Oleh:
Boris Silvanus Pandapotan
8052001018
Pembimbing 1:
Dr. Niken Savitri, S.H., MCL.
Pembimbing 2:
Dr. iur. Liona Nanang Supriatna, S.H., M.Hum.
BANDUNG
MARET 2023
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...............................................................................................15
C. Tujuan penelitian...................................................................................................16
D. Metode Penelitian...................................................................................................16
E. Sistematika Penulisan............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24
2
1
A. Latar Belakang
Anak adalah masa depan setiap negara yang perlu mendapatkan jaminan
dalam pemenuhan hak-haknya. Anak merupakan potret dari masa depan sebuah
bangsa, sehingga hak-hak anak harus dijunjung tinggi. Setiap anak berhak atas
lembaga peradilan.1
termasuk anak yang masih dalam kandungan2. Pandangan yang visioner, anak
menentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang3. Dalam
pasal 28 B ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
berbunyi bahwa :
1
Mardi Candra, Aspek Perlindungan Anak Indonesia Analisis Tentang Perkawinan Di Bawah
Umur, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2018, hlm. 1-2.
2
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
3
Bagong Suyanto, Pekerja Anak dan Kelangsungan pendidikannya, Airlangga University Press,
2003, hal.21
2
Namun pada kenyataannya tidak semua anak bernasib baik, tidak semua
anak yang lahir di dunia ini memiliki orangtua yang lengkap dan dapat memenuhi
semua kebutuhan hidupnya atau ada juga anak yang terlahir yatim atau piatu
dimana anak tersebut kehilangan orang tuanya, ada juga anak yang orang tuanya
memiliki kesulitan ekonomi bahkan ada juga anak yang terlantar. Hal tersebut
tentu menjadi sebuah masalah bagi anak dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,
perwaliannya.
anak terlantar.4 Peran aktif Pemerintah merupakan hal yang wajar dan seharusnya
diterapkan di dalam negara kita, karena soal perlindungan kepentingan anak dan
salah satu tanggung jawab negara sebagaimana dengan tegas diakui di dalam
pada ketentuan Pasal 1 ayat (1)5. Dalam Undang Undang Dasar Pasal 34 ayat (1)
disebutkan bahwa “Fakir Miskin dan Anak terlantar dupelihara oleh Negara”
Anak sebagai sebuah pribadi yang sangat unik dan memiliki ciri yang
cukup besar dalam membentuk perilaku seorang anak. Untuk itu bimbingan,
4
Pasal 34 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
5
Rusli Pandika, Hukum Pengangkatan Anak. Jakarta: Sinar Grafika, 2012, hlm. 7
2
3
pembinaan dan perlindungan dari orang tua, guru serta orang dewasa lainnya
pemenuhan hak- hak anak yang telah disepakati dalam Konvensi Hak Anak. 6
Menurut Konvensi Hak Anak oleh PBB, hak anak dapat dikelompokan
untuk meraih standar hidup yang layak. Standar hidup yang layak tersebut
hak ini setiap anak berhak untuk belajar di sekolah, bermain dan
kembangnya
6
Ibid., Hlm. 11
4
Selain itu, anak berhak menyatakan pendapat dalam segala hal yang
Penelitian ini akan berfokus pada salah 1 hak dari 4 empat hak yaitu hak
tumbuh kembang anak. Hak tumbuh kembang juga meliputi hak memperoleh
pendidikan dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak. Standar hidup yang
layak ini mencakup standar hidup untuk perkembangan fisik, mental, spiritual,
moral, dan sosial. Dengan adanya hak tumbuh kembang, ini artinya anak-anak
dan minuman yang layak. Selain itu, hak anak-anak adalah untuk bermain dan
mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak.7
kesehatan, keamanan, keagamaan dan sosial, hal ini dilakukan demi terwujudnya
pelayanan ini secara maksimal, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan tenaga,
4
5
maka munculah pelayanan sosial yang dilakukan oleh masyarakat sipil dalam hal
keuangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Stastik (BPS) di tahun 2022 jumlah penduduk
miskin di Indonesia sebesar 9,57 ( 26,36 Juta orang). Kemiskinan menjadi salah
Indonesia ialah mampu makan 3 x sehari dengan pola empat sehat lima sempurna,
anak- anak kepada pelayanan social. Di Indonesia pelayanan sosial ini disedia
Kesehjateraan Sosial Anak, panti jompo, panti rehabilitasi anak-anak jalanan dan
tetapi belum menjawab kebutuhan yang terus ada, maka ada lembaga swasta yang
sosial yang mendampingi dan mendidika anak- anak terlantar yang berasal dari
latar belakang sosial yang berbedan untuk memperoleh kehidupan sejahtera. Pada
6
Sosial Anak adalah kemiskinan baik secara materi maunpun non materi.
menimbulkan pribadi yang tidak seimbang secara ego dan emotional. Anak anak
berbeda mulai dari kurang perhatian, kasih sayang, tidak memiliki orang tua
secara utuh sampai pada kemiskinan materi. Anak-anak juga memiliki latar
belakang yang berbeda dari budaya, kebiasaan, agama, stautus orang tua sehingga
hal ini membawa konsekuensi pada pemenuhan hak anak yang berbeda.
perlindungan anak, pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya
tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak secara wajar, baik fisik, mental,
dilakukan oleh lembaga harus mengenyampingkan suku agama, ras, jenis kelami,
etnis, budaya dan bahasa, kondisi fisik dan mental anak. Pengasuhan ini dilakukan
6
7
Kesehjateraan Sosial Anak, secara umum ada dua model. Yakni, model klasikal
dimana anak anak tinggal dalam satu ruangan besar dengan jumlah anak sekitar
30-50 anak dan didampingi oleh pengasuh. Seorang pengasuh akan mencatata
semua peristiwa Ketika sedang bertugasa. Model klasikal ini banyak terjadi di
Indonesia karena menghemat biaya dan tenaga. Model klasikal ini banyak
swasta, model ini memiliki kelemahan yaitu tidak diketahuinya secara pasti
tumbuh kembang dari seorang anak, karena pendamping silih berganti dan tidak
menetap bersama dengan anak. Karena jumlah anak yang didampingi oleh
didampingi oleh ibu pengasuh dan beberapa anak sejumlah 8-10 anak dalam satu
kakak dan adik dalam satu rumah. Sehingga anak memiliki kesempatan lebih
besar dan ruang yang terbuka untuk dapat tumbuh dan berkembang.
8
memberikan masa depan yang cerah bagi anak -anak yatim piatu dan kurang
yaitu :
karena tinggal secara alamiah bersama saudari perempuan dan laki-laki, tinggal di
Akan tetapi model dan program pengasuhan yang disebutkan diatas apakah
telah berupaya untuk pemenuhan hak anak sebagaiman diatur dalam Undang -
yang diberikan oleh SOS telah memenuhi hak tumbuh kembang anak sebagaiman
diamanatkan oleh Undang Undang Perlindungan Anak. Oleh sebab itu melalui
tesis ini penulis hendak mengetahui dan melakukan penelitian tentang ANALISA
8
9
B. IDENTIFIKASI MASALAH :
Perlindungan Anak ?
telah memenuhi Hak tumbuh kembang anak sesuai denga Undang Undang
C. TUJUAN PENELITIAN
D. METODE PENELITIAN
pikiran secara sesakma untuk mencapai suatu tujuan dengan cara mencari,
konsep, prosedur secara hukum tentang pola pengasuhan dalam memenuhi hak
penelitian secara lapangan, yang mengkaji ketentun hukum yang berlaku serta
yang telah terjadi didalam kehidupan masyarakat. 9Atau dengan kata lain yaitu
suatu penelitian yang dilakukang terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata
8
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, “Metodologi Penelitian” (2003; PT. Bumi Aksara, Jakarta),
Hlm. 1
9
Bambang Waluyo, “Penelitian Hukum Dalam Praktek” (2002; Sinar Grafika; Jakarta), hlm 15
10
Ibid, hlm 15
10
11
Peraturan yang mengatur tentang hak tumbuh kembang anak diatur dalam
Hak Anak PBB. Dimana tujuan dari pemenuhan anak ini ialah mendukung
tumbuh kembang anak menuju anak yang sejahtera dan memiliki kemandirian
dalam menjalani hidup. Akan tetapi yang terjadi di masyarakat adalah banyak
Lembaga Kesehjateraan Sosial Anak yang tidak menjalankan prinsip keadilan dan
kepastian hukum dalam pemenuhan hak anak, hal ini ditunjukan dengan adanya
menjadi mandiri.
2. Jenis Data :
Data yang digunakan dalam penelitian hukum ini bersumber dari 2 (dua) sumber
yaitu :
a. Data Primer merupakan suatu data yang diperoleh secara langsung yang
dari sumber pertama atau sumber asal dari lapangan atau data yang
b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku buku sebagai
penelitian ini adalah data yang telah diperoldeh dengan melakukan kajian
Pustaka.11 Adapun data sekunder adalah buku buku tentang hak anak,
11
Amiruddin, “Pengantar Metode Penelitian Hukum”, (2006; PT. Raja Grafindo Persada), Hlm. 30
12
pengumpulan data di lapangan sehingga siap dipakai untuk dianalisis 12. Pada
bagian ini penulis mendapatkan data yang lebih akurat karena telah melakukan
dengan pengumpulan sumber data baik data primer dan sekunder. Teknik
a. Teknik Wawancara
b. Observasi
E. SISTEMATIKA PENULISAN
12
Bambang Waluyo, “Penelitian Hukum Dalam Praktek”, (Jakarta, Sinar Grafika, 2002), hal. 72.
13
Bambang Waluyo, “Penelitian Hukum Dalam Praktek”, (Jakarta, Sinar Grafika, 2002), hal. 72.
12
13
anak dan Hak anak, tinjauan umum tentang prinsip keadilan dan kepastian
Indonesia
tesis pada bab terdahulu serta saran dari penulis kepada pihak pihak yang