TENTANG
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
PONTIANAK
2020
SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PASCA AMANDEMEN UUD 1945
oleh
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T. Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas limpahan nikmat, berkah dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada baginda
Muhammad S.A.W. atas ilmu Allah yang telah beliau sampaikan kepada kita, sehingga kita dapat
mengamalkan segala pengetahuan yang kita peroleh hingga saat hari ini.
Penulis secara pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Ilmu Tata Negara, Bapak Joko Martono, S,H., M.H. atas bimbingan dan
ilmu yang telah diberikan kepada Saya sehingga saya mampu membuat makalah ini dengan baik
dan lancar. Ucapan terima kasih juga Saya sampaikan kepada orang tua, keluarga, sahabat dan
rekan-rekan Saya yang telah memberikan dukungan dan doa kepada Saya sehingga Saya masih
memperoleh kesehatan dan semangat dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap, dengan dibuatnya makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Negara dan dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca, khususnya pada mata kuliah ini.
Terima kasih atas segala perhatiannya, mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan
penulisan dan penyampaian di dalam makalah ini.
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian 3
B. Karakteristik Negara Hukum 3
C. Dasar Pemikiran dan Latar Belakang Perubahan UUD 1945 4
D. Hirarki Peraturan Perundang-undangan 5
E. Kesepakatan Panitia Ad Hoc tentang Perubahan UUD 1945 6
F. Sistem Ketatanegaraan di Republik Indonesia 6
G. Lembaga Negara dan Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Sebelum Perubahan UUD
1945 8
H. Lembaga Negara dan Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Sesudah Perubahan UUD
1945 9
I. Reformasi di Bidang Hukum 13
J. Kondisi Republik Indonesia dalam Menjalankan Sistem Ketatanegaraannya pada Saat ini 18
REFERENSI 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Tata Negara Indonesia dalam perspektif sejarahnya mengalami perubahan
tatanan hukum yang disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan
kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia tentunya memberikan kedaulatan secara
penuh sebagai bangsa untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan sendiri tanpa
adanya intervensi negara lain. Sehingga terciptalah Hukum Tata Negara Indonesia yang
memiliki jati diri bangsa sendiri.
Keberadaan ketatanegaraan Indonesia semakin menemukan jati dirinya, ketika
dilakukan amandemen terhadap Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam rentang tahun 1999 hingga tahun 2002. Amandemen atas Undang –
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diawali pada tahun 1999 dengan
amandemen pertama atas Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dan amandemen tersebut diikuti selama tiga
tahun setelahnya yang melahirkan amandemen kedua, amandemen ketiga, dan
amandemen keempat atas Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil amandemen
merupakan sebuah kemajuan yang sangat besar bagi demokrasi. Undang – Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil amandemen telah memunculkan ketentuan
check and balances secara lebih proporsional di dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil amandemen
sendiri sudah memuat masalah – masalah Hak Asasi Manusia (HAM) secara rinci
sehingga proses amandamen Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 memberikan ruang baru dalam pembaharuan Hukum Tata Negara Indonesia sebagai
bentuk utuh dari sebuah reformasi sistem hukum tata negara di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
A. Pengertian
Istilah Sistem Ketatanegaraan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu: “Sistem”
dan “Ketatanegaraan”. Sistem berarti keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-bagian maupun hubungan fungsional
terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan tersebut menimbulkan suatu
ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja
dengan baik akan mempengaruhi keseluruhnya itu.
Dan Ketatanegaraan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata tata
negara yang artinya seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan susunan
pemerintah , bentuk negara, dan sebagainya yang menjadi dasar peraturan suatu negara.
Sedangkan menurut hukumnya, tata negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur
kehidupan bernegara yang menyangkut sifat, bentuk , tugas negara dan pemerintahannya
serta hak dan kewajiban para warga terhadap pemerintah atau sebaliknya. Jadi dapat
disimpulkan Ketatanegaran adalah segala sesuatu mengenai tata negara.
Dari pengertian itu, maka secara harfiah Sistem Ketatanegaraan dapat diartikan
sebagai suatu bentuk hubungan antar lembaga negara dalam mengatur kehidupan
bernegara.
UUD 1945 dalam Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman, Lembaga Negara dan
Organ yang Menyelenggarakan Kekuasaan Negara.
C. Dasar Pemikiran dan Latar Belakang Perubahan UUD 1945
a. Tidak adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat
pada presiden.
b. Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi masyarakat.
c. Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan
demokrasi formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh
pemerintah.
d. Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang
berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli.
D. Hierarki Peraturan Perundang-Undangan
1. MPR
Sebagai Lembaga Tertinggi Negara diberi kekuasaan tak terbatas (super power)
karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan
MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang
menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden. Susunan
keanggotaannya terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta utusan golongan
yang diangkat. Dalam praktek ketatanegaraan, MPR pernah menetapkan antara lain:
2. PRESIDEN
3. DPR
1. Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan
menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka,
penghormatan kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas
prinsip due process of law.
2. Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara, seperti
Hakim.
3. Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances)
yaitu setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-
masing.
4. Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.
5. Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa
lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara
berdasarkan hukum.
6. Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga
negara disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern.
1. MPR
2. DPR
3. DPD
4. BPK
6. MAHKAMAH AGUNG
7. MAHKAMAH KONSTITUSI
1. Amandemen pertama atas Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999;
2. Amandemen kedua atas Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000;
3. Amandemen ketiga atas Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang disahkan pada tanggal 10 November 2001;
4. Amandemen keempat atas Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Hasil amandemen atas Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 melahirkan bangunan kelembagaan negara yang satu sama lain dalam posisi setara
dengan saling melakukan kontrol (check and balances) , mewujudkan supremasi hukum
dan keadilan serta menjamin dan melindungi hak asasi manusia. Kesetaraan dan
ketersediaan saling kontrol inilah merupakan pengaplikasian prinsip dari sebuah negara
demokrasi dan negara hukum.
Menurut Sri Sumantri, secara umum setiap konstitusi selalu mengatur sekurang –
kurangnya tiga kelompok materi muatan yang meliputi :
Dengan kata lain, bahwa amandemen terhadap Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut meliputi hampir seluruh tiga kelompok materi
muatan konstitusi.
Sistem Ketatanegaraan dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antar lembaga
negara dalam mengatur kehidupan bernegara. Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia
pada masa sebelum Amandemen UUD 1945 memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dari system ketatanegaraan sebelum Amandemen ialah sistem ketatanegaraannya lebih
terarah dan pemerintah hanya fokus pada target yang telah ditentukan sebelumnya serta
Kekurangannya ialah tidak ada campur tangan rakyat dalam menentukan kebijakan sehingga
dalam pembuatan system ketatanegaraan hanya menguntungkan pihak-pihak yang berkuasa.
Sedangkan sesudah Amandemen UUD 1945 sistem ketatanegaraan Republik Indonesia
lebih mengutamakan aspirasi rakyat daripada pihak-pihak yang berkuasa. Namun di balik itu,
tidak terarahnya system ketatanegaraan tersebut karena terlalu banyak yang ditargetkan.
Pada intinya, sistem ketatanegaraan Republik Indonesia telah melalui alur waktu yang
panjang. Alur waktu yang lambat laun menyeret Republik Indonesia untuk melakukan
penyesuaian dan perubahan-perubahan baru dalam sistem ketatanegaraannya. Perubahan-
perubahan ini mempunyai landasan hukum yang jelas yang tertuang dalam Amandemen-
amandemen UUD 1945. Dalam setiap perubahan-perubahan, Negara Republik Indonesia
selalu berusaha menjadi lebih baik yang meskipun pada kenyataannya masih saja terdapat
kekurangan-kekurangan pada setiap perubahan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses Amandemen terhadap Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 memberikan sebuah paradigma baru atas perwujudan nilai – nilai konstitusi
yang menyesuaikan kepentingan rakyat . Dimana secara tidak langsung mengubah tata
hukum dan sistem ketatanegaraan Indonesia secara substantif seperti dimana tertuang
dalam amanat konstitusi yaitu pada pasal 1 ayat (3) Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 mempertegas keberadaan Negara Republik Indonesia
sebagai Negara Hukum yang menjalankan cita – cita reformasi yaitu melakukan
perubahan atas peraturan yang tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat . Seperti
yang tertuang dalam poin penting perubahan dalam setiap amandemen, seperti sebagai
berikut :
B. Saran
Ketika pemerintah dihadapkan pada suatu pilihan dalam menentukan kebijakan yang
begitu besar pengaruhnya pada negara ini diharapkan lebih fokus pada suatu target
sehingga pemerintah lebih mudah dalam implementasinya. Dan juga ketika pemerintah
memiliki ambisi yang begitu besar pada negara ini, hal itu sebenarnya wajar dan baik.
Akan tetapi jika semua itu tidak didukung oleh penerapan sistem ketatanegaraan yang
adil dan bijaksana, maka ambisi-ambisi itu hanyalah sekedar mimpi. Oleh karena itu,
kelompok kami begitu berharap kepada seluruh jajaran Pemerintah Negara Republik
Indonesia untuk menerapkan sistem ketatanegaraan yang berlaku dengan adil dan
bijaksana serta memusatkan tujuan pada suatu target yaitu Negara Republik Indonesia
menjadi lebih baik.
REFERENSI