Anda di halaman 1dari 45

DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN PERLINDUNGAN ANAK


KABUPATEN TUBAN

SOSIALISASI
PERDA NO.3 TH.2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERDA
NO 13 TH 2013 TTG
PERLINDUNGAN ANAK 1
DASAR HUKUM
1. pasal 18 ayat (16) UUD 1945
2. UU no 12 th 1950
3. UU no 1 th 1974 ttg perkawinan
4. UU no 4 th 1979 ttg kesejahteraan anak
5. UU no 20 th 1999 ttg pengesahan ILO
6. UU no 39 th 1999 ttg HAM
7. UU no 1 th 2000 ttg pengesahan ke II konvensi no 183
8. UU no 23 th 2002 ttg perlindungan anak dan
perubahannya
9. UU no 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
10.UU no 20 th 2003 ttg Sistem pendidikan Nasional

2
Lanjutan.........
11. UU No 23 t 2004 ttg penghapusan KDRT
12. UU no 11 tahun 2005 ttg konvensi internasional ttg hak
ekonomi, sosbud
13. UU no 12 th 2005 ttg konvensi internasional ttg hak sipil
dan politik
14. UU no 23 th 2006 ttg administrasi kependudukan
15. UU no 21 ttg 2007 ttg TPPO
16. UU nomor 11 tahun 2009 ttg kesejahteraan sosial
17. 17 UU no 36 th.2009 ttg kesehatan
18. UU no 12 th 2011 ttg pembentukan peraturan
perundang-undangan
19. UU no 10 th 2012 tentang
20. UU no 11 tahun 2012 ttg sistem peradilan pidana anak

3
Lanjutan.........
21. UU no 23 th 2014 ttg pemerintah daerah
22. UU no 8 th 2016 ttg penyandang disabilitas
23. UU no 2 th 1988 ttg Usaha kesejahteraan anak bagi anak yg
mempunyai masalah
24. PP no 12 th 2017 ttg pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintah daerah
25. PP no 54 tahun 2007 TTG pelaksanaan pengangkatan anak
26. PP no 33 th 2012 ttg pemberian ASI Ekslusif
27. PP no 8 th 2017 ttg tata cara pelaks koordinasi, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan sistem peradilan pidana anak
28. PP no 43 tahun 2017 ttg pelaks restitusi bagi anak yg menjadi
korban tindak pidana
29. PP no 44 tahun 2017 ttg pelak pengasuhan anak
30. Permen PP no 2 tahun 2009 ttg kebijakan KLA

4
Lanjutan..............
31. Permen PP No. 2 Tahun 2009 ttg Kebijakan Kabupaten /Kota Layak
Anak;
32. Permen PPPA No. 13 Th 2011 ttg Panduan Pembangunan
KAbupaten/Kota Layak Anak;
33. Permen PPPA No. 8 Th 2014 ttg Kebijakan Sekolah Ramah Anak
34. Permen PPPA No. 6 Th 2015 ttg Sistem Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
35. Permendagri No. 80 Th 2015 Pembentukan Produk Hukum Daerah
36. Permen PPPA No. Th 2017 ttg Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
37. Perda Kab. Tuban No. 02 Th. 2013 Penyelenggaraan Pendidikan di
Kabupaten Tuban
38. Perda Kab. Tuban No. 13 Th 2013 ttg Perlindungan Anak
39. Perda Kab. Tuban No. 6 Th 2016 ttg Pendidikan Ahklak Mulia
40. Perda Kab. Tuban No. 24 Th 2016 ttg RPJMD Kab. Tuban
5
PASAl 1
- Ketentuan pasal 6 dan 12 diubah
- Ditambah 6 angka yaitu 20, 21, 22, 23, 24, dan angka 25

Angka 6:
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yg wajib
dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, klg,
masy, pemerintah dan negara.
Diubah:
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yg wajib
dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, klg,
masy, negara, pemerintah dan pemerintah Daerah

6
Angka 12
Anak penyandang cacat adalah anak yang mengalami
hambatan fisik dan/atau mental sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.
Diubah :
 Anak penyandang Disabilitas adalah anak yang
memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau
sensorik dalam jangka waktu yg lama yg dlm
berinteraksi dg lingk dan sikap masyarakatnya dapat
menemui hambatan yang menyulitkan untuk
berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan
hak.

