MANUSCRIF
Disusun Oleh :
INDAH SUSI JAYANTI
1803047
Tujuan Penulisan
Hubungan faktor-faktor determinan Kecerdasan Emosi, Pengaruh Teman sebaya,
Media Sosial dengan Perilaku Juvenile Delinquency pada anak remaja di Desa
Talun Kayen Pati
TINJAUAN TEORI
1. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
mengenali perasaan diri sendiri maupun orang lain, memotivasi diri sendiri
serta dapat mengelola emosi dengan baik dalam interaksi sosial. Kecerdasan
emosional bekerja secara sinergi dengan keterampilan kognitif, orang yang
berprestasi tinggi memiliki keduanya. Tanpa adanya kecerdasan emosional
maka orang tidak mampu menggunakan keterampilan kognitif mereka sesuai
dengan potensi yang maksimal. Individu yang memiliki kecerdasan emosi
tinggi sangat diperlukan dalam tim untuk pencapaian tujuan yang optimal.
Dengan kecerdasan emosi, individu belajar mengelola perasaaan yang
dimiliki sehingga mendapatkan hasil yang baik dan efektif.19
2. Teman sebaya
Teman sebaya adalah orang dengan tingkatumur dankedewasaan yang
kira-kira sama. Teman sebaya atau peers adalah anak-anak dengan tingkat
kematangan atau usia yang kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting
dari kelompok teman sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan
komparasi tentang dunia di luar keluarga. Melalui kelompok teman sebaya
anak-anak menerima umpan balik dari teman-teman mereka tentang
kemampuan mereka. Anak-anak menilai apa-apa yang mereka lakukan,
apakah dia lebih baik dari pada teman-temannya, sama, ataukah lebih buruk
dari apa yang anak-anak lain kerjakan. Hal demikian akan sulit dilakukan
dalam keluarga karena saudara-saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih
muda (bukan sebaya).8
3. Media Sosial
Kehadiran media dengan segala kelebihannya telah menjadi bagian
hidup manusia. Perkembangan zaman menghasilkan beragam media, salah
satunya media sosial. Media sosial merupakan media di internet yang
memungkinkan pengguna untuk mewakilkan dirinya maupun berinteraksi,
bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk
ikatan sosial secara virtual. Media sosial merupakan media digital tempat
realitas sosial terjadi dan ruang-waktu para penggunanya berinteraksi. Nilai-
nilai yang ada di masyarakat maupun komunitas juga muncul bisa dalam
bentuk yang sama atau berbeda di internet. Pada dasarnya, beberapa ahli yang
meneliti internet melihat bahwa media sosial di internet adalah gambaran apa
yang terjadi di dunia nyata, seperti plagiarisme.20
4. Perilaku Juvenile Delinquency
Sifat remaja pada dasarnya meniru apa yang dilihat dan di rasakan oleh
mereka sehingga menimbulkan imitasi terhadap sikap orang lain. Perilaku ini
n(patologis) secar social pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh
bangku sekolah, dan jika perbuatan itu dilakukan oleh orang dewasa di
Keterangan:
X = hasil prosentase
f = frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh observasi
Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tujuan khusus pada penelitian ini.
2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat atau analisis tabel silang (cross tabulation).
Analisa bivariat dilakukan dengan membuat tabel untuk mengetahui ada
tidaknya Hubungan faktor-faktor determinan Kecerdasan Emosi,
Pengaruh Teman sebaya, Media Sosial dengan Perilaku Juvenile
Delinquency pada anak remaja di Desa Talun Kayen Pati dengan
menggunakan rumus uji Chi- Kuadrat (chi-square).
Rumus chi-square :
(fo−fe)2
x =∑
2
fe
Keterangan :
X2 = chi-square
f0 = frekuensi berdasarkan data
fh = frekuensi yang diharapkan
Syarat Chi square :
a. Tabel kontingensi 2 x 2 dengan e tidak boleh < 1
b. Tabel yang lebih besar 3 x 2 asal e tidak boleh ada nilai < 5 dan tidak
boleh > 20% pada seluruh sel
c. Jika e < 5
d. Jika ada variabel independen pada tabel 2 x 2, e tidak dihitung,
e. Jika syarat chi square tidak terpenuhi, maka menggunakan uji fisher
exact dengan tabel dilakukan merger menjadi tabel 2 x 2.
DAFTAR PUSTAKA
1. Udampo, A.S., Onibala, F., Bataha, Y.B. (2017). HubunganPola Asuh
Permisif Orang Tua DenganPerilaku Mengkonsumsi Alkohol Pada Anak Usia
Remaja Di Desa Bulude SelatanKabupatenTalaud. e-Journal Keperawatan(e-
Kp). Vol. 5, No. 1, Februari 2017.
2. Sanjiwani, N.L.P.Y., Budisetyani, I.G.A.P.W. (2014). Pola Asuh Permisif
Ibu Dan Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki di SMA Negeri 1
Semarapura. Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 1, No. 2, 2014.
3. Aini, L. N. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan
Remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo. Jurnal
Keperawatan & Kebidanan, 57-63.
4. Murtiyani, N. (2011). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan
Remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo. Jurnal
Keperawatan, 01, 1-9.
5. Badan Pusat Statistik. (2018). Agustus 2018: Statistik kriminal.
6. Fatchurahman, M., & Pratikto, H. (2012, September). Kepercayaan Diri,
Kematangan Emosi, Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kenakalan
Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 1, 77-87.
7. Kartono (2013). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja.Jakarta: Rajawali Pers.
8. Santrock, J. W. (2011). Masa Perkembangan Anak. In J. W. Santrock, Masa
Perkembangan Anak(pp. 420-421). Jakarta: Salemba Humanika
9. Fatimah dan Umuri, 2014. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di
Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul
10. Muniriyanto dan Suharnan 2014, Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan
Kenakalan Remaja. Personal, jurnal psikologi Indonesia. 3 (2).
11. Tianingrum, R. & Sopiany, H. N. (2017). Analisis Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa SMP Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. ISBN: 978-602-
60550-1-9
12. Husada, A. (2013). Hubungan pola asuh demokratis dan kecerdasan emosi
dengan perilaku prososial pada remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia,
13. Fitriani dan Hastuti 2016. Pengaruh kelekatan remaja dengan ibu, ayah,
dan teman sebaya terhadap kenakalan remaja yang menjadi anak didik
lapas (andikpas) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung
14. Hidayati (2016. Hubungan Harga Diri Dan Konformitas Teman
Sebayadengan Kenakalan Remaja
15. Goleman, D. (2016). Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional (Alih
Bahasa: T. Hermaya).Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
16. Megreya, A. M. (2013). Criminal thinking styles and emotional intelligence in
Egyptian offenders. Criminal Behaviour and Mental Health, 23(2013) 56–71.
DOI: 10.1002/cbm.1854
17. Prastuti, A. P., & Taufik. (2014). Hubungan antara kecerdasan emosi dan
problem focus coping dengan perilaku delinkuen pada siswa smp. Jurnal
Penelitian Humaniora, 15(1), 15-23. DOI:https://doi.org/10.23917/
humaniora.v15i1.765
18. Timoteus Yuanuario Jonta 2018 Hubungan Antara Kecerdasan Emosional
Dan Kenakalan Remaja
19. Karambut, C.A., Noormijati, E.A. (2012). Analisis Pengaruh Kecerdasan
Emosional,Stres Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
Organisasional (Studipada Perawat Unit Rawat Inap RS Panti Waluya
Malang).Jurnal AplikasiManajemen, 10(3).655-668.
20. Rulli Nasrullah, 2016, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya,
Sosioteknologi, Cet.kedua, Simbiosa Rekatama Media, Bandung
21. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
22. Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika