Anda di halaman 1dari 4

Unsur debat Isi

Pendahuluan Assalamualaikum wr. Wb

Pembuka selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.


Yang terhormat ibu dan bapak guru penyelengara ujian praktik bahasa Indonesia,
hadirin yang kami muliakan
serta rekan dari tim pro yang kami cintai
Klaim sebelumnya terima kasih kepada moderator atas
waktu yang diberikan kepada kami selaku tim kontra terhadap mosi “ Tindak Kriminal di
Indonesia Disebabkan Banyaknya Anak yang Ditelantarkan Orangtua “.

Definisi  Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kriminalitas merupakan segala
tindakan atau sesuatu yang dilakukan individu, kelompok, atau komunitas yang
melanggar hukum atau suatu tindak kejahatan sehingga mengganggu keseimbangan
atau stabilitas sosial dalam masyarakat.
 Menurut Susilo, definisi kriminalitas dalam pandangnnya merupakan suatu
perbuatan yang merugikan para korban, juga masyarakat karena fenomena ini
menghilangkan kententraman dan ketertiban.
 Menurut Kartono, pengertian kriminalitas mencakup segala macam aktivitas yang
ditentang masyarakat karena melanggar hukum, sosial dan agama serta merugikan
baik secara psikologis maupun ekonomis
Bukti dan Alasan Tingkat tindak kriminalitas di Indonesia memang sangat tinggi sekali. Pelakunya pun
sangatlah beragam, mulai dari anak usia dini, hingga orang dewasa pun tercatat tindak
kriminalnya. Mereka pun melakukan itu semua dengan beragam faktor. Dan tak dapat kita
putuskan bahwa semua itu karena kelalaian orangtua dalam mengawasi anak mereka
ataupun kasus anak yang ditelantarkan oleh orangtua mereka. Memang, peran orangtua dan
perhatian mereka sangat amat besar pengaruhnya. Namun, semua tetaplah bergantung
dengan sikap tiap-tiap individu. Ada beberapa individu di luaran sana yang begitu
diperhatikan oleh orangtuanya, mendapat perlakuan yang sangat amat baik dari
orangtuanya, bahkan kebutuhan mereka pun sangat tercukupi di segala bidang. Tetapi, masih
saja ada sebagian dari mereka yang melakukan suatu hal yang merugikan banyak orang.
Sebagian besar dari mereka bukan mendapat kurang perhatian orangtua atau orangtua
mereka yang lalai dalam memperhatikan anak-anaknya, tetapi karena pola pikir yang salah,
pergaulan salah, degradasi mental yang sedang mereka alami atau juga bisa jadi karena
kondisi ekonomi yang memburuk ketika mereka sudah berkeluarga dan hidup terpisah
dengan orangtua. Seperti yang dikutip dari CNN Indonesia, POLRI mencatat pada periode 1-
15 Mei 2019, terdapat sebanyak 226 kasus curat (pencurian dengan pemberatan). Jumlah
tersebut naik sebanyak 26 kasus dari periode sebelumnya yaitu 15-30 April. Hal ini
menunjukan bahwa jumlah kriminalitas di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
drastis, terlebih lagi dalam kurun waktu yang tak sampai 1 bulan. Kasus Curat (pencurian
dengan pemberatan) seperti pencurian atau pembobolan rumah di malam hari yang
dilakukan oleh lebih dari dua orang, biasanya didasari oleh desakan ekonomi sang pelaku.
Bisa jadi karena kondisi ekonomi yang kurang baik ataupun desakan kebutuhan hidup. Hal ini
tentu saja berasal dari dalam diri pelaku itu sendiri, seperti tingkat Pendidikan yang mereka
miliki atau sikap malas untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup, bukan karena
penelantaran dari pihak orangtua. Sebab, orangtua pasti sudah berusaha semaksimal
mungkin guna dapat mencukupi kebutuhan anaknya. Selanjutnya, dikutip dari Tempo.co.
pada tahun 2018, Retno Listyarti, komisioner KPAI Bidang Pendidikan mengatakan terdapat
161 kasus bullying dengan rincian : korban tawuran sebanyak 23 kasus, pelaku tawuran
sebanyak 31 kasus, korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus, pelaku kekerasan dan
