Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK

PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK

Oleh:
Dody Suryandi 1)
Nike Hutabarat 2)
dan Hartono Pamungkas 3)
UniversitasDarmaAgung, Medan 1,2,3)
E-mail:
dody.suryandi.ac@gmail.com 1)
nikeardina14041993@gmail.com 2)
3)
dan hartonopamungkas123@gmail.com,

ABSTRACT

Every child who is a victim in a crime of sexual violence or rape, at the trial stage the child
victim must be a witness. The victim must repeat the story or incident that he experienced
before the panel of judges, prosecutors of the defendant's lawyer and the defendant himself.
The victim must not be positioned in a depressed state, both physically and psychologically.
When the victim becomes a witness, the victim is treated as well as possible, in the sense that
he must not be feared by outsiders both psychologically and psychologically.
Keyword: Penalty, Sexual Assault, Child

ABSTRAK
Setiap anak yang menjadi korban dalam kejahatan kekerasan seksual atau pemerkosaan, pada
tahap persidangan korban anak harus menjadi saksi. Korban harus mengulangi cerita atau
kejadian yang dia alami di hadapan majelis hakim, jaksa penuntut dan terdakwa sendiri.
Korban tidak boleh diposisikan dalam keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
Ketika korban menjadi saksi, korban diperlakukan sebaik mungkin, dalam arti bahwa ia tidak
perlu ditakuti oleh orang luar baik secara psikologis maupun psikologis.
Kata kunci: Penalti, Penyerangan Seksual, Anak

1. PENDAHULUAN Pemerintah. Adapun yang menjadi pokok


permasalahan adalah Bagaimana
Perlindungan terhadap kekerasan
Pengaturan Hukum Tindak Pidana
seksual pada anak juga dilakukan dengan
Kekerasan Seksual terhadap Anak di
melakukan pencegahan, tidak hanya
Indonesia ditinjau dari Undang-Undang
menghukum pelaku lalu sudah dapat
No.35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
dianggap memberikan keadilan pada
Anak, Bagaimana Penerapan Sanksi
korban tetapi juga perlu memberikan
Pidana terhadap Tindak Pidana Kekerasan
pengertian tentang bagaimana sebenarnya
Seksual terhadap Anak menurut Undang-
pelecehan seksual tersebut untuk
Undang No.35 Tahun 2014 tentang
mencegah anak-anak menjadi korban
Perlindungan Anak, Bagaimana
pelecehan seksual, antara lain: lingkungan
keluarga, Lingkungan Sekolah,

