Anda di halaman 1dari 6

1

SOSIALISASI
UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2014
TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2002
TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Oleh :
PUTU GDE NURAHARJA ADI PARTHA, SH., MH.
Hakim Pengadilan Negeri Ruteng

Ruteng, 9 Juni 2017

LATAR BELAKANG
 Bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945.
 Bahwa anak sebagai tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita
perjuangan bangsa memiliki peran strategis, ciri, dan sifat khusus sehingga
wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan tidak manusiawi yang
mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.

PENGERTIAN
 Anak Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun ,
termasuk anak yang masih dalam kandungan;
 Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi;
 Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri,
atau ayah dan/atau ibu angkat;
 Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan
kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak;
 Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan
kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang
bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak
tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan
putusan atau penetapan pengadilan;
2

 Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk
diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan,
karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin
tumbuh kembang anak secara wajar;

RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN ANAK


Perlindungan anak ditujukan untuk kepentingan terbaik bagi anak dan
melindungi anak dari berbagai tindakan yang merugikan hak-hak mereka untuk
kelangsungan hidup, untuk tumbuh, dan berkembang, untuk berperan serta
dan terbebas dari diskriminasi, tindak kekerasan, ekploitasi dan tindakan
kekerasan ketika anak bermasalah dengan hukum;

MENGAPA ANAK HARUS DILINDUNGI


1. Anak adalah titipan atau anugrah dari tuhan
2. Anak sebagai indivdu yan tidak mampu membela dan melindungi dirinya
sendiri
3. Anak membutuhkan kasih sayang dan bimbingan dari orang dewasa
4. Anak rentan terhadap segala bentuk eksploitasi, kekerasan,dan diskriminasi
5. Untuk tumbuh dan berkembang secara optimal perlu perlindungan.

TUJUAN PERLINDUNGAN ANAK


Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak, agar
dapat hidup tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal, sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas,
berakhlak mulia dan sejahtera,

HAK DAN KEWAJIBAN ANAK


Setiap anak berhak :
 Hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan
 Suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
 beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
 Berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai
dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
 Memperoleh pendidikan dan pengajaran
 Menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan
memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan
3

 Beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang


sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat,
dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.

Setiap anak berkewajiban untuk:


a. menghormati orang tua, wali, dan guru;
b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
c. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan
e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.

PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK


1. Non diskriminasi, artinya semua memiliki hak dan perlakuan yang sama
tanpa membedakan atas ras, warna kulit, kelamin, bahasa, agama dll
2. Kepentingan yang terbaik untuk anak, artinya prinsip ini diletakkan
sebagai pertimbangan utama dalam semua tindakan untuk anak yang
dilakukan oleh Negara / pemerintah
3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak, artinya
hak asasi yang paling mendasar bagi anak yang harus dilindungi Negara/
pemerintah
4. Penghargaan terhadap pendapat anak, artinya penghormatan atas hak-
hak anak untuk berpartisipasi dan menyatakan pendapatnya dalam
pengambilan keputusan

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA


1. Mengasuh , memelihara, mendidik dan melindungi anak
2. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minatnya
3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.

ANAK DALAM PENGASUHAN ORANG TUA


Pasal 13 Undang-Undang No.23 tahun 2002
Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain
manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan :
a. Diskriminasi
b. Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual
c. Penelantaran
d. Kekejaman, kekerasan dan penganiayaan
4

e. Ketidakadilan, dan
f. Perlakuan salah lainnya

DISKRIMINASI adalah perlakuan yang membeda-bedakan suku, agama, ras,


golongan,kelamin, etnis,budaya.
EKSPLOITASI tindakan memperalat, memanfaatkan atau memeras anak
untuk memperoleh keuntungan pribadi, keluarga dan golongan
PENELANTARAN misalnya tindakan atau perbuatan mengabaikan dengan
sengaja kewajiban untuk memelihara, merawat atau mengurus anak
sebagaimana mestinya
PERLAKUAN YANG KEJAM misalnya tindakan atau perbuatan yang zalim,
keji, bengis atau tidak menaruh belas kasihan kepada anak.
KETIDAKADILAN misalnya tindakan keberpihakan antara anak yang satu
dengan anak yang lainnya atau kesewenang-wenangan terhadap anak
PERLAKUAN SALAH misalnya tindakan pelecehan atau perbuatan tidak
senonoh kepada anak

ANAK DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH


Pasal 54 Undang-Undang No.35 tahun 2014
(1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib medapatkan
perlindungan dari tindak kekerasan fisik,,psikis, kejahatan seksual dan
kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama
peserta didikk,dan atau pihak lain.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh pendidik,
tenaga kependidikan, aparat pemerintah dan atau masyarakat.

BENTUK KEKERASAN TERHADAP ANAK


1. Kekerasan fisik, tindakan yang menyebabkan rasa sakit atau potensi yang
menyebabkan sakit yang dilakukan oleh orang lain.
Contoh : dipukul/ tempeleng, ditendang,dijewer,dicubit, dilempar dengan benda
keras, dijemur dibawah terik matahari.
2. Kekerasan seksual, adalah keterlibatan anakdalam kegiatan seksual yang
tidak dipahaminya.
Contoh : perlakuan tdk senonoh dari orang lain,kegiatan yang menjurus pada
pornografi. Perbuatan cabul dan persetubuhan pada anak-anak
3. Kekerasan emosional, adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan emosional anak
Contoh : kata-kata mengancam.manakut-nakuti,berkata kasar, mengolok-olok
anak
5

4. Kekerasan ekonomi (eksploitasi komersial) adalah penggunaaan tenaga


anak untuk bekerja dan kegiatan lain demi keuntungan orang tua atau orang
lain
Contoh : menyuruh anak bekerja secara berlebihan, menjerumuskan anak
pada dunia prostitusi untuk kepentingan ekonomi.
5. Tindak pengabaian dan penelantaran, adalah ketidakpedulian orang tua
atau orang yang bertanggung jawab atas anak pada kebutuhan mereka.
Contoh : pengabaian pada kesehatan anak,pengabaian dan penelantaran pada
pendidikan anak,penelantaran pada pemenuhan gizi, pengabaian pada
pengembangan emosi ( terlalu dikekang )

LARANGAN DAN KETENTUAN PIDANA


Pasal 76A Undang-Undang No.35 Tahun 2014
Setiap orang dilarang :
(1) Memperlakukan anak secara Diskriminatif yang mengakibatkan anak
mengalami kerugian, baik materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi
sosialnya; atau
(2) Memperlakukan anak penyandang disabiliitas secara diskriminatif.

Pasal 77 Undang-Undang No.35 Tahun 2014


Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
76A dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau
denda paling banyak Rp100.000.000 ( Seratus Juta Rupiah )

Pasal 76C Undang-Undang No.35 tahun 2014


Setiap orang dilarang menempatkan,membiarkan,melakukan, menyuruh
melakukan atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak.

Pasal 80 Undang-Undang No.35 Tahun 2014


(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dlm psl
76C , dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan atau
denda paling banyak Rp.72 Juta
(2) Anak luka berat maka pelaku dipidana 5 tahun atau denda paling banyak
Rp.100 juta.
(3) Anak mati maka pelaku dipidana penjara paling lama 15 tahun dan denda
Rp 3 miliar.
(4) pidana ditambah sepertiga apabila yang melakukan penganiayaan tersebut
orang tuanya
6

Pasal 76D Undang-Undang No.35 Tahun 2014


Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannnya atau dengan orang lain.

Pasal 81 Undang-Undang No.35 Tahun 2014


(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan dlm psl 76 D dipidana penjara
paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp.5
milyar..
(2) Ketentuan pidana berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja
melakukan tipu muslihat , serangkaian kebohongan, atau membujuk anak
melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain
(3) Dilakukan orang tua,wali,pengasuh anak, pendidik,atau tenaga
kependidikan pidana ditambah 1/3 dr ancaman pidana.

Pasal 76E Undang-Undang No.35 Tahun 2014


Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan melakukan tipu muslihat,melakukan seranngkaian
kebohongan atau membujuk anak utk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul.

Pasal 82 Undang-Undang No.35 Tahun 2014


(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan dlm psl 76 E dipidana penjara
paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp.5
milyar..
(2) Dilakukan orang tua,wali,pengasuh anak, pendidik,atau tenaga
kependidikan pidana ditambah 1/3 dr ancaman pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat 1.

Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai