Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANGAN”

Dosen Pengampu : Rais Siswanto, SH., MH

Disusun Oleh :
Talita Flora
2362306072

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN D-IV


POLITEKNIK CALTEX RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "Konstitusi dan Tata Perundangan" dengan tepat waktu.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan, memberi informasi, serta menambah wawasan tentang konstitusi
dan tata perundangan bagi para pembaca maupun penulis.
Selama proses penulisan makalah ini, penulis banyak menerima bantuan dan
dukungan. Maka dari itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang turut berperan membagi materi dan pengetahuannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan,
yakni masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh
sebab itu, penulis memohon maaf. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
dinantikan dan akan penulis terima dengan senang hati dari semua pembaca, guna
menjadi acuan perbaikan karya penulis menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat membawa pemahaman bagi
pembaca secara umum dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................................4
D. Manfaat...................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5
A. Pengertian Konstitusi.........................................................................................................5
B. Penetapan UUD 1945 sebagai Konstitusi.....................................................................5
C. Fungsi Konstitusi..................................................................................................................6
D. Tujuan Konstitusi..................................................................................................................7
E. Jenis Konstitusi.....................................................................................................................8
F. Isi Konstitusi..........................................................................................................................10
G. Konstitusi yang Pernah Ada di Indonesia...................................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................14


A. Simpulan................................................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................................14

DAFTAR REFERENSI......................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konstitusi berasal dari Bahasa Latin, constitutio. Istilah ini berkaitan dengan kata
jus atau ius, yang berarti hukum atau prinsip. Konstitusi dapat diartikan sebagai suatu
pernyataan tentang bentuk dan susunan suatu negara, yang dipersiapkan sebelum
maupun sesudah berdirinya negara yang bersangkutan.
Dalam bahasa Indonesia, secara harfiah, yang dimaksud konstitusi adalah
undang-undang dasar. Kebiasaan menerjemahkan istilah constitution menjadi
undang-undang dasar, hal ini sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan Jerman,
yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata “Grondwet” (Grond = Dasar ; Wet =
Undang-undang) dan Grundgesetz (Grund = dasar ; Gesetz = Undang-undang) yang
keduanya menunjukkan naskah tertulis.
Secara umum, pengertian konstitusi adalah asas-asas dasar dan hukum suatu
bangsa, negara, atau kelompok sosial yang menentukan kekuasaan dan tugas
pemerintah serta menjamin hak-hak tertentu bagi rakyat di dalamnya. Bagi sebuah
negara, konstitusi merupakan kumpulan doktrin dan praktik yang membentuk
prinsip pengorganisasian fundamental. Konstitusi menjelaskan apa yang dapat
dilakukan setiap cabang pemerintahan, dan bagaimana setiap cabang dapat
mengontrol cabang-cabang lainnya.
Sebuah konstitusi merupakan agregat dari dasar prinsip-prinsip yang merupakan
hukum dasar negara, organisasi atau jenis lain dari entitas dan umumnya
menentukan bagaimana entitas yang akan diatur. Hukum ini tidak mengatur hal-hal
yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar
bagi peraturan-peraturan lainnya.

3
B. Rumusan Masalah
Secara umum, rumusan masalah pada makalah ini dapat dirumuskan seperti pada
pertanyaan berikut.
1. Apa pengaruh konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
2. Bagaimana kedudukan konstitusi dalam suatu negara?
3. Mengapa setiap warga negara harus memiliki konstitusi?

C. Tujuan
Secara umum, tujuan dari penyusunan makalah ini dapat dirumuskan menjadi
berikut.
1. Mengetahui pengaruh konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Menganalisis kedudukan konstitusi dalam suatu negara.
3. Memahami tujuan dan fungsi konstitusi bagi setiap warga negara.

D. Manfaat
Secara umum, manfaat dari penyusunan makalah ini dapat dirumuskan menjadi
berikut.
1. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan tentang pentingnya peran konstitusi
dan tata perundangan di Indonesia.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai warga negara yang taat undang-
undang.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi adalah seperangkat aturan dasar dan berbagai ketentuan untuk
mengatur fungsi serta struktur lembaga pemerintah, termasuk dasar hubungan kerja
sama antara negara dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Konstitusi juga merupakan norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara yang biasanya dikodifikasi sebagai dokumen tertulis. Hukum
ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-
prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.

B. Penetapan UUD 1945 sebagai Konstitusi


Konstitusi Negara Republik Indonesia adalah Undang-Undang Dasar atau UUD
1945. UUD 1945 merupakan salah satu hasil sidang pertama Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Konstitusi negara ini menjadi dasar atau pegangan
dalam penyelenggaraan negara.
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi sebagai upaya dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 April 1945. Salah satu tugas BPUPKI
adalah menyusun rancangan UUD 1945. Sejak dibentuk, BPUPKI menggelar sidang
sebanyak dua kali, yaitu pada 29 Mei-1 Juni 1945 dan 10-17 Juli 1945.
Hasil sidang pertama BPUPKI adalah rumusan dasar negara Indonesia atau
Pancasila, yang merupakan gagasan dari Soekarno. Setelah itu, sebanyak 38 anggota
BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang
Piagam Jakarta. Isi Piagam Jakarta adalah rancangan pembukaan UUD 1945. Setelah
BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945, dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).

5
PPKI mengadakan sidang pertama pada 18 Agustus 1945. Di dalam sidang
tersebut, PPKI membahas lebih lanjut mengenai Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia. Hasilnya, PPKI mengesahkan Pancasila secara konstitusional. Selain itu,
penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia juga dilakukan pada hari
yang sama, 18 Agustus 1945. Sidang PPKI mengenai pengesahan UUD ini
berlangsung cukup singkat, yakni hanya sekitar 2 jam. Kendati begitu, dengan
semangat persatuan untuk segera membentuk konstitusi negara, maka penetapan
UUD 1945 berjalan dengan baik dan lancar. Perubahan yang dilakukan juga tidak
begitu besar, karena PPKI sudah mendapat naskah rancangan hukum dasar yang
sudah dibentuk oleh BPUPKI sebelumnya. Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi
negara Indonesia oleh PPKI dilakukan dalam dua tahap, sebagai berikut :
• Pengesahan pembukaan UUD Negara Indonesia yang terdiri atas empat
alinea.
• Pengesahan batang tubuh UUD Negara Indonesia yang terdiri atas 16 bab
37 pasal 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat aturan tambahan.
UUD 1945 sebagai konstitusi negara mengandung pengertian sebagai berikut :
• Bersifat mengikat.
• UUD 1945 berisi norma-norma, kaidah, aturan, atau ketentuan yang harus
dilakukan dan ditaati oleh semua komponen negara.
• UUD 1945 berfungsi sebagai hukum tertinggi sehingga dijadikan pedoman
hukum bagi setiap peraturan perundangan di bawahnya.
• Setiap tindakan dan kebijakan pemerintah harus sesuai dan berpedoman
pada UUD 1945.

C. Fungsi Konstitusi
Menurut C.F. Strong, pada prinsipnya fungsi konstitusi adalah untuk membatasi
kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sementara itu, menurut Jimly
Asshiddiqie, ada 10 fungsi konstitusi bagi sebuah negara.

6
Fungsi konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara dengan warga
negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara
ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang
asli (rakyat) kepada organ negara.
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu.
7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (ceremony).
9. Fungsi konstitusi yaitu sebagai sarana pengendalian masyarakat baik
dalam arti sempit hanya di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup
bidang sosial dan ekonomi.
10. Fungsi konstitusi yaitu sebagai sarana perekayasaan dan pembaharuan
masyarakat, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas.

D. Tujuan Konstitusi
Tujuan adanya konstitusi secara ringkas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut :
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus
pengawasan terhadap kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk
membatasi kekuasaan penguasa sehingga tidak melakukan tindakan yang
merugikan masyarakat banyak.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari
penguasaan sendiri. Bisa juga memberikan perlindungan terhadap hak
asasi manusia (HAM), sehingga dengan adanya konstitusi maka setiap

7
penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan berhak
mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para
penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. Selain memberikan batasan-
batasan untuk penguasa dalam menjalankan kekuasaanya, hal ini juga
bertujuan untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar
negara dapat berdiri kokoh.

E. Jenis Konstitusi
Menururt K.C. Wheare, jenis konstitusi terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Konstitusi Tertulis. Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar
negara, bangunan negara, dan tata negara yang mengatur perikehidupan suatu
bangsa di dalam sistem hukum negara. Konstitusi tertulis memuat hal-hal yang
bersifat mendasar atau fundamental bagi suatu negara. Oleh karena itu, konstitusi
tertulis lebih tegas jika dibandingkan dengan konstitusi tidak tertulis atau
konvensi. Konstitusi tertulis juga lebih menjamin adanya kepastian hukum
daripada konvensi. Sebab, cara penyusunan konstitusi tertulis yaitu melalui
lembaga-lembaga pemerintahan yang berwenang membuatnya. Contoh
konstitusi tertulis di Indonesia adalah UUD 1945, ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Peraturan Pemerintah.
Ciri-ciri konstitusi tertulis atau Undang-Undang Dasar menurut pakar ilmu
politik Prof. Dr. Miriam Budiardjo dalam Dasar-Dasar Ilmu Politik adalah sebagai
berikut :
i) Memuat tentang organisasi negara. Pemuatan tentang organisasi negara
dalam konstitusi di antaranya yaitu :
o Pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
o Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan pemerintah
negara-negara bagian pada konstitusi negara federal.

8
o Prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu
badan pemerintah dan sebagainya.
ii) Hak-hak asasi manusia.
Hak asasi manusia dalam naskah terpisah biasanya disebut Bill of Rights.
iii) Prosedur mengubah undang-undang dasar.
iv) Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-
undang dasar. Pemuatan larangan ini biasanya terdapat jika para penyusun
undang-undang dasar ingin menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru
saja diatasi, seperti munculnya diktator atau kembalinya sebuah monarki. Contoh
pemuatan larangan dalam konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar Federasi
Jerman melarang untuk mengubah sifat federalisme dari undang-undang dasar
karena dikhawatirkan sifat unitarisme dapat memudahkan jalan munculnya
kembali diktator seperti Hitler.
v) Sering memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara. Ungkapan cita-
cita rakyat dan asas-asas ideologi negara mencerminkan semangat dan spirit yang
ingin diabadikan penyusun UUD dalam UUD, sehingga mewarnai seluruh naskah
UUD tersebut.
2. Konstitusi Tidak Tertulis. Konstitusi tidak tertulis adalah kebiasaan
ketatanegaraan dalam praktik ketatanegaraan suatu negara. Konstitusi tidak
tertulis disebut juga konvensi. Konstitusi tidak tertulis atau konvensi tetap
memiliki kekuatan hukum meskipun tidak tertulis. Konvensi berkedudukan
sebagai pelengkap konstitusi tertulis, sehingga tidak boleh bertentangan dengan
konstitusi tertulis. Contoh konstitusi tidak tertulis atau konvensi dalam
ketatanegaraan Indonesia adalah pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16
Agustus dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.
3. Konstitusi Lentur dan Konstitusi Kaku. Konstitusi lentur adalah konstitusi
yang proses amandemennya bersifat umum, sama dengan hukum lainnya.
Konstitusi kaku adalah konstitusi yang amandemennya memerlukan proses yang
bersifat khusus.

9
4. Konstitusi dengan Kedudukan Lebih Tinggi dan Tidak Lebih Tinggi dari Badan
Legislatif. Konstitusi yang berkedudukan lebih tinggi (supreme) dari badan
legislatif adalah konstitusi yang tidak dapat diamandemen badan legislatif atau
konstitusi yang proses amandemennya bukan menjadi kewenangan badan
legislatif. Sementara itu, konstitusi yang kedudukannya tidak lebih tinggi dari
badan legislatif adalah konstitusi yang dapat diamandemen oleh badan legislatif
atau konstitusi yang proses amandemennya menjadi kewenangan badan legislatif.
Secara teoritis, konstitusi dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya
sebagai berikut :
1. Konstitusi Politik. Konstitusi politik berisi tentang norma-norma dalam
penyelenggaraan negara, hubungan rakyat dengan pemerintah, hubungan
antarlembaga negara.
2. Konstitusi Sosial. Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita-
cita sosial, rumusan filosofis, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik dari
sebuah negara.

F. Isi Konstitusi
Menurut ahli politik Miriam Budiardjo, konstitusi atau Undang-Undang Dasar
memuat ketentuan-ketentuan mengenai :
• Organisasi negara, seperti pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif, pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dan pemerintah negara bagian, prosedur penyelesaian masalah
pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu badan pemerintah, dan lain-lain.
• Hak-hak asasi manusia.
• Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.
• Adanya pemuatan tentang larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
Undang-Undang Dasar.
Sementara itu, menurut ahli hukum A.A.H Struycken, konstitusi atau Undang-
Undang Dasar adalah dokumen formal yang berisi hasil perjuangan politik bangsa

10
di waktu lampau, tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa,
dan pandangan para tokoh bangsa yang hendak diwujudkan.

G. Konstitusi yang Pernah Ada di Indonesia


Di Indonesia sudah ada tiga konstitusi yang pernah berlaku sejak proklamasi
kemerdekaannya. Pemberlakuan konstitusi tersebut tidak lepas dari perubahan
kehidupan tata negara. Berikut konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia :
1. Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 dirancang oleh
BPUPKI sebelum proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Rancangan
tersebut kemudian disahkan oleh PPKI menjadi konstitusi Negara Republik
Indonesia. UUD 1945 disahkan sebagai langkah untuk meneruskan proklamasi
kemerdekaan RI. Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia lahir sebagai
negara. Indonesia sebagai negara harus memiliki konstitusi untuk mengatur ke
hidupan ketatanegaraannya, sehingga UUD 1945 disahkan menjadi konstitusi.
Bentuk negara dalam UUD 1945 adalah kesatuan. Dengan bentuk kesatuan,
kekuasaan negara dikendalikan atau dipegang oleh pemerintah pusat. Pemerintah
pusat juga dapat menyerahkan sebagian urusannya kepada pemerintah daerah.
Inilah yang disebut dengan desentralisasi. Daerah-daerah Indonesia dibagi ke
dalam daerah provinsi dan daerah provinsi akan dibagi pula menjadi daerah yang
lebih kecil yang masing-masing memiliki otonomi. Pembagian atas daerah-daerah
yang bersifat otonom dibentuk badan perwakilan atau permusyawaratan rakyat,
karena pemerintah daerah pun menjalankan prinsip permusyawaratan yang
demokratis. Dengan bentuk pemerintahan republik, kekuasaan pemerintah
negara dipegang oleh presiden. Presiden merupakan kepala pemerintahan
sekaligus kepala negara. Pada awal pembentukan negara setelah merdeka,
presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI. Hal ini karena MPR saat itu beklum
terbentuk dan belum dapat dilakukan pemilu. Berdasarkan UUD 1945, Indonesia
menganut sistem pemerintahan kabinet presidensial. Di mana presiden adalah
penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah MPR.

11
2. Konstitusi RIS 1949. Sejak akhir tahun 1949 terjadi pergantian konstitusi di
Indonesia akibat campur tangan Belanda. Republik Indonesia berganti menjadi
Republik Indonesia Serikat, sebagai hasil dari perundingan damai Indonesia dan
Belanda yang dikenal sebagai Konferensi Meja Bundar (KMB). Konstitusi RIS 1949
dijadikan undang-undang dasar. Bentuk negara Indonesia berdasarkan Konstitusi
RIS 1949 adalah serikat atau federal. Dimana ketentuan ini bertolak belakang
dengan UUD 1945. Prinsip negara federal adalah negara yang terbagi-bagi atas
berbagai negara bagian. Indonesia pun mengalami hal yang sama. Sebagai negara
serikat Indonesia terbelah-belah menjadi beberapa bagian, yakni menjadi tujuh
negara bagian dan sembilan satuan kenegaraan. Bentuk dan sistem pemerintahan
negara RIS adalah republik. Pemerintahan terdiri dari presiden dan kabinet.
Kedaulatan negara dipegang oleh presiden, kabinet, DPR dan senat. Pemerintah
RIS menganut sistem kabinet parlementer. Kebijakan dan tanggung jawab
kekuasaan pemerintah berada di tangan menteri baik secara bersama maupun
individual. Para menteri tidak bertanggung jawab kepada presiden, tetapi kepada
parlemen (DPR).
3. UUDS 1950. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, RIS ternyata menimbulkan banyak
ketidakpuasaan di kalangan rakyat Indonesia. Apalagi diyakini pembentukan
negara bagian RIS merupakan rencana Belanda untuk memecah belah Indonesia.
Untuk memenuhi tuntutan rakyat yang tidak setuju dengan bentuk negara serikat,
melalui sebuah pemerintah RI dan pemerintah RIS pada 19 Mei 1950 dibuat Piagam
Persetujuan. Negara kesatuan yang akan dibentuk merupakan hasil pengubahan
Konstitusi RIS dengan prinsip-prinsip pokok dalam UUD 1945. Kemudian
terbentuk undang-undang dasar bersifat sementara, yang terkenal disebut
Undang-Undang Dasar Sementara 1950. UUDS 1950 berlaku sejak tanggal 17
Agustus 1950. UUDS tersebut berisi enam bab. Bentuk negara masa UUDS 1950
membuat Indonesia kembali menjadi negara berbentuk kesatuan. Sehingga,
Indonesia tidak lagi terbagi-bagi menjadi negara bagian atau daerah bagian.
Sistem pemerintahan negara Indonesia berbentuk republik. Kedaulatan negara

12
berada di tangan rakyat, tetapi kedaulatan dilakukan oleh pemerintah dan DPR.
Sistem pemerintahan yang digunakan merupakan kabinet parlementer.
Pertanggungjawaban kabinet diberikan kepada parlemen (DPR). Kembali ke UUD
1945 konstitusi permanen sebagai pengganti UUDS 1950 ternyata tidak berjalan
dengan baik sehingga Presiden Sukarno mengusulkan untuk kembali ke UUD 1945.
Untuk menyelamatkan Indonesia, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit
Presiden pada 5 Juli 1959 yang berisi tiga hal, yaitu :
• Membubarkan konstituante.
• Berlakunya kembali UUD 1945.
• Membentuk MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Dengan adanya Dekrit Presiden tersebut, secara otomatis UUD 1945 kembali
menjadi konstitusi resmi negara Indonesia hingga sekarang. Semua tatanan
kenegaraan kembali disesuaikan oleh ketentuan yang diatur dalam UUD 1945.

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Konstitusi merupakan salah satu aspek penting kenegaraan. Konstitusi adalah
segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan sebuah negara. Sejumlah
ahli mempunyai pendapat masing-masing tentang pengertian konstitusi dan
hakikatnya, terutama mengenai apakah artinya sama dengan undang-undang dasar
atau tidak, seperti dikutip dari Ilmu Negara oleh Ramiyanto dan Karyadin.
Apa yang membedakan konstitusi dengan UUD 1945? Hukum dasar atau
konstitusi terdiri dari hukum dasar tertulis dan tidak tertulis, sedangkan Undang-
Undang Dasar merupakan hukum dasar tertulis. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa Undang-Undang Dasar hanya merupakan bagian dari hukum dasar atau
konstitusi.
Kedudukan konstitusi tentunya berada pada puncak ujung tertinggi yang
melandasi pembentukan aturan hukum lainnya. Sistem hukum tersebut diterima
oleh banyak orang dan mengikat sehingga memiliki otoritas hukum. Akan tetapi,
konstitusi tidak selalu dimaknai sebagai sebuah dokumen hukum dalam sistem
hukum.

B. Saran
Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara bukanlah sebuah dokumen
kenegaraan saja. Di dalam konstitusi telah diatur landasan dan prinsip-prinsip dasar
penyelenggaraan pemerintahan dan bernegara yang telah disepakati. Oleh karena
itu, konstitusi harus menjadi rujukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Konstitusi harus menjadi rujukan, sumber utama dalam penyusunan undang-
undang, dan segala peraturan di bawahnya yang melingkupi kehidupan berbangsa
dan bernegara. Rujukan yang dimaksud adalah prinsip, nilai, maksud, dan tujuan yang

14
terkandung di dalamnya. Jadi bukan hanya disebut sebagai pemenuhan syarat
formal, namun tidak ada realisasinya,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H Ma’ruf Amin
pada Acara Peringatan Hari Konstitusi dan HUT ke-77 MPR RI di Gedung Nusantara
IV MPR/DPR/DPD RI, Jalan Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (18/08/2022). Lebih
lanjut Wapres menyampaikan, untuk benar-benar mengimplementasikan konstitusi
sebagai dasar bernegara, diperlukan kesadaran dan kesungguhan yang tinggi dalam
menghidupkan jiwa konstitusi sebagai moralitas bangsa, antara lain nilai kejujuran,
kesungguhan, kebersamaan, dan kemanusiaan. Prinsip, nilai, dan tujuan bernegara
yang terkandung di dalam konstitusi menjadi landasan yang kokoh dan prospektif
bagi upaya pemulihan dan kebangkitan negara. Untuk itu, kita mesti meneguhkan
beberapa fundamen penting bernegara, yaitu identitas sebagai bangsa yang kuat,
menonjolkan gotong royong, persatuan dalam keberagaman, optimis dalam keadaan
paling sulit, dan unggul dalam etos kerja. Sementara dari sisi ekonomi, konstitusi
dapat menjadi landasan yang kuat bagi kebangkitan ekonomi pasca pandemi dengan
mengedepankan keadilan dan kemanusian, serta ditopang dengan fungsi penjaga
ketertiban. Harapan kepada seluruh jajaran pimpinan dan anggota MPR RI, DPR RI,
serta DPD RI dapat terus mengawal tegaknya konstitusi di Indonesia dan menjadi
garda terdepan dalam mengawal keutuhan negara Indonesia. Semoga seluruh
pimpinan dan anggota MPR RI memiliki semangat juang yang tidak luntur dalam
melaksanakan amanah konstitusi dan menjadi yang terdepan dalam mengawal
keutuhan NKRI bersama dengan DPR RI, DPD RI, dan Lembaga Tinggi Negara lainnya.
Para pendiri bangsa telah mewariskan nilai-nilai fundamental bangsa. Untuk itu,
sudah menjadi kewajiban para penerus bangsa, baik pemerintah maupun
masyarakat, untuk melanjutkan dan mengamalkannya. Maka, yang menjadi
kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia adalah melaksanakan isi konstitusi
sesuai dengan pekerjaan masing-masing, mengawasi kinerja pemerintah atau
lembaga pemerintah agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan konstitusi, serta
mempelajari undang-undang yang berlaku saat ini.

15
DAFTAR REFERENSI

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5718031/perbedaan-konstitusi-tertulis-
dan-konstitusi-tidak-tertulis-beserta-contoh
https://www.liputan6.com/hot/read/5293970/fungsi-konstitusi-pengertian-jenis-
dan-tujuannya-yang-perlu-dipahami
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6341307/apa-itu-konstitusi-begini-jenis-
jenis-dan-isinya
https://e-
jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/download/411/291#:~:text=Hukum%20da
sar%20atau%20konstitusi%20terdiri,dari%20hukum%20dasar%20atau%20konstitus
i
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6242500/sejarah-perkembangan-
konstitusi-indonesia-1945---sekarang
https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/04/120740479/penetapan-uud-1945-
sebagai-konstitusi-negara?page=all#
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/17/170000369/konstitusi-yang-
pernah-ada-di-indonesia?page=all#
https://www.kominfo.go.id/content/detail/43764/wapres-konstitusi-harus-jadi-
rujukan-berbangsa-dan-
bernegara/0/berita#:~:text=Di%20dalam%20konstitusi%20telah%20diatur,dalam%2
0kehidupan%20berbangsa%20dan%20bernegara
https://fh.unair.ac.id/public-lecture-in-constitutional-law-memahami-berbagai-
perbedaan-bentuk-dan-isi-konstitusi/
http://ptt-
anjungkarang.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&id=71&keywords=
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/06/163254469/sikap-positif-terhadap-
konstitusi-negara

16

Anda mungkin juga menyukai