JURNAL DARMA AGUNG Volume 28, Nomor 1, April 2020 ; 84 - 91 84


Pertimbangan Hukum Hakim terhadap Sanksi hukuman terhadap pelaku
Putusan 3551/Pid.Sus/2018/PN.Mdn? kekerasan seksual terhadap anak yang
masih di bawah umur telah diatur sendiri
2. TINJAUAN PUSTAKA
di dalam Undang-Undang Perlindungan
Cabul merupakan perbuatan yang
Anak Nomor 35 Tahun 2014 tentang
menjurus ke arah perbuatan seksual atau
Perubahan Undang-Undang Perlindungan
dapat berupa perkataan dan gambar yang
Anak Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 81
mengarah pada seksual yang dilakukan
Butir (1), (2), (3).
untuk meraih kepuasan diri diluar ikatan
Pemberian sanksi hukuman
perkawinan.
tambahan terhadap pelaku kejahatan
Pelecehan seksual merupakan
pemerkosaan terhadap anak yang masih di
istilah dalam masyarakat untuk
bawah umur harus dilakukan, agar mampu
menggambarkan suatu tindak kekerasan
memberikan efek jerabagi pelaku.
secara seksual, sedangkan di dalam hokum
Ada 4 masalah anak yaitu :
istilah pelecehan seksual jarang digunakan
1) Kekerasan pada mental,
karena lebihm enggun akan istilah
2) Kekerasan pada jasmani,
kekerasan seksual kecuali dalam Undang-
3) Kekerasan di sekolah, dan
Undang Nomor 9 tahun 1999 tentang Hak
4) Kekerasan pada seksual
Asasi Manusia yang menyebutkan adanya
istilah pelecehan seksual.
Delik kesusilaan terhadap anak-anak 3. METODE PENELITIAN
di dalam KUH Pidanaakan di bedakan
Metode pendekatan yang dilakukan
menjadi 2 yaitu :
a. Persetubuhan dalam penelitian ini adalah metode yuridis
b. PerbuatanCabul normatif, yaitu Penelitian Hukum yang
dilakukan dengan carameneliti bahan
Perbuatan cabul pada anak bisa pustaka atau data sekunder, bempa hokum
diorientasikan juga dengan kegiatan- positif dan bagaimana penerapannya dalam
kegiatan seksual yang verbal dan non praktik di Indonesia.
verbal, seperti memegang bagian
kemaluan seseorang, ajakan berhubungan 4. HASIL dan PEMBAHASAN
seksual yang tidak dikehendaki korban dan a. Pengaturan Hukum Tindak
ada unsur pemaksaan didalamnya.
Pidana Kekerasan Seksual
Perbuatan cabul sendiri dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana terdiri Terhadap Anak Di Indonesia
dari perbuatan cabul pada orang yang telah Ditinjau Dari Undang-Undang
dewasa, anak-anak dan pada yang sejenis, Nomor. 35 Tahun 2014 Tentang
perbuatan cabul pada orang dewasa diatur Perlindungan Anak
dalam Pasal 281, 282, 283, 283 bis, 284 Persetubuhan dalam Buku II Bab
dan 286. XIV KUH Pidana tentang Kejahatan
Perbuatan cabul pada anak-anak Terhadap Kesusilaan. Kejahatan ini
diatur dalam Pasal 287, 288, 289, 290 dan diartikan sebagai perbuatan pidana
291 sedangkan perbuatan cabul pada berkaitan dengan seksualitas yang dapat
sesama jenis diatur dalam pasal 292 dan dilakukan terhadap laki-laki ataupun
293, adanya pasal 292 dan 293 perempuan. Persetubuhan dibagi menjadi
menunjukan bahwa perbuatan pelecehan beberapa macam yaitu :
seksual yang masuk katagori perbuatan 1. Persetubuhan dengan paksaan diatur
cabul tidak hanya berlangsung antara laki- dalam Pasal 285 KUH Pidana.
laki dan perempuan saja akan tetapi juga
terhadap yang sejenis.

85 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK
Dody Suryandi 1) Nike Hutabarat 2) dan Hartono Pamungkas 3)
2. Persetubuhan tanpa paksaan diatur 3. Dalam hal anak sebagaimana
dalam 286 dan 287 KUH Pidana. dimaksud pada ayat (2) mati,
3. Persetubuhan terhadap anak diatur maka pelaku dipidana dengan
dalam Pasal 289 KUH Pidana. pidana penjara paling lama 15
Pelecehan seksual pada anak tidak (lima belas) tahun dan/atau denda
hanya diatur dalam Kitab Undang-Undang paling banyak Rp
Hukum Pidana saja tetapi juga diatur 3.000.000.000,00 (tiga miliar
dalam peraturan yang lebih khusus yaitu rupiah).
diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Dalam Pasal 80 ayat (4) Undang-
tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Undang No. 35 Tahun 2014 tentang
pada Pasal 81 dan 82 yang menyebutkan Perlindungan Anak juga mengatur secara
bahwa : hukuman bagi pelaku kejahatan khusus mengenai tidak pidana
seksual terhadap anak minimal 5 tahun dan penganiayaan terhadap anak dalam
maksimal 15 tahun penjara serta denda keluarga disertai sanksi pidana yaitu:
minimal maksimal sebesar Rp. Pidanaditambah 1/3 (sepertiga) dari
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah, ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
sedangkan hukuman lainnya menurut ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang
KUHP pasal 287 dan 292 menyebutkan melakukan penganiayaan tersebut adalah
bahwa masa hukuman terhadap pelaku orang tuanya. Adapun kewajiban dan
pencabulan terhadap anak maksimal 9 tanggung jawab negara dan pemerintah
tahun (pasal 287) dan maksimal 5 tahun terhadap penyelenggaraan perlindungan
(pasal 292) hal ini menunjukan bahwa 53 anak, ditegaskan dalam Pasal 21 sampai
undang-undang perlindungan anak sebagai Pasal 25 UU No. 35 Tahun 2014 tentang
lex specialis memberikan ancaman yang Perlindungan Anak, yang meliputi
lebih besar dibanding dengan yang diatur kewajiban dan tanggungjawab.
dalam KUHP. Bentuk perlindungan anak yang
Ketentuan tersebut terdapat di dalam diberikan oleh Undang-Undang
Pasal 80 ayat (1), (2), dan (3) sebagaimana Perlindungan Anak dan Undang-Undang
tersebut di bawah ini: Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Setiap orang yang melanggar Tangga dan Sistem Peradilan Pidana Anak
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam merupakan adopsi, kompilasi, atau
pasal 76C yang berbunyi : reformulasi dari bentuk perlindungan anak
1. Setiap orang dilarang yang sudah diatur dalam Kitab Undang-
menempatkan, membiarkan, Undang Hukum Pidana. Dalam KUHP
melakukan, menyuruh terdapat beberapa pasal yang memberikan
melakukan, atau turut serta perlindungan bagi anak terhadap kekerasan
melakukan kekerasan terhadap seksual, perlindungan terhadap anak
anak. Dipidana dengan pidana ditunjukkan dengan pemberian hukuman
penjara paling lama 3 (tiga) tahun (sanksi) pidana bagi pelaku.
6 (enam) bulan dan/atau denda Hal ini tercantum dalam KUHP pada
paling banyak Rp 72.000.000,00 pasal-pasal dalam sebagai berikut:
(tujuh puluh dua juta rupiah). 1. Masalah pesetubuhan diatur
2. Dalam hal anak sebagaimana dalam Pasal 287, Pasal 288, Pasal
dimaksud dalam ayat (1) luka 291
berat, maka pelaku dipidana 2. Perbuatan cabul diatur dalam
dengan pidana penjara paling Pasal 289, Pasal 292, Pasal 293,
lama 5 (lima) tahun dan/atau Pasal 294, Pasal 295, Pasal 298.
denda paling banyak Rp Jadi bentuk perlindungan hukum
100.000.000,00 (seratus juta yang diberikan KUHP bagi anak terhadap
rupiah). kekerasan seksual merupakan

JURNAL DARMA AGUNG Volume 28, Nomor 1, April 2020 ; 84 - 91 86


pertanggungjawaban pidana terhadap b. Penerapan Sanksi Pidana
pelaku, bukanlah pertanggung jawaban Terhadap PelakuTindak Pidana
terhadap kerugian/penderitaan korban Kekerasan SeksualTerhadap Anak
secara langsung dan konkret, tetapi lebih Pasal 81 berbunyi :
tertuju pada pertanggungjawaban yang Setiap orang yang dengan sengaja
bersifat pribadi/individual. melakukan kekerasan atau ancaman
Berikutnya dalam Undang-Undang kekerasan memaksa anak melakukan
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan persetubuhan dengannya atau dengan
Anak sebagaimana yang telah diubah orang lain, dipidana dengan pidana penjara
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun paling lama 15 (lima belas) tahun dan
2014 tentang Perubahan Atas Undang- paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga
Perlindungan Anak juga memberikan ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp.
perlindungan bagi anak yang diatur. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Undang-undang ini berfungsi untuk (1) Ketentuan pidana sebagaimana
pemberian perlindungan khusus bagi hak- dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula
hak anak dari berbagai macam kekerasan bagi setiap orang yang dengan sengaja
dalam hal ini tindak kekerasan seksual. melakukan tipu muslihat, serangkaian
Secara tegas dalam Pasal 15 kebohongan, atau membujuk anak
UndangUndang Nomor 35 Tahun 2014 melakukan persetubuhan dengannya
tentang Perubahan Atas Undang-Undang atau dengan orang lain
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Pasal 82 berbunyi :
Perlindungan Anak menyebutkan bahwa: Setiap orang yang dengan sengaja
“Setiap Anak berhak untuk memperoleh melakukan kekerasan atau ancama
perlindungan” dari: kekerasan, memaksa, melakukan, tipu
a. Penyalahgunaan dalam kegiatan muslihat, serangkaian kebohongan,
politik; atau membujuk anak untuk melakukan
b. Pelibatan dalam sengketa bersenjata ; atau membiarkan dilakukan perbuatan
c. Pelibatan dalam kerusuhan sosial ; cabul, dipidana dengan pidana penjara
d. Pelibatan dalam peristiwa yang paling lama 15 (lima belas) tahun dan
mengandung unsure kekerasan ; paling singkat 3 (tiga) tahun dan
e. Pelibatan dalam peperangan ; dan denda paling banyak Rp.
f. Kejahatan seksual. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
Bentuk- bentuk penegakah hukum dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00
terhadap tindak pidana p seksual pada anak (enam puluh juta rupiah).
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Tindak pidana kekerasan seksual
Pidana (KUHP) dan Undang-Undang terhadap anak merupakan masalah yang
Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 sangat serius. Kekerasan seksual terhadap
telah dijelaskan bahwa tindak pidana anak tidak hanya akan menimbulkan
pelecehan seksual terhadap anak di bawah dampak yang secara fisik tetapi juga
umur merupakan sebuah kejahatan dampak secara mental.
kesusilaan yang bagi pelakunya harus
diberikan hukuman yang setimpal. Maksud Dampak secara fisik tidak
dan tujuannya agar dengan dijatuhkan membutuhkan waktu yang terlalu lama
hukuman kepada pelaku dapat mengurangi untuk mengobatinya, tetapi dampak secara
dan mencegah terjadinya pelanggaran mental bias membutuhkan waktu bertahun-
hukum dari kejahatan seksual pada anak. tahun agar dapat pulih seperti sediakala.
Bahkan, ada juga yang sampai mengalami
masalah kejiwaan atau depresibahkan

87 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK
Dody Suryandi 1) Nike Hutabarat 2) dan Hartono Pamungkas 3)
sampai memutuskan bunuh diri dikarena Ketika korban itu berangkat ke
tidak kuat menahan penderitaan dan rasa Pengadilan, apabila ada upaya melakukan
maluakibat pelecehan seksual yang intimidasi terhadap pihak korban maupun
dialaminya. keluarga korban. Korban ditempatkan
diruangan tersendiri, yang nantinya tidak
Sistem Peradilan Pidana adalah
boleh ada pihak-pihak yang menakutiatau
sistem yang dibuat untuk menanggulangi
melakukan intimidasi kepada korban,
masalah-masalah kejahatan yang dapat
bilamana perlu ada pengawasan dari
mengganggu ketertiban dan mengancam
petugas pengadilan, kejaksaan, kepolisian.
rasa aman dalam suatu masyarakat.
Bahwa kata system menunjukkan c. Pertimbangan Hukum Hakim
adanya suatu kesan dari objek yang Terhadap Putusan
komplekslainny adan berjalan dari awal Perkara Nomor
sampai akhir, oleh karena itu dalam 3551/Pid.Sus/2018/PN.Mdn
mewujudkan tujuan system tersebut ada Menimbang, bahwa berdasarkan
empatinstansi yang terkaityaitu Kepolisian, fakta-fakta di persidangan akan di
Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga pertimbangkan apakah terdakwa terbukti
Pemasyarakatan. bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang di dakwaan jaksa
Keempat komponen tersebut harus
penuntut umum.
bekerjasama secara terpadu. Berproses
Menimbang bahwa terdakwa di
secara terpadu artinya keempat sub
hadirkan di persidangan berdasarkan surat
sistemini berkerjasama berhubungan
dakwaan penuntut umum disusun secara
walaupun masing-masing berdiri sendiri.
alternatif, Kesatu didakwa melanggar pasal
Polisi selaku penyidik melakukan 81 ayat (1) Jo pasal 76D Undang-Undang
penyidikan termasuk penyelidikan, RI no.35 Tahun 2014 tentang perlindungan
penangkapan, penahanan, penggeledahan anak, Kedua melanggar pasal 81 ayat (2)
dan penyitaan. Jaksaselaku penuntutumum Jo pasal 76D Undang-Undang RI no.35
melakukan penuntutan berdasarkan hasil Tahun 2014 tentang perlindungan anak,
penyidikan yang disampaikan oleh Ketiga pasal 82 ayat (1) Jo pasal 76E
penyidik. Hakim atas dasar dakwaan Undang-Undang RI no.35 Tahun 2014
penuntutumum mengadili dalam tentang perlindungan anak.
persidangan. Menimbang bahwa oleh karena
Setiap anak yang menjadi korban dakwaan penuntut umum disusun secara
dalam tindak pidana kekerasan seksual alternatif maka majelis hakim langsung
atau perkosaan, pada tahap persidangan memilih dakwaan yang paling sesuai
anak yang menjadi korban tersebut harus dengan perbuatan terdakwa berdasarkan
menjadi saksi. Si korban harus mengulangi fakta-fakta yang terungkap dalam
cerita atau kejadian yang telah dialaminya persidangan dan menurut majelis hakim
dihadapan majelis hakim, jaksa dari dakwaan yang paling sesuai dengan
pengacara terdakwa serta terdakwa itu perbuatan terdakwa adalah dakwaan
sendiri. Si korban tidak boleh diposisikan Ketiga melanggar pasal 82 ayat (1) Jo
dalam keadaan tertekan, baik fisik maupun pasal 76E Undang-Undang RI no.35
psikisnya. Tahun 2014 tentang perlindungan anak
yang unsur-unsur nya :
Pada saat korban menjadi saksi, a) Setiap orang
korban tersebut diperlakukan dengan b) Melakukan kekerasan atau
sebaik mungkin, dalam arti dia tidak boleh ancaman kekerasan, memaksa,
ditakuti oleh pihak luar baik psikologis melakukan tipu mulsihat,
maupun psikisnya. serangkain kebohongan atau

JURNAL DARMA AGUNG Volume 28, Nomor 1, April 2020 ; 84 - 91 88


membujuk anak untuk melakukan pelaku karena dalam kesaksiannya pelaku
atau membiarkan perbuatan cabul tidak hanya menunjukkan alat kelamin
dengan nya atau dengan orang lain. terdakwa kepada korban tapi juga sempat
Mengenai Unsur Setiap Orang, memasukkan jari kedalam kemaluan dari
Menimbang, bahwa yang dimaksud korban yang bisa saja tujuan dari pelaku
dengan setiap orang dalam perkara ini adalah ingin memperkosa korban. Hakim
adalah siapa saja selaku manusia sebagai mempertimbangkan bagaimana terdakwa
subjek hukum yang di dakwa melakukan melakukan perbuatannya tersebut, karena
suatu tindak pidana tanpa terkecuali diri dengan mengetahui cara yang dilakukan
terdakwa Julkarnaen Batubara Alias terdakwa tersebut hakim dapat mengetahui
DEKOK yang dituntut serta diminta apa saja yang terjadi sehingga dapat
pertanggungjawaban atas perbuatannya. menjadi pertimbangan hakim dalam
Menimbang bahwa yang dengan menjatuhkan hukuman terhadap terdakwa.
diajukan nya terdakwa ke persidangan Dalam hal-hal yang meringankan, hakim
dalam perkara ini identitas nya sebagai mempertimbangkan usia terdakwa yang
mana tercantum secara jelas dan lengkap sudah lanjut usia serta mempertimbangkan
dalam surat dakwaan penuntut umum, hal sikap terdakwa setelah perbuatannya
mana telah dibenarkan saksi-saksi dan tersebut dilakukan yaitu terdakwa
terdakwa dan selama persidangan mengakui dan menyesali perbuatannya dan
terdakwa dapat menjawab secara baik dan telah meminta maaf kepada keluarga
lancar atas pertanyaan yang diajukan korban dipersidangan namun hakim tidak
kepadanya, sehingga orang yang didakwa mempertimbangkan apakah perbuatan
melakukan tindak pidana sebagaimana terdakwa telah dimaafkan oleh korban
dalam dakwaan penuntut umum tidak sebagai salah satu pertimbangannya.
keliru diajukan ke persidangan dan Dalam hal-hal yang memberatkan
terdakwa dapat diminta terdakwa, penulis berpendapat bahwa
pertanggungjawaban atas perbuatannya, hakim lebih menitik-beratkan pada
maka dengan demikian unsur setiap orang perbuatan terdakwa, yaitu perbuatan
telah terpenuhi. terdakwa meresahkan masyarakat dimana
Hal-Hal Yang Diperhatikan Dalam anak yang masih dibawah umur sebagai
Pertimbangan Halam Dalam Putusan korban dari tindak kekerasan seksual.
PerkaraNomor.3551/Pid.Sus/2018/PN.MD
N. Selain mempertimbangkan hal-hal yang 5. KESIMPULAN dan SARAN
meringankan dan memberatkan terdakwa,
hakim juga mempertimbangkan hal yang 1. Pengaturan tentang persetubuhan
berkaitan dengan kesalahan yang terhadap anak diatur dalamUndang-
dilakukan oleh terdakwa. Kesalahan dibagi Undang Perlindungan Anak Nomor.35
menjadi dua bagian yaitu kesengajaan dan Tahun 2014Pasal 81 dan 82 ayat (1),
kealpaan. Dalam kasus ini jelas bahwa (2),dan(3)Undang-Undang
terdakwa melakukan perbuatannya dengan Perlindungan Anak Nomor.35 Tahun
sengaja, oleh karena itu terpenuhilah unsur 2014. Tentang tindak pidana
kesalahannya. Dalam kasus ini sikap batin kekerasan seksual terhadap anak pada
dari pelaku saat melakukan perbuatannya pasal 76D, 76E dan dalam KHUP
tidak dalam keadaan dipaksa, tertekan atau terdapat juga beberapa pasal yang
dalam pengaruh obat-obatan, artinya memberikan perlindungan bagi anak
pelaku secara sadar melakukan terhadap kekerasan seksual,
perbuatannya. perlindungan terhadap anak
Dalam hal ini hakim tidak ditunjukkan dengan pemberian
mempertimbangkan motif sebenarnya dari hukuman(sanksi) pidana, bagi pelaku

89 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK
Dody Suryandi 1) Nike Hutabarat 2) dan Hartono Pamungkas 3)
yaitu : pada pasal 287, 288, 291 yang yang memberatkan dan meringankan,
mengatur tentang persetebuhan. telah memperhatikan unsur-unsur
Sedangkan perbuatan cabul/kekerasan dalam pasal 82 ayat (1) Jo pasal 76E
seksual terhadap anak diatur dalam Undang-Undang no.35 Tahun
pasal 289, 292, 293, 294, 295, dan 2014tentang perlindungan anak.
298. Menjatuhkan pidana penjara terhadap
2. Penerapan Sanksi hukum pidana terdakwa selama 10 Tahun dan pidana
materil terhadap pelaku tindak pidana denda sejumlah Rp. 600.000.000,-
kekerasan seksual terhadap anak (Enam Ratus Ribu Rupiah) dengan
Nomor.3551/Pid.Sus/2018/PN.MDN, ketentuan jika denda tersebut tidak
yaitu didasarkan pada fakta-fakta dibayar maka harus diganti dengan
hukum baik melalui keterangan- pidana kurungan selama 3 Bulan.
keterangan saksi, keterangan Seorang Hakim dalam menjatuhkan
terdakwa, maupun alat-alat bukti. putusan harus mempertimbangakan
Selain itu, juga didasarkan pada hukum yang ada dimasyarakat sesuai
pertimbangan yuridis yaitu dakwaan dengan Undang-undang kekuasaan
dan tuntutan jaksa. Dalam kasus ini, kehakiman.
jaksa menggunakan dakwaan ketiga
yaitu penuntut umum 1. Seharusnya dengan dilakukannya
mendakwakanmelanggar pasal 82 ayat perubahan/revisi undang-undang
(1) Jo pasal 76E Undang-Undang RI perlindungan anak, kiranya dapat
no.35 Tahun 2014 tentang memberikan efek jera terhadaap
perlindungan anak. Menjatuhkan pelaku sehingga dapat menanggulangi
pidana penjara terhadap terdakwa tindak kekerasan seksual terhadap
selama 10 Tahun dan pidana denda anak di Indonesia mengingat
sejumlah Rp. 600.000.000,- perubahan yang terjadi lebih
(Enam Ratus Ribu Rupiah) dengan memperberat sanksi (hukuman).
ketentuan jika denda tersebut tidak Sanksi hukuman kebiri sebenarnya
dibayar maka harus diganti dengan harus lebih ditujuhkan kepada pelaku-
pidana kurungan selama 3 Bulan. pelaku tindak pidana terhadap anak,
3. Pertimbangan Hakim dalam putusan dan bisa lebih dijalankan, untuk
disertai dengan pertimbangan, baik membuat efek jera bagi para pelaku-
pertimbangan yang memberatkan pelaku tindak pidana terhadap anak,
terdakwa maupun pertimbangan yang tapi sejauh ini penulis belum bisa
meringankan terdakwa. Hal ini diatur melihat sanksi kebiri berjalan dengan
dalam pasal 197 ayat (1) huruf F Kitab baik.
Undang-Undang Hukum Acara 2. Seharusnya Penengak Hukum lebih
Pidana. Dasar pertimbangan hakim memperkuat sanksi (hukuman) untuk
dalam menjatuhkan pidana terhadap mengurangi tindak pidana terhadap
pelaku tindak pidana kekerasan anak terlebih tindak pidana kekerasan
seksual terhadap anak dalam Putusan seksual terhadap anak.Karena efek
Nomor 3551/Pid.Sus/2018/PN.MDN yang diterima anak sebagai korban
telah memperhatikan dasar mengadili, ialah trauma yang mendalam, serta
dasar memutus, dan nilai-nilai yang hilangnya rasa kepercayaan diri anak
hidup dalam masyarakat, kemudian yang telah disetubui oleh para pelaku
telah mempertimbangan pertimbangan karena telah merebut kesucian anak
yuridis. Secara yuridis berdasarkan dan merusak masa depan si anak.
dakwaan penuntut umum, keterangan 3. Seharusnya Hakim menjatuhkan
saksi, surat dan keterangan terdakwa hukuman kepada pelaku kekerasan
dan non yuridis berdasarkan hal-hal seksual dengan melihat keadaan

JURNAL DARMA AGUNG Volume 28, Nomor 1, April 2020 ; 84 - 91 90


korban yaitu si anak bagaimana ia Waluyo, Bambang, Viktimologi
terguncang dengan kejadian yang perlindungan korban & saksi,
telah diperbuat pelaku. Dengan kata Jakarta, Sinar Grafika, 2018
lain, Hakim harus memberikan sanksi Undang-Undang Dasar Negara Republik
yang seberat-beratnya kepada para Indonesia Tahun 1945.
pelaku kekerasan kepada anak terlebih
pada kasus seksual terhadap anak Undang-undang Nomor.1 Tahun 1946
supaya dapat menimbulkan efek jera tentang Kitab Undang-undang
kepada para pelaku dan menghindari Hukum Pidana (KUHP).
terjadinya lagi kasus-kasus kekerasan Undang-undang Nomor.8 Tahun 1981
seksual kepada anak-anak yang masih tentang Kitab Undang-Undang
dibawah umur. Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
6. DAFTAR PUSTAKA Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002
Marpaung, Leden, Proses Penanganan Tentang Perlindungan Anak.
Perkara Pidana, Jakarta, Sinar Undang-Undang Nomor. 11 Tahun 2012
Grafika, 1992 Tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
Prakoso, Abintoro, Pembaruan Sistem
Peradilan Pidana Anak,
Yogyakarta, Aswaja Pressindo,
2016,
Prodjowikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum
Pidana di Indonesia, 2009,
Bandung: Refika Aditama.
Soekito, Sri Widoyati Wiratmo, Anak dan
Wanita dalam Hukum, Yogyakarta,
Liberty, 2008,
Mertokusumo, Sudikno, Mengenal
Hukum, Yogyakarta, Liberty, 2005
Sholehuddin, M, Sistem Sanksi dalam
Hukum Pidana, Grafindo Persada,
Jakarta, 2004.
Soesilo,R, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) Serta Komentar-
komentarnya Lengkap Pasal demi
Pasal, Bogor, Politeia, 1996
Sudarto, Hukum dan Pidana , 1986,
Bandung: Alumni.
Wahid, Abdul dan Muhammad Irfan,
2011, Perlindungan Terhadap
Korban Kekerasan Seksual,
Bandung: Refika Aditama

91 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK
Dody Suryandi 1) Nike Hutabarat 2) dan Hartono Pamungkas 3)

Anda mungkin juga menyukai