7
Penambahan angka 20 sd 25
20. Anak yg memiliki keunggulan adalah anak yg memiliki kecerdasaran yang luar
biasa atau memiliki potensi dan/atau bakat istimewa tidak terbatas pada
kemampuan intelektual, tetapi juga pada bidang lain
21. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan
keluarga org tua, wali yang sah, atau org lain yg bertanggung jawab atas
perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut kedalam lingkungan
keluarga org tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan
22. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga untuk diberikan
bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan karena orang
tuanya atau salah satu org tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak
secara wajar
23. Kuasa asuh adalah kekuasaan org tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara,
membina, melindungi dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama
yang dianutnya dan sesuai dengan kemampuan, bakat serta minatnya.
24. Anak telantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar baik
fisik, mental, spiritual maupun sosial.
25. perlindungan khusus adalah suatu bentuk perlindungan yang diterma oleh anak
dalam situasi dan kondisi tertentu untuk mendapatkan jaminan rasa aman terhadap
ancaman yg membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh kembangnya.
8

PASAL 4

 ketentuan ayat 1 huruf c dan huruf i


diubah dan ditambah satu huruf yaitu
huruf p
 Ayat 2 dan ayat 3 di ubah

9
Perubahan huruf c
Setiap anak berhak : beribadah menurut
agamanya, berpikir dan berekspesi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya
dalam bimbingan orang tua.
DIUBAH
Setiap anak berhak : beribadah menurut
agamanya, berpikir dan berekspesi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya
dalam bimbingan orang tua dan wali.

10
Perubahan Ayat 1 huruf i
Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari :
1. Penyalah gunaan dalam kegiatan politik
2. Pelibatan dalam sengketa bersenjata
3. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan
4. Pelibatan dalam peperangan; dan
5. pelibatan dalam kerusuhan sosial.
DIUBAH
no 1 sd 5 tetap ditambah:
6. Kejahatan Seksual
7. Penyalahgunaan Narkotika,
alkohol,Psikotropika dan zat adiktif lain.
11
Perubahan pasal 4 ayat 2
Bag anak yang berhadapan dengan hukum
berhak:
a. Memperoleh perlindungan dan bantuan
hukum
b. Diahasiakan identitasnya; dan
c. Mendapatkan perlakuan secara manusiawi
dan penempatan terpisah dari org dwasa bg
anak yg drampas kebebasannya berdasarkan
putusan pengadian yang berkekuatan hukum
tetap.
12
DIUBAH MENJADI:
Bagi anak yg berhadapan dengan hukum berhak:
a. Mendapat perlakuan manusiawi dan ditempatkan
secara terpisah dari org dewasa bagi anak yg
dirampas kebebasannya berdasarkan putusan
pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap
b. Membela diri dan memperoleh perlindungan dan
bantuan hukum secara obyektif dan tidak memihak
dala persidangan yg tertutup bagi umum; dan
c. Dirasiakan identitasnya dalam hal anak menjadi
korban, sebagai pelaku kekerasan seksual atau
sedang berhadapan dengan permasalahan hukum.

13
Perubahan pasal 4 ayat 3
Bagi anak penyandang cacat berhak :
a. Memperoleh pendidikan luar biasa; dan
b. Memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial,
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial;dan
c. mendapatkan pendidikan khusus bagi yang
memiliki keunggulan.
DIUBAH MENJADI
Disamping memperoleh hak sebagaimana dimaksut
pada ayat (1), anak penyandang disabilitas berhak:
Huruf a, b dan c tetap.

14
PERUBAHAN PASAL 6
Pemerintah Daerah, masyarakat, orang
tua dan klg berkewajiban dan bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak.
DIUBAH MENJADI
Pemerintah Daerah, masyarakat, keluarga
dan orang tua atau wali berkewajiban dan
bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak.

15
KETENTUAN PASAL 7 DITAMBAH (2)
HURUF YAKNI HURUF (i) DAN (j)
Pemerintah daerah berkewajiban dan
bertanggung jawab :
a sd h tetap ditambah:
i. Melaksanakan dan mendukung kebijakan
nasional dalam penyelenggaraan
perlindungan anak di daerah; dan
j. Kebijakan sebagaimana dimaksud pada
huruf i dapat diwujudkan melalui upaya
daerah membangun Kabupaten Layak Anak.

16
PASAL 8
Ketentuan diantara ayat (1) dan ayat (2) pada pasal 8 disisipkan (satu) ayat yakni ayat (1a):

(1)Masy berkewajiban dan bertg jwb thd


perlindungan anak melalui kegiatan peran serta
masy. Dlm penyelenggaraan perlindungan anak
(1a) Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan melibatkan organisasi
kemsyarakatan, akademisi dan pemerhati anak
(2) Bagi masy yg mengetahui terjadi atau akan
terjadinya tindak kekerasan terhadap anak agar
melaporkan kepada pihak yang berwenang
17
PASAL 9
ketentuan ayat (1) ditambah 2 huruf yakni huruf g dan huruf h.

Orang tua berkewajiban dan bertanggung


jawab terhadap anak dalam bentuk:
- A sd f tetap
- g. Melaporkan anaknya yg menjadi
korban kekerasan seksual; dan
- h.Memberikan pendidikan karakter dan
penanaman nilai budi pekerti pada anak.

18
PASAL 12
Ketentuan diantara ayat 2 dan 3 disisipkan 1 ayat yakni ayat (2a)

(1) Pengangkatan anak hanya dpt dilakukan untuk


kepentingan terbaik bagi anak dan dilakukan
berdasarkan adat kebiasaan setempat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan
(2) pengangkatan anak sbgmana di maksud pada
ayat (1) tidak memutuskan hub darah antara anak
yg diangkat dg orang tua kandungnya
(2a). Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dicatatkan dalam akta
kelahiran, dengan tidak menghilangkan identitas
awal anak.
19
PASAL 16
Ketentuan ayat (4) pasal 16 diubah

(1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya


kesehatan yg komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kes
yg optimal sejak dalam kandungan.
(4)Upaya kes yg komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan secara gratis bagi penyandang cacat, anak yg berasal dari klg
tdk mampu, anak jalanan dan anak yg menjadi korban kekerasan, penculikan,
penelantaran, penularan HIV/AIDS, terekploitasi secara ekonomi dan seksual,
trafiking, penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif
lainnya (NAPZA)
DIUBAH
Upaya kes yg komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
secara Cuma-cuma bagi penyandang disabilitas, anak yg berasal dari klg tdk
mampu, anak jalanan dan anak yg menjadi korban kekerasan, penculikan,
penelantaran, penularan HIV/AIDS, terekploitasi secara ekonomi dan seksual,
trafiking, penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya
(NAPZA)

20
PASAL 18
Ketentuan pasal 18 ditambah 1 ayat
(1) orang tua dan klg bertanggung jawab
menjaga kesehatan dan merawat anak
sejak dalam kandungan
(2) dalam hal orang tua dan klg tidak
mampu melaksanakan tanggung jawab
sebagaimana dimaksut pada ayat (1),
Pemerintah Daerah wajib memenuhinya.

21
Pasal 20
ditambahkan 2 pasal : 20a dan 20 b
20A. Setiap orang dilarang melakukan aborsi
terhadap anak yg masih dalam kandungan, kecuali
dengan alasan dan tatacara yang dibenarkan menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan.
20B.
(1) pemerintah daerah, masyarakat dan orang tua
wajib melindungi anak dari perbuatan yang
mengganggu kes.tumbuh kembang anak
(2) dalam menjalankan kewajibannya sebagaimana
dimaksut pada ayat (1), pemerintah daerah, masy dan
orangtua hrs melakukan aktifitas yg melindungi anak.

22
Pasal 21
ditambahkan satu ayat (21A)
21A . Penyelenggara pendidikan dan dinas
terkait dalam menyusun kebijakan
pendidikan terhadap anak dapat mengacu
kepada kebijakan Sekolah Ramah Anak
berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

23
Pasal 22
Anak penyandang cacat diberikan
aksesibilitas dan kesempatan yang sama
untuk memperoleh pendidikan

DIUBAH:
Anak penyandang Disabilitas diberikan
kesempatan dan aksesibilitas untuk
memperoleh pendidikan inklusif dan/atau
pendidikan khusus.

24
PASAL 26
ditambah 2 pasal (26A) dan (26B)
Pasal 26A
(1) Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk
memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan
Cuma-Cuma atau pelayanan khusus bagi anak
dan klg kurang mampu, anak terlantar, dan anak
yng bertempat tinggal di daerah terpencil.
(2) Pertanggungjawaban pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
pula mendorong masyarakat untuk berperan
aktif.

25
Pasal 26B
(1) Anak didalam dan di lingk satuan pendidikan
wajib mendapatkan perlindungan dari tindak
kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual dan
kejahatan lainnya yang dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, sesama
peserta didik, dan/atau pihak lain.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga
pendidikan, aparat pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.

