Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN POLITIK HUKUM DI INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas Mandiri


Mata Kuliah: Hukum

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Dosen pembimbing :

Disusun Oleh :

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah yang berjudul ”Perkembangan politik hukum di Indonesia“
yaitu untuk mengetahui tentang Perkembangan politik hukum di Indonesia.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca
sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan
berikutnya. Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.

Bungo, 04 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Blakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan politik hukum di Indonesia ....................................... 3

B. Hukum sebagai sarana atau alat dalam mewujudkan tujuan negara . 6

C. Peran politik hukum dalam pembuatan peraturan ............................. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 11

B. Saran.................................................................................................. 11

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologi, istilah politik hukum merupakan terjemahan dari
istilah hukum Belanda yaitu rechtspolitiek, yang merupakan bentukan dari
dua kata yaitu recht dan politiek. Dalam kamus bahasa Indonesia kata recht
berarti hukum dan dalam kamus Bahasa Belanda yang ditulis oleh Van der
Tas, kata Politiek mengandung arti beleid. Kata belied sendiri dalam bahasa
indonesia berarti kebijakan.Setiap negara terdapat politik hukumnya sendiri
sebagai dasar dalam kebijakan penyelenggaraan negara untuk menentukan
arah, bentuk serta isi hukum yang akan dibentuk. \
Sebagaimana dalam Pemikiran Imam Syaukani dan Ahsin Thohari dalam
buku Dasar-Dasar Politik Hukum bahwasanya politik hukum adalah kebijakan
hukum. Pendapat ini didukung oleh Padmo Wahjono bahwa politik hukum
adalah kebijakan penyelengara negara dalam menentukan kriteria untuk
menghukumkan sesuatu di dalamnya mencakup pembentukan, penerpan,
dan penegakan hukum.
Dalam perkembanganya, pergantian hukum kolonial muncul berbagai
tuntutan dan perdebatan tentang hukum apakah yang mewarnai dalam
pembangunan hukum nasional Indonesia modern. Lambat laun seiring
pergantian masa dari awal kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga masa
reformasi masih menjadi perdebatan sengit antara mempertahankan
dengan memperbaharuinya dengan berbagai perkembangan baru dalam
masyarakat dan menghendaki diberlakukan dan diangkatnya hukum adat
menjadi hukum nasional Indonesia dan kelompok lain mengusulkan agar
syari’at Islam perlu diintrodusir sebagai hukum nasional Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan politik hukum di Indonesia ?
2. Bagaimana hukum Sebagai Sarana atau Alat dalam Mewujudkan Tujuan
Negara ?

1
3. Bagaimana peran Politik Hukum dalam Pembuatan Peraturan Perundang-
undangan ?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui perkembangan politik hukum di Indonesia
b. Untuk mengetahui hukum Sebagai Sarana atau Alat dalam Mewujudkan
Tujuan Negara
c. Untuk mengetahui peran Politik Hukum dalam Pembuatan Peraturan
Perundang-undangan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Politik Hukum di Indonesia