bullying sebanyak 41 kasus, serta anak korban kebijakan (seperti pungli, dikeluarkan dari
sekolah, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus. Melihat data tersebut, dapat kita ketahui
bahwa sudah terdapat banyak anak-anak di Indonesia ini yang melakukan bullying sebagai
salah satu contoh tindak criminal terlebih pada teman mereka sendiri. Sebagian besar dari
peristiwa ini terjadi karena adanya rasa senioritas serta sikap menguasai pada suatu
kelompok. Tentu saja, lagi dan lagi ini berasal dari mindset sang pelaku. Antara Pihak sekolah
dengan orangtua para siswa pasti terdapat suatu hubungan yang memastikan kondisi anak-
anak mereka. Hal ini tentunya anak-anak telah mendapat suatu perhatian baik dari pihak
sekolah maupun dari orangtua mereka masing-masing, sehingga bukan factor orangtua yang
menelantarkan mereka, namun faktor sikap para pelaku sendirilah yang menyebabkan
terjadinya kasus kriminal seperti ini. Dan fakta terakhir yang Kami angkat yaitu, dikutip dari
Kompas.com. pada 11 April 2017 lalu, seusai shalat Subuh, Novel Baswedan disiram air keras
oleh dua orang tak dikenal di Kawasan rumahnya. Novel yang saat itu menjabat sebagai
penyelidik kasus korupsi E-KTP itu pun harus dilarikan ke Singapura guna mendapat
perawatan intensif. Tiga tahun setelahnya, dan tepatnya hing ga saat ini, kasus criminal yang
cukup miris ini belum juga usai. Jika dibandingkan dengan tindak criminal lain seperti mayat
yang ditimbun semen guna menghilangkan jejak yang sedang viral akhir-akhir ini saja dapat
terungkap dalam kurun waktu yang cukup singkat, lalu mengapa kasus Novel Baswedan yang
kala itu terekam pula oleh kamera pengintai belum dapat terungkap? Mendengar berita-
berita dan talkshow-talkshow yang beredar di media televiis, ada beberapa pihak yang
mengatakan bahwa aksi dua pelaku penyiraman terhadap Novel Baswedan yang kala itu
menjabat sebagai penyidik kasus korupsi E-KTP karena adanya suatu perintah dari pihak
terkait. Benar salahnya pun hingga kini belum juga dapat dipastikan. Menurut mereka, ada
pihak-pihak terkait yang sengaja melindungi aksi dua pelaku penyiraman tersebut. Dan dilihat
dari dasar perbuatannya lagi danlagi hal ini terjadi berdasarkan masalah “UANG” terlebih jika
melakukan tindak criminal terhadap pejabat-pejabat penting negara. Semakin tinggi risiko
yang ditanggung maka upah atau bayaran yang akan diterima para pelaku pun juga semakin
besar. Dan dari hal ini, tidak dapat dipastikan secara keseluruhan bahwa orangtua para
pelaku telah menelantarkan korban. Hal ini lebih mengarah pada ke-egoisan para pelaku
untuk mendapat uang dalam jumlah cukup banyak ataupun untuk berfoya-foya.
Kesimpulan Dari bebrapa fakta yang telah Kami ambil, Kami sebagai kelompok kontra terhadap mosi “
Tindak Kriminal di Indonesia disebabkan Banyaknya Anak yang DItelantarkan Orangtua “,
mengambil kesimpulan bahwa peran orangtua memang sangatlah penting bagi segala
sesuatu yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Namun, disisi lain, pribadi setiap individu pun
sangat amat berpengaruh. Meskipun orangtua telah bersi keras mendidik anak mereka
supaya menjadi anak yang baik, namun apabila sang anak tak dapat menerima hal itu dengan
terbuka, maka juga akan memengaruhi setiap perilaku yang mereka lakukan dalam
masyarakat luas.
Penutup Sekian pendapat yang dapat Kami utarakan, kurang lebih nya Kami mohon maaf dan semoga
semua hal yang telah diutarakan dapat menjadi pertimbangan hadirin sekalian guna
menentukan usuk di balik segala tindak criminal yang terjadi di masyarakat.
Wassalamualaikum wr.wb
“ Tindak Kriminal di Indonesia disebabkan Banyaknya Anak yang DItelantarkan Orangtua “
(pro)

Unsur debat Isi

Pendahuluan Assalamualaikum wr. Wb

Pembuka Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat
Bapak Ibu Guru penyelenggara Ujian Praktik Bahasa Indonesia, para
hadirin, serta rekan dari tim kontra yang Kami cintai.
Klaim sebelumnya terima kasih kepada moderator atas
waktu yang diberikan kepada kami selaku tim pro terhadap mosi “ Tindak
Kriminal di Indonesia Disebabkan Banyaknya Anak yang Ditelantarkan
Orangtua “.
Definisi  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriminalitas merupakan
segala tindakan atau sesuatu yang dilakukan individu, kelompok, atau
komunitas yang melanggar hukum atau suatu tindak kejahatan
sehingga mengganggu keseimbangan atau stabilitas sosial dalam
masyarakat.
 Menurut Susilo, definisi kriminalitas dalam pandangnnya merupakan
suatu perbuatan yang merugikan para korban, juga masyarakat karena
fenomena ini menghilangkan kententraman dan ketertiban.
 Menurut Kartono, pengertian kriminalitas mencakup segala macam
aktivitas yang ditentang masyarakat karena melanggar hokum, sosial
dan agama serta merugikan baik secara psikologis maupun ekonomis
Fakta dan Bukti Seperti yang Kita ketahui, kini kasus kriminalitas yang terjadi di
Indonesia semakin marak terjadi. Hal ini membutuhkan perhatian
khusus dari pihak-pihak terkait. Terlebih lagi saat kasus tersebut
melibatkan anak-anak yang notabene masih di bawah umur. Hal ini
sangat mirirs sekali. Anak-anak yang seharusnya harus terfokus pada
pembelajaran mereka, namun melakukan hal-hal diluar kontrol yang
tidak pernah diinginkan. Dalam hal ini, peran orangtua memang sangat
amat diperlukan. Terlebih bagi anak-anak yang membutuhkan
perhatian khusus dari orangtua mereka, seperti anak-anak yang
mengalami degradasi mental. Bagi anak-anak, orangtua mereka
memberikan andil yang cukup besar mengenai bagaimana kondisi
mereka kedepannya. Hal ini karena keluarga merupakan pusat utama
Pendidikan anak. Dilansir dari Kompas.co kasus kejahatan anak pada
tahun 2019 meningkat dari tahun sebelumnya yakni tahun 2018. Dari
data tersebut dinyatakan bahwa terdapat 20 kasus dengan anak di
bawah umur sebagai pelaku utamanya. Kasat Reskrim Polresta
Banjarmasin, AKP Ade Papa Rihi mengatakan bahwa pemicu kejahatan
umum pelaku anak-anak tersebut yaitu minum minuman beralkohol
dan pengaruh mengisap lem kimia. Sedangkan kasus tindak asusila yang
terjadi biasanya karena anak-anak yang bebas bermain internet dan
bergaul di media sosial tanpa pengawasan orangtua. Sebagian besar
dari mereka kurang mendapat pengawasan dari orangtua. Bisa jadi
karena kesibukan orangtua dalam dunia karir sehingga mereka kurang
untuk bisa memberi perhatian kepada para anak-anaknya. Para
orangtua merasa bahwa mereka telah memberikan fasilitas yang
mekasimal tanpa memerhatikan kasih sayang serta perhatian yang
harus mereka berikan kepada anak-anak mereka. Padahal faktanya,
anak-anak juga membutuhkan kasih sayang yang cukup dari mereka.
Sehingga, tak dapat dipungkiri apabila anak-anak tumbuh menjadi tak
terarah dan dapat mengarahkan pada tindak criminal sebab pergaulan
mereka pun tak mendapat perhatian yang cukup dari pihak orangtua.
Dan mereka pun tak peduli dengan apapun hal yang mereka lakukan di
luar sana, karena bagi mereka itu adalah salah satu cara pelampiasan
yang cukup tepat. Selanjutnya, bebrapa minggu yang lalu apabila Kita
semua mengamati dalam siaran berita Liputan 6 terdapat berita
beberapa anak di bawah umur yang sedang berpesta lem di suatu
rumah kosong. Mereka terlihat begitu asyik dengan Lem Kambing yang
mereka pegang masing-masing. Rumah kosongtersebut sebenarnya
masih dalam lingkup Kawasan rumah mereka. Namun mengapa hal ini
terjadi? Salah satu penyebabyang disampaikan narasumber pada waktu
itu yaitu kurangnya pengawasan dari pihak orangtua terhadap kegiatan
anak mereka diluaran sana. Hal ini sangat naas, terlebih lagi dampak
yang ditimbulkan juga tak kecil. Untuk mengatasi hal ini, petugas
keamanan daerah ssetempat memberi pembinaan berkala pada anak-
anak yang bersangkutan.
Kesimpulan Dari beberapa fakta mengenai mosi “ Tindak Kriminal di Indonesia
disebabkan Banyaknya Anak yang Ditelantarkan Orangtua “, Kami
selaku tim pro menyimpulkan bahwa peran orangtua dalam tumbuh
kembang anak memang sangat begitu penting, sebab keluarga
merupakan kunci utama juga gerbang utama dalam pergaulan anak
mereka di masyarakat luas. Sehingga, sangat diperlukan perhatian
khusus dari pihak orangtua terhadap anak-anak mereka.
Penutup Sekian pendapat dan opini yang dapat Kami sampaikan mengenai mosi
“ Tindak Kriminal di Indonesia disebabkan Banyaknya Anak yang
Ditelantarkan Orangtua “, kurang dan lebihnya Kami sampaikan mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai