Anda di halaman 1dari 22

[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

FAKTOR PENYEBAB DAN PENEGAKAN HUKUM KENAKALAN REMAJA:


STUDI FENOMENA GENG SEKOLAH DI KOTA KUPANG
MEVI SARLINCE MUSKANAN

Mahasiswa Fakultas Hukum


Universitas Nusa Cendana
Email:
mevymuskanan2@gmail.com

Dr. Rudepel Petrus Leo, S.H.,M.Hum.


Dosen Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Dr. Orpa G. Manuain, S.H.,M.H.


Dosen Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Memberikan pendidikan karakter di sekolah


ABSTRAK karena sekolah lebih mementingkan aspek
Faktor Penyebab dan Penegakan kognitif. ketiga Kepolisian sudah menempuh
Hukum Kenakalan Remaja: Studi langkah-langkah pencegahan: Upaya Penal,
Fenomena Geng Sekolah di Kota Upaya non penal. (2) Implementasi penegakan
Kupang. Oleh: Mevi S Muskanan. hukum terhadap kenakalan remaja (geng sekolah)
Dibimbing oleh: Rudepel Petrus Leo di Kota Kupang, implementasi hukum sendiri
sebagai Pembimbing I dan Orpa G. untuk DL merokok di kelas yang di atur dalam
Manuain sebagai Pembimbing II Pasal 5 Ayat 1, menghamili pacar Pasal 76D
Undang-undang Perlindungan Anak mengatur
Setiap hari ada saja media yang soal pemaksaaan mengancam anak untuk
menayangkan kasus-kasus perkelahian melakukan persetubuhan, sesuai dengan
antar SMA yang berkaitan dengan ketentuan tentang Diversi dalam Undang-undang
tindak kekerasan bisa terjadi di kalangan No 11 tahun 2012 dengan syarat sistim peradilan
pelajar di Kota Kupang terutama yang anak wajib mengutamakan pendekatan keadilan
nota bene nya adalah generasi bangsa. restorative, Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Rumusan masalah penelitian ini adalah: 2012 Tentang sistim Peradilan Pidana Anak
(1) Apakah faktor-faktor penyebab mengenakan sistim Diversi, di mana penyelesaian
kenakalan remaja (geng sekolah) di Kota perkara anak dapat di selesaiakan di luar proses
kupang? (2) Bagaimanakah peradilan umum.
implementasi penegakan hukum
terhadap kenakalan remaja (geng Kata kunci: Faktor Penyebab dan Penegakan
sekolah) di Kota Kupang? Hukum Kenakalan Remaja, geng sekolah
Penelitian ini merupakan penelitian
hukum empiris, dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara
terhadap 17 orang responden/informan.

Dadang Hawari mengatakan bahwa


suatu perbuatan dikatakan nakal apabila
melanggar atau menyimpang dari norna
agama, sekolah dan masyarakat.
Hasil penelitian yang telah di
publikasikan ini belum pernah di teliti
sebelumnya di lingkungan Fakultas
Hukum Universitas Nusa Cendana
meskipun demikian di dalam nya tidak
terdapat kesamaan. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) Faktor penyebab dan
penegakan hukum kenakalan remaja:
Studi Fenomena Geng Sekolah Di Kota
Kupang: (a) Faktor Internal (dari dalam
diri): pertama, untuk kecendurungan
memuaskan keserakahan, kedua
Meningkatkan agresivitas dan dorongan
seksual, ketiga hasrat untuk berkumpul
dengan teman sebaya, (b) Faktor
eksternal (dari luar diri): pertama,
kondisi keluarga yang berantakan, Status
ekonomi keluarga yang rendah, salah
asuh dan salah didik orang tua,
lingkungan sekolah, Kedua sekolah
menempuh cara: Mengubah para digma
yang salah dalam keluarga dan sekolah,
memberikan kesempatan dialog antar
remaja, orang tua, pendidik dan
masyarakat, tegas pada komite
penyiaran Indonesia KPI, instansi
sosialisasi berupa kampanye, pidato
kekerasan pada anak harus di hentikan,
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

ABSTRACT processed and analyzed descriptively


qualitatively.
Causal Factors and Juvenile The research results show: 1) This low
Delinquency Law Enforcement: A education factor will make someone easily
Study of the Phenomenon of School
influenced to do an act that leads to commit a
Gangs in Kupang City. By: Mevi S
crime or commit a crime. 2) Environmental
Muskanan. Supervised by: Rudepel
factors or place of residence this factor
Petrus Leo as Advisor I and Orpa G.
Manuain as Advisor II occurs in conditions that support the occurrence
of sexual immorality that is in line with the
The crime of child abuse as a victim is a activities carried out by individuals and groups
social problem that is very troubling to the community. Sometimes the conditions of
Societyand even worse is the abuse of opportunity are less alert will cause a range to
children committed by their own fathers. vulnerability amidst the rise of the dominant
The formulation of the research problem factor with all its consequences. 3) The abuse
is 1) What are the factors causing the factor liquor (Alcoholic) A person who
crime of child sexual abuse by biological consumes liquor makes it dare to commit
fathers in the legal area of the kelapa criminal acts of obscenity and feel no shame to
lima sector police? 2) What are the commit the crime of obscenity because of the
efforts to deal with criminal acts of illusion generated by alcoholic liquor. 4) The
sexual abuse of children by biological factor of technology misuse is influential in its
fathers in the legal area of the kelapa occurrence criminal act of sexual abuse. Along
lima sector police? . with the development of technology, it will
The type of research used in this paper is provide positive or negative impact depending
empirical legal research, namely by on the user. Action countermeasures Criminal
interviewing 2 people. The type of data abuse of children by biological fathers in the
used is primary and secondary data Kelapa Lima Police area. 1) Pre-emptive
using data collection techniques are efforts, namely the initial efforts made by the
interviews and literature studies which police topreventthe occurrence of a crime. 2)
are Preventive efforts, namely prevention before it
occurs crime. 3) Repressive efforts, namely
efforts when a criminal act has occurred in the
form of enforcement law by imposing a penalty.
It is better if the handling of cases of sexual
abuse committed by fathers against their
biological children is carried out with special
attention, because if the child is always treated
badly it will affect the child's growth and
development.
Keywords: Causative Factor, Criminal
offence, Obscenity, Child
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkelahian remaja saat ini sudah tidak lagi

menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang

tidak asing lagi di telinga kita, bahkan hampir

setiap hari ada saja media yang menayangkan

kasus-kasus perkelahian antar SMA yang

berkaitan dengan tindak kekerasan bisa terjadi di


[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

kalangan pelajar terutama yang nota menerima informasi atau berintelektual. Untuk

bene nya adalah generasi bangsa yang itu, para guru maupun orang tua harus lebih

akan mengambil alih kepemimpinan memperhatikan anak-anak yang sudah mulai

nantinya, apa bila mereka sekarang menginjak masa remaja karena bisa saja salah

sudah terbiasa dengan tindak memilih dalam mengambil keputusan. Akhirnya

kekerasan, maka bagaimana jadi nya tidak sedikit para remaja yang terjerumus

bangsa kita ini nantinya. kehal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai

Khususnya di Kota Kupang perkelahian moral,norma agama, norma sosial dan norma

antar pelajar SMK)/MA saat ini sangat hidup di masyarakat.

memprihatinkan dan meresahkan Masa remaja adalah masa dimana

banyak warga. Pelajar Sekolah individu sedang dalam proses peralihan dari masa

Menengah Atas pada umunya berumur kanak-kanak ke masa dewasa. Adapun yang

16 (enam belas) hingga 18 (delapan terjadi didalam masa peralihan tersebut adalah

belas) tahun. Hal ini termasuk dalam ketika remaja mencari jati dirinya dan ingin

fase ketiga proses pertumbuhan dan diakui dilingkungannya.

perkembangan anak yang digolongkan Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian,

berdasarkan pada perkembangan dapat di golongkan ke dalam 2 (dua) jenis

jasmani anak dengan perkembangan delikuensi yaitu situasional dan sistematik.

jiwa anak.1 Pada delikuensi situasional, perkelahian terjadi

Remaja adalah salah satu fase dimana karena adanya situasi yang mengharuskan

paling rentan dalam menerima mereka untuk berkelahi. Keharusan itu

perubahan-perubahan yang terjadi sesuai biasanya muncul akibat adanya kebutuhan

dengan arus globalisasi karena remaja untuk memecahkan masalah secara cepat.

memasuki fase pencarian jati diri. Dalam Sedangkan pada delikuensi sistematik, para

fase inilah remaja sering melakukan hal- remaja yang terlibat perkelahian itu berada di

hal baru yang menurut pandangan dalam suatu organisasi tertentu atau geng.

mereka sendiri. Dalam kehidupan remaja, banyak sekali yang

Remaja adalah sebagai penerus bangsa dapat mempengaruhi prilaku dan kepribadian

yang memiliki karakter mudah untuk mereka, seperti misalnya pola asuh orang tua,

bermobilisasi, heroik, dan mudah dalam lingkungan, sistem religi, budaya, sosial
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

politik, atau pendidikan. Dan pada antar pelajar yang terjadi saat ini hanyalah

masa remaja ini, pengaruh dari luar sepeleh secara pastiawa awal mula perkelahian

seperti teman sebaya lebih besar dari sehingga pencegahannya pun hanya sebatas

pada pengaruh dari dalam diri sendiri mendamaikandan mengusut pelaku-pelaku

ataupun keluarga. Sehingga banyak perkelahian.

remaja yang ingin menunjukan siapa Seperti Ratusan Siswa SMKN 2 Kota Kupang

dirinya didepan teman sebaya NTT menyerang SMAN 4 Kota Kupang NTT,

mereka. Misalnya menjadi ketua Sabtu (16/2/2019) pagi, kejadian tersebut

kolompok sosial mereka. Bisa terjadi sekitar pukul 10.00 Wita. Salmun

kelompok belajar, kelompok Narakaha (21) Satpam SMAN 4 Kota Kupang

bermain, atau pun kelompok belajar NTT yang berada di lokasi tawuran

dan bermain seperti geng. mengatakan, siswa SMKN 2 Kota Kupang

Kelompok sosial geng dapat tercipta NTT di sekolah tersebut di sebabkan

ketika remaja mulai merasa bahwa perkelahian yang terjadi sehari sebelumnya.

hubungan keluarga tidak terlalu dekat Saat itu SMAN 4 mengadakan pentas seni

atau kurang mendukung bagi dirinya. (pensi).

Ia menyatakan, “kurangnya Salmun Narakaha sempat melihat beberpa

komunikasi yang intensif didalam siswa SMKN 2 Kota Kupang membawa

keluarga juga dapat menjadi pemicu senjata tajam dan beberapa pisau pihak

remaja untuk mencari teman keamanan pun langsung menghubungi aparat

sebayanya untuk mendapat dukungan Sektor Kelapa Lima. Tak lama berselang,

secara emosional. Keterlibatan pihak polisi tiba di lokasi dan mengamankan

mereka pada geng, misalnya, adalah beberapa siswa. Selain itu, sempat terjadi

bentuk umum dari interaksi mereka pemukulan terhadap beberapa siswa SMAN 4

dengan teman sebaya, sehingga Kota Kupang NTT. Ada sekitar 9 orang yang

muncul lah kegiatan anti sosial yang tadi di amankan “kata Salmun”.

terorganisir. Geng itu mungkin


B. Rumusan Masalah
didasarkan pada etnis, jenis kelamin,

dan atau kegiatan umum. Berdasarkan latar belakang tersebut di


Sementara penyebab dari perkelahian atas, maka dalam penelitian inipenelitian lebih
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

fokus dalam membahas permasalahan- Kupang: Studi Fenomena Geng Sekolah di Kota

permasalahan berikut: Kupang” menemukan beberapa hasil penelitian

yang telah di publikasikan, ini belum pernah di


1. Apakah faktor-faktor penyebab
teliti sebelumnya di lingkungan Fakultas Hukum
kenakalan remaja (geng sekolah) di
Universitas Nusa Cendana meskipun demikian
Kota Kupang?
di dalam nya tidak terdapat kesamaan. Dalam
2. Bagaiamanakah implementasi
hal ini, calon peniliti akan menjadikan hasil-
penegakan hukum terhadap
hasil penelitian tersebut sebagai bahan
kenakalan remaja (geng sekolah) di
pertimbangan dan acuan dalam melaksanakan
Kota Kupang?
penelitian hukum yang paling mendekati dengan
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
penelitian yang dilakukan calon peniliti,
1. Tujuan Penelitian
a.Untuk mengetahui apa faktor-faktor Skripsi yang dibuat oleh Shinta

penyebab kenakalan remaja (geng Andriyani, tahun 2012, dengan judul“Pola

sekolah) di Kota Kupang. Hubungan Sosial Pada Keluarga Remaja Pelaku

b.Untuk mengetahui bagaimanakah Juvenile Delinquency di Kecamatan Ngaglik dan

implementasi penegakan hukum Kecamatan Pakem Sleman Yogyakarta” Dengan

terhadap kenakalan remaja (geng permasalahan sebagai berikut:

sekolah) di Kota Kupang.


a. Fakto-faktor apa sajakah yang mendorong

remaja melakukan
2.Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
juveniledelinquency?
Sebagai sumbangan pemikiran
pengembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan ilmu hukum b. Bagaimanakah pola hubungan sosial pada
pada khususnya.
keluarga remaja pelaku juveniledelinquency?
b. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi Berdasarkandiatas terlihat adanya
pemerintah, penegak hukum, dan
masyarakat dalam mencegah dan persamaan tema yang akan diteliti, yaitu
menanggulangi tindak pidana
kenakalan remaja berkenaan dengan kenakalan remaja (juvenile
D. Keaslian Penelitian
delinquency) yang terjadi diwilayah Kota
Berdasarkan hasil penelusuran
Kupang Perbedaan dengan penelitian yang
kepustakaan yang telah dilakukan calon
dilakukan oleh calon peneliti dalam hal ini
peniliti mengenai “Penegakan Hukum
adalah mengenai pengaruh kelompok-kelompok
Terhadap Kenakalan Remaja Di Kota
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

(geng) remaja sekolah terhadap berantakan(Broken Home), kondisi keluarga

lahirnya fenomena kenakalan remaja yang berantakan merupakan cerminan adanya

yang dalam hal ini dikaitkan dengan ketidak harmonisan antara individu (suami-istri

perspektif penegakan hukum di Kota dan orang tua anak) dalam lembaga rumah

Kupang. Apabila di temukan kesamaan tanngga. Hubungan suami-istri yang tidak

ataupun bukti plagiat pada penelitian sejalan yakni ditandai dengan pertengkaran,

ini, maka Calon Peneliti siap menerima percekcokan, maupun konflik terus menerus.

sanksi sesuai aturan yang berlaku di Selama konflik itu berlangsung dalam keluarga,

Fakultas Hukum Universitas Nusa anak-anak akan mengamati dan memahami

Cendana khususnya bagian Pidana. tidak adanya kedamaian dan kenyamanan

dalam keluarganya. Kondisi ini membuat anak


2. TINJAUAN PUSTAKA
tidak merasakan perhatian, dan kasih sayang
A. Kenakalan Remaja (juvenile
delinquency) dari orang tua mereka. Akibatnya mereka.
1. Pengertian Kenakalan Remaja Melarikan diri untuk mencari kasih
Pada umumnya, yang kita ketahui
sayang dan perhtian dari pihak lain, dengan
bahwa yang dimaksud remaja
cara melakukan kenakalan-kenakalan diluar
(juvenile) adalah seorang yang masih
rumah.
di bawah umur tertentu dan belum
Situasi (rumah tangga, sekolah, lingkungan)
kawin, akan tetapi untuk menentukan
yang menjemukan dan membosankan, padahal
batas-batas usia tersebut secara tepat
tempat-tempat tersebut mestinya dapat
adalah sulit, sebab perkembangan
merupakan faktor penting untuk mencegah
seseorang baik, fisik maupun psikis
kenakalan bagi anak-anak (termasuk
berbeda satu sama lainnya.
lingkungan yang kurang rekreatif).43

2. Bentuk Kenakalan Remaja Lingkungan masyarakat yang tidak atau kurang


Dalam pandangan patologis sosial,
kenakalan remaja (Juvenile menentu bagi prospek kehidupan masa
Delinquency) diposisikan sebagai
sumber patologis sosial yang dimana mendatang, seperti masyarakat yang penuh
semua tingkah laku dari remaja
merupakan hal-hal yang bertentangan spekulasi, korupsi, manipulasi, gosip, isu-isu
dengan norma, stabilitas, moral, disiplin,
dan hukum dilingkungan sosial. negative atau destruktif, perbedaan terlalu
3. Faktor Penyebab
Terjadinya Kenakalan mencolok antarasi kaya dan si miskin,dan
Remaja
Kondisikeluargayang sebagainya.
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

B. Upaya Penanggulangan
Kenakalan Remaja

Berkaitan dengan kenakalan DL dan

teman-teman pihak sekolah sudah

menempuh langkah-langkah pencegahan

sebagai berikut:

1.Mengubah para digma yang salah

dalam keluarga dan sekolah bahwa

kekerasan adalah salah satu bentuk

pendidikan disiplin pada anak.

2.Memberikan kesempatan untuk

mengadakan dialog untuk menyiapkan

jalan bagi tindakan bersama baik antara

remaja dengan orang tua, pendidik

disekolah dan masyarakat.

3.Pemerintah harus tegas kepada media,

sensor pada adegan kekerasan di TV dan

media lain. Komite Penyiaran Indonesia

(KPI) harus lebih tajam.

4.Intensitas sosialisasi berupa kampanye,

pidato dan talkshow bahwa tindakan

kekerasan pada anak-anak harus

dihentikan perlu lebih ditingkatkan.

5.Perlunya peninjauan kembali untuk

memberikan pendidikan budi pekerti atau

pendidikan karakter disekolah karena

disinyalir sekolah lebih mengutamakan

aspek kognitif saja dalam pelaksanaan

pembelajaran disekolah.
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Berkaitan dengan

kenakalan remaja pihak

kepolisian suda menempuh

langkah-langkah pencegahan

sebagai berikut:

1) Upaya Penal

2) Upaya Non penal

Kerangka Berpikir
Teori-teori dan pendapat-pendapat
yang menjelaskan hubungan antara aspek-
aspek yang berhubungan dalam penelitian ini
sebagaimana didapatkan dalam Tinjauan
pustaka, divisualisasikan dalam Gambar 1.
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Gambar 1. Aspek-aspek yang berkaitan dalam penelitian ini (menurut tinjauan pustaka)
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Kenakalan
Implementasi
Faktor Remaja dan Penegakan
Penyebab Geng Sekolah
Hukum

a. Faktor
Interen: a. Diversi
- Keadaan
jiwa labil
- Belum
mampu
kontrol
diri

b. Diproses dalam
sistim peradilan
pidana (SPP)

b. Faktor Ekstern:
- Broken home
- Lingkungan
yang buruk
- Ekonomi
keluarga yang
buruk

3. METODE PENELITIAN bekerjanya hukum di dalam masyarakat. Menurut


Wignjosoebroto, digunakannya penelitian hukum
A. Jenis Penelitian empiris sebagai salah satu metode penelitian
dalam ilmu hukum, karena hukum tidak lagi
Jenis penelitian ini adalah jenis atau tipe dimaknakan sebagai norma-norma yang eksis
penelitian hukum empiris yaitu suatu secara eksklusif di dalam suatu legitimasi yang
metode penelitian hukum yang berfungsi formal.
untuk melihat hukum dalam artian nyata B. Lokasi Penelitian
dan meneliti bagaimana bekerjanya Penelitian ini dilakukan diwilayah hukum Polsek
hukum di lingkungan masyarakat. Kelapa Lima.Penulis memilih lokasi tersebut
Penelitian hukum empiris merupakan dikarenakan Polsek Kelapa Lima merupakan
penelitian hukum yang dimaksudkan salah satu penegak hukum yang ada di Kota
untuk mengkaji dan menganalisis Kupang dan yang menangani kasus Tindak Pidana
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Pencabulan Terhadap Anak oleh Ayah D. Responden/ Informan


Kandung. Penulis merumuskan permasalahan maka tahap
C. Aspek- Aspek yang Diteliti selanjutnya menentukan
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini responden.Responden adalah pihak yang
adalah: menjadi subjek penelitian pada waktu
a) Faktor penyebab tindak pidana melakukan penelitian lapangan.Yang menjadi
pencabulan , yaitu : responden dalam penelitian ini yaitu :
1. Faktor Rendahnya Pendidikan 1) Penyidik PPA Polsek Kelapa Lima: 1 Orang
2.Faktor Lingkungan atau 2) Pelaku : 1 Orang
TempatTinggal
3. Faktor Penyalahgunaan Minuman : 2 Orang
Keras ( Beralkohol ) E. Jenis dan Sumber Data
4. Faktor Penyalahgunaan Teknologi 1) Data primer adalah data yang penulis peroleh
secara langsung dari responden yang berkaitan
b) Upaya penanggulangan tindak langsung dengan penyidikan Tindak Pidana
pidana pencabulan Pencabulan Anak oleh Ayah Kandung dan
1. Upaya Pre-emtif merupakan data utama yang berkaitan dengan
2. Upaya Preventif masalah yang diteliti melalui wawancara.
3. Upaya Represif 2) Data Sekunder merupakan bahan yang penulis
dapatkan dari beberapa artikel dan sumber lain
yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara Yaitu mengadakan tanya-jawab
secara langsung dengan responden untuk
mendapatkan data yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian ini.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu membaca serta
mengkaji berbagai literatur yang relevan dan
berhubungan langsung dengan masalah
penelitian yang dijadikan sebagai landasan
teoritis.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


a. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan
beberapa proses yaitu :
1. Pemeriksaan data (Editing) yaitu
memeriksa kembali kelengkapan data
yang diperoleh, apabila masih belum
lengkap maka diusahakan melengkapi
kembali dengan melakukan koreksi
ulang ke sumber data yang
bersangkutan. Selain itu juga melakukan
pemeriksaan bila ada kesalahan atau
kekeliruan terhadap data yang diperoleh.
2. Penandaan data (Coding) yaitu proses
memberi catatan atau tanda sehingga
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

dapat menyatakan jenis data, ayah terhadap anak kandung ini merupakan
sumbernya atau sesuai dengan kejahatan yang menghebohkan masyarakat
kebutuhan peneliti. setempat, apalagi dalam kasus ini yang menjadi
3. Pentabulasiandata (Tabulating) pelakunya adalah ayah kandungnnya sendiri
yaitu mengkualifikasikan atau yang sudah berusia tua dan korban yang masih
proses memindahkan data dari berusia 13 tahun dan notabenenya ayah
daftar pertanyaan ke tabel yang kandungnnya sendiri yang sebagai mana
telah dipersiapkan. Di dalam semestinya anak harus di lindungi dan di
tabulasi data ini juga dilakukan berikan pendidikan yang cukup untuk nusa dan
konstruksi data atau menyusun bangsa.Secara umum ada beberapa faktor
ulang data secara teratur, penyebab kejahatan, yaitu antara lain:
berurutan, logis sehingga mudah 1. Perangkat Hukum yang Kurang
dipahami untuk memudahkan Melindungi Masyarakat
kegiatan analisis. Banyak anggota masyarakat menginginkan
agar setiap pelaku kejahatan dapadihukum
b. Teknik Analisis Data dengan hukuman yang seberat-beratnya
Teknik analisis data yang digunakan bahkan harus dijatuhi pidana mati.Beberapa
dalam penelitan ini adalah analisis peraturan yang berisikan sanksi pidana bagi
yuridis deskriptif kualitatif. Analisis pelaku kejahatan tidak memiliki pidana
yuridis deskriptif yaitu menjelaskan, minimal, sehingga pelaku kejahatan dapat
menguraikan dan mengambarkan sesuai saja dipidana di bawah pidana maksimal.
dengan permasalahan yang erat
kaitannya dengan penelitian ini guna 2. Penegakan Hukum yang Lemah
memberikan pemahaman yang jelas dan Penegakan hukum pada hakekatnya
terarah yang diperoleh dari hasil merupakan kebijakan penerapan substansi
penelitian. Adapun analisis kualitatif hukum oleh penguasa atau rezim sesui dengan
digunakan untuk mengelompokkan dan kebijakan sosial yang telah digariskan.
menseleksi data yang diperoleh dari Tindakannya penjatuhaan pidana minimal di
lapangan penelitian menurut kualitas dan dalam beberapa peraturan mengisyaratkan
kebenarannya yang disusun secara seseorang yang melakukan tindak pidana dapat
sistematis, kemudian dibuat kesimpulan dijatuhkan pidana di bawah pidana maksimal
yang berguna untuk menjawab rumusan yang telah diciptakan sebelumnya. Padahal
masalah dalam penelitian ini. ketika terjadi sebuah peristiwa kejahatan, maka
yang paling dinginkan oleh masyarakat adalah
4. HASIL PENELITIAN
pelaku harus dijatuhi hukuman yang seberat-
DANPEMBAHASAN
beratnya atau dijatuhi hukuman mati. Terkadang,
A. Faktor Penyebab Tindak Pidana vonis yang dijatuhkan hakim kepada terdakwa
Pencabulan Terhadap Anak Oleh dianggap belum dapat memenuhi rasa keadilan
Ayah Kandung Di Wilayah Hukum dalam masyarakat.
Polsek Kelapa Lima Perlindungan korban khusnya hak korban untuk
Di berbagai lingkungan kehidupan memperoleh ganti rugi merupakan bagian
bermasyarakat dan dalam komunitas integral dari hak asasi di bidang kejahtaraaan dan
keluarga, posisi perempuan menjadi jaminan sosial (social security). Hal inipun
tidak aman dalam menikmati mendapat pengakuan dalam Deklarasi Universal
kenyamanan dan kedamaiannya. Tidak Hak Asasi Manusia Pasal 25 ayat (1) yang
merupakan perbuatan yang menutup menyatakan :
kemungkinan, bahwa di suatu keluarga Setiap orang berhak atas suatu standart
yang kelihatan damai, tiba-tiba muncul kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
salah satu anggotanya yang berani dan kesejahteraan dirinya serta keluarganya,
nekat melakukan perkosaan. termasuk makanan, pakaian, rumah,dan
Kejahatan pencabulan yang dilakukan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

diperlukan,dan hak atas keamanan pada 4.Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan


masa menganggur, sakit, tidak mampu Bahaya Kejahatan.
bekerja, menjanda, lanjut usia, atau Kejahatan menimbulkan dampak yang
kekurangan nafkah lainya dalam keadaan sangat merugikan bagi masyarakat, terutama
diluar kekuasaannya. bagi korban dan keluarganya. Namun di sisi
3. Kerusakan Moral lain masih ada antara anggota masyarakat
G.P. Hoefnagels menyatakan bahwa yang kurang menyadari bahaya dari
hubungan antara kejahatan (dalam arti kejahatan. Hal ini terlihat dari sikap anggota
yuridis) dengan moral dapat masyarakat yang masih kurang berupaya
digambarkan sebagai dua buah unruk melakukan pencegahan terjadinya
lingkaran dengan berbagai bentuk kejahatan. Pencegahan kejahatan memang
sebagai berikut: harus dimulai dari individu.
a. Pandangan ini menganggap bahwa 5. Pembangunan
semua tindak pidana melanggar Pembangunan dapat bersifat kriminogen
moral. Pada kelompok ini termasuk apabila pembangunan itu:
mereka yang menganggap kejahatan a. Mengabaikan nilai-nilai kultural dan
sebagai dosa dan mereka yang moral;
percaya bahwa pemerintah adalah b. Tidak mencakup strattegi perlindungan
pemberian Tuhan. Pandangan ini masyarakat yang menyeluruh/integrasi.
dapat juga disebut sebagai model 6. Terbukanya Peluang Bagi Pelaku
Bonger. Kejahatan.
b. Pada pandangan ini mereka Kejahatan ada karena kesempatan.
berpendapat bahwa Kesempatan ada karena peluang terbuka bagi
hampir semua tindak pidana pelaku. Tidak sedikit peluang itu dibuka oleh
merupakan masyarakat melalui sikap yang memberikan
perbuatan yang melanggar moral, kesempatan bagi pelaku kejahatan untuk
hanya sebagian kecil saja yang tidak melakukan kejahatan.
melanggar moral. Pandangan ini 7. Iman yang Lemah.
melihat moral sebagai pengertian Perkembangan zaman saat ini banyak
absolute yaitu semata-mata sebagai merusak iman serta pemikiran manusia yang
generalisasi dari kode moral mereka. mana semakin banyaknya kejahatan yang
c.Pandangan ini menganggap bahwa timbul di tengah-tengah kehidupan
hanya kejahatan yang sangat berat masyarakat dengan berbagai jenis dan
merupakan perbuatan yang bentuk kejahatan sehingga rusaknya iman
bertentangan dengan moral, seseorang salah satunya adalah kejahatan
sedangkan sebagai besar tindak terhadap perempuan dan, seharusnya
pidana tidak bertentangan dengan manusia harus lebih memikirkan kehidupan
moral. Pandangan ini mendasarkan akhirat dibandingkan kehidupan duniawi
pada kenyataan bahwa dalam Semakin besar keimanan yang dimiliki oleh
masyarakat terdapat berbagai seseorang maka ia akan semakin mengingat
kelompok masyarakat yang Yang Maha Kuasa. Ketika seseorang selalu
seringkali memiliki pandangan moral ingat kepada Yang Maha Kuasa maka ia
yang berbeda-beda. akan terhindar dari berbagai perbuatan yang
d. Pandangan ini memisahkan antara tidak baik dan tidak dibenarkan. Maka dari
moral pribadi dengan kelompok dan itu kita sebagai manusia harus perbanyak
hukum pidana. Hal ini karena belajar agama dan selalu mendekatkan diri
mereka tidak melihat norma kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar kita
tercermin dalam perundang- terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh
undangan pidana karena alasan yang agama, Keimanan merupakan kekuatan yang
sama sekali berbeda. mampu menjaga manusia dari perbuatan
maksiat dan kejahatan.
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

8. Faktor Psikologis pendidikan yang rendah maka pelaku tidak


Faktor psikologis yaitu pendekatan berpikir bahwa dengan melakukan perbuatan
yang digunakan kriminologi dalam tersebut dapat merusak watak anak yang
menjalankan sebab musabab atau menjadi korban.
sumber kejahatan berdasarkan Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
masalah-masalah kepribadian dan merupakan suatu hal yang sangat mendasar
tekanan-tekanan kejiwaan yang dapat dan penting untuk seseorang dan karena itu
mendorong seseorang berbuat butuh sosialisasi agar menjadi landasan
kejahatan. perilaku seseorang, kurangnya pendidikan ini
a. Kejiwaan pelaku pencabulan sangat mengakibatkan pelaku menjadi kurang
b. Faktor rendahnya pendidikan dan seimbang.
ekonomi 2. Faktor Lingkungan atau Tempat Tinggal
9. Faktor Sosiologis Faktor ini terjadi pada kondisi yang
Faktor sosiologis yaitu pendekatan mendukung terjadinya pencabulan yaitu
sejalan dengan aktifitas yang dilakukan oleh
yang digunakan kriminologi dalam
individu maupun kelompok
menjelaskan faktor-faktor sebab masyarakat.Terkadang kondisi kesempatan
musabab dan sumber timbulnya kurang waspada akan menimbulkan rentang
kejahatan berdasarkan interaksi sosial, terhadap kerawanan ditengah maraknya faktor
proses-proses sosial, struktur-struktur dominan dengan segala akibatnya.
sosial dalam masyarakat termasuk Berdasarkan wawancara dengan Briptu
unsure-unsur kebudayaan. KASSANDRA CH FIA Penyidik PPA
a. Faktor teknologi Polsek Kelapa Lima, bahwa adanya
b. Kurangnya pengawasan orang tua kesempatan karena ibu korban yang kurang
c. Faktor lingkungan dan tempat mengawasi dan memberikan perhatian
tinggal terhadap anaknya,kurangnya perhatian dan
d.Faktor masyarakat pengawasan ini dapat disebabkan oleh ibu
yang jarang tinggal serumah, karena sejak
Menurut Penelitian dan wawancara satu bulan ibu korban pergi meninggalkan
penulis dengan Briptu KASSANDRA rumah ke Kabupaten Rote Ndao,sehingga
CH FIA Penyidik PPA Polsek Kelapa korban kurang mendapat perhatian,
Lima dan Pelaku tindak pidana pengawasan, dan kurangnya berkomunikasi
pencabulan anak oleh ayah dari ibunya.
kandung,berdasarakan wawancara Peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor
penulis diketahui adalah: lingkungan atau tempat tinggal yang
1. Faktor Rendahnya Pendidikan menyebabkan kasus pencabulan ini pada
Rendahnya pendidikan inilah yang dasaranya seorang ibu harus memberikan
akan membuat seseorang mudah waktu luang untuk mendengarkan cerita atau
terpengaruh untuk melakukan suatu curhatan dari seorang anak agar anak dapat
perbuatan yang berjung untuk menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi
melakukan kejahatan ataupun kepadanya, di lingkungan keluarga maupun di
pelanggaran dalam tindak pidana. luar lingkungan keluarga (tempat ia bergaul)
Berdasarkan wawancara dengan Briptu dalam kasus ini juga yang menjadi korban
KASSANDRA CH FIA Penyidik PPA adalah anak perempuan yang mana
Polsek Kelapa Lima,bahwa tindak seharusnya anak tersebut lebih dekat kepada
pidana pencabulan terhadap anak bisa ibunya sehingga tidak terjadi tindak pidana
terjadi karena adanya faktor rendahnya seorang anak yang di cabuli oleh ayah
pendidikan.Salah satu delik yang kandungnnya sendiri.
berhubungan karena pelakunya 3. Faktor Penyalahgunaan Minuman
memeliki pendidikan yang rendah Keras (Beralkohol)
adalah tindak pidana Minuman keras beralkohol adalah salah satu
pencabulan.Karena memiliki tingkat jenis NAZA (Narkotika, Alkohol
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

dan Zat Adiktitif) dalam bentuk minuman keyraansgynaenggatm


if.ePnegnaynedraupnagn aklekmoahjoula,natretkinoylaogzia t
tersebut dapat dependensi merupakan dampak globalisasi yang kini
(ketergantungan). Dapat menimbulkan masuk ke Indonesia. Dampak negatif dari
gangguan mental organik, yaitu penyerapan berlebihan perkembangan
gangguan dalam fungsi berfikir, teknologi itu bisa menjadi disalah gunakan
berperasaan dan berperilku, gangguan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Di
mental organik ini disebabkan tengah-tengah masyarakat, dampak
langsung alkohol pada neuro- globalisasi perkembangan teknologi bisa
transmittersel-sel saraf pusat (otak). menghilangkan nilai-nilai dan norma-norma
Minuman keras beralkohol atau yang yang ada di tengah-tengah masyarakat
sering disebut juga minuman keras sehingga dapat menimbulkan penyimpangan-
(miras) pada akhir-akhir ini sangat penyimpangan perilaku. Semakin tinggi
ramai jadi perbincangan masyarakat penyalahgunaan dampak globalisasi
luas, karena berdampak negatif, perkembangan teknologi tersebut, semakin
merusak peminumnya dan merusak tinggi pula tingkat terjadinya tindak pidana
masyarakat, lebih parah lagi yang disebabkan oleh teknologi itu seperti
menimbulkan kejahatan kriminal. tindak pidana pencabulan. Bahkan dengan
Terjadinya peningkatan angka perkembangan teknologi seperti saat ini
kriminalitas yang terjadi dalam memudahkan seseorang untuk mengakses
masyarakat terutama tindak pidana situs-situs yang berbau pornografi, seperti
umum yaitu seperti kasus pencabulan. berupa gambar-gambar, video, dan ada pula
Berdasarakan wawancara dengan yang menyajikan gambar maupun video
tersangka RBK, bahwa sejak sabtu 04 porno. Adegan gambar maupun video dan
Desember 2021, pelaku mengikuti sebagainya dapat mengakibatkan timbulnya
pesta di rumah tetangga. Pelaku pulang keinginan pelaku untuk melakukan adegan
pada hari minggu 05 Desember 2021 dalam video porno. Seseorang yang terbiasa
pagi dan tersangka masih dalam menikmati atau menonton video porno secara
keadaan mabuk kerena mengkonsumsi tidak langsung akan membentuk orientasi
minuman keras beralkohol. seksual seseorang menjadi menyimpang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan wawancara dengan tersangka
seseorang yang berada dibawah RBK, bahwa ia melalukan tindakkan
pengaruh minuman keras beralkohol pencabulan awalnya dengan mengatakan
sangat berbahaya karena dapat kalimat bujuk dengan berkata “LU BISA KO
memberikan efek seseorang menjadi SONDE SEPERTI DI INI VIDIO”? sambil
mabuk atau tidak mampu tersangka memperlihatkan video porno
mengendalikan dirinya sendiri dan terhadap korban, setelah itu korban
cenderung membawa seseorang nekat menjawab “BETA SONDE BISA BAPAK”
untuk melakukan tindak pidana. ,tersangka berkata lagi kepada korban “LU
Seseorang yang mengkomsumsi JANGAN KASIH TAHU SIAPA- SIAPA”
minuman keras membuatnya berani karena korban takut tersangka marah terhadap
untuk melakukan tindak pidana korban maka korban saat itu hanya berdiam
pencabulan dan tidak merasakan yang diri dan takut terhadap tersangka.
namanya malu untuk melakukan tindak Jadi dapat disimpulkan, bahwa faktor
pidana pencabulan karena ilusi yang teknologi juga berpengaruh dalam terjadinya
ditimbulkan oleh minuman keras tindak pidana pencabulan. Seiring dengan
beralkohol. berkembangnya teknologi, maka akan
memberikan dampak positif maupun negatif
4. Faktor Penyalahgunaan Teknologi bergantung pada penggunanya.
Faktor perkembangan teknologi tidak
hanya memberikan dampak positif
tetapi juga dapat memberikan dampak
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

C. Upaya Penanggulangan Tindak bersifat preventif dank arena kebijakan


Pidana Pencabulan Terhadap Anak “penal” mempunyai
Oleh Ayah Kandung Di Wilayah keterbatasan/kelemahan (yaitu bersifat
Hukum Polsek Kelapa Lima ftagmentaris/ simplistis/ tidak structural
Kejahatan merupakan masalah dalam
fungsional, simptomatik/ tidak kausatif/
kehidupan manusia. Seiring dengan
tidak eliminative, individuallistik atau
perkembangan masyarakat dan
“offender-oriented (berorientasi pada
kemajuan ilmu pengetahuan dan
pelaku)/ tidak victim-oriented (berorientasi
teknologi, maka kejahatanpun turut
pada korban)” lebih bersifat represif / tidak
berkembang dalam berbagai jenis dan
preventif; harus didukung oleh infrastruktur
bentuknya, yang pada sisi lain juga
dengan biyaya tinggi).Pencegahan
sekaligus menujukan penderitaan para
kejahatan merupakan pendekatan sederhana
korban dari beragam kejahatan.
dan terarah yang dapat menghindarkan
Walaupun demikian manusia tidak
masyarakat dari resiko menjadi korban.
pernah putus menghadapi kejahatan
Dalam politik kesejahtraan masyarakat,
dan berusaha untuk menemukan cara
tindakan pencegahan terjadinya kejahatan
yang terbaik untuk mengurangi atau
sengat penting atau lebih tepat kalau
menekan jumlah kejahatan. Banyak
dikatakan harus diutamakan. Karena
faktor penyebab kejahatan yang
perbuatan kejahatan akan mengganggu
menyebabkan seseorang melakukan
perkembangan sector-sektor kegiatan sosial
kejahatan. Maka harus segera
ekonomi atau kesejahtraan sosial pada
diadakan upaya untuk
umumnya dalam pengertian yang luas.
penanggulangan. Kebijakan
Sekiranya kebijakan penanggulangan
penanggulangan kejahatan atau yang
kejahatan (politik kriminal) dilakukan
biasa disebut dengan politik kriminal
dengan menggunakan sarana “penal”
merupakan usaha yang rasional dari
(hukum pidana), maka kebijakan hukum
masyarakat untuk menanggulangi
pidana (penal policy), khususnya pada tahap
kejahatan.Sudarto menekankan bahwa
kebijakan yudikatif/aplikatif (pencegahan
politik kriminal dapat dibagi tiga
hukum pidana in concreto) harus
bagian yang integral, yaitu:
memperhatikan dan mengarah pada
1. Dalam arti sempit, ialah
tercapainya tujuan dari kebijakan sosial.
keseluruhan asas dan metode yang
1. Upaya Pre-emtif
menjadi dasar dari reaksi terhadap
Meskipun hukum pidana digunakan sebagai
pelanggaran hukum yang berupa
ultimum remedium atau alat terakhir apabila
pidana.
bidang hukum lain tidak dapat mengatasinya,
2. Dalam arti luas, ialah keseluruhan
tetapi harus disadari bahwa hukum pidana
fungsi dari aparatur penegak hukum,
memiliki keterbatasan kemampuan dalam
termasuk di dalamnya cara kerja dari
menanggulangi kejahatan. Keterbatasan
pengadilan dan polisi.
hukum pidana inilah yang tampaknya
3. Dalam arti paling luas, ialah
dialami oleh Polri yang menggunakan
keseluruhan kebijakan yang
hukum pidana sebagai landasan kerjanya.
dilakukan melalui perundang-
Untuk itu, pencegahan kejahatan tidak
undangan dan badan-badan resmi.
melulu harus menggunakan hukum pidana.
Pencegah dan penanggulangan
Agar penanggulangan tindak pidana
kejahatan harus dilakukastran
pencabulan ini dapat dilakukan secara
dengan “pendekatan integral”; ada
menyeluruh maka tidak hanya pendekatan
keseimbangan sarana “penal” dan
pidana atau penal yang dilakukan, tetapi
“non penal”.
dapat juga dilakukan dengan pendekatan non
Dilihat dari sudut politik kriminal,
penal.
kebijakan paling strategis melalui
sarana “non penal” karena lebih
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Berbicara penanggulangan kejahatan manusia.Hal tersebut disampaikan oleh Briptu


yang dilakukan oleh Kepolisian salah Kassandra bahwa upaya pre-emtif yang
satunya dengan cara pre-emtif, maka dilakukan oleh kepolisian dalam melakukan
berbicara tentang upaya yang dilakukan penanggulangan terhadap tindak pidana
oleh Kepolisian dengan cara pembinaan pencabulan yaitu mensosialisasikan tentang
masyarakat. Upaya pre-emtif disini bahaya tindak pidana pencabulan terhadap
adalah upaya-upaya awal yang dilakukan anak kepada masyarakat, mengajak peran
untuk mencegah terjadinya tindak serta masyarakat dan lembaga terkait untuk
pidana. Usaha-usaha yang dilakukan saling memberikan informasi tentang
dalam penanggulangan kejahatan secara terjadinya tindak pidana pencabulan, dan
pre-emtif adalah menanamkan membina kesadaran hukum masyarakat.
nilainilai/norma-norma yang baik Briptu Kassandra menambahkan bahwa pada
sehingga norma-norma tersebut tertanam umumnya upaya pre-emtif yang dilakukan
dalam diri seseorang. Meskipun ada oleh Polsek Kelapa Lima adalah melakukan
kesempatan untuk melakukan pencegahan secara dini terhadap tindak
pelanggaran atau kejahatan tapi tidak ada pidana asal terlebih dahulu karena pencabulan
niatnya untuk melakukan hal tersebut tidak akan ada apabila tindak pidana asal
maka tidak akan terjadi kejahatan. Jadi dapat dicegah secara dini. Pencegahan secara
dalam usaha pre-entif faktor niat menjadi dini itu biasanya dapat dilakukan melalui
hilang meskipun ada kesempatan. pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah
Upaya pre-emtif kepolisian yaitu dengan menanamkan dan mengamalkan
membimbing masyarakat bagi nilainilai agama dan nilai-nilai moral
terciptanya kondisi yang menunjang Pancasila dan juga pendidikan mengenai
terselenggaranya keamanan dan bahaya pencabulan terhadap anak baik
ketertiban masyarakat, dapat dilingkungan masyarakat melalui penyuluhan
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan: hukum yang pada intinya adalah agar
a.Memberikan penerangan dan masyarakat tahu hukum, paham hukum, sadar
penyuluhan tentang pentingnya hukum, untuk kemudian patuh pada hukum
keamanan dan ketertibanmasyarakat tanpa paksaan, tetapi menjadikannya sebagai
bagi kelancaran jalannya suatu kebutuhan.Pemahaman seseorang
pembangunan nasional. tentang hukum beranekaragam dan sangat
b.Memberikan penerangan dan tergantung pada apa yang diketahui dari
penyuluhan tentang sistem keamanan. pengalaman yang dialaminya tentang hukum.
Berdasarkan hasil wawancara Jadi dengan adanya penyuluhan atau
dengan Briptu KASSANDRA CH FIA pembinaan selain untuk menambah
Penyidik PPA Polsek Kelapa Lima . pengetahuan masyarakat tentang tindak
mengatakan bahwa upaya pre-emtif pidana pencabulan maka dengan adanya
yang dilakukan Polsek Kelapa Lima kesadaran hukum maka muncul ketaatan
dalam menanggulangi tindak pidana hukum.Dalam wawancara dengan Briptu
pencabulan yaitu Polsek melakukan Kassandra di Polsek Kelapa Lima
penyuluhan, sosialisasi, dengan mengatakan bahwa upaya pre-emtif melalui
membuat himbauan agar menciptakan himbauan atau penyuluhan kepada
nilai/norma yang baik dalam masyarakat yang dilakukan oleh Polsek
masyarakat dan menghimbau agar sangat penting karena Polsek tidak dapat
menjauhi kegiatan yang berbau bekerja sendiri untuk melakukan
pornografi. Himbauan tersebut pengungkapan tindak pidana pencabulan
disampaikan langsung melalui media terhadap anak. Tentu Polsek butuh informasi
massa, media cetak, media sosial milik keterangan dari masyarakat maupun instansi
Polsek Kelapa Lima, dan melalui terkait yang berwenang untuk dapat memberi
seminar-seminar mengenai bahaya penjelasan tentang seseorang yang dicurigai
pornografi terhadap pola pikir adanya dugaan tindak pidana pencabulan.
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Upaya-upaya kepolisian untuk perbuatan yang menyimpang. Selain itu


mencegah, menanggulangi, dan dalam upaya preventif yang diperlukan adalah
mengendalikan kejahatan kembali cara meningkatkan kesadaran dan partisipasi
kepada masyarakat itu sendiri dan masyarakat bahwa keamanan dan ketertiban
pihak polisi tidak lagi memandang merupakan tanggung jawab bersama.
masyarakat sebagai pihak yang bersifat 3. Upaya Represif
pasif dan memiliki sumber informasi Berdasarkan wawancara dengan Briptu
yang terbatas, tetapi dipandang sebagai KASSANDARA CH FIA Penyidik PPA
mitra dalam upaya mencegah dan Polsek Kelapa Lima, beliau menyatakan
menangani kejahatan khususnya bahwa upaya represif penanggulangan tindak
pencabulan di wilayah Hukum Polsek pidana pencabulan yang dilakukan ayah
terhadap anak kandung dengan cara
Kelapa Lima.
penjatuhan sanksi pidana. Penerapan pidana
2. Upaya Preventif
kepada pelaku telah melanggar Pasal 81 ayat
Upaya-upaya pereventif adalah tindak (1)dan (3) Undang-undang No. 35 Tahun
lanjut dari upaya pre-emtif yang masih 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
dalam tataran pencegahan sebelum undang Nomer 23 Tahun 2002 Tentang
terjadinya kejahatan. Dalam upaya Perlindungan Anak.
preventif yang ditekankan,
menghilangkan kesempatan untuk
5. PENUTUP
dilakukanya kejahatan.Dalam upaya
preventif kesempatan ditutup.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
Penanggulangan kejahatan secara
serta telah diuraikan sesuai dengan jawaban
preventif dilakukan untuk mencegah
responden melalui wawancara yang
terjadinya atau timbulnya kejahatan
dilakukan oleh penulis, maka penulis dapat
yang pertama kali. Sangat beralasan
menarik kesimpulan sebagai berikut:
bila upaya preventif di utamakan
1. Faktor penyebab tindak pidana
karena upaya preventif dapat dilakukan
pencabulan terhadap anak di wilayah Hukum
oleh siapa saja tanpa suatu keahlian
Polsek Kelapa Lima disebabkan oleh
khusus ekonomis.
beberapa faktor, antara lain:
Mengingat upaya penanggulangan
a. Faktor Rendahnya Pendidikan
kejahatan lewat jalur non penal lebih
b. Faktor Lingkungan atau Tempat Tinggal
bersifat kepada upaya pencegahan
c. Faktor Penyalahgunaan Minuman Keras
sebelum terjadinya kejahatan, maka
(Beralkohol)
sasaran utamanya adalah menangani
d. Faktor Penyalahgunaan Teknologi
faktor-faktor penyebab terjadinya
2. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh
kejahatan. Faktor-faktor kondusif itu
Polsek Kelapa Lima untuk menanggulangi
antara lain berpusat pada masalah-
tindak pidana pencabulan terhadap anak,
masalah atau kondisi-kondisi sosial
antara lain:
yang secara langsung atau tidak
a.Upaya Pre-emtif adalah upaya awal
langsung dapat menimbulkan atau
yang dilakukan oleh pihak kepolisian
menumbuhkan suburkan kejahatan.
untuk mencegah terjadinya tindak
Dalam upaya preventif itu yang
pidana, misalnya menghimbau kepada
terpenting adalah cara melakukan
masyarakat agar lebih waspada
suatu usaha positif, serta cara untuk
terhadap kejahatan yang terjadi kepada
menciptakan suatu kondisi seperti
anak, karena saat ini kejahatan
keadaan ekonomi, lingkungan, juga
pencabulan sering ditemui.
kultur masyarakat yang menjadi suatu
b. Upaya Preventif adalah upaya tindak
daya dinamika dalam pembangunan
lanjut dari upaya pre-emtif yang masih
dan bukan sebaiknya seperti
dalam tingkatan pencegahan sebelum
menimbulkan keteganganketegangan
terjadinya kejahatan, misalnya dengan
sosial yang mendorong timbulnya
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

cara melakukan suatu usaha atau lebih mengarahkan anak pada kegiatan-
kegiatan yang positif . kegiatan yang bermanfaat sehingga dapat
c. Upaya Represif upaya ini dilakukan mencegah hal-hal yang merusak anak.
pada saat telah terjadinya tindak pidana 4. Melakukan rehabilitasi terutama bagi
atau kejahatan yang tindakanya berupa anak perempuan yang menjadi korban
penegakkan hukum, misalnya kekerasan seksual perlu ada tindakan
penyedian perangkat- perangkat yang khusus,karena anak korban
hukum yang diperlukan untuk kekerasan seksual akan menderita
melindungi masyarakat. trauma psikologis yang lama.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan dalam DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini adalah:
1. Buku-buku
1. Sebaiknya penanganan terhadap
kasus kejahatan pencabulan yang
Adami,Chazawi.2002.Tindak Pidana
dilakukan ayah terhadap
Mengenai Kesopanan.Jakarta:PT Raja
anak kandungnnya dilakukan
GrafindoPersada.hlm.80
dengan perhatian khusus, sebab
jika anak selalu diperlakukan tidak
Ali, Zainuddin. 2016. Metode Penelitian
baik terhadap tumbuh kembang
Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
anak terutama anak perempuan
maka bangsa kita akan hancur
Arief ,Barda Nawawi. 2014. Masalah
karena anak perempuan adalah
Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum
bibit dari suatu bangsa yang
Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan.
seharusnya diperhatikan khususnya
Semarang: Kencana Prenadamedia Group.
bangsa ini, jika anak perempuan
selalu dicabuli maka mental dan
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
pikirannya akan rusak dan terbawa
Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi
pikiran-pikiran trauma dan negatif
Ketiga,Jakarta:Balai Pustaka.
kepada orang lain.
2.Agar kejahatan pencabulan tersebut
Djamil,Nasir M. 2013. Anak Bukan untuk
tidak terulang lagi maka dari itu
Dihukum. Jakarta: Sinar Grafika.
harus ditingkatkan lagi upaya-
upaya penanggulangan untuk dapat
Hiariej,Eddy O.S. 2014. Prinsip-Prinsip
mengurangi jumlah pelaku tindak
Hukum Pidana. Yogyakarta:Cahaya Atma
pidana pencabulan terhadap anak,
Pustaka.
seperti yang sudah dijelaskan
beberapa upaya yang telah
Hurairah,Abu. 2006. Kekerasan terhadap
dilakukan dan hasil wawancara
Anak. Jakarta: Nusantara.
dari penyidik kepolisian terkait
dengan kasus yang diangkat.
Mahrus Ali. 2012. Sinar Dasar-Dasar
3.Pentingnya peran masyarakat dan
Hukum Pidana. Jakarta:Grafika.
orang tua dalam fungsi
pengawasan tetap terus dijalankan
Moeljatno.2008. Asas-Asas Hukum
terutama terhadap anak-anak yang
Pidana.Jakarta: PT Rineka Cipta.
ada disekitar. Masyarakat juga
diharapkan melaporkan setiap
Nashriana.2014. Perlindungan Hukum
tindak kejahatan agar proses
Pidana Bagi Anak di Indonesia.Jakarta:Raja
penyidikan berlangsung dengan
Grafindo Persada.
baik guna mencegah kejahatan
tersebut terulang kembali, serta
[MEVI SARLINCE MUSKANAN] Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

P.A.F. LamintIang.1997. Dasar-Dasar


Hukum Pidana Indonesia.
Bandung:Citra Aditya Bakti. Soetandjo Wignjosoebroto, “Penelitian
Sosial Berobjek Hukum”, Disitema,Volume
Sarawati,Rika. 2017. Hukum I.
Perlindungan Anak di
Indonesia.Bandung: PT. Citra Aditya Sudaryono dan Natangsa Surbakti, 2005.
Bakti. Hukum Pidana. Surakarta: Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Soesilo,R.Kitab Undang-undang
Hukum Pidana serta Komentar- Wilson Raja Ganda Tambunan, 2017, dalam
komentar Lengkap Pasal demi Jurnal Pelaksaan Penyelidikan dan
Pasal.Penerbit Politeia.Bogor.1991. Penyidikan

Wadong, Maulana Hassan. 3. Internet


2000.Pengantar Advokasi dan Hukum
Perlindungan Anak.Jakarta:PT. R Wibowo, Bab II Tinjauan Pustaka Konsep
Grasindo. Penanggulangan Kejahatan,
http://eprints.umm.ac.id.

l iniddhuin gYaunlitaewrahnad“aApnK
Wahid Abdul dan Muhmmad Irfan.2002. PerW aloisribs aKnaSsuesk sPueanlc:aPbTulan
Reflika Aditama.Widiyanti,Ninik. Kaitannya dengan Teori-Teori Kriminologi”,
1987. Kejahatan dalam Masyarakat http://widhiyuliawan.blogspot.co.id/2014/04/a
dan Pencegahan.Jakarta: Bima Aksara. nalisis-kasus-pencabulan-kaitannya.html

2. Jurnal Wiji Rahayu dalam Skripsi Tindak Pidana


Pencabulan, 2013http://fh.unsoed.ac.id/sites/
Dina Yunita Sari,Skripsi jurnal default/files/SKRIPSI_0.pdf
Tindak Pidana Perbuatan cabul
terhadap anak Universitas
Hasanuddin, 2016 4. Peraturan Perundang-undangan

Harjanti Setyorini, dalam jurnal Undang-undang Dasar Negara Republik


Perilaku Kriminal Pada Pecandu Indonesia Tahun 1945
Alkohol, Jakarta:Fakultas Psikologi
Unversitas Gunadarma. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak
Kepolisian Terhadap Anak Pelaku
Tindak Pidana Pencabulan, Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Patimah. “Analisis Kriminologis


Pencabulan Yang Di Lakukan Oleh
Wanita Tua Terhadap Anak. Juni
2019.

Anda mungkin juga menyukai