Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ZIKRI ALFRIDHO SURYADI

NIM : 1910117162
KELAS : A ( REG B / MALAM )
SEMESTER : V ( GANJIL )
MATA KULIAH : HUKUM PERLINDUNGAN & PIDANA ANAK

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Perlindungan Anak meliputi Perlindungan Yuridis dan Perlindungan Non Yuridis. Jelaskan
maksudnya !
Jawaban :
Perlindungan anak secara yuridis merupakan upaya yang ditujukan untuk mencegah agar anak
tidak mengalami perlakuan salah (child abused) baik langsung maupun tidak langsung,
menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak dengan wajar, baik fisik, mental dan
sosial. Anak perlu mendapat perlindungan terhadap penerapan peraturan perundang-undangan
yang diberlakukan terhadap dirinya yang dapat menimbulkan penderitaan mental, fisik dan
sosial, perlindungan anak dalam hal ini disebut perlindungan anak secara hukum (yuridis).
perlindungan anak yang bersifat yuridis, yang meliputi: perlindungan dalam bidang hukum
publik dan dalam bidang hukum keperdataan. Sedangkan perlindungan anak yang bersifat non
yuridis, meliputi: perlindungan dalam bidang sosial, bidang kesehatan, bidang pendidikan.

2. Tuliskan salah satu azas dalam Deklarasi Hak Anak Anak Sedunia yang paling menarik
perhatian saudara ! Berikan pendapat saudara mengenai azas tersebut dan jelaskan realisasinya
di Indonesia !
Jawaban :
Asas 7
“Anak-anak berhak mendapat pendidikan wajib secara cuma-Cuma sekurang-kurangnya di
tingkat sekolah dasar. Mereka harus mendapat pendidikan yang dapat meningkatkan
pengetahuan umumnya, dan yang memungkinkan mereka, atas dasar kesempatan yang sama,
untuk mengembangkan kemampuannya, pendapat pribadinya, dan perasaan tanggung jawab
moral dan sosialnya, sehinggan mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna.
Kepentingan-kepentingan anak haruslah dijadikan dasar pedoman oleh mereka yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan dan bimbingan anak yang bersangkutan, pertama-tama
2

tanggung jawab tersebut terletak pada orang tua mereka. Anak-anak harus mempunyai
kesempatan yang leluasa untuk bermain dan berekreasi yang harus diarahkan untuk tujuan
pendidikan, masyarakat dan penguasa berwenang harus berusaha meningkatkan pelaksanaan
hak ini.”
Asas tersebut dinilai sangat penting dikarena pendidikan memiliki nilai yang sangat tinggi
dalam membentuk perkembangan seorang anak. Pendidikan yang baik, layak dan
menyenangkan bagi anak tentunya berpengaruh terhadap tumbuh kembang dalam membangun
kepribadian yang nantinya akan bermanfaat bagi diri pribadi, keluarga, masyarakat dan negara.
Asas tersebut tentunya merupakan salah satu pemenuhan dasar bagi anak sebagai haknya dalam
memperoleh pendidikan yang baik dan layak. Namun dalam realisasinya di Indonesia, masih
belum ada pemerataan hak pendidikan bagi setiap anak. Bahkan masih ditemukan
ketidaklayakan pendidikan bagi anak ditinjau dari materi, lingkungan, fasilitas serta biaya bagi
pendidikan anak. Belum lagi kasus kekerasan terhadap anak, Bullying dan kejahatan seksual
yang anak alami dilingkungan pendidikan.

