Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

Disusun Oleh:
Ashshifa Annur (200405005)
Eva Rizkia (200405004)
Maghfirah (200405007)
 

ISI

1. 1. Konstitusi
 Pengertian Konstitusi
  
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer)  yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara atau menyusun
dan menyatakan aturan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu negara.
Sedangkan istilah undang-undang dasar (UUD) merupakan terjemahan istilah dari bahasa
Belanda Gronwet. Perkataan wet diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia Undang-Undang
Dasar, dan Grond berarti tanah atau dasar. Definisi Pengertian Konstitusi adalah pereturan
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur pemerintahan Sedangkan UUD merupakan
konstitusi tertulis.

2. Fungsi  Konstitusi
Dalam kerangka kehidupan bernegara,konstitusi(UUD) secara umum memiliki fungsi :
1. Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanen.
2. Tata aturan dalam hubungan negara dengan negara lain.
3. Sumber hukum dasar yang tertinggi (seluruh peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku harus mengacu pada konstitusi).

3.  Dinamika Pelaksanaan Konstitusi


Sebagai negara hukum, Indonesia mem iliki konstitusi yang sering disebut sebagai UUD
1945.UUD dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh BPUPKI. UUD atau
konstitusi negara Republik Indonesia disahkan dan ditetapkan pleh PPKI pada hari sabtu tanggal
18 Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu negara modern
karena telah memiliki suatu sistem ketatanegaraan, yaitu Undang-undang Dasar 1945 atau
konstitusi negara yang memuat tata kerja konstitusi modern.
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah
berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat periode, yaitu :
a.    Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari
bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 ayat Aturan
Tambahan dan bagian penjelasan.
b.     Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6
bab, 197 pasal dan beberapa bagian.
c.     Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, 146
pasal dan beberapa bagian.
d.     Periode 5 Juli 1959 – 1967 -  sekarang kembali berlaku UUD 1945.

Diantara hasil perubahan yang prinsipil dari amandemen UUD 1945 antara lain :
1.   Tentang MPR dimana anggotanya semua berasal dari hasil pemilu (tidak ada yang diangkat)
2.   Presiden dipilih langsung oleh rakyat
3.   Keberadaan DPA dihapus
4.   Munculnya lembaga yudikatif yang baru yaitu MK
5.   Masa jabatan presiden maksimal hanya 2 periode
6.   Ada pembatasan-pembatasan tentang wewenang presiden
7.   Dimasukkannya pasal-pasal hak asasi manusia.
8.  Pemerintah memprioritaskan anggaran pendidiikan minimal 20% dari APBN dan APBD dan
lain lainnya.

4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi


 Institusi Legislasi
Institusi (lembaga) yang bertugas untuk membuat konstitusi dan peraturan perundang-
undangan yang ada dibawahnya adalah meliputi dua institusi, yaitu: Badan Legislatif (DPR) dan
Badan Eksekutif (presiden). Kedua institusi ini bertugas untuk membuat undang-undang.Dalam
UUD 1945 pasal 20 sampai 22 dijelaskan tentang kelembagaan serta mekanisme pembuatan
konstitusi ataulebih tepatnya pembuatan dasar-dasar Negara.
Berikut adalah bunyi pasal 20, 20 A, 21, 22, dan 22 A :

1. 1. Rule Of Law
 Pengertian Rule of Law
Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua, yaitu
pengertian secara formal (in the formal sense) dan pengertian secara hakiki/materil (ideological
sense). Secara formal, rule of law adalah kekuasaan umum yang terorganisir (organized public
power), contohnya untuk proses penegakan hukum di Indonesia dilakuakn oleh lembaga penegak
hukum yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan
Badan Peradilan. Sedangkan secara hakiki, rule of law terkait dengan penegakan hukum yang
menyangkut ukuran hukum, yaitu baik dan buruk (just and unjust law).

