DisusunOleh :
Seprinawati (22203244003)
Erlynda Naura Susilo (22203244049)
Syifa Alya Syaharani (22203244040)
Amalia Nur Fitriani (22203244033)
Nasywa Prajna Aulia (22203244034)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan
karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini tanpa adanya hambatan.
Makalah yang berjudul “Undang Undang Kewarganegaraan” ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) yang diampu
oleh Ibu Dra. Sri Agustin Sutrisnowati M. Si. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini.
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi sistematika penulisan maupun tata bahasa
penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.
Yogyakarta, 25 Februari 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB IPENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB IIPEMBAHASAN 2
A. Definisi Kepemimpinan Pendidikan 2
B. Teori Kepemimpinan 4
C. Gaya-Gaya Kepemimpinan 6
D. Kepemimpinan Kepala Sekolah 9
PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Indonesia merupakan negara hukum yang di dalamnya terdapat wilayah,
rakyat serta pemerintah yang berdaulat. Dimana didalamnya terdapat peraturan
yang mengikat dan menjadi pedoman dalam bernegara. Peraturan yang
berlandaskan UUD tahun 1945 sebagai pedoman tertinggi dalam menjalankan
negara. Semua peraturan yang ada tidak boleh menentang atau tidak sesuai
dengan UUD tahun 1945.
Tata aturan dan urutan Perundang Undangan Indonesia sebagaimana yang
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yaitu ; 1. UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945, 2. Ketetapan MPR, 3. UU/Perpu, 4. Peraturan Presiden, 5. Peratuuran
Daerah Provinsi, 6. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. UUD 1945 tidak bisa
diganggu gugat dan diganti oleh siapapun. Ketetapan MPR mmepunyai fungsi
merinci, menjabarkan, mengatur lebih lanjut UUD 1945 untuk mengantisipasi
kesalahan pembuatan UU atau peraturan dibawahnya dalam pelaksanaannya. Dan
Undang Undang/Perpu yang sebelumnya disebut dengan Rancangan Undang
Undang merupakan sebuah peraturan yang disahkan guna mengatur,
mendeklarasikan sebagai aturan hukum yang mengikat.
Undang Undang atau Legislasi Hukum memiliki banyak jenis yang
mengatur hal hal yang lebih spesifik. Sebagai contoh yaitu Undang Undang
tentang Kewarganegaraan yang didalamnya berisi tentang syarat, hakikat dan
aturan tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Setiap UU dilakukan
pembaharuan yang dimana memiliki tujuan pembaharuan konsep atas suatu
aturan yang terjadi banyak ketidakselarasan. Begitu juga dengan UU
Kewarganegaraan yang melalui banyak proses revisi dan Judical Review
Mahkamah Konstitusi sehingga terus diperbarui.
B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan Undang Undang?
2. Apa saja permasalahan yang ada dalam perubahan UU Kewarganegaraan?
3. Apa saja alasan dilakukan Judical Review pada UU Kewarganegaraan?
4. Bagaimana setelah perubahan UU Kewarganegaraan?
5. Dampak yang terjadi pada masyarakat setelah perubahan UU tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu UU Kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui alasan perubahan UU Kewarganegaraan.
3. Untuk mengetahui hasil dari perubahan yang dilakukan.
4. Untuk mengetahui dampak yang dihasilkan dari perubahan yang telah
dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Definisi Kewarganegaraan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kewarganegaraan adalah
hal yang berhubungan dengan warga negara; keanggotaan sebagai warga negara.
Pengertian kewarganegaraan menurut para ahli yaitu antara lain :
a) Ko Swaw Sik (1957) Kewarganegaraan ialah ikatan hukum antara Negara
dan seseorang. Ikatan itu menjadi suatu “kontrak politis” antara Negara
yang mendapat status sebagai Negara yang berdaulat dan diakui karena
memiliki tata Negara. Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep
kewargaan.
b) Graham Murdock (1994) Kewarganegaraan ialah hak untuk berpartisipasi
secara utuh dalam berbagai pola struktur social, politik dan kehidupan
kultural serta untuk membantu menciptakan bentuk-bentuk yang
selanjutnya dengan begitu maka memperbesar ide-ide.
c) Stanley E. Ptnord dan Etner F. Peliger Kewarganegaraan ialah studi yang
berhubungan dengan tugas-tugas pemerintahan dan hak-kewajiban warga
Negara
1. Sebelum Kemerdekaan
a) UU 28 Juni 1850 dan UU 3 Mei 1852.
Sebagai aturan awal untuk menentukan Undang Undang tentang
Kewarganegaraan maka ditetapkan Undang-Undang Tahun 28 Juni 1850
yang diubah dengan Undang-Undang 3 Mei 1851 dan Pasal 5 BW
Belanda tahun 1838. Asas yang dianut oleh kedua peraturan ini adalah
asas ius soli, yaitu kewarganegaraan berdasarkan tanah kelahiran
seseorang.
b) UU 12 Desember 1892.
Undang-Undang 12 Desember 1892 yang menerapkan prinsip ius
sanguinis, yaitu kewargenagaraan berdasarkan garis keturunan darah.
Pengaturan hukum kewarganegaraan ini terus mengalami perubahan
sesuai dengan kebutuhan.
c) UU 10 Februari dan 10 Juni 1927.
• Pada tanggal 10 Februari 1910 diundangkan
Wet op het Nederladsch Onderdaanschap van
Niet Nederlanders (Stb. Tahun 1910 No.
296), atau yang terkenal dengan sebutan Wet
1910 yang berisi :
1) Mereka yang lahir di Hindia Belanda dari
orang tua yang bertempat tinggal di Hindia
Belanda, atau dari seorang ibu yang
bertempat tinggal di Hindia Belanda
apabila ayahnya tidak diketahui
2) Mereka yang lahir di Hindia Belanda dari
orang tua yang tidak diketahui
3) Istri atau janda dari mereka yang termasuk
kategori a dan b di atas, yang tidak kawin
kembali
4) Anak dari mereka yang termasuk kategori
a, yang lahir di luar Hindia Belanda,
selama belum berusia 18 tahun atau belum
kawin;
5) Anak dari orang tua yang berstatus
kaulanegara Belanda menurut wet ini, yang
lahir di luar Hindia Belanda, bila mereka
telah berusia 18 tahun atau telah kawin,
bertempat tinggal di wilayah Kerajaan
Belanda (Negeri Belanda, Hindia Belanda,
Suriname, Curasao) dengan istri dan
anaknya yang belum berusia 18 tahun, jika
juga bertempat tinggal di wilayah Kerajaan
Belanda
6) Mereka yang bertempat tinggal di Hindia
Belanda setelah kehilangan
kekaulanegaraan Belandanya karena tidak
menggunakan hak oisinya sewaktu tinggal
di luar negeri
• Berdasar Undang-Undang Kewarganegaraan Hindia Belanda 10 Juni
1927, penduduk Indonesia dibedakan menjadi golongan Eropa,
golongan Timur Asing. dan golongan Bumi Putera Golongan Eropa
meliputi bangsa Belanda, bukan bangsa Belanda namun berasal dari
Eropa, orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum
kewarganegaraannya sama dengan hukum kewarganegaraan Belanda
(seperti Amerika, Australia, Rusia, Afrika Selatan), bangsa Jepang
dan keturunan bangsa-bangsa tersebut di atas. Adapun golongan
Timur Asing meliputi orang-orang Cina dan orang-orang bukan Cina
seperti orang India, Pakistan, Arab atau Mesir. Golongan yang ketiga
adalah golongan Bumi Putera, meliputi orang-orang Indonesia asli
serta keturunannya yang tidak memasuki golongan rakyat lain dan
orang-orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain,
kemudian hidup menyesuaikan diri dengan orang Indonesia (Krisni,
2004: 29-30)
2. Setelah Kemerdekaan.
a) UU RI No. 3 Tahun 1946 yang merupakan wujud pelaksanaan UUD
1945 pasal 26.
(5) Anak-anak yang lahir dalam jangka waktu 300 hari, setelah ayahnya
yang berkewarganegaraan Republik Indonesia meninggal dunia
(6) Orang yang bukan penduduk asli yang telah bertempat tinggal selama
lima tahun berturut- turut dan telah berumur 21 tahun atau telah kawin.
Apabila yang bersangkutan berkeberatan menjadi warga negara Republik
Indonesia, ia boleh menolak dengan alasan la adalah warga negara lain.
b) Konstitusi RIS 1949.
Dengan berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat, Undang-
Undang yang mengatur Kekaulanegaraan Belanda dalam Undang-
Undang Nomor 3 tahun 1946 tidak berlaku lagi. Akibatnya, bagi
keturanan Cina dan Arab yang tinggal di dalam wilayah Republik
Indonesia, apabila dalam waktu dua tahun sesudah tangal 27 Desember
1949 tidak menolak kewarganegaraan Republik Indonesia, mereka
dianggap warga negara Indonesia. Demikian pula orang Belanda yang
dilahirkan di wilayah Republik Indonesia dan bertempat tinggal di
wilayah Indonesia selama enam bulan dan dalam waktu dua tahun setelah
27 Desember 1949 menyatakan memilih warga negara Republik
Indonesia, yang bersangkutan dianggap sebagai warga negara Republik
Indonesia Orang-orang kaulanegara bukan orang Belanda yang lahir di
Indonesia yang dalam waktu dua tahun sesudah tanggal 27 Desember
1949 tidak menolak kewarganegaraan Republik Indonesia menjadi warga
negara Republik Indonesia.
c) UUDS 1950 berlaku sejak 17 Agustus 1950-05 Juli 1959.
Karena diberlakukan UUDS ini maka muncul UU No 62 tahun 1958
yang hanya berlaku sampai dikerluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
yang berisi :
(1) mereka yang telah menjadi warga negara berdasarkan undang-
undang, peraturan, atau perjanjian yang pernah berlaku sebelumnya,
(2) mereka yang memenuhi syarat tertentu yang ditetapkan dalam
undang-undang yang pernah ada,
(3) mereka yang pada waktu lahir mempunyai hubungan kekeluargaan
dengan seorang warga negara Republik Indonesia, misalnya ayah,
(4) mereka yang waktu lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dan ayahnya tersebut berkewarganegaraan Indonesia,
serta
(5) mereka yang memperoleh kewarganegaraan. Republik Indonesia
menurut Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958.
d) UU No 3 Tahun 1976
Pasal 18 Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 diubah sehingga
seluruhnya berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 18
(1) Seorang yang kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
termaksud dalam
Pasal 17 huruf k memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
kembali jika ia bertempat tinggal di Indonesia berdasarkan Kartu Izin
Masuk dan menyatakan keterangan untuk itu.Keterangan itu harus
dinyatakan kepada Pengadilan Negeri dari tempat tinggalnya dalam 1
tahun setelah orang itu bertempat di Indonesia.
(2) Seorang yang bertempat tinggal di luar negeri, yang telah kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia termaksud dalam Pasal 17 huruf k,
karena sebab-sebab diluar kesalahannya, sebagai akibat dari keadaan di
negara tempat tinggalnya yang menyebabkan tidak dapat
dilaksanakannya kewajiban
Sebagaimana diatur dalam ketentuan tersebut,dapat Memperoleh kembali
kewarganegaraan Republik Indonesia :
a) jika ia melaporkan diri dan menyatakan keterangan untuk itu
kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara tempat tinggalnya
dalam jangka waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal
diundangkannya Undang-undang ini;
b) jika ia melaporkan diri dan menyatakan keterangan untuk itu
kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara yang terdekat dari
tempat tinggalnya dalam jangka waktu 2 tahun setelah berlakunya
Undang-undang
Berisi yaitu :
Pasal 1
Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa indonesas ani
dan orang-orang bangsa lain yang disaran dengan undang-undang sebagai warga
negara.
Pasal 3
• UU Kewarganegaraan Nomor 12
Tahun 2006 ini telah menghapus semua aturan kewarganegaraan yang
diskriminatif. UU ini juga melakukan terobosan penting yakni dengan
memberi kewarganegaraan ganda bagi anak dari hasil perkawinan campur
antara warga negara Indonesia (WNI) dengan warga negara asing (WNA)
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun dan belum menikah. Ketentuan ini
bertujuan untuk melindungi hak-hak anak. Sebelum UU disahkan, seorang
anak yang lahir di Indonesia dari perempuan WNI yang menikah dengan
laki-laki WNA, statusnya adalah WNA. Akibatnya, jika orangtua lupa
memperpanjang visa anaknya atau kedua orang tuanya cerai, anak tersebut
akan dideportasi ke negara asal ayahnya. Kasus semacam itu sudah banyak
terjadi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Perlu diadakan sosialisasi atau pendidikan tentang UUD 45 dan juga
Undang-Undang baik yang belum ataupun sudah diamandemen. Hal ini
dikarenakan untuk membuat masyarakat lebih sadar hukum sehingga lebih paham
akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang taat hukum
DAFTAR PUSTAKA