Anda di halaman 1dari 9

SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU

TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL


(Studi Perkara Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2020/PN Kbu)

1
Kamilatun, 2Nisa Fadhilah

Universitas Muhammadiyah Kotabumi

Abstract: Salah satu penerus cita-cita perjuangan bangsa ini adalah anak, yang memilik
peranan dan ciri khusus dan seringkali dijadikan objek tindak kejahatan. Akan tetapi akhir-
akhir ini justru kejahatan pelecehan seksual tersebut dilakukan oleh anak. Akan tetapi
meskipun kejatahan tersebut dilakukan oleh anak, kejahatan tersebut tetap mendapatkan sanksi
atau hukuman sesuai dengan perbuatannya, namun demikian dalam pemberian hukumannya
harus tetap memperhatikan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam undang-undang No. 35
tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang Perlindungan
Anak.

Kata Kunci: Anak, Pidana, Pelecehan Seksual

A. PENDAHULUAN menyebutkan “Anak adalah setiap manusia


yang berusia dibawah 18 (delapan belas)
Salah satu penerus cita-cita tahun dan belum menikah, termasuk anak
perjuangan bangsa ini adalah anak, yang yang masih dalam kandungan apabila hal
memilik peranan dan ciri khusus dan tersebut adalah demi kepentingannya”, dan
seringkali dijadikan objek tindak kejahatan dalam UU No.11/2012 tentang sistem
seperti perkosaan, Incest dan eksploitasi peradilan pidana anak “Anak yang
seksual). Akan tetapi akhir-akhir ini justru berkonflik dengan hukum yang selanjutnya
kejahatan pelecehan seksual tersebut disebut anak adalah anak yang telah
dilakukan oleh anak pada umumnya adalah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum
meniru-niru dari teman sabayanya atau berumur 18 (delapan belas) tahun yang
terpengaruh oleh orang dewasa sehingga diduga melakukan tindak pidana”. dan
hal ini memerlukan perhatian khusus masih dalam undang-undang ini bahwa
karena merupakan permasalahan yang “seorang pelaku tindak pidana anak dapat
sangat besar menyangkut pada moralitas dikenakan dua jenis sanksi yaitu, sanksi
para penerus bangsa yang akan datang. tindakan bagi pelaku tindak pidana yang
Undang-undang No. 39 tahun 1999 berumur 14 tahun meliputi, pengembalian
tentang HAM, Pasal 1 ayat (5) kepada orang tua atau wali, perawatan di

1, 2)
Universitas Muhammadiyah Kotabumi
Jurnal Hukum, Legalita Vol 1, No 2, Desember 2021

LPKS (Lembaga Penyelenggara Kesejah- atau pedoman bagi peneliti tentang


teraan Sosial), atau pelatihan yang diadakan bagaimana cara memperoleh data dalam
oleh pemerintah atau badan swasta. Dan suatu penelitian Berdasarkan hal tersebut
sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana jelasnya bahwa metode merupakan cara
yang berumur 15 tahun keatas”. dilakukan secara sistematis dan terencana
Kasus pelecehan seksual yang agar memudahkan dalam memperoleh data
pelakunya anak yang telah ditangani oleh sebagai jawaban yang diperlukan.
Pengadilan Negeri Kotabumi yaitu perkara Sedangkan pendekatan penelitian ini
No. 4/Pid.Sus-Anak/2020/PN KBU, hakim dilakukan secara normatif (undang-undang
yang menyidangkan perkara ini meng- dan lain-lain) dikarenakan berkaitan
hukum perbuatan terdakwa anak dengan dengan pembahasannya.
pidana penjara 1 tahun dan pelatihan kerja
1 bulan pada LPKA Bandar Lampung di
Pesawaran. D. PEMBAHASAN

