Disusun Oleh :
Netarisa (10011382126204)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945 Sebagai Konstitusi serta Dinamika dan Tantangan
Konstitusi di Indonesia” sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yang diampu oleh Bapak Nurhidayatullah S.H., M.H.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah waktu,
sarana, dan lain-lain. Oleh sebab itu, selesainya makalah ini bukan semata-mata karena
kemampuan kami saja, banyak pihak yang mendukung dan membantu kami. Dalam
kesempatan ini kami selaku penyusun makalah mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Kami berharap makalah ini nantinya dapat berguna bagi para pembaca. Apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar dapat lebih baik lagi.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................4
Bab II Pembahasan..............................................................................................................5
2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Konstitusi......................................................................5
2.2 Hakikat dan Fungsi Konstitusi......................................................................................7
2.3 Sejarah Lahirnya UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia.............................8
2.4 Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia....................10
2.5 Tantangan Pelaksanaan UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia...................15
2.6 Amandemen UUD 1945 (1999-2002)...........................................................................16
Bab III Penutup....................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................20
Daftar Pustaka......................................................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Konstitusi dapat diartikan dalam arti luas dan sempit, sebagai berikut :
1. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan
tidak tertulis.
6
2. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu
UUD. Dalam pengertian ini UUD merupakan konstitusi atau hukum dasar
yang tertulis (Winarno, 2008)
9
Pada tanggal 17 Agustus 1975 petang hari datanglah utusan dari Indonesia
bagian Timur yang menghadap Drs. Moh. Hatta dan menyatakan bahwa rakyat di
daerah itu sangat keberatan pada bagian kalimat dalam rancangan pembukaan UUD
1945 yang berbunyi : “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya.)
Dalam menghadapi masalah tersebut dengan disertai semangat persatuan,
keesokan harinya menjelang sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dapat
diselesaikan oleh Drs. Moh. Hatta bersama 4 anggota PPKI, yaitu KH. Wachid
Hasyim, Ki bagus Hadikusumo, Mr. Singodimedjo, dan Teuku M. Hasan. Dengan
demikian 7 kata dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut dihilangkan. Untuk lebih
jelasnya dapat diuraikan bahwa badan yang merancang UUD 1945 termasuk
didalamnya rancangan dasar negara Pancasila adalah BPUPKI yang dibentuk pada
tanggal 29 April 1945. Setelah selesai melaksanakan tugasnya yaitu merancang UUD
1945 berikut rancangan dasar negara, dan rancangan pernyataan Indonesia merdeka,
maka dibentuklah PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945. Jadi konstitusi Negara
Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
11
Kemudian undang-undang dasar yang berlaku dari tanggal 27 Desember 1945
sampai 17 Agustus 1950 adalah konstitusi RIS. Dengan berdirinya negara
Republik Indonesia Serikat (RIS), negara Republik Indonesia (RI) Secara hukum
masih tetap ada hanya saja berubah status menjadi salah satu negara bagian dari
negara RIS. Undang-Undang Dasar 1945 yang semula berlaku untuk wilayah
seluruh Indonesia, mulai tanggal 27 Desember 1949 hanya berlaku dalam wilayah
Negara Bagian Republik Indonesia saja.
Negara RIS dengan konstitusi RIS-nya sangat pendek karena memang tidak
sesuai dengan jiwa proklamasi kemerdekaan yang menghendaki negara kesatuan,
sehingga beberapa negara bagian mulai meleburkan diri lagi dengan Republik
Indonesia.
Konstitusi RIS ini tidak dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
melainkan hanya lebih kurang 8 bulan (27 Desember 1949 sampai 17 Agustus
1950). Hal ini terjadi karena adanya tuntutan masyarakat dari berbagai daerah
untuk kembali ke bentuk negara kesatuan dan meninggalkan bentuk negara RIS.
Kenyataan ini membuat negara RIS bubar dan kembali bergabung ke bentuk
negara kesatuan yang beribukota di Yogyakarta. Pada tahun 1950, negara RIS
yang belum bergabung dalam NKRI adalah negara bagian Indonesia timur dan
negara bagian Sumatera Timur.
c) UUDS 1950 Berlaku 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959
Undang-undang dasar sementara 1950 ini merupakan UUD yang ketiga bagi
Indonesia. Menurut UUDS ini sistem pemerintahan, yang dianut adalah sistem
pemerintahan parlementer dan bukan sistem pemerintahan presidensial lagi seperti
dalam UUD 1945. Menurut sistem pemerintahan parlementer yang tertuang dalam
UUDS ini, Presiden dan Wakil Presiden adalah kepala pemerintahan dan tidak
dapat diganggu gugat karena yang bertanggung jawab adalah para menteri kepada
parlemen (DPR). UUDS ini berpijak pada pemikiran liberal yang mengutamakan
UUD individu, sedangkan UUD 1945 berpijak pada landasan demokrasi Pancasila
yang berisikan sila keempat.
Dalam pelaksanaannya sistem parlementer yang diambil oleh UUDS ini
menyebabkan tidak tercapainya stabilitas politik dan pemerintahan, karena sering
bergantinya kabinet yang berdasarkan kepada dukungan suara di parlemen.
Selama tahun 1950 sampai 1959 terjadi pergantian kabinet sebanyak 7 kali,
sehingga implikasinya banyak program kabinet yang tidak berjalan dan tidak
12
berkesinambungan. Di samping itu sidang Dewan Konstituante merupakan hasil
pemilu demokratis pada bulan September dan Desember tahun 1955, mendapat
tugas untuk menyusun rancangan UUD baru sebagai pengganti UUD 1945
sebagai wujud akomodasi dari aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya
perubahan dari UUDS ke UUD baru yang mengalami kemacetan (stagnan) selama
2 tahun. Dampak dari stagnannya pembahasan RUU tersebut, dalam waktu yang
relatif lama menimbulkan kekhawatiran bahwa Dewan Konstituante akan gagal
menyelesaikannya. Kondisi politik yang demikian membuat pemerintah (Presiden
Soekarno) mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya kita kembali ke
UUD 1945.
d) UUD 1945 Berlaku 5 Juli 1959 sampai 1966
Negara kesatuan yang merupakan perubahan ketatanegaraan dari negara
serikat itu menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang di dalam
pembukaannya memuat dasar negara Pancasila, tetapi pelaksanaan sistem
pemerintahannya menggunakan sistem kabinet parlementer. Dengan demikian,
sistem kabinet parlementer itu tidak cocok dengan jiwa Pancasila (Sunarso, 2008).
Dalam sejarahnya lembaga konstituante yang diberi tugas menyusun Undang-
Undang Dasar baru pengganti UUDS 1950 tidak berhasil menyelesaikan tugasnya.
Situasi ini kemudian memicu Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya :
1. Menetapkan pembubaran Konstituante.
2. Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tdak berlakunya lagi UUD 1950.
3. Pembentukan MPRS dan DPAS.
Dengan ditetapkannya Dekrit Presiden tersebut, maka Sejak saat itu UUD
1950 dinyatakan tidak berlaku lagi. Kemudian UUD 1945 berlaku kembali sampai
sekarang.
Pada kurun waktu 1959-1966 ini biasa dikenal dengan istilah Orde Lama
(ORLA) yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Pelaksanaan UUD 1945 pada
kurun waktu kepemimpinan Presiden Soekarno adalah beberapa hal yang perlu
dicatat mengenai penyimpangan konstitusi UUD 1945 yaitu :
1. Presiden merangkap kepala negara dan kepala pemerintahan (penguasa
eksekutif dan legislatif).
2. Mengeluarkan UU dalam bentuk penetapan Presiden tanpa persetujuan DPR.
3. MPRS mengangkat presiden seumur hidup.
13
4. Hak budget DPR tidak berjalan, karena setelah tahun 1960 pemerintah tidak
mengajukan RUU APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.
5. Lembaga lembaga tinggi dan tertinggi negara diangkat menjadi menteri
menteri negara dan presiden menjadi ketua DPA.
f) UUD 1945 Amandemen 1999, Berlaku Pada Tahun 1999 sampai Sekarang
Dalam penerapan Konstitusi UUD 1945 amandemen, sistem pemerintahan
negara mengalami perubahan sangat signifikan dengan penerapan sistem
pemerintahan pada Konstitusi UUD 1945 pra amandemen.
Pada masa Reformasi ini, UUD 1945 mengalami proses amandemen sesudah
berakhirnya masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dalam penerapan Konstitusi
14
UUD 1945 amandemen, sistem pemerintahan negara mengalami perubahan sangat
signifikan dengan penerapan sistem pemerintahan pada konstitusi UUD 1945 pra
amandemen.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstitusi adalah sistem ketatanegaraan yang berupa peraturan tertulis maupun
tidak tertulis yang ditetapkan Bersama untuk mengatur pemerintahan suatu
negara.
2. Hakikat dan Fungsi konstitusi adalah pembatasan kekuasan pemerintah sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak sewenang-wenang. Dengan demikian, hak-hak
warga negara dirapkan terlindungi.
3. UUD 1945 disahkan oleh PPKI sebagai konstitusi negara Indonesia pada tanggal
18 Agustus 1945.
4. Dalam pelaksanaannya, UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia telah
mengalami perubahan menjadi konstitusi RIS (27 Desember 1945-17 Agustus
1950), kemudian berubah menjadi UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959),
hingga akhirnya menjadi UUD 1945 lagi tetapi dengan amandemen pada tahun
1999, 2000, 2001, 2002.
5. Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan karena adanya tuntutan perubahan
UUD 1945 yang kuat dari masyarakat. Masyarakat merasa bahwa muatan UUD
1945 waktu itu banyak yang tidak sesuai. Amandemen dilakukan sebanyak empat
kali yaitu dari tahun 1999-2002.
20
DAFTAR PUSTAKA
Hady, Nuruddin. 2010. Teori Konstitusi dan Negara Demokrasi. Malang : Setara Press.
Mahfud MD, Moh. 2010. Perdebatan Hukum Tata Negara. Jakarta : Rajawali Pers.
Srijanti dkk. 2008. Etika Berwarga Negara. Jakarta : Salemba Empat.
Sunarso dkk. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta : UNY Press.
Winarno. 2008. Paradigme Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Bumi Aksara.
Ismail & Hartati, S. 2020. Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia.
Pasuruan, Jawa Timur : CV. Penebit Qiara Media.
21