Definisi Politik Hukum terus berkembang dengan berbagai rumusan oleh
beberapa ahli hukum yang selama ini mengamati perkembangan disiplin
ilmu. Ada beberapa ahli hukum memberikan pandangannya tentang definisi
Politik Hukum diantaranya: Teuku Muhammad Radhie, mengkonsepsi politik
hukum sebagai pernyataan penguasa negara tentan hukum yang berlaku pada
wilayah suatu negara dan mengenai arah kemana kebijakan negara yang
hendak dikembangkan; van Appledroon, politik hukum merupakan penetapan
tujuan dan isi peraturan perundang-undangan yang terbatas pada hukum
tertulis; dan Moh. Mahfud menyebutkan bahwa politik hukum adalah legal
policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang akan diberlakukan
baik dengan hukum baru maupun dengan penggantian hukum lama, dalam
rangka mencapai tujuan negara.
Maka, dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
Politik Hukum merupakan serangkain konsep, asas, dan dasar kebijakan
dan pernyataan kehendak oleh penguasa negara yang mengandung politik
dalam pembentukan hukum Kebijakan dan penegakan hukum legislatif
dan penegakan hukum, kegiatan lembaga dan arah penegakan hukum
menentukan arah, bentuk dan isi dari undang-undang yang akan dibentuk,
serta undangundang. Di daerah itu, undang-undang pembangunan
dirumuskan untuk mencapai tujuan negara.
Terdapat 4 masa dalam pembentukan Politik Hukum di Indonesia
diantaranya: Masa Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan Pasca
Reformasi.
1. Politik Hukum Indonesia Kemerdekaan
Indonesia baru berdiri setelah terjadinya vacuum of power dimana
Jepang kalah dalam Perang Dunia II di Perang Pasifik yang mengharuskan
Jepang melepaskan daerah jajahannya di Asia, salah satunya adalah

3
Indonesia. Pasca Proklamasi Kemerdekaan, Indonesia dihadapkan pada
dua persimpangan dalam menentukan sistem hukum nasional seperti apa
bagi bangsa dan negara Indonesia dengan pilihan, yaitu menggunakan
sistem hukum kolonial dengan segala seluk beluknya dan sistem hukum
rakyat dengan segala keanekaragamannya.
Akhirnya, ditetapkan oleh para pemuka nasional menggabungkan
sistem hukum kolonial dengan hukum Agama dan hukum Adat di
Indonesia. Sebenarnya, setelah Indonesia merdeka para advokat dan para
cendekiawan menginginkan negara Indonesia bersistem hukum corak
Eropa yang berlaku di masa kolonial. Hal itu terjadi karena berbagai
kesulitan yang timbul karena keragaman hukum rakyat yang umumnya tak
terumus secara eksplisit, bahkan juga karena sistem pengelolaannya
sebagai suatu tata hukum yang modern (melihat tata organisasi,
prosedur-prosedur, dan asas-asas doktrinal pengadaan dan
penegakannya, serta pula profesionalisasi penyelenggaraannya) telah
terlanjur tercipta sebagai warisan kolonial yang tidak mudah dirombak
atau digantikan begitu saja dalam waktu singkat.
2. Politik Hukum Indonesia Masa Orde Lama
Era Orde Lama tahun 1950-1959 adalah era di mana presiden
Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai
dari 17 Agustus 1950 sampai 6 J uli 1959. Sebelum Republik Indonesia
Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran
menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian
antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan
Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950,
Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem
kabinet parlementer.

4
Pada waktu itu konstituante diserahi tugas membuat undang-
undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun
1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Maka
Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi
Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kembali pada
UUD 1945. Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959,
yang membubarkan Konstituante. Pada masa itu juga, terjadi banyak
pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak stabil. Tercatat
ada 7 kabinet pada masa ini yaitu: Kabinet Natsir (1950-1951), Kabinet
Sukiman-Suwirjo (1951-1952), Kabinet Wilopo (1952-1953), Kabinet Ali
Sastroamidjojo I (1953-1955), Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-
1956), Kabinet Ali Sastroamidjojo II (1956-1957) dan Kabinet Djuanda
(1957-1959). Pada zaman Orde Lama ini, kekuasaan kehakiman dalam hal
ini Kejaksaan dan Pengadilan tidak mandiri oleh karena berada
dibawah dibawah kekuasaan eksekutif dalam hal ini Presiden Soekarno
sebagai pemimpin revolusi.
3. Politik Hukum Indonesia Masa Orde Baru
Pada Masa Orde Baru adalah merupakan masa-masa yang bersifat
memaksakan kehendak serta bermuatan unsur politis semata, untuk
kepentingan Pemerintah pada masa itu. Dan pada masa Orde Baru itu
pulalah, telah terjadinya pembelengguan disegala sector, dimulai dari
sector Hukum/undang - undang, perekonomian/Bisnis, Kebebasan
Informasi/Pers dan lain-lain sebagainya. Dan untuk mengembalikan Citra
Bangsa Indonesia yaitu sebagai Negara Hukum terutama dalam dibidang
hukum dan Politik, untuk meyakinkan bahwa revolusi belum selesai,
dan UUD 1945 dijadikan landasan idiil/Konstitusional, dengan
dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret pada Tahun 1967 serta
dibentuknya kabinet baru dengan sebutan Kabinet Pembangunan yang
merupakan sebagai titik awal perubahan kebijakan pemerintah secara
menyeluruh. Dengan Ketetapan MPRS No. XX : menetapkan sumber
tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan

5
Perundang undangn Republik Indonesia, harus melaksanakan UUD
1945 secara murni dan konsekuen yaitu Pancasila. Pada pembangunan
lima tahun yang merupakan sebagai Rule of Law pada tahun 1969
merujuk kepada paragraf Pendahuluan Bab XIII UUD 1945 bahwa
Indonesia adalah negara yang berazas atas hukum dan bukan negara yang
berdasarkan atas kekuasaan belaka, dimana Hukum di fungsikan sebagai
sarana untuk merekayasa masyarakat proses pembangunan melakukan
pendekatan baru yang dapat dipakai untuk merelevansi permasalahan
hukum dan fungsi hukum dengan permasalahan makro yang tidak hanya
terbatas pada persoalan normative dan ligitigatif (dengan kombinasi
melakukan kodifikasi dan unifikasi hukum nasional).
4. Politik Hukum Indonesia Masa Reformasi
Masa Reformasi Istilah Reformasi pertama kali digunakan oleh
Paus Gregorius VII, yang artinya sebagai usaha untuk membentuk
kembali. Menurut Soetandyo Wignojosoebroto, reformasi tidak hanya
dimaknai sebagai usaha untuk membentuk kembali, melainkan sebagai
usaha melaksanakan perbaikan tatanan di dalam struktur. Sedangkan
tujuan reformasi yaitu untuk memperbaiki sistem hukum, menegakkan
supremasi hukum, sistem politik, agar dapat mencapai tujuan negara
sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi yakni meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur. Reformasi ini diperlukan
karena: 1) Orde baru telah membangun sistem politik monopoli dan
mempertahankan status quo. 2) Orde baru membatasi jumlah partai politik
(2 partai politik dan golkar) 3) Memelihara birokrasi yang otoriter 4)
Membangun ekonomi klientelisme ekonomi pemerintah dan swasta. 5)
Melakukan represi ideologi serta penggunaan wacana otoriter.
B. Hukum Sebagai Sarana atau Alat dalam Mewujudkan Tujuan Negara
Satjipto Rahardjo mendefinisikan politik hukum sebagai aktivitas memilih
dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum
tertentu dalam masyarakat. Menurut Satjipto Rahardjo, terdapat beberapa
pertanyaan mendasar yang muncul dalam studi politik hukum, yaitu: (1)

6
tujuan apa yang hendak dicapai dengan sistem hukum yang ada; (2) cara-cara
apa dan yang mana, yang dirasa paling baik untuk bisa dipakai mencapai
tujuan tersebut; (3) kapan waktunya hukum itu perlu diubah dan melalui cara-
cara bagaimana perubahan itu sebaiknya dilakukan; dan (4) dapatkah
dirumuskan suatu pola yang baku dan mapan, yang bisa membantu
memutuskan proses pemilihan tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut secara baik.
Padmo Wahjono dalam bukunya “Indonesia Negara Berdasarkan atas
Hukum” mendefinisikan politik hukum sebagai kebijakan dasar yang
menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk. Definisi
ini masih bersifat abstrak dan kemudian dilengkapi dengan sebuah artikelnya
yang berjudul “Menyelisik Proses Terbentuknya Perundang-undangan”, yang
dikatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan penyelenggara negara
tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu. Dalam hal
ini kebijakan tersebut dapat berkaitan dengan pembentukan hukum, penerapan
hukum dan penegakannya sendiri.
Politik hukum merupakan legal policy atau garis (kebijakan) yang akan
atau telah dilaksanakan secara nasional oleh Pemerintah Indonesia yang
meliputi:
1) pembangunan hukum yang berintikan pembuatan dan pembaruan
terhadap materi-materi hukum agar dapat sesuai dengan kebutuhan
2) Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk penegasan fungsi
lembaga dan pembinaan para penegak hukum.

Dari pengertian tersebut terlihat politik hukum mencakup proses


pembuatan dan pelaksanaan hukum yang dapat menunjukkan sifat dan ke arah
mana hukum akan dibangun dan ditegakkan.
Politik Hukum dapat dijabarkan sebagai kemauan atau kehendak negara
terhadap hukum. Artinya, untuk apa hukum itu diciptakan, apa tujuan
penciptaannya dan kemana arah yang hendak dituju. Politik Hukum adalah
kebijakan pemerintah mengenai hukum mana yang akan dipertahankan,
hukum mana yang akan diganti, hukum mana yang akan direvisi dan hukum

7
mana yang akan dihilangkan. Dengan demikian melalui politik hukum negara
membuat suatu rancangan dan rencana pembangunan hukum nasional di
Indonesia. Pencapaian pembangunan hukum akan mendorong pencapaian
tujuan hukum yang selanjutnya mengarah pada terciptanya tujuan negara.
Tujuan hukum untuk menciptakan suatu keadilan, kemanfaatan, ketertiban dan
kepastian hukum tidaklah dengan mudah dapat dipenuhi apabila di dalam
setiap hukum yang ada terkandung tujuan negara. Pencapaian tujuan hukum
akan mengarah atau menuju pada pencapaian tujuan negara. Sebagai sarana
tercapainya tujuan negara, maka tujuan hukum harus tercapai terlebih dahulu
sehingga tujuan negara akan terwujud dengan baik.
Berdasarkan penjabaran diatas sebagai Negara yang berdasarkan atas
hukum (rechtstaat) dan bukan atas dasar kekuasaan (machstaat) Indonesia
menuangkan cita-cita ataupun tujuan negara melalui hukum sebagai sarananya
dengan kata lain hukum adalah sarana yang digunakan dalam mencapai tujuan
negara yang sudah di cita-citakan.
Indonesia menegaskan tujuan negara atas tujuan didirikannya Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam Konstitusinya, tepatnya pada Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945).
Di dalam Pembukaan UUD 1945 yang mana merupakan
Staatfundamentanorm disebutkan bahwa tujuan dibentuknya Negara Kesatuan
Republik adalah ;
a) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia,
b) memajukan kesejahteraan umum,
c) mencerdaskan kehidupan bangsa,
d) ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Melalui perspektif politik, hukum dipandang sebagai produk atau output
dari proses politik atau hasil pertimbangan dan perumusan kebijakan publik.
Namun disamping hukum sebagai produk pertimbangan politik, terdapat
politik hukum yang merupakan garis atau dasar kebijakan untuk menentukan

8
hukum yang seharusnya berlaku dalam negara. Di negara demokrasi, masukan
(inputs) yang menjadi bahan pertimbangan untuk penentuan hukum bersumber
dari dan merupakan aspirasi masyarakat yang disalurkan melalui wakil-wakil
rakyat yang kemudian diproses sehingga muncul sebagai outputs dalam
bentuk peraturan hukum.
C. Peran Politik Hukum dalam Pembuatan Peraturan Perundang-undangan
Berdasarkan pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yang sekarang telah
berubah menjadi pasal I Aturan Peralihan UUD 1945 amandemen telah
mengisyaratkan kepada pembentuk undang-undang di Indonesia agar dapat
mewujudkan cita-cita hukum nasional. Untuk dapat memenuhi cita-cita
hukum diperlukan pembangunan hukum dan pembinaan hukum. Dalam
merumuskan dan menetapkan politik hukum yang telah dan akan dilakukan,
politik hukum menyerahkan otoritas legislasi kepada penyelenggara negara,
tetapi dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Arah dari itu semua adalah dalam rangka mencapai tujuan negara yang dicita-
citakan.
William Zevenbergen mengutarakan bahwa politik hukum mencoba
menjawab pertanyaan, peraturan-peraturan hukum mana yang patut untuk
dijadikan hukum. Perundang-undangan itu sendiri merupakan bentuk dari
politik hukum (legal policy). Pengertian legal policy, mencakup proses
pembuatan dan pelaksanaan hukum yang dapat menunjukkan sifat dan kearah
mana hukum akan dibangun. Politik hukum memberikan landasan terhadap
proses pembentukan hukum yang lebih sesuai, situasi dan kondisi, kultur serta
nilai yang berkembang di masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan
masyarakat terhadap hukum itu sendiri.
Dengan kata lain, politik hukum dapat dibedakan menjadi dua dimensi,
yaitu pertama, politik hukum yang menjadi alasan dasar dari diadakannya
suatu peraturan perundang-undangan. Kedua, tujuan atau alasan yang muncul
dibalik pemberlakuan suatu peraturan perundang-undangan. Dalam
pembuatan peraturan perundang-undangan, politik hukum memiliki peranan
sangat penting, yakni sebagai berikut:

9
1. Sebagai alasan mengapa diperlukan pembentukan suatu peraturan
perundang-undangan.
2. Untuk menentukan apa yang hendak diterjemahkan ke dalam kalimat
hukum dan menjadi perumusan pasal.
Dua hal ini penting karena keberadaan peraturan perundang-undangan dan
perumusan pasal merupakan jembatan antara politik hukum tersebut dalam
tahap implementasi peraturan perundang-undangan. Hal ini mengingat antara
pelaksanaan peraturan perundang-undangan harus ada konsistensi dan korelasi
yang erat dengan apa yang ditetapkan sebagai politik.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik hukum merupakan pilihan tentang hukum-hukum yang akan
diberlakukan sekaligus pilihan tentang hukum-hukum yang akan dicabut atau
tidak diberlakukan yang semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan
negara. Politik hukum menjadi kebijakan dasar yang menetukan arah, bentuk
maupun isi hukum yang akan dibentuk.
Dalam kenyataannya negara kita mempunyai tujuan yang harus dicapai
dan upaya untuk mewujudkan tujuan itu dilakukan dengan menggunakan
hukum sebagai alatnya melalui pemberlakuan atau pencabutan hukum-hukum
sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan yang dihadapi oleh masyarakat
dan negara kita.
B. Saran
Masih banyak hal-hal di Indonesia yang perlu diperbaiki demi menyambut
era globalisasi. Seperti bidang-bidang yang telah saya bahas diatas
diantaranyabidang Politik dan bidang hukum agar mengalami perubahan
mengarah kepada yang lebih baik. Kita perlu untuk tetap menanamkan
pengamalan nilai-nilai Pancasila demi terciptanya Indonesia yang lebih maju
namun tetap mempertahankan ciri Indonesia.

11
12
Daftar Pustaka

Rahardjo, Satjipto. (1991) Ilmu Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti.

Wahyono, Padmo. (1986) Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum, Jakarta:


Ghalia Indonesia.

MD, Mahfud. (2010) Membangun Politik Hukum Menegakkan Konstitusi,


Jakarta: Rajawalia Pers.

MD, Mahfud. (2009) Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: Rajawalia Pers.

Anda mungkin juga menyukai