Jakarta

Kartini, Kartono ; 2009. Patologi


Sosial. Rajawali Pers . Jakarta

Kartono, 2010. Kenakalan Remaja,


Pathologi Sosial, Raja Grafindo,
Jakarta

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 15

Anda mungkin juga menyukai