Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DINAMIKA SEJARAH UNDANG-UNDANG DASAR


NEGARA ERPUBLIK INDONESIA

Nama: Fitria Utami Rahayu


NIM: 6511421087
Program Studi: Gizi

PRODI GIZI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya serta
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Dinamika Sejarah Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Khoirul Anwar, M. Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila
serta semua pihak dan teman-teman yang telah mendukung saya dalam
menyelesaikan makalah ini. Tugas makalah yang telah diberikan ini menambah
pengetahuan serta wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Dibuatnya makalah ini bertujuan untuk memenuhi penugasan mata kuliah


Pendidikan Pancasila serta dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan baik
bagi saya maupun bagi pembaca tentang sejarah Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia sejak disahkannya sebagai dasar negara hingga proses
amandemen pada masa reformasi.

Saya menyusun makalah ini dengan baik dan menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Temanggung, 11 November 2021

Fitria Utami Rahayu


BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 mempunyai
peranan yang sangat penting bagi Indonesia. Baik dalam hal konstitusi,
kenegaraan, maupun kehidupan sehari-hari selalu ada. Di dalam UUD NRI
1945, terdapat nilai-nilai luhur yang telah diwariskan dari leluhur bangsa
Indonesia.

Di dalam UUD NKRI 1945 juga terdapat pembukaan yang berisikan


tentang citacita dan tujuan bangsa Indonesia. Lalu terdapat pasal-pasal dan ayat
yang menjelaskan setiap hak, kewajiban, dan masih banyak lagi yang dijelaskan
dalam batang tubuh UUD 1945. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
1945 sebagai satu kesatuan naskah acapkali hanya dijadikan simbol pembuka
bagi konstitusi Indonesia tanpa memberikan kedudukan dan fungsi yang
signifikan. Ia tidak terlalu mendapat perhatian yang lebih jika dibandingkan
dengan Pancasila yang sebenarnya adalah bagian (part of) dari keseluruhan
Pembukaan UUD 1945.

Perkembangan UUD 1945 ini, sejauh ini telah diamandemenkan


sebanyak empat kali. Amandemen ini bertujuan untuk memperjelas hukum-
hukum yang terkandung di dalamnya, baik dari pasal ataupun ayat yang akan
membentuk hukum yang belum dijelaskan untuk menyempurnakan isi dari
UUD 1945. Akan tetapi, terdapat bagian yang tidak boleh dirubah sama sekali,
yaitu pada pembukaan UUD 1945.

B. Rumusan Masalah

a) Bagaimana sejarah pembentukan UUD 1945?


b) Bagaimana tata cara melakukan dan proses amandemen UUD 1945?
c) Bagaimana Ketatanegaraan RI sebelum dan sesudah amandemen UUD
1945?
d) Apa fungsi dan peran UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari dan
masyarakat?
BAB II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Pembentukan UUD 1945


Sebagai negara hukum, Indonesia tentunya memiliki suatu konstitusi
yang dikenal di suatu negara dan di Indonesia dikenal dengan UUD 1945.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau disingkat
dengan UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis dan juga konstitusi
pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 merupakan
hukum dasar pemerintahan, lembaga negara, lembaga daerah, dan lembaga
negara yang mengikat seluruh penduduk wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Berawal dari janji yang diberikan oleh Jepang ke Indonesia yaitu berupa
kemerdekaan Indonesia di kemudian hari, terbentuklah suatu konstitusi yang
disebut UUD 1945. Setelah kemerdekaan diraih oleh Indonesia sendiri,
kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak bisa ditawar-tawar
lagi, dan segera harus dirumuskan. Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi
sebuah Negara yang berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah
ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengadakan sidangnya Yang pertama kali dan menghasilkan beberapa
keputusan sebagai berikut:
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannnya
diambil dari rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia
perumus pada tanggal 22 juni 1945
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hamper
seluruhnya diambil dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD
tanggal 16 juni 1945
3. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir.Soekarno sebagai
presiden dan wakil ketua Drs.Muhammad Hatta sebagai wakil presiden.
Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang menjadi komite nasional.
B. Tata Cara Melakukan dan Proses Amandemen UUD 1945

Sesuai dengan pasal 37 UUD 1945 bahwa ada tata cara yang harus
ditempuh untuk mengamanden UUD, yaitu :
BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
Pasal 37
1) Usulan perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat
diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila
diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan
secara tertulis dan ditujukan dengan jelas bagian yang diusulkan
untuk diubah beserta alasannya.
3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, Sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar
dilakukan dengan Persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh
persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan.

