Anda di halaman 1dari 17

Pendidikan Anak dimulai

dari Keluarga
Di Presentasikan oleh:
MUHAMMAD ZULPIKAR HARAHAP, S.H
Ka. KUA SITELLU TALI URANG JULU
Biodata Diri
Sebelum kita memulai materi, izinkan saya memperkenalkan diri

●NAMA: MUHAMMAD ZULPIKAR HARAHAP, S.H

●TEMPAT/ TANGGAL LAHIR: MANGGADUA, 07 JULI 1993

●ALAMAT: DUSUN MANGGADUA DESA BANDAR TENGAH KECAMATAN BANDAR KHALIFAH SERDANG
BEDAGAI

●ALAMAT DOMISILI: PERUMNAS LAE MBULAN KELURAHAN PANJI DABUTAR KECAMATAN SITINJO

●PENDIDIKAN: S-1 HUKUM ISLAM UIN SU MEDAN

●NO HP: 081252887298


TOPIK PEMBAHASAN

Latar Belakang Peraturan Perundang


01. Masalah 02. Undangan tentang
hak anak

Hak dan Kewajiban


03. Urgensi Keluarga
04. Anak

05. Pola Pendidikan di


dalam Keluarga
Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak.
Sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, seorang anak akan berkenalan
terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan
memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang
akan datang. Keluarga sebagai pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka karena
dari merekalah anak mulai menerima pendidikan.2 Pada setiap anak terdapat suatu
dorongan dan daya untuk meniru. Dengan dorongan ini anak dapat mengerjakan
sesuatu yang dikerjakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menjadi
teladan bagi anak-anaknya. Apa saja yang didengarnya dan dilihat selalu ditirunya
tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan
kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua. Karena masa meniru ini
secara tidak langsung turut membentuk watak anak di kemudian.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak dinyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Hak anak adalah
bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Dan terkhusus Kedua
Orang Tua
02. Peraturan Perundang Undangan tentang
hak anak

 UU RI No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat


 UU RI No. 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan ILO (mengenai pelarangan dan tindakan
segera penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak)
 UU RI No. 10 Tahun 2012 tentang Konvensi Hak Anak (mengenai penjualan anak, prostitusi
anak, dan pornografi anak)
 UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
 UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas
UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
3. Urgensi Keluarga

Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena suatu


ikatan perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama
seia sekata, seiring dan setujuan, dalam membina mahligai rumah
tangga untuk mencapai keluarga sakinah dalam lindungan dan ridha
Allah SWT. Tuhan yang Maha Esa Keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang bersifat informal, yaitu pendidikan yang tidak
mempunyai program yang jelas dan resmi, selain itu keluarga juga
merupakan lembaga yang bersifat kodrati, karena terdapatnya
hubungan darah antara pendidik dan anak didiknya. Di dalamnya
selain ada ayah dan ibu juga ada anak yang menjadi tanggung jawab
orang tua. Keluarga merupakan persekutuan hidup terkecil dari
masyarakat yang luas. Keluarga merupakan ladang terbaik dalam
penyemaian
nilai-nilai agama.
Keluarga
Pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama harus
diberikan kepada anak sedini mungkin, salah satunya melalui
keluarga sebagai tempat pendidikan pertama yang dikenal oleh
anak.Menurut Zuhairini, pendidikan keluarga merupakan lembaga
pendidikan pertama, tempat anak pertama kalinya menerima
pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau anggota keluarga
lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar
kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada
usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan (orang
tua dan anggota lain)
Keluarga
Anak dalam menuju kedewasaannya memerlukan
bermacam-macam proses yang diperankan oleh bapak dan ibu
dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan wadah yang
pertama dan dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.
Pengalaman empiris membuktikan bahwa institusi lain di luar
keluarga tidak dapat menggantikan seluruhnya peran lembaga
bahkan pada institusi non keluarga. Kesadaran orang tua akan peran
dan tanggung jawabnya selaku pendidik pertama dan utama dalam
keluarga sangat diperlukan.
“This is a quote, words full of wisdom
that someone important said and can
make the reader get inspired.”
—Someone Famous
Hak dan Kewajiban Anak
Hak anak berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

1. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi,
2. Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan,
3. Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua,
Hak dan Kewajiban Anak
Hak anak berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

4. Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan


diasuh oleh orang tuanya sendiri. Dalam hal ini karena suatu sebab
orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak
dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau
diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Hak dan Kewajiban Anak
Hak anak berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

5. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan
fisik, mental, spiritual, dan sosial;
6. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Selain hak anak
sebagaimana dimaksud dalam ayat, khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak
memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak
mendapatkan pendidikan khusus;
7. Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan
informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai
dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan;
Hak dan Kewajiban Anak
Hak anak berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
8. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang
sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya
demi pengembangan diri;
9. Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial;
10.Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab
atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: diskriminasi; eksploitasi, baik ekonomi
maupun seksual; penelantaran; kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; ketidakadilan; dan
perlakuan salah lainnya;
11.Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan
hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan
merupakan pertimbangan terakhir;
Hak dan Kewajiban Anak
Hak anak berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
12.Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari : penyalahgunaan dalam kegiatan politik; pelibatan dalam
sengketa bersenjata; pelibatan dalam kerusuhan sosial; pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur
kekerasan; dan pelibatan dalam peperangan;
13.Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang
tidak manusiawi. Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum. Penangkapan, penahanan,
atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat
dilakukan sebagai upaya terakhir;
14.Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk: mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan
penempatannya dipisahkan dari orang dewasa; memperoleh bantuan hukum atau bantuan lain secara efektif dalam
setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak
yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku
kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan;
15.Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan
lainnya.
Hak dan Kewajiban Anak
Kewajiban anak berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

● Sedangkan tanggung jawab dan kewajiban anak adalah sebagai berikut:


1. Menghormati orang tua, wali, dan guru;
2. Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
3. Mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
4. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya;
5. Melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.
● Untuk dapat mengetahui dan memahami serta mengerti apa yang menjadi tanggung jawab dan
kewajibannya, maka tugas orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah untuk membimbing, mendidik dan
mengasuhnya. Dengan adanya pendidikan dan pengasuhan yang optimal maka diharapkan anak dapat
memahami dan sekaligus dapat melaksanakan tanggung jawab dan kewajibannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Pola Pendidikan Keluarga
Pendidikan Pendidikan
Keteladanan Adat Kebiasaan
Lingkungan: Masyarakat,
Ayah dan Ibu kawan bermain dan 21.8%
kearifan lokal 34.5%

Pendidikan
Pendidikan 32.8%
Perhatian dan 10.9%
Nasehat
Menyerukan Kedapa Kebaikan, Hukuman
Cerita tentang kisah dan Wasiat mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa
mengikutiperkembangan anak dalam pembinaan akidah dan
moral,persiapan spiritual dan sosial, disamping selalu
bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan daya hasil
ilmiahnya.
Memberi Hukuman Psikologis dan Biologis
Terima Kasih

M. Zulpikar Harahap
“Tak Satupun di Dunia ini Kekal.
Maka, ukirlah cerita indah
sebagai kenangan. Karena dunia
memang sebuah cerita yang kelak
akan di ceritakan oleh seorang
anak yang cukup ilmu, mental
dan spritual

Anda mungkin juga menyukai