3. Jelaskan secara singkat 4 (empat) Hak Anak yang terdapat dalam Konvensi Hak Anak !
Jawaban :
Dalam Konvensi Hak-Hak Anak, mengatur atau memberikan empat golongan hak utama yang
harus didapatkan oleh anak-anak, diantarannya :
a. Hak Kelangsungan Hidup
Hak pertama yang didapatkan anak-anak adakah mengenai hak kelangsungan hidup. Ini
berisi mengenai hak untuk melestarikan dan mempertahankan hidup, juga mendapatkan
standar kesehatan tertinggi dan perawatan yang sebaik-baiknya. Dalam hak ini juga
mengatur bahwa setiap anak berhak untuk tahu mengenai keluarganya dan identitas dirinya.
b. Hak Perlindungan
Perlindungan juga merupakan hak yang harus didapatkan oleh anak-anak di seluruh dunia.
Perlindungan yang dimaksud adalah perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi, kekerasan,
dan keterlantaran. Dengan adanya hak perlindungan, maka anak-anak berhak untuk
melakukan kegiatan keagamaan dan kebudayaan secara bebas. Hak perlindungan juga
mengatur bahwa anak-anak belum boleh bekerja dan harus diperlakukan secara baik tanpa
mendapatkan kekerasan.
c. Hak Tumbuh Kembang
Hak tumbuh kembang juga meliputi hak memperoleh pendidikan dan hak untuk mencapai
standar hidup yang layak. Standar hidup yang layak ini mencakup standar hidup untuk
3

perkembangan fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial. Dengan adanya hak tumbuh
kembang, ini artinya anak-anak berhak untuk sekolah, mendapatkan tempat tinggal, hingga
mendapatkan makanan dan minuman yang layak. Selain itu, hak anak-anak adalah untuk
bermain dan mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak.
d. Hak Berpartisipasi
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga memiliki hak untuk bisa menyatakan
pendapatnya. Anak-anak punya hak untuk menyatakan pendapatnya mengenai hal-hal yang
berkaitan dan memengaruhi anak-anak. Selain itu, anak-anak juga punya hak untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan usia kita. Dalam hak berpartisipasi, anak-anak
juga berhak untuk menyatakan pendapatnya yang berhubungan dengan kehidupan kita
sebagai anak-anak.

4. Jelaskan yang saudara ketahui tentang beberapa Hak dan Kewajiban Anak menurut UU No. 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak !
Jawaban :
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANAK
Pasal 4
Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Pasal 5
Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
Pasal 6
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
Pasal 7
Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya
sendiri. Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak,
atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak
asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 8
4

Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan
fisik, mental, spiritual, dan sosial.
Pasal 9
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Selain hak anak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak
memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak
mendapatkan pendidikan khusus.
Pasal 10
Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan
informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan
nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Pasal 11
Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang
sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya
demi pengembangan diri.
Pasal 12
Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
Pasal 13
Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung
jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.
Pasal 14
Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan
hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan
merupakan pertimbangan terakhir.
5

Pasal 15
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :
a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;
b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan
e. pelibatan dalam peperangan.
Pasal 16
Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau
penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan
hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
Pasal 17
Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :
mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa;
memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum
yang berlaku; dan
membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak
dalam sidang tertutup untuk umum.
Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan
hukum berhak dirahasiakan.
Pasal 18
Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum
dan bantuan lainnya.
Pasal 19
Setiap anak berkewajiban untuk :
a. menghormati orang tua, wali, dan guru;
b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan
e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.
6

5. Apakah yang dimaksud dengan Anak Berhadapan Dengan Hukum dan Diversi menurut UU No.
11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ? Tuliskan juga syarat-syarat Diversi !
Jawaban :
Anak yang Berhadapan dengan Hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang
menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana.
Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di
luar peradilan pidana. Syarat-syarat Diversi antara lain :
a. Diancam pidana penjara dibawah 7 (tujuh) tahun;
b. Dan bukan pengulangan tindak pidana;
Selanjutnya selain ketentuan tersebut, berlaku pula terhadap anak yang didakwa melakukan
tindak pidana yang diancam pidana penjara dibawah 7 (tujuh) tahun dan didakwa pula dengan
tindak pidana yang diancam pidana penjara (tujuh) tahun atau lebih dalam bentuk dakwaan
subsidiaritas, alternatif, kumulatif maupun kombinasi (gabungan) (Pasal 7 PERMA Nomor 4
Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak)

6. Tuliskan pendapat saudara mengenai perlindungan Anak di Indonesia khususnya di masa


pandemi covid 19 !
Jawaban :
Pandemi Covid-19 telah memberi dampak terburuk yaitu meningkatnya kerentanan anak
menjadi korban kekerasan. Data yang dihimpun melalui Sistem Informasi Online Perlindungan
Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) pada 1 Januari - 6 November 2020, terdapat peningkatan
jumlah kasus dan jumlah anak yang menjadi korban kekerasan. Sebelum pandemi tercatat ada
1.888 anak perempuan menjadi korban kekerasan, setelah pandemi angka ini meningkat
menjadi 5.242 anak perempuan. Untuk anak laki-laki jumlahnya memang tidak sebanyak anak
perempuan, tapi tetap mengalami peningkatan, dimana sebelum pandemi terdapat 997 anak laki-
laki menjadi korban kekerasan, setelah pandemi meningkat menjadi 2.616 anak.
Upaya memberikan perlindungan anak pada masa pandemi harus dilakukan lebih ekstra lagi
bukan saja karena tren angka kasus eksploitasi anak di Indonesia makin meningkat tetapi juga
karena posisi anak yang lebih rentan selama masa pandemi Covid-19. Hal tersebut menegaskan
angka kasus eksploitasi anak di Indonesia selama masa pandemi naik 2,5 kali lipat.  Catatan
Simfoni PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) mencatat sebelum
pandemi Covid 19 kasus kekerasan anak berada di angka 2.851 kasus. Namun saat pandemi
meningkat drastis mencapai 7.190 kasus.  Tentunya masih banyak yang luput dari pemantauan
sehingga diperkirakan angkanya jauh lebih tinggi. Situasinya tidak bisa kita bilang biasa, kita
7

perlu memberi perhatian lebih agar perlindungan anak di masa pandemi lebih ekstra lagi kita
lakukan.. Anak seringkali mengalami eksploitasi seksual dan ekonomi. Bentuk bujukan kepada
anak untuk terlibat dalam aktivitas pornografi, perdagangan anak dan prostitusi menjadi
ancaman besar anak Indonesia. Anak-anak juga sering dipekerjakan oleh orang dewasa untuk
mendapat keuntungan ekonomi.  “Bentuk-bentuk eksploitasi anak seperti ini sangat marak
terjadi. Kondisi himpitan ekonomi pada ujungnya mengorbankan anak-anak. Ini sangat terbuka
kita lihat di jalan-jalan. Termasuk di media sosial banyak sekali anak dimanfaatkan untuk
aktivitas seksual. Jadi isu ini terjadi di sekitar kita, dekat dengan keseharian kita dan
membutuhkan perhatian agar kasus-kasus kekerasan anak bisa kita tekan. Pada saat pandemi
Covid -19 banyak anak Indonesia yang menjadi yatim-piatu karena orangtuanya meninggal
akibat Covid. Situasi ini membuat kondisi anak sangat rentan eksploitasi dan karenanya perlu
penanganan khusus. Pihak Rumah Sakit misalnya bisa melakukan pemilahan angka-angka
kematian orangtua akibat Covid yang menjadikan anak mereka yatim piatu. Juga pihak RT/RW
atau pemerintah bisa membuka aduan khusus agar anak-anak ini mendapat perhatian. Perlunya
mendorong agar edukasi perlindungan anak selama masa pandemi dilakukan lebih gencar. 
Situasi krisis banyak melahirkan krisis baru jika kita tidak waspada. Demikian halnya Covid-19
yang telah melahirkan banyak krisis baru yang salah satunya berupa eksploitasi yang tengah
mengancam anak Indonesia. Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, media,
masyarakat umum dan juga DPR-RI perlu bahu-membahu mengupayakan perlindungan anak
Indonesia dilakukan lebih maksimal.

Pontianak, 29 Januari 2022


MAHASISWA

ZIKRI ALFRIDHO SURYADI


NIM 1910117162

Anda mungkin juga menyukai