26
PASAL 27
Huruf l dan m diubah dan di tambah (satu) huruf yakni huruf n.

Pemerintah daerah dan masyarakat wajib


menyelenggarakan kesejahteraan sosial bagi :
 A s/d k tetap
 (l) Anak penyandang cacat DIUBAH menjadi
anak penyandang disabilitas
 (m) anak korban perlakuan salah lainnya
DIUBAH menjadi anak korban jejaring
terorisme; dan
 (n) Anak korban perlakuan salah lainnya.

27
PASAL 28
disisipkan 3 pasal yakni 28A,28B dan 28C
 Pasal 28 A
(1) Pemerintah wajib menyelenggarakan peeliharaan perawatan dan
rehabilitasi sosial anak terlantar, baik didalam lembaga maupun
di luar lembaga
(2) Penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan oleh lembaga masy.
(3) Untuk menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak
terlantar, lembaga pemerintah daerah dan lembaga masy
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat mengadakan
kerjasama dg berbagai pihak terkait
(4) Dalam hal penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pengawasannya dilakukan
oleh dinas yg menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
sosial

28
Pasal 28 B
Dalam hal anak terlantar karena suatu sebab
orang tuanya melalaikan kewajibannya,
maka lembaga sebagaimana dimaksud
pada pasal 28A, keluarga, atau pejabat
yang berwenang dapat mengajukan
permohonan ke pengadilan untuk
menetapkan anak sebagai anak terlantar.

29
Pasal 28C
(1) Penetapan pengadilan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 28B sekaligus
menetapkan tempat penampungan,
pemeliharaan dan perawatan anak
terlantar yang bersangkutan
(2) Pemerintah daerah atau lembaga yang
diberi wewenang wajib menyediakan
tempat sebagaimana maksud pada ayat
(1)

30
PASAL 29
Ketentuan ayat (2) ditambah (2) huruf yakni huruf (j) dan huruf (k)
(1) Pemerintah daerah wajib menyediakan rumah aman sebagai tempat
tinggal sementara bagi anak yg tdk mpy tempat tinggal dan/atau
terancam jiwanya
(2) Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Anak yg behadapan dg hukum
b. Anak yg tereksploitasi secara ekonomi dan seksual
c. Anak korban traffiking
d. Anak korban penularan HIV/AIDS
e. Anak korban penculikan
f. Anak terlantar
g. Anak korban kekerasan
h. Anak yg berasal dari klg tidak mampu
i. Anak yg org tuanya terkena penyakit kronis
j. Anak korban kejahatan seksual; dan
k. Anak korban jaringan terorisme

31
PASAL 31
Ketentuan huruf H di ubah dan ditambah 6 huruf yakni huruf j,k,l,m,n dan o
Pemerintah daerah dan lembaga perlindungan anak lainnya berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada:
a.Anak dalam situasi darurat
b.Anak yg berhadapan dg hukum
c.Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi
d.Anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual
e.Anak yg menjadi korban penyalahgunaan NAPZA
f.Anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan
g.Anak koran kekerasan baik fisik dan/atau ,mental
h.Anak yg menyandang cacat DIUBAH MENJADI Anak yg menjadi korban pornografi
i. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran
j. Anak korban kejahatan seksual
k.Anak korban jaringan terorisme
l. Anak penyandang disabilitas
m.Anak yg terkena HIV/AIDS
n.Anak dg perilaku sosial menyimpang; dan
o.Anak yg menjadi korban stigmasi dan pelabelan terkait dengan kondisi orang tuanya.

32
Antara pasal 31 dan 32 ditambah 1 pasal
yakni pasal 31A
 Perlindungan khusus bagi anak sebagaimana
dimaksud dalam pasal 31 dilakukan melalui upaya:
a. Penanganan yg cepat, termasuk pengobatan dan/atau
rehabilitasi secara fisik, psikis dan sosial, serta
pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.
b. Pendampingan psikososial pada saat pengobatan
sampai pemulihan
c. Pemberian bantuan sosial bagi anakyang berasal dari
keluarg tidak mampu; dan
d. Pemberian perlindungan dan pendampingan pada
setiap proses peradilan

33
Ketentuan diantara pasal 38 dan 39 disispkan 3
pasal yakni pasal 38A, 38B, dan 38C
Pasal 38A
Setiap org wajib melindungi anak dari
pengaruh pornografi dan mencegah akses
anak terhadap informasi yg mengandung
unsur pornografi

34
Pasal 38 B
(1) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi
korban pornografi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 31 huruf h dilaksanakan melalui
pembinan, pendampingan, serta pemulihan
sosial, kesehatan fisik dan mental
(2) Pembinaan, pendampingan serta pemulihan
sosial kesehatan fisik dan mental
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dg ketentuan perundang-
undangan

35
Pasal 38 C
Perlindungan khusus bagi anak dengan
HIV/AIDS sebagaimana dimaksud dalam
pasal 31 huruf m dilakukan melalui upaya
pengawasan, pencegahan, pengobatan,
perawatan dan rehabilitasi.