Ada beberapa jenis Amandemen yang dilakukan terhadap UUD


1945, diantaranya adalah:
1) Mengubah rumusan yang ada, yaitu melakukan perubahan
baik menambahkan atau mengurangi substansi dari kalimat
pasal, ataupun ayat.

Contoh pada Pasal 2 (ayat 1) UUD 1945:


Sebelum diamandemen: “Majelis Permusyawaratan Rakyat
terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan
golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan
undang-undang”.

Sesudah diamandemen: “Majelis Permusyawaratan Rakyat


terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Anggota
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan
umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang”.

2) Membuat rumusan baru sama sekali, yaitu menambah yang


sebelumnya tidak ada.

Contoh pada pasal 7A :


Sebelum diamandemen: tidak ada pasal 7A
Sesudah diamandemen: “Presiden dan/atau Wakil Presiden
dapat diajukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atau
atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti
bahwa telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila
terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
melakukan Wakil Presiden”.

3) Menghapus atau menghilangkan rumusan yang ada.


Contohnya pada BAB IV, yang sebelum diamandemen adalah
mengenai Dewan Pertimbangan Agung, seiring dengan
dihapuskannya lebaga tersebut maka setelah UUD 1945
diamandemen, BAB IV dihapus.

4) Memindahkan rumusan pasal kedalam rumusan ayat, atau


sebaliknya memindahkan rumusan ayat kedalam rumusan
pasal.
Contohnya pada pasal 34 :
Sebelum diamandemen :
“Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
Negara”

Setelah diamandemen:
(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
Negara
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan ssosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam undang-undang.
Berikut adalah Sejarah Amandemen UUD 1945 di Indonesia, antara lain:

1. Perubahan Pertama
Perubahan pertama meliputi antara lain hal-hal berikut:
 Mengurangi, membatasi, serta mengendalikan kekuasaan
presiden dan
 Hak membentuk Undang-Undang yang dulu ada ditangan
presiden sekarang ada pada DPR, sedangkan Presiden hanya
berhak mengajukan rancangan Undang-Undang kepada DPR.

2. Perubahan Kedua
Perubahan yang kedua meliputi, antara lain, hal-hal berikut:
 Pemerintahan daerah,
 Keanggotaan, fungsi, hak, serta cara pengisian keanggotaan
DPR
 Wilayah Negara
 Warga negara dan penduduk Negara RI
 Hak asasi manusia
 Pertahanan keamanan Negara, dan
 Mengenai bendera, bahasa, lambang Negara dan lagu
kebangsaan.

3. Perubahan Ketiga
Perubahan yang ketiga meliputi antara lain hal-hal berikut:
 Pelaksanaan kedaulatan,
 Negara Indonesia adalah Negara hukum
 Kedudukan dan kewenangan MPR
 Jabatan presiden dan wakil presiden
 Tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung
oleh rakyat
 Pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatan,
 Pembentukan lembaga Negara baru, seperti Mahkahmah
Konstitusi (MK), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan
Komusi Yudisial (KY)
 Pengaturan tambahan untuk Badan Pemeriksaan Keuangan
(BPK), dan
 Pemilihan umum (pemilu).

4. Perubahan Keempat
Perubahan yang keempat dan terakhir antara lain, meliputi hal-hal
berikut:
 Keanggotaan MPR
 Pemilihan presiden dan wakil presiden tahap kedua
 Kemungkinan presiden dan wakil presiden berhalangan tetap
 Kewenangan presiden
 Keuangan Negara serta bank sentral
 Pendidikan dan kebudayaan nasional.
 Perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat
 Fakir miskin dan sistem jaminan social
 Aturan peralihan dan aturan tambahan, dan
 Kedudukan penjelasan UUD 1945

C. Ketatanegaraan RI Sebelum dan Sesudah Amandemen UUD 1945

I. Sebelum Perubahan UUD 1945

Dikenal MPR RI sebagai lembaga tertinggi Negara, juga sebagai


pelaku/pelaksana kedaulatan rakyat di Negara RI. Seperti tersebut pada
Pasal 1 Ayat (2), UUD 1945 (lama) bahwa kedaulatan adalah ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya sepenuhnya oleh MPR.

Selain itu masih terdapat kelembagaan Negara yang lain, yang saat
itu disebut lembaga tinggi Negara, diantaranya adalah DPR, Presiden, BPK,
DPA, dan MA. Adapun susunan MPR RI terdiri atas anggota DPR ditambah
DPR di tambah utusan daerah dan utusan golongan, yang anggota DPR
dipilih melalui Pemilu, sedang anggota utusan daerah dan utusan golongan
berdasarkan penganggkatan. Tugas dan kewenangan MPR RI menurut Pasal
3 UUD 1945 (lama) adalah menetapkan Undang Undang Dasar dan Garis
Besar Haluan Negara (GBHN).

II. Sesudah Perubahan UUD 1945


Sebagai kelembagaan Negara, MPR RI tidak lagi diberikan sebutan
sebagai lembaga tertinggi Negara dan hanya sebagai lembaga Negara,
seperti juga DPR, Presiden, BPK dan MA. susunan MPR RI telah berubah
keanggotaannya, yaitu terdiri dari anggota DPR dan DPD yang semuanya
direkrut melalui Pemilu.
Susunan ketatanegaraan dalam kelembagaan Negara juga
mengalami perubahan, dengan pemisahan kekuasaan, antara lain adanya
lembaga Negara yang dihapus maupun lahir baru, yaitu sebagai Badan
Legislatif terdiri dari anggota MPR, DPR, DPD, badan eksekutif presiden
dan wakil presiden, sedang badan yudikatif atas kekuasaan kehakiman yaitu
Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga baru, Mahkamah Agung
(MA), dan Komisi Yudisial (KY) juga lembaga baru. Lembaga Negara yang
lama dan dihapus adalah Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK) tetap ada hanya diatur semua sejajar.

D. Fungsi dan Peran UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari


Fungsi dan peranan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai alat
kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih
rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan pada akhirnya
apakah norma hukum tersebut bertentangan atau tidak dengan ketentuan UUD
1945. Selain itu UUD 1945 juga memiliki fungsi sebagai pedoman atau acuan
dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya, fungsi dan peranan Undang-Undang Dasar 1945 dijabarkan
dalam 2 (dua) konsep yaitu sebagai berikut:
1) Konsepsional
Tercermin dalam berfungsinya Pancasila sebagai landasan filosofi bangsa,
berfungsinya sistem presidensial secara konstitusional sebagai landasan
struktural yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar, dan berfungsinya tujuan
nasional yang terimplementir dalam kebijaksanaan politik bangsa.
2) Operasional
Artinya apa yang telah tercermin di dalam peranan Undang-Undang Dasar
1945 secara konsepsional di atas, benar-benar dapat terealisasi secara nyata
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan hanya itu saja, tapi mampu
dilestarikan, serta mampu peningkatan usaha-usaha pelestariannya. Semua ini
harus dilaksanakan oleh suprastruktur (pemerintah), infrastruktur (parpol serta
ormasormas yang ada) dan segenap masyarakat seluruhnya.
Semua konsep di atas, sebenarnya telah dicita-citakan oleh para tokoh
bangsa atau pendiri negara The Founding Fathers ini, sebagaimana jauh
sebelumnya telah dituangkan dalam Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan
Undang-Undang Dasar 1945.
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai negara hukum, Indonesia tentunya memiliki suatu konstitusi yang
dikenal di suatu negara dan di Indonesia dikenal dengan UUD 1945.
UUD 1945 merupakan hukum dasar pemerintahan, lembaga negara, lembaga
daerah, dan lembaga negara yang mengikat seluruh penduduk wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Amandemen pada UUD 1945 dilakukan sebanyak empat kali, antara lain:
1. Amandemen Pertama (Tanggal 14-21 Oktober 1999
2. Amandemen Kedua (Tanggal 7-18 Agustus 2000
3. Amandemen Ketiga (Tanggal 1-9 November 2001)
4. Amandemen Keempat (Tanggal 1-11 Agustus 2002)
Fungsi dan peranan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai alat kontrol,
dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah
sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi.

B. Saran
Diharapkan masyarakat luas, khususnya pembaca menjadi pribadi yang lebih
mengetahui hukum dan kontuisi serta taat kepada hukum yang berlaku di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Amsari, Feri. 2013. Perubahan UUD 1945. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Delliarnoor, N.A. 2008. Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD
1945.

Mulyani, T. Peran Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 di Tengah


Perjalanan Integrasi dan Demokrasi di Indonesia.

Riyadi, E. 2012. 5 Pasca Amandemen UUD 1945. Supremasi Hukum. Yogyakarta.

Tanudjaya, V. 2002. Lahirnya UUD 1945 : Suatu Tinjauan Historis Penyusunan


dan Penetapan UUD 1945. UNISIA NO. 49/XXVl/in/2002.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Anda mungkin juga menyukai