Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN INKLUSIF

LANDASAN HUKUM DAN


KEBIJAKAN PEMERINTAH
MENGENAI PENDIDIKAN INKLUSIF
KELOMPOK II

• ROSDIANA KABINUBUN
• GRASELA FRANSINA
LABOK
• JUNET RUMTUTULI
ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS ?
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
memiliki keterbatasan fisik, intelektual, emosi, dan
sosial. Anak-anak ini dalam perkembangannya
mengalami hambatan, sehingga tidak sama dengan
perkembangan anak sebayanya.
POKOK PEMBAHASAN
• Hak Dan Kewajiban Anak.
• Tidak terpenuhi hak asasi anak.
• Kekerasan terhadap anak.
• Tanggung jawab keluarga, pemerintah, dan
masyarakat.
• Strategih pencegahan kekerasan anak melalui
hukum perlindungan anak.
1. Hak Dan Kewajiban Anak.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki hak dan


kewajiban, antara lain:

1. Mendapatkan layanan kesehatan, bagi ABK juga


mendapatkan layanan kesehatan secara adil
sebagaimana layanan kesehatan yang diberikan
kepada anak normal.
2. Hak dan Kewajiban sosial-emosional, ABK juga
memerlukan lindungan dan para ahli seperti para pekerja
sosial, para psikolog, dan ahli bimbingan dalam membantu
mereka menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
mereka.
3. hak dan Kewajiban ABK berhak mendapatkan
pendidikan layaknya anak normal dan sekolah pun harus
memberikan layanan pendidikan kepada ABK, hanya saja
bagi sekolah memerlukan alat-alat yang dapat digunakan
untuk menunjang pembelajaran ABK.
2. Tidak terpenuhi hak asasi anak.
Setiap anak mempunyai haknya masing – masing untuk
tumbuh dan berkembang. Berdasarkan konvensi hak anak
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) tahun 1989, terdapat
10 hak yang harus diberikan untuk anak. Hak tersebut
adalah hak untuk bermain, mendapatkan pendidikan,
perlindungan, identitas, status kebangsaan, makanan,
akses kesehatan, rekreasi, kesamaan, serta memiliki peran
dalam pembangunan.
Konvensi ini adalah perjanjian hak asasi manusia
internasional yang paling cepat diadopsi dalam
sejarah serta mengubah cara anak-anak dipandang
dan diperlakukan yaitu sebagai manusia dengan
seperangkat hak yang berbeda.
3. Kekerasan terhadap anak.
Kekerasan terhadap anak menjadi kasus yang sangat
familiar yang terjadi di seluruh dunia bentuk kekerasan
sangat beragam seperti mendapat tindak kekerasan
secara fisik dan eksploitasi. Data Simfoni Kementerian
Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak atau
KPPPA menunjukkan, terdapat 110 kasus kekerasan
terhadap anak difabel.
Kekerasan atau agresivitas menurut Moore dan Fine
(dalam Koeswara, 1988) menjelaskan agresi sebagai
tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara
verbal terhadap individu lain atau terhadap objek-objek
(dalam Suprihatin, 2003:75).
4. Tanggung Jawab Keluarga,
Pemerintah, Dan Masyarakat
Tanggung jawab Keluarga menjadi lembaga pendidikan yang
pertama dan utama bagi seorang anak. Keluarga diharapkan
senantiasa menyediakan kebutuhan bagi anak-anaknya, baik
secara biologis maupun psikologisnya.
Keluarga diharapkan mampu membuat seorang anak tumbuh
menjadi pribadi baik yang mampu hidup di tengah masyarakat.
Peran keluarga dapat membentuk pola sikap dan pribadi anak,
serta menentukan proses pendidikan yang layak diperoleh oleh
anak.
5. Strategih Pencegahan Kekerasan Anak
Melalui Hukum Perlindungan Anak.
Strategi pencegahan melalui hokum perlindungan anak NO 35
TAHUN 2014 PASAL 76 C tentang perlindungan anak yaitu
melalui tindak pencegahan baik yang bersifat primer maupun
tersier
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai