Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA

HUKUM TATA NEGARA


Asas-Asas Hukum Tata Negara

Dosen Pembimbing : Yusnanik Bakhtiar, SH.,LL.M


Disusun oleh :

1. Nursaiti 18052036
2. Ayu Nabila Putri Ningsih 18052004
3. Nadya Prdvfibra 17052155

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat, dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Kelompok yang disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Hukum Tata Negara (HTN).
Makalah ini disusun mengingat bahwa perkembangan Sejarah
Ketatanegaraan Indonesia mengalami pasang surut. Perjuangan Bangsa Indonesia
untuk mencapai kemerdekaan sesungguhnya sudah dimulai sejak masuknya VOC
di Bumi Nusantara atau Negara Indonesia.
Disadari bahwa tugas Makalh Hukum Tata Negara ini masih perlu bahan
untuk penyempurnaan tugas kami. Untuk itu kami juga menyadari akan
kekurangan yang ada pada tugas ini. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritiknya agar dapat membuat perbaikan diwaktu mendatang. Akhir kata, kami
berharap agar tugas Makalah Hukum Tata Negara ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membaca.

Padang, 29 Januari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
D. Manfaat Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Istilah dan Pengertian hukum Tata Negara 3
B. Sejarah Hukum Tata Negara 4
C. Tujuan Hukum Tata Negara 6
D. Dasar Hukum Pengaturan Hukum Tata Negara 7
E. Sistematika dan Sumber Hukum Tata Negara 8

BAB lll PENUTUP


A. Kesimpulan 12
B. Saran 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik yang terdiri
dari provinsi-provinsi dan kabupaten/kota. Dalam menjalankan pemerintahan
diperlukannya suatu aturan yang mengatur jalannya roda pemerintahan. Aturan
tersebut berpungsi mengawasi, dan memberi batasan terhadap jalannya roda
pemerintahan di Indonesia.
oleh kerena itu untuk menciptakan keteraturan dalam suatu kelompok
sosial, baik dalam situasi kebersamaan maupun dalm situasi sosial diperlukan
ketentuan-ketentuan. Ketentuan itu untuk membatasi kebebasan tingkah laku.
Ketentuan-ketentua yang dilakukan adalah ketentuan yang timbul dari dalam
pergaulan hidup berbangsa dan bernegara, atas dasar kesadaran hukum. Suatu
negara yang baik yaitu negara yang mempunyai dasar hukum yang kuat dan
terikat yang terpisa dari hukum dasar. Hukum yang mengkaji negara ini bersipat
khusus yang mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi
negara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Istilah dan pengertian Hukum Tata Negara ?
2. Bagaimana Sejarah Hukum Tata Negara ?
3. Bagaimana Tujuan Hukum Tata Negara ?
4. Bagaimana Dasar Hukum Pengaturan Hukum Tata Negara?
5. Bagaimana Sistematika dan sumber hukum Tata Negara?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Istilah dan Pengertian hukum Tata Negara !
2. Untuk Mengetahui Sejarah Hukum Tata Negara !
3. Untuk Mengetahui Tujuan Hukum Tata Negara !
4. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Pengaturan Hukum Tata Negara !

4
5. Untuk Mengetahui Sistematika dan sumber hukum Tata Negara !

D. Manfaat Masalah
Penulis : Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia di
Jurusan Ilmu Sosial Politik, Prodi PPKN Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Padang.
Pembaca : Untuk menjadi reperensi dan pengetahuan umum.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Istilah dan Pengertian hukum Tata Negara


Istilah Hukum Tata Negara,yang banyak di pakai parah ahlih Hukum Tata
Negara State Law dimana yang diutamakan adalah Hukum Negara, State Recht
(Belanda) yaitu perbedahan hukum dan makna dalam arti luas dan sempit,
Constitutional Law (Inggris) di mana Hukum Tata Negara lebi Menitikberatkan
pada konsitusi atau hukum konsitusi, Dorit Consitutional dan Dorit Adminitrative
(Prancis ) dimana titik tolaknya adalah untuk membedakan antara Hukum Tata
Negara dan Hukum Administrasi Negara, Varfassnuggrecht dan Vervaltingrecht
(Jerman) dimana titik tolaknya adalah untuk membedakan antara Hukum Tata
Negara dan Hukum Administrasi Negara.1 Dari istilah tersebut dapat disimpulkan
bawasanya Hukum Tata Negara berbicara tentang permasalahn negara dalam
penyelenggaraan pemerintahan hukum tersebut saling berhubungan satu dengan
yang lainya.
Van vollenhoven mengartikan hukum tatanegara sebagai hukum yang
mengatur bentuk negara (Kesatuan atau Federal), bentuk pemerintahan
(Kerajaan/Republik), wewenang dan kekuasaan yang melekat pada jabatan
tertentu,hierarki hukum ketatanegaraan,pembagian kekuasaan,dan tentang atasan
bawahan pada otoritas pemerintahan yang sedang diselenggarakan oleh suatu
negara dalam kaitannya dengan wewenang pusat daerah maupun wewenang
istimewa suatu pemerintahan daerah.2
Scholten,hukum tatanegara adalah hukum yang mengatur organisasi
daripada negara.3
Dari paparan para ahli diatas dapat disimpulkan hukum tatanegara adalah
hukum yang mengatur bentuk negara secara hierarki peraturan perundang-

1
Prof. Drs. C.S.T Kansil, S.H. 2002. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : PT RINEKA CIPTA. hal
202 dikutip 29 Januari 2019. Pukul 17.18
2
Prof.Dr.H. Dedi Hismatullah,M.Hum. Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si . 2009. Hukum Tata Negara.
Bandung : Pustaka Setia hal 14 dikutip 29 Januarai Pukul 09.26
3
Prof.Dr.H. Dedi Hismatullah,M.Hum. Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si . 2009. Hukum Tata Negara.
Bandung : Pustaka Setia hal 15 dikutip 29 Januarai Pukul 09.36

6
undangan dalam penyelenggaraan negara,membicarakan sistematis maupun
desentralistik,peraturan pemerintah,peraturan daerah,peraturan presiden,dan
kekuasaan dengan tingkatan,serta wilayah dengan kedaulatan negara dan
masyarakatnya.

B. Sejarah Hukum Tata Negara


Sejarah Ketatanegaraan Indonesia mengalami pasang surut. Perjuangan
Bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan sesungguhnya sudah dimulai
sejak masuknya VOC di Bumi Nusantara atau Indonesia ini pada tahun 1602.
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 maka
berdirilah Negara Indonesia yang merdeka, dan lahirnya Tata hukum Indonesia.4
18 Agustus 1945 disyahkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
merdeka oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang mulai berlaku
tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949. Pada tanggal 27 Desember
1949 sampai 17 Agustus 1950 berlaku Konstitusi Sementara Republik Indonesia
1949. Kemudian dengan Undang-Undang Federal No 7 Tahun 1950 Konstitusi
Sementara Republik Indonesia Serikat 1949 diubah menjadi Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia 1950, yang berlaku 17 Agustus 1950 sampai
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 juli 1959.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menyatakan berlakunya lagi Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia 1945, dan tidak berlakunya lagi Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
1945 inilah yang berlaku di Negara Republik Indonesia sampai saat ini.
lahirlah Tata hukum indonesia ‘’hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya’’. Dengan demikian tata hukum lama, yaitu tatahukum Hindia Belanda
masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa Pancasila dan
proklamasi kemerdekaan indonesia tanggal 17 agustus. Kemudian setelah di
sahkanya Undang-Undang dasar negara indonesia merdeka, dan di nyatakan mulai

4
Drs.C.S.T. Kansil, S.H. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.hal 12 dikutip 29 Januari 2019

7
berlaku pada tanggal 18 agustus 1945 sebagai ‘’revolusi grondwer’’ Di tegaskan
dalam pasal II aturan peralihan Undang-Undang Dasar.
a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)
Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945,
Republik yang baru ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari
kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Rancangan Undang-Undang
disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
setelah mengalami beberapa proses.
b. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari
rongrongan pihak Belanda yang menginginkan untuk kembali berkuasa di
Indonesia. Akibatnya Belanda mencoba untuk mendirikan negara-negara
seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia Timur, negara Jawa
Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka
terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun 1948.
Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang melahirkan negara
Republik Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya berlaku
untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik
Indonesia Serikat saja.
c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat
1949 merupakan perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa
Indonesia sejak 17 Agustus 1945 menghendaki sifat kesatuan, maka
negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama karena terjadinya
penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan
wibawa dari pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang,
akhirnya dicapailah kata sepakat untuk mendirikan kembali Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bagi negara kesatuan yang akan didirikan

8
jelas perlu adanya suatu undang-undang dasar yang baru dan untuk itu
dibentuklah suatu panitia bersama yang menyusun suatu rancangan
undang-undang dasar yang kemudian disahkan pada tanggal 12 Agustus
1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat dan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14
Agustus 1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal
17 Agustus 1950.
d. Periode 5 Juli 1959 – sekarang
(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)
Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang
Dasar 1945. Dan perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
Orde Lama pada masa 1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara Orde Baru. Perubahan itu dilakukan karena Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama dianggap kurang
mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni
dan konsekuen (MK, 2015).
Konstitusi di Indonesia dewasa ini dirancang dengan mengedepankan
struktur konstitusi yang progrsif serta visioner. Artinya konstitusi bukan hanya
dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan benegara untuk saat ini,
melainkan menilai jauh ke arah keberlangsungan negara di masa mendatang.
Salah satu implementasi konstitusi Indonesia yang visioner adalah pada
amandemen Pasal 1 ayat (2) UUD 1945.5

C. Tujuan Hukum Tata Negara


1. Menyebarluaskan pengertian-pengertian baru yang terkandung pada
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
pasca-amandemen.

5
Soehino,SH. 1980.Perkembangan Pemerintah Di Daerah. Yogyakarta :Liberty. 1980 Hal. 5 – 8
dikutip 29 Januari 2018 pukul 19.33

9
2. Mendorong supaya muncul kesadaran warga negara Indonesia akan hak dan
kewajiban asasinya sebagai subjek hukum tata negara Indonesia berdasarkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
3. Membantu para pemula memahami garis besar ruang lingkup ilmu
pengetahuan tentang Hukum Tata Negara.
4. Mengakrabkan masyarakat Indonesia dengan pengetahuan tentang Hukum
Tata Negara.
5. Mendorong perkembangan lebih lanjut studi tentang Hukum Tata Negara di
Indonesia.
Adanya konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan
suatu hal yang sangat penting, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan
terbentuk sebuah negara yang maju. Konstitusi bagi negara Indonesia berfungsi
sebagai pembatas kekuasaan negara, landasan penyelenggaraan negara, dan
memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat agar
menjadi lebih baik untuk ke depannya. Konstitusi mempunyai posisi yang sangat
penting dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia. Hal ini dikarenakan konstitusi
menjadi ukuran bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan ide-ide
dasar yang digariskan penguasa negara untuk mengemudikan tatanan negara.
Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada di antara
lembaga-lembaga negara. Konstitusi juga menjelaskan kekuasaan dan kewajiban
pemerintah sekaligus membatasi kekuasaan tersebut agar tidak terjadi
kesewenang-wenangan.

D. Dasar Hukum Pengaturan Hukum Tata Negara


Asas Pancasila setiap negara didirikan atas filsafah bangsa. Filsafah itu
merupakan perwujudan dari keinginan rakyat dan bangsanya. Dalam bidang
hukum, pancasila merupakan sumber hukum materil, karena setiap isi peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya dan jika hal itu terjadi,
maka peraturan tersebut harus segera di cabut. Pancasila sebagai Azas Hukum
Tata Negara dapat dilihat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Asas
Hukum, Kedaulatan rakyat dan Demokrasi Asas kedaulatan dan demokrasi

10
menurut jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat dalam negara Indonesia,
mencari keseimbangan individualisme dan kolektivitas dalam kebijakan
demokrasi politik dan ekonomi. Azas kedaulatan menghendaki agar setiap
tindakan dari pemerintah harus berdasarkan dengan kemauan rakyat dan pada
akhirnya pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat melalui
wakil-wakilnya sesuai dengan hukum. Asas Negara Hukum yaitu negara yang
berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Asas
Negara hukum (rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD atau konstitusi
yang memuat tentang hubungan antara penguasa dan rakyat, kedua adanya
pembagian kekuasaan, diakui dan dilindungi adanya hak-hak kebebasan rakyat.
Asas pembagian kekuasaan dan Check Belances yang berarti pembagian
kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian baik mengenai
fungsinya. Asas legalitas dimana asas legalitas tidak dikehendaki pejabat
melakukan tindakan tanpa berdasarkan undang-undang yang berlaku. Atau
dengan kata lain the rule of law not of man dengan dasar hukum demikian maka
harus ada jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun berdasarkan prinsip-prinsip
demokrasi.6

E. Sistematika dan Sumber Hukum Tata Negara


Sistematika Hukum Tata Negara
Sistematika Hukum Tata Negara adalah susunan yang teratur dari
bahan-bahan ilmiah yang termasuk dalam lapangan Hukum Tata Negara.
Menurut pendapat Van Der Pot bahwa yang mempelopori penyusunan Hukum
Tata Megara tersebut adalah Struyken (1916).7 kemudian secara berturut-turut
sistematika Hukum Tata Negara tersebut dikemukakan oleh:
1. Van Der Pot: dalam bukunya berjudul handboek Van het Nederland
Staatrecht tidak menyebutkan secara tegas dasar sistematikanya

6
Drs.C.S.T. Kansil, S.H. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.hal 24 dikutip 29 Januari 2019
7
Prof. Drs. C.S.T Kansil, S.H. 2002. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : PT RINEKA CIPTA. hal
123 dikutip 29 Januari 2019. Pukul 19.34

11
tersebut, namun apabila kita pelajari secara mendalam maka
sistematikanya Van der pot tersebut berdasarkan kepada alat pelengkap
organ negara dengan prinsip-prinsip pembagiannya dipusat serta fungsi
dari masing-masing organ tersebut dan hak-hak dasar manusia
dianggap sebagai pembatasnya terhadap pelaksanaan dari organ-organ
yang bersangkutan.
2. kranenburg dalam bukunya yang berjudul Het Nederland staatreacht
mendasarkan sistematikanya pada fungsi negara. menurut
kranenburg fungsi negara dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Fungsi yang bersifat mengatur pri kehidupan kelompok dan cara
berkelompok tertentu.
b. Fungsi yang bersifat pelaksanaannya/merealisasikan dari apa yang
diatur dalam fungsi yang pertama.
c. Fungsi sebagai reaksi terhadap tingka laku yang bertentangan
dengan peraturan-peraturan yang dapat mengganggu pelaksanaan
dari pemerintahan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, sistematika hukum tata
negara adalah urutan sistimatis hukum secara hirarki yang memuat, menjelaskan
fungsi hukum dalam mengatur urusan negara, lembaga negara dengan azas-azas
formal dan material.

Sumber hukum tatanegara adalah sebagai berikut:


1. Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 sebagai sumber hukum,yang merupakan hukum dasar tertulis yang
mengatur masalah kenegaraan dan merupakan dasar ketentuan lainnya.UUD
1945 adalah konstitusi negara yang didalamnya termuat materi hukum dasar
dalam penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Ketetapan MPR
Berdasarkan UUD 1945 pasal 3,menyatakan bahwa majelis pemusyawaratan
rakyat berwenang mengubah dan menetapkan UUD negara.Dengan
demikian,ketetapan majelis pemusyarawatan rakyat(Tap MPR)majelis sumber

12
hukum kedua dalm hukum tatatnegara,karena salah satu otoritas mengubah
dan menetapkan UU.
Suatu ketetapan MPR seharunya adalah suatu keputusan yang hanya mengikat
dan ditunjukkan kepada Presiden karena ketetapn MPR merupakan
mandat,amanah yang ditetapkan UU sebagai aturan dasar negara
3. Undang – Undang / Peraturan pemerintah penggaanti Undang – Undang
Berdasarkan UUD 1945 pasal 5 ayat (1) dinyatakan bahwa presiden berhak
mengajukkan rancangan UU kepada Dewan Perwakilan Rakyat,ini berarti
bahwa UU yang dimaksudkan adalah UU yang dibuat oleh Presiden atau
pemerintah,baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.UU tersebut
secara material mengatur penyelenggaraan negara dan tugas-tugas
pemerintahan.
4. Peratun Pemerintah
Dalam UUD 1945 pasal 4 ayat (1) dimyatak an bahwa:Presiden RI memegan
kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945. Pasal tersebut memberiksn
pemahaman bahwa kekuasaan Presiden sepenuhnya diberikan oleh UUD 1945
sebagai pemegang kekuasaan pemerintah melaksanakan penyelenggaraan
negara dan pemerintahan.
5. Keputusan Prsiden
UUD 1945 menentukan keputusan Presiden sebagai salah satu peraturan
perundang-undangan.Bentuk peraturan ini baru dikenal tahun 1999
berdasarkan surat Presidenn no.2262/HK/1999 yang ditunjukkan ke DPR
sebagai penyelegara pemerintahan.
6. Peraturan pelaksan lainnya
Adalah peraturan Menteri,instruksi menteri dan lain-lain yang dengan tgas
berdasarkan bersumber pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
7. Convention (konvensi Ketatanegaraan)
Adalah perbuatan kehidupan ketatanegaraan yang dilakukan berulang-ulang
sehingga dia diterima dan ditaati dalam Pratik ketatanegaraan.Konvensi
ketatanegaraan mempunyai kekuatan hukum yang sama dalam undang-undang

13
kaena diterima dan dijalankan. Bahkan kebiasaan (konvensi) ketatnegaraan
sering mengeser peraturan-peraturan hukum yang tertulis.
8. Traktat
Traktat atau perjanjian yang diadakan duan negara atau lebih.Dalam
praktiknya.8

8
Prof.Dr.H. Dedi Hismatullah,M.Hum. Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si . 2009. Hukum Tata Negara.
Bandung : Pustaka Setia hal 207 dikutip 29 Januarai Pukul 09.2

14
BAB IIl
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik yang terdiri
dari provinsi-provinsi dan kabupaten/kota. Dalam menjalankan pemerintahan
diperlukannya suatu aturan yang mengatur jalannya roda pemerintahan. Aturan
tersebut berpungsi mengawasi, dan memberi batasan terhadap jalannya roda
pemerintahan di Indonesia.Hukum Tata Negara diperlukan untuk menjalankan
terlaksananya roda pemerintahan di suatu negara
Dalam Negara Republik Indonesia Hukum Tata Negara bertujuan untuk
mengawasi dan membatasi serta mengarakan jalannya roda pemerintahan agar
berjalan sesuai Undang – Undang Dasar 1945 yang berisi tujuan bangsa
Indonesia.

B. Saran
Pembelajaran Hukum Tata Negara hendaklah menjadi citra wujut akan
kesadaran aparat pemerintah dalam menjalankan amanat Undang – Undang dasar
1945 yang berisi tujuan negara dalam mewujutkan kesejateraan rakyat Indonesia,
serta wujut tanggung jawab sebagai warga negara dalam menjalankan hak dan
kewajiban.

15
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. C.S.T Kansil, S.H. 2002. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA.
Prof.Dr.H. Dedi Hismatullah,M.Hum. Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si . 2009.
Hukum Tata Negara. Bandung : Pustaka Setia
Drs.C.S.T. Kansil, S.H. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Soehino,SH. 1980.Perkembangan Pemerintah Di Daerah. Yogyakarta :Liberty.

16

Anda mungkin juga menyukai