36
Pasal 40
ditambahkan 2 pasal yakni pasal 40A dan 40B

Pasal 40A:
Perlindungan khusus bagi anak korban kejahatan seksual
sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 huruf j dilakukan
melalui upaya:
a. Edukasi tentang kesehatan reproduksi, nilai agama dan
nilai kesusilaan
b. Rehabilitasi sosial
c. Pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai
pemulihan; dan
d. Pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap
tingkat pemeriksaan mulai dari penyidikan, penuntutan,
sampai dengan pemeriksaan di sidang pengadilan.
37
Pasal 40B
Perlindungan khusus bagi anak korban
jaringan terorisme sebagaimana dimaksud
dalam pasal 31 huruf k dilakukan melalui
upaya:
a. Edukasi tentang pendidikan, ideologi,
dan nilai nasionalisme
b. Konseling tentang bahay terorisme
c. Rehabilitasi sosial
d. Pendampingan sosial

38
PASAL 41

(1) Perlindungan khusus bagi anak yg menyandang


cacat sebagaimana dimaksud dalam pasal 31
huruf h dilakukan melalui upaya :
a. Perlakuan anak secara manusiawi sesuai dg
martabat dan hak anak
b. Penyetaraan pendidikan
c. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan khusus; dan
d. memperlakukan sama dengan anak lainnya
untuk mencapai integrasi sosial sepenuh
mungkin dan pengembangan individu

39
DIUBAH MENJADI...
(1) Perlindungan khusus bagi anak penyandang
disabilitas sebagaimana dimaksud dalam pasal
31 huruf (l) dilakukan melalui upaya :
a. Perlakuan anak secara manusiawi sesuai dg
martabat dan hak anak
b. Pemenuhan kebutuhan khusus
c. Perlakuan yangsama dengan anak lainnya
untuk mencapai integrasi sosial sepenuh
mungkin dan pengembangan individu; dan
d. Pendampingan sosial
40
PASAL 42
perubahan pada ayat (1)
Pasal 1
Perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah
dan penelantaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 31 huruf i dilakukan melalui pengawasan,
pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi.
DIUBAH MENJADI:
Perlindungan khusus bagi anak koran perlakuan salah
dan penelantaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 31 huruf i dilakukan melalui pengawasan,
pencegahan, perawatan, Konseling, rehabilitasi
sosial dan pendampingan sosial

41
Ketentuan diantara pasal 42 dan 43 disisipkan
dua pasal yakni pasal 42A dan 42B

Pasal 42A
Perlindungan khusus bagi anak dengan
prilaku sosial menyimpang sebagaimana
dimaksud dalam dalam pasal 31 huruf n
dilakukan melalui bimbingan nilai agama
dan nilai sosial, konseling, rehabilitasi
sosial dan pendampingan sosial

42
Pasal 42 B
Perlindungan khusus bagi anak yang
menjadi korban stigmatisasi dari
pelabelan terkait dengan kondisi orang
tuanya sebagaimana dimaksud pada pasal
31 huruf O dilakukan melalui konseling,
rehabilitasi sosial dan pendampingan
sosial.

43
Ketentuan pasal 67 dan 68 disipkan satu
pasal yaitu pasal 67A
PASAL 67A
Setiap orang perseorangan dan /atau secara kelompok
dengan sengaja melakukan perbuatan yg bertentangan
dengan peraturan Daerah ini dan menimbulkan korban
sebagaimana yang diatur dalam pasal 31, maka diancam
dg hukuman berdasarkan UU no.23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak sebagaimana telah diubah dengan
UU no.35 th 2014 tentang perubahan atas UU no.35 th
2003 ttg perlindungan anak sebagaimana telah diubah 2
kali dengan UU no.17 th 2016 ttg penetapan peraturan
pemerintah pengganti UU no.1 th 2016 ttg perubahan
kedua atas uu.no.23 th 2002 ttg perlindungan anak.

44
TERIMAKASIH

45

Anda mungkin juga menyukai