 Latar Belakang Rule of Law


Rule of law adalah sebuah doktrin yang muncul di abad ke-19, seiring kelahiran negara
konstitusi dan demokrasi. Kelahirannya sejajar dengan munculnya reaksi terhadap negara absolut
yang berkembang sebelumnya, dan mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat,
dan kerajaan, menggeser negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi yang pada
gilirannya melahirkan doktrin rule of law.
Di dalam catatan sejarah diungkapkan bahwa konsep negara hukum dapat dibedakan
menurut konsep Eropa Continental yang biasa dikenal dengan Rechtstaat dan dalam konsep
Anglo Saxon dikenal dengan Rule Of Law. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Rechtstaat tersebut direduksi dalam sistem hukum yang dinamakan Civil Law atau yang
biasa kita sebut dengan Modern Roman Law. Konsep rechtstaat ini ditelaah secara historis
merupakan penentangan secara tajam atas pemikiran kaum Hegelianisme yang
mengembangkan absolutisme, jadi dapat dikatakan sebagai revolusioner. Berbeda dengan Rule
Of Law yang berkembang dengan metode evolusioner, yang direduksi dalam sistem
hukum Common Law.Kedudukan argumentasi diatas dapatlah dianalisis sebagai wahana
memperdalam kajian telaah terhadap apa yang dinamakan dengan konsep negara hukum
menurut Rule Of Law..

2. Fungsi Rule of Law


Fungsi dari Rule of Law adalah :
1. Menjamin kesejahteraan masyarakatnya disektor sosial ekonomi.
2. Melindungi konstitusional, maksutnya selain melindungi hak individualisme, konstitusi
hendaknya juga menentukan tejnis prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-
hak yang dijamin.
3. Memberikan kebebasan kepada rakyatnya, berupa kebebasan menyampaikan pendapat,
berserikat, berorganisasi, dan berposisi.

Penjabaran prinsip-prinsip rule of law, secara formal termuat dalam pasal-pasal UUD 1945,
yaitu:

1. Negara Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 ayat 3).


2. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1).
3. Segenap warna Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27
ayat 1)
4. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlidnungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28 D ayat 1).
5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D ayat 2).

3. Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law.

Dinamika yang terjadi dalam pelaksanaan  Rule of Law dapat terlihat sejak zaman yunani
kuno Plato telah memaklumatkan bahwa kesejahteraan bersama akan tercapai manakala setiap
warganya melaksankan hak dan kewajiban masing-masing. Keberhasilan The enforcement of the
rules of law tergantung kepada kepribadian nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono,
1982). Hal ini karena rule of law merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis
yang khas dan mempunyai akar budayanya yang khas pula.

4. Kesimpulan.

Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan mewujudkan
keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya yaitu orang-orang yang jujur,
tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan atau semata-mata mengabdikan diri untuk
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan
oleh “kenyataan”, apakah rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesama
warga Negara maupun pemerintah.

Buku Sumber:
Asshidique, Jimly. 2004. Kekuasaan Kehakiman di Masa Depan. Makalah.
Kusmiaty, Dra, dkk. 2000. Tata Negara. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta:    Paradigma
Nugroho, Arissetyanto, Dr., Ir., dkk. 2015. Etika Berwarganegara, Pendidikan Kewarganegaraan
            di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahab, Abdul Azis dkk. 1993. Materi Pokok Pendidikan Pancasila. Jakarta: Universitas  
Terbuka DEPDIKBUD.

DAFTAR PUSTAKA
ASEAN Secretariat News, “The Rule of Law – a Fundamental Feature of ASEAN Since Its
Inception”, , 23 Mei 2013. ASEAN Secretariat. “ASEAN Charter: Background and
Implications”, tanggal 10 Januari 2008, diakses 1 Agustus 2015. _____________.
2009.Roadmap for ASEAN Community 2009-2015, Jakarta: ASEAN Secretariat. Asshiddiqie,
Jimly. 2005, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Konstitusi Press. Brata, Roby
Arya. “Reviewing the ASEAN Charter”, The Jakarta Post, 7 Maret 2013. Cohen, David, Kevin
Tan Yew Lee, Mahdev Mohan (Ed). 2011.Rule of Law Untuk Hak Asasi Manusia di Kawasan
ASEAN: Studi Data Awal, Depok: Human Rights Resource Centre. Craig, Paul dan Grainne
de Burca, 1995, European Community Law: Text, Cases and Materials, New York, US: Oxford
University Press. Deinla, Imelda.“Rule of Law, Key To Building An ASEAN Community by
2015”, , 8 Maret 2013. Djani, Triansyah, 2007, ASEAN Selayang Pandang, Jakarta: Deplu RI.
KAS. “Judicial Training in ASEAN”, http://www.kas.de/rspa/en/publications/37729/, 1 Mei
2014. ASEAN Secretariat News, “The Rule of Law – a Fundamental Feature of ASEAN Since
Its Inception”, , 23 Mei 2013. ASEAN Secretariat. “ASEAN Charter: Background and
Implications”, tanggal 10 Januari 2008, diakses 1 Agustus 2015. _2009.Roadmap for ASEAN
Community 2009-2015, Jakarta: ASEAN Secretariat. Asshiddiqie, Jimly. 2005, Konstitusi dan
Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Konstitusi Press. Brata, Roby Arya. “Reviewing the
ASEAN Charter”, The Jakarta Post, 7 Maret 2013. Cohen, David, Kevin Tan Yew Lee, Mahdev
Mohan (Ed). 2011.Rule of Law Untuk Hak Asasi Manusia di Kawasan ASEAN: Studi Data
Awal, Depok: Human Rights Resource Centre. Craig, Paul dan Grainne de Burca, 1995,
European Community Law: Text, Cases and Materials, New York, US: Oxford University Press.
Deinla, Imelda.“Rule of Law, Key To Building An ASEAN Community by 2015”, , 8 Maret
2013. Djani, Triansyah, 2007, ASEAN Selayang Pandang, Jakarta: Deplu RI. KAS. “Judicial
Training in ASEAN”, http://www.kas.de/rspa/en/publications/37729/, 1 Mei 2014. Pakuan Law
Review Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2017 e-ISSN…/ISSN… 30 | P a g e Lestari, Hesty
D. “Komunitas ASEAN: Penyelesaian Sengketa dan Penegakan Hukum”, Indonesian Journal of
International Law, Volume 6 Nomor 1, Oktober 2008. Nugent, Neill. 1995. The Government and
Politics of the European Union, London: Macmillan Press. Piagam ASEAN,
http://www.asean.org/archive/AC-Indonesia.pdf diakses 23 Juni 2015. Pinder, John.2001. The
EU: A Very Short Introduction, Oxford University Press. Principe, Michael L. 2000, “Albert
Venn Dicey and the Principles of the Rule of Law: Is Justice Blind? A Comparative Analysis of
the United States and Great Britain”, 22 Loy. L.A. Int'l & Comp. L. Rev. 357. Ruland, Jurgen.
2013.ASEAN Citizen’s Rights: Rule of Law, Judiciary and Law Enforcement, Belgia, Uni
Eropa. Severino, Rodolfo C. 2006.Southeast Asia in Search of an ASEAN Community,
Singapore: ISEAS Publishing. Situs Pembaruan Peradilan, “Hakim Akan Berperan Penting
Dalam AEC 2015”, , 25 Agustus 2013. Tsani, Burhan. 1990. Hukum dan Hubungan
Internasional. Yogyakarta: Liberty. US Embassy for Cambodia. “ASEAN Legal and Judicial
Cooperation Workshop”, http://cambodia.usembassy.gov/061112_pr.html, 12 Juni 2012. Wong,
Joane. “On Legal Harmonisation Within ASEAN”, Singapore Law Review , 31 Oktober 2013.
Soal-soal dan Pembahasan Konstitusi dan Rule of Law

A.    Pilihan Ganda

1. Konstitusi yang hanya dapat dirubah jika dengan menggunakan proses khusus adalah
konstitusi yang bersifat …
A.    permanen
B.     umum
C.     rigid
D.    flekksibel
E.     tertulis
2. Keseluruhan aturan dan ketentuan yang menggambarkan system ketatanegaraan suatu negara
merupakan pengertian dari …
A.    konstitusi dalam arti sempit
B.     konstitusi dalam arti luas
C.     konstitusi dalam arti menengah
D.    konstitusi dalam arti umum
E.     konstitusi dalam arti tertentu
3. Sebagai warga Negara dalam hidup berbangsa dan bernegara sudah selayaknya memiliki sikap
mengembangkan pola hidup …
A.    konsumtif
B.     individualis
C.     materialis
D.    ingin menguasai
E.     taat pada aturan yang berlaku
4. Di tengah proses pembahasan perubahan UUD 1945 terdapat kesepakatan dasar dalam
melakukan perubahan dengan cara addendum yaitu perubahan dilakukan dengan …
A. boleh merubah naskah asli diganti dengan yang baru
B.  boleh merubah naskah asli ditambah dengan naskah baru
C. tetap mempertahankan naskah aslinya dan naskah perubahannya diletakkan melekat
pada naskah asli
D. tetap mempertahankan naskah asli dan naskah perubahannya
E. boleh merubah naslkah asli untuk penyempurnaannya
5. Tujuan perubahan UUD Negara RI 1945 yang dilakukan bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut …
A. membentuk struktur ketatanegaraan
B. mewujudkan kebebasan berpendapat
C. menyempurnakan aturan dasar mengenai tata negara
D. mempertegas kekuasaan pemerintah
E.  memberikan pengukuhan hukum pemerintahan
6. Proses perubahan UUD 1945 yang  dilakukan oleh MPR pembahasannya melalui beberapa
tingkatan. Pembahasan tingkat yang ketiga dilakukan oleh …
A.    Badan Pekerja MPR
B.     Rapat paripurna MPR
C.     Komisi/Panitia Ad Hoc
D.    Rapat Fraksi-fraksi
E.     Sidang Umum MPR
7. Dalam melakukan perubahan-perubahan atau amandemen terhadap UUD 1945 terdapat
kesepakatan yang sangat mendasar yaitu tidak melakukan perubahan terhadap …
A. pembukaan UUD 1945
B. batang tubuh UUD 1945
C. pasal-pasal mengenai lembaga Negara
D. aturan peradilan
E.  aturan tambahan
8. The rule of law bersumber pada teori ...
A.    Kedaulatan raja
B.     Kedaulatan negara
C.     Kedaulatan rakyat
D.    Kedaulatan hukum
E.     Kedaulatan Tuhan
SOAL ESSAY
1. Bagaimana jika salah satu isi perjanjian internasional bertentangan dengan konstitusi Negara?
Apakah Negara akan tetap ikut dalam perjanjian tersebut?Mohon Penjelasan dari saudara!
Jawaban:
Negara dalam pembuatan perjanjian internasional,dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah
Republik Indonesia dan mendasarkan pada prinsip-prinsip persamaan kedudukan,saling
menguntungkan,baik hukum nasional maupun hukum internasional yang berlaku(lihat pasal UU
No.24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional).Oleh karena itu,Pemerintah dalam membuat
suatu perjanjian internasional juga harus memperhatikan Konstitussi Negara Republik Indonesia
yaitu “UU 1945”.

2. Menurut Saudara,kenapa adanya konstitusi Negara kita tetap tidak kokoh,bagaimana


konstitusi membuat Negara kita tetap kokoh dan dapat dijalankan?

Jawaban:

Setiap Negara pasti mempunyai pondasi pilar dasar-dasar Negara,begitu halnya juga dengan
Negara Indonesia,Negara Indonesia mempunyai pilar-pilar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara,tidak hanya satu tetapi 4 pilar.Konsep ini digagas oleh alm Taufik Kiemes,beliau
menggagas konsep ini mengingat 4 pilar ini adalah mutlak dan tidak bisa dipisahkan dalam
menjaga dan membangun keutuhan bangsa.
Macam-macam 4 pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara:
1. Pancasila
2. Undang-undang dasar 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Tujuan NKRI

3. Coba saudara Jelaskan kenapa terjadinya Konstitusi dan apa keterkaitan antara Konstitusi dan
UUD?

Jawaban:
Terjadinya Konstitusi yaitu agar sesuatu bentuk pemerintah dapat dijalankan secara demokrasi
dengan memperhatikan kepentingan rakyat,melindungi asas demokrasi,menciptakan kedaulatan
tertinggi yang berada di tangan rakyat untuk melaksanakan dasar Negara,dan menentukan suatu
hukum yang bersifat adil.Keterkaitan antara Konstitusi dengan UUD yaitu:Konstitusi adalah
hukum dasar tertulis.UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastic sifatnya,aturan
itu makin baik,Konstitusi menyangkut cara suatu pemerintahan diselenggarakan.

Anda mungkin juga menyukai