Sesungguhnya straafbaarfeit terdiri


B. RUMUSAN MASALAHAN dari tiga kalimat yaitu straf, baar dan feit.
Straf berarti hukuman, baar diterjemahkan
a) Apa faktor penyebab anak dengan kata boleh atau dapat, sedangkan
melakukan tindak pidana pelecehan feit diterjemahkan dengan istilah pelang-
seksual? garan, berperbuatan atau suatu kejadian.
b) Apa sanksi terhadap anak yang Simon menyimpulkan straafbaarfeit
melakukan tindak pidana pelecehan yaitu “perbuatan/kelakukan yang dikena-
seksual? kan hukuman bagi orang yang melanggar
akan tetapi orang tersebut dapat ber-
tanggung jawab atas perbuatannya. Akan
C. METODE tetapi biasanya tindak pidana disebut
delictum yang berasal dari bahasa latin
Untuk memudahkan penulis untuk yang artinya delik yang dalam KBBI delik
menyusun penelitia ini, dipergunakan diartikan sebagai perbuatan yang me-
metode hal dikarenakan untuk memu- langgar undang-undang.
dahkan penulis dalam menganalisis dan Perbuatan pelecehan seksual adalah
menganisa data, maka untuk itu diperlukan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
metode, karena metode merupakan cara terhadap orang lain tetapi seseorang atau

150
Sanksi Pidana Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pelecehan Seksual
(Studi Perkara Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2020/Pn Kbu) (Kamilatun, Nisa Fadhilah)

korbannya tidak menyukai tindakan


tersebut karena itu dianggap sebagai bagi Faktor Eksternal:
dari perbuatan kekerasan seksual seperti Berdasarkan wawancara dengan
meraba, menyentuh, pencabulan apalagi Bapak Hengky Alexander Yaoyao
sampai terjadinya tindak pidana mengatakan faktor mempengaruhi anak
pemerkosaan. melakukan tindak pidana seksual, adalah:

1. Faktor-faktor penyebab anak 1. Faktor pendidikan


melakukan tindak pidana pelecehan Pendidikan memberikan makna
seksual,yaitu penting dalam kehidupan seseorang, karena
semakin tinggi tingkat pendidikannya Ia
Faktor Internal: akan mengerti tentang batasan yang harus
diperbuat, bertanggung jawab serta selalu
1. Daya Emosional bersifat kreatif dalam kehidupan sehari-
Anak belum dewasa ialah yang belum hari.
berumur dua puluh satu tahun dan belum
kawin, oleh karena itu pada usian tersebut 2. Faktor lingkungan
anak belum memiliki keseimbangan untuk Lingkungan keluarga merupakan
dapat mengontrol emosinya atau belum tempat pendidikan awal yang diterima
dapat menahan keinginan hasratnya terutama terhadap seorang anak, karena
biologisnya, hal ini tentu saja dapat anak akan mencontoh dan meniru perilaku
terjadinya suatu penyimpangan karena anak yang ada dalam keluarga tersebut, apabila
tersebut belum dapat mengontrol dalam keluarga tersebut sering terjadi
emosionalnya. kekerasan lama kelamaan akan mem-
pengaruhi jiwanya. Ditambah lagi dalam
2. Usia lingkungan tempat tinggalnya sering
Didalam kasus ini anak sebagai pelaku melakukan tindak pidana namun keadaan
yang berumur 14 tahun merupakan masa itu seolah-olah hal ini merupakan hal yang
yang sangat rentan dimana dimasa ini biasa biasa saja, lingkungan yang tidak
seorang anak sangat ingin mengetahui tersebut lama kelamaan akan mempeng-
segala hal serta di masa pertumbuhan ini aruhi jiwanya.
sikap dan mental yang belum stabil 3. Minuman keras atau narkoba
sehingga melakukan perbuatan yang tidak Minuman keras atau pemakaian
baik. narkoba, minuman keras atau narkoba

151
Jurnal Hukum, Legalita Vol 1, No 2, Desember 2021

merupakan salah satu penyebab terjadinya parahnya lagi anak dapat berbuat nekat
tindak pidana, pada awalnya pelaku tidak dengan mempraktekan adegan yang dia
berani melakukan tindak pidana, akan lihat dari konten pornografi tersebut tanpa
tetapi setelah ia meminum minuman keras berfikir panjang apa akibat kedepannya.
atau menggunakan narkoba, maka timbulah Selain hal tersebut di atas, faktor
hasrat atau keberaniaany hal ini disebabkan penyebab anak melakukan pelecehan
karena di dalam minuman keras dan seksual, yaitu:
narkoba terdapat alkohol dan zat aktif yang
dapat mempengaruhinya jiwanya untuk 1. Faktor agama
berbuat tindak pidana. Apaila seorang taat melaksanakan
ibadahnya secara benar, tentu saja hal ini
4. Faktor ekonomi akan dapat membentenginya dari perbuatan
Faktor kemiskinan merupakan kejahatan terlebih lagi melakukan pele-
penyebab utama terjadinya tindak cehan seksual, karena setiap ajaran agama
kejahatan, faktor kemiskinan ini hal uta- pastilah mengajarkan para pemeluknya
manya yaitu tidak tercukupinya kebutuhan agar jangan sampai melakukan kejahatan
ekonomi secara mendasar, sehingga untuk apalagi memperturutkan hawa nafsunya
mencukupinya jalan yang dapat ditempuh dalam hal melakukan zina, maka dari itu
yaitu dengan bekerja apa saja sehingga peran agama sangatlah penting untuk
tidak ada waku untuk melakukan memberikan pemahaman kepada anak
pengawasan terhadap keluarga/anaknya. bahwa perilaku yang mendekati zina itu
perbuatan dosa.
5. Faktor internet
Penyalahgunaan internet adalah hal 2. Faktor pengawasan orang tua
yang berpengaruh terhadap pola pikir anak, Orang tua merupakan sosok yang mengem-
pengawasaan orang tua tentang peng- ban tanggung jawab dalam kehidupan
gunaan internet masih sangat minim, anak-anaknya, terutama pada saat anaknya
karena tidak semua orang tua paham dalam masih dalam rentang usia dini. Orang tua
penggunaan internet itu sendiri. Kemu- merupakan pasangan yang bertanggung
dahan dalam mengakses internet dapat jawab dalam memenuhi semua kebutuhan
dimanfaatkan oleh anak yang memiliki anaknya, baik fisik maupun psikis. Kese-
perilaku menyimpang untuk melihat hatan fisik dan psikis pada anak akan
konten-konten yang bersifat pornografi mendukung berbagai aktivitas mereka dan
yang mengakibatkan hal buruk dan

152
Sanksi Pidana Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pelecehan Seksual
(Studi Perkara Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2020/Pn Kbu) (Kamilatun, Nisa Fadhilah)

hal tersebut memberikan dampak positif 1. Peran individu dan keluarga


pada persiapan masa depan nya kelak. Pendidikan awal memberikan makna
Dalam kasus pelecehan seksual oleh penting dalam kehidupan seseorang anak
anak terhadap anak ini pengawasan yang terutama bila terjadi permasalahan
kurang dari orang tua merupakan salah satu pelecehan seksual tentunya anak akan takut
penyebabnya. Orang tua jarang memiliki untuk menceritakan apa yang telah terjadi
waktu untuk menjalin komunikasi dengan terhadap dirinya oleh karena itu orang tua
anak. Orang tua tidak tahu dengan siapa harus bijaksana bagaimana cara
anak nya berteman, apa yang dialami dan mensikapinya karena orang tua juga
apa masalah yang anak hadapi. Orang tua berperan penting dalam proses pemulihan
merasa cukup dan aman dengan pasca pelecehan seksual. Keterlibatan
memasukkan anaknya ke sekolah yang orang tua dalam penanganan pelecehan
ternama, padahal orang tua merupakan seksual yang di alami anaknya baik secara
pendidik utama di rumah. Sedangkan hukum maupun penanganan pemulihan
dampak dari pelecehan seksual oleh anak akan berdampak baik bagi psikologis anak.
terhadap anak:
2. Peran Masyarakat
1. Dampak psikologis, merasa terasing, Untuk mencegah meluasnya dan
sering merasa cemas, mudah marah, bertambahnya kejahatan yang melanggar
depresi, menjadi minder/tidak percaya diri, nilai-nilai maupun norma-norma yang
meningkatnya ketakutan, serta menurunnya hidup dan berlaku di dalam suatu
motivasi. masyarakat, maka tentu saja sangat
diperlukan upaya-upaya penanggulangan.
2. Dampak perilaku, mengalami gangguan Oleh karena peran masyarakat dalam
makan, gangguan tidur dikarenakan sering mencegah terjadinya tindak pidana
mimpi buruk serta rasa ingin bunuh diri. pelecehan seksual yaitu dengan
menanamkan nilai atau norma yang baik
3. Dampak pisik, berat badan hal ini setidaknya untuk mengantisipasi
menurun, sering sakit kepala dan gangguan terjadinya pelecehan seksual dilingkungan
pencernaan. tempat tinggalnya.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut,
maka dalam penanganan pelecehan seksual 3. Peran Negara
yang dilakukan oleh anak perlu adanya Negara dalam hal ini pemerintah adalah
perhatian atau peran: pihak yang bertanggung jawab penuh

153
Jurnal Hukum, Legalita Vol 1, No 2, Desember 2021

terhadap kemaslahatan rakyatnya, 4. Bimbingan sosial


termasuk dalam hal ini adalah menjamin Pemberiaan ataupun usaha
masa depan bagi anak-anak sebagai menolong mengenalikan dan hubungan
generasi penerus bangsa, oleh karena itu terhadap lingkungan kemasyarakatannya
pemerintah dengan melibatkan aparat yang didasari kepribadian luhur,
penegak hukumya harus bekerja sama tanggungjawab kemasyarakatannya serta
dengan pemuka adat, pemuka agama, tokoh keterampilan dalam berinteraksi.
masyarakat dan lain-lain agar mengadakan
penyuluhan hukum disetiap Kelurahan dan 5. Pembinaan kewirausahaan
Kecamatan tentang penyuluhan hukum Pelatihan yang difokuskan atas
terutama tentang tindak pidana bagaimana kemampuan dalam keterampilan bekerja.
upaya mencegah terjadinya tindak pidana 2. Sanksi Pidana Terhadap Anak Pelaku
khusus tindak pidana pelecehan seksual. Tindak Pidana Pelecehan Seksual
Sedangkan bagi anak yang telah menjadi Pelecehan seksual oleh anak
korban pelecehan seksual, maka dapat terhadap anak penanganan perkaranya
dilakukan upaya rehabilitasi berguna untuk bedasarkan pada UU No. 11 tahun 2012
memulihkan kondisi seseorang, yakni; mengenai Sistem Peradilan Pidana Anak
(selanjutnya disebut Undang-Undang
1. Perawatan dan pengasuhan Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA),
Pemberian perawatan dan pengasuhan dalam Pasal 69 ayat (2) undang-undang ini
yakni baik psikologis, fisik, maupun menyebutkan bahwa “pidana anak dapat
bantuan hukum dan memberikan dikenakan dua jenis sanksi yaitu tindakan
bimbingan. bagi pelaku tindak pidana yang berumur 14
(empat belas) tahun dan pidana bagi pelaku
2. Motivasi tindak pidana yang berumur (lima belas)
Pemberian dorongan mental yang tahun keatas”.
dapat menguatkan kondisi psikologis. Terkait dengan kasus Nomor:
4/Pid.Sus-Anak/2020/PN.Kbu, Pelaku di
3. Bimbingan mental spritiual dakwa dengan dakwaan di susun secara
Pemberian bimbingan untuk alternatif, yaitu:
membagikan pengetahuan, menguatkan, a. Kesatu : Pasal 81 ayat (1) Undang-
dan juga membagikan pendirian hidup Undang No.17 tahun 2016 tentang
mengenai tingkah laku psikis dan spriritual Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
keagamaannya. Undang No. 1 tahun 2016 tentang

154
Sanksi Pidana Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pelecehan Seksual
(Studi Perkara Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2020/Pn Kbu) (Kamilatun, Nisa Fadhilah)

Perubahan ke-2 atas Undang-Undang No. Peristiwa terjadi yaitu anak (korban)
23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dipaksa untuk bertemu dan makan setelah
Jo. Pasal 76 D Undang-Undang Nomer 35 itu terjadi peristiwa persetubuhan dengan
tahun 2014 tentang Perubahan Undang- paksaan dari anak (pelaku). Dan belum ada
Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perdamaian diantara kedua belah pihak.
Perlindungan Anak. 2. Hasil Visum Et Repertum Repertum
b. Kedua : Pasal 81 ayat (2) Undang- dari Rumah Sakit Hi. Muhammad Yusuf
Undang No.17 tahun 2016 tentang No. VER/005/RSHMY/I/2020 tanggal 15
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Januari 2020 yang ditandatangai oleh dr.Hj.
Undang No. 1 tahun 2016 tentang Sri Haryati, M.Kes selaku dokter yang
Perubahan ke-2 atas Undang-Undang No. memeriksa anak (korban) dengan
23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. kesimpulan “dari hasil pemeriksaan luar
Atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, dapat disimpulkan terdapat luka lama di
anak telah mengerti melalui Penasihat bibir vagina di jam 1, 3, 5, 7, 8, 11 akibat
Hukum nya dan anak menyatakan tidak benda tumpul”
mengajukan keberatan/eksepsi, oleh karena Dalam persidangan telah didengar
itu pemeriksaan perkara ini dilanjutkan pendapat/keterangan dari Pembimbing
untuk pembuktian. Kemasyarakatan (POSBAPAS Lampung
Di dalam membuktikan dakwaan Utara), yang pada pokoknya agar terhadap
nya terlebih dahulu Jaksa Penuntut Umum anak sebaiknya diberikan Putusan berupa
mengajukan saksi dan alat bukti: Tindakan yaitu perawatan di LPKS Insan
Berguna bandar Lampung agar klien dapat
1. Anak (korban), yang terlebih pemulihan mental dan gejala penyim-
dahulu telah disumpah pada pokoknya pangan sosial.
menerangkan bahwa korban kenal dan Bedasarkan pertimbangan hakim
pernah ada hubungan berpacaran dengan dalam perkara ini bahwa hakim tidak
anak (pelaku) dan benar Ia menjadi korban sependapat apabila anak dijatuhi dengan
persetubuhan yang dilakukan oleh putusan berupa tindakan yaitu perawatan di
terdakwa anak. Peristiwa ini terjadi LPKS Insan Berguna Bandar Lampung
sebanyak 2 (dua) kali yaitu pertama pada karena perlu diperhatikan akibat dari
bulan September 2018 dan yang kedua perbuatan anak tersebut berakibat meru-
seminggu dari kejadian pertama di sebuah gikan anak korban dan membuat malu dan
rumah kosong di Sukajaya Kelurahan Kota menghancurkan masa depan korban serta
Alam Kecamatan Kotabumi Selatan. meresahkan masyarakat, disisi lain agar

155
Jurnal Hukum, Legalita Vol 1, No 2, Desember 2021

anak pelaku merasa dan menyadari bahwa lukan dalam penyelesaian perkara pidana
perbuatannya berakibat dapat merugikan anak yang tujuannya yaitu demi kepen-
dirinya dan merugikan orang lain serta agar tingan serta kesejahteraan anak sehingga
anak pelaku dapat menginsyafi kesala- menghasilkan jalan keluar yang terbaik.
hannya, akan tetapi meskipun demikian Oleh karena itu sesuai dengan fakta
sanksi pidana penjara yang akan dijatuhkan yang terungkap di persidangan putusan
pada diri anak tersebut juga tidak boleh pengadilan terhadap kasus Nomor
merusak masa depan anak, dimana anak 4/Pid.Sus-Anak/2020/PN.Kbu sebagai be-
masih berkeinginan berubah perilaku rikut: Menyatakan anak telah terbukti
buruknya selama ini serta anak masih ingin secara sah dan meyakinkan bersalah
bersekolah kembali. melakukan tindak pidana“Dengan sengaja
Dengan demikian, hakim anak juga membujuk anak untuk melakukan per-
tidak sependapat dengan tuntutan JPU, setubuhan dengannya”, sebagaimana dalam
sehingga hakim anak akan memberikan dakwaan Alternatif Kedua; sehingga
masa pidana yang masih sesuai dengan asas menjatuhkan pidana kepada anak oleh
kemanusiaan dan keadilan bagi anak karena itu dengan pidana penjara selama 1
dengan memperhatikan hal-hal yang me- (satu) tahun dan pelatihan kerja selama 1
ringankan pada anak, maka hakim anak (satu) bulan pada Lembaga Pembinaan
berpendapat bahwa hukuman yang akan Khusus Anak (LPKA) Klas II.B Bandar
diberikan kepada anak tersebut dirasa Lampung di Pesawaran.
sudah tepat dan adil setimpal dengan
perbutannya.
Sejalan dengan pernyataan Bapak PENUTUP
Hengky Alexander Yaoyao, putusan
tersebut sudah sesuai dengan aturan yang a. Simpulan
berlaku. Menurut Bapak Hengky
Alexander Yaoyao sebelum menetapkan Bedasarkan penelitian yang
putusannya terhadap di bawah umur di dilakukan, penulis dapat menarik simpulan
dasarkan atas beberapa pertimbangan di yaitu sebagai berikut:
antaranya Undang-Undang Perlindungan 1. Penyebab anak melakukan
Anak, Undang- Undang Pidana Anak, pelecehan sexsual yaitu faktor internal
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana meliputi faktor emosional, usia. Adapun
Anak, musyawarah, kekeluargaan dan eksternalnya yaitu faktor lingkungan,
beberapa pertimbangan lain yang diper-

156
Sanksi Pidana Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pelecehan Seksual
(Studi Perkara Nomor 4/Pid.Sus-Anak/2020/Pn Kbu) (Kamilatun, Nisa Fadhilah)

ekonomi, internet, dan faktor pengawasan 1. Kepada penegak hukum agar dalam
orang tua. pemberian hukuman terutama terhadap
2. Dalam memberikan sanksi pidana anak pelaku pelecehan seksual hendaklah
terhadap anak maka perlu dipertimbangkan tetap memperhatikan hak- hak anak sebagai
terlebih dahulu keadaan yang memberatkan pelaku maupun korban.
dan yang meringankan anak, dan dalam 2. Kepada semua pihak terutama
menjatuhkan hukuman terhadap anak harus kepada orang tuanya dapat memberikan
memperhatikan hak-hak anak, karena anak perhatian terhadap perkembangan anaknya
merupakan penerus cita-cita yang akan terutama pergaulannya, lingkungannya,
datang. penggunaan media internet. Orang tua juga
harus membimbing anak tentang
b. Saran bagaimana mengatasi agar terhindar dari
pelecehan seksual.

DAFTAR PUSTAKA

Chazawi Adam. Tindak Pidana Pornografi. Sinar Grafika. Jakarta. 2015

Hamzah Andi, Kamus Hukum. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2008

Poerwadarminta. W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 2011.

Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak.

Undang-undang No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 tahun 2003
tentang Perlindungan Anak.

Buku Suplemen Bimbingan Tekhnis Kesehatan Reproduksi. BKKNB. Jakarta. 2009

157

Anda mungkin juga menyukai