Disusun oleh:
2. Budiana (1PA20007)
TAHUN AKADEMIK
2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia salah satu masalah besar yang marak diperbincangkan adalah
tindak kriminal terhadap anak. Mulai dari kekerasan, pembunuhan, penganiayaan
dan bentuk tindakan kriminal lainnya yang berpengaruh negatif bagi kejiwaan
anak. Seharusnya seorang anak diberi pendidikan yang tinggi, serta didukung
dengan kasih sayang keluarga agar jiwanya tidak terganggu. Hal ini terjadi karena
banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka
beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka lupa
bahwa orangtua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam
mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup,
dan mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya. Keluarga adalah tempat pertama
kali anak belajar mengenal aturan yang berlaku di lingkungan keluarga dan
masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi anak telah disahkan Undang-
Undang (UU) Perlindungan Anak yaitu UU No. 35 Tahun 2014 yang bertujuan
untuk menjamin terpenuhinya hak - hak anak agar anak dapat hidup, tumbuh
berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 13 (1) Undang-undang No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
disebutkan setiap anak selama dalam pengasuhan orangtua, wali atau pihak lain
yang bertanggung jawab atas pengasuhan.
Selanjutnya dalam Pasal 11 UU No. 35 tahun 2014 disebutkan pula bahwa
setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul
dengan anak sebaya, bermain, berekreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat
kecerdasannya demi pengembangan diri. Anak adalah pemimpin masa depan
siapapun yang berbicara tentang masa yang akan datang, harus berbicara tentang
anak-anak.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian system perlindungan anak ?
2. Apa saja hak-hak anak ?
3. Apa saja jenis perlindungan khusus anak ?
4. Bagaimana system perlindungan anak di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian system perlindungan anak
2. Untuk mengetahui hak-hak anak
3. Untuk mengetahui jenis perlindungan khusus anak
4. Untuk mengetahui sitem perlindungan anak di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
B. Hak-Hak Anak
Hak anak menurut UU No 35 tahun 2014 pasal (1) negara, pemerintah, dan
pemerintah daerah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak
dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang
secara hokum bertanggungjawab terhadap anak. Pasal (2) Negara, pemerintah,
pemerintah daerah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.
Secara umum setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Setiap anak berhak atas
suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
Hak-hak anak menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB);
1. Hak mendapatkan nama atau identitas
Hak anak yang pertama adalah mendapatkan nama atau identitas resmi.
Untuk itu terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan seperti;
a. Menyiapkan data orang tua dari si anak seperti KTP dan surat nikah
untuk pembuatan akta kelahiran
b. Mendaftarkan anak ke dinas kependudukan dan pencatatan sipil untuk
dimasukan ke kartu keluarga
c. Memastikan nama anak tertulis dengan benar di akta kelahiran atau
kartu keluarga
2. Hak memiliki kewarganegaraan
Setelah memiliki akta kelahiran setelah dewasa kelak akan
mendapatkan KTP dan paspor. Terdapat pengecualian bagi anak Indonesia
yang lahir di amerika serikat, sang anak berhak mendapatkan status
kewarganeraan ganda terbatas hingga usia 18 tahun. Di atas usia tersebut, anak
berhak memilih satu kewarganegaraan saja.
3. Hak memperoleh perlindungan
Anak-anak berjenis kelamin apapun berhak mendapatkan perlindungan
dari kekerasan psikis maupun fisik. Orang tua dilarang untuk melakukan
kekerasan verbal maupun nonverbal. Orang tua juga berkewajiban terhadap
keselamatan anak.
4. Hak memperoleh makanan
Anak membutuhkan pangan dengan kualitas gizi yang baik. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan ASI ekslusif hingga usia 6 bulan.
Selanjutnya setelah anak tumbuh menjadi balita, anak diberikan makanan
pendamping ASI (MPASI) dan memberikan makanan bergizi lainnya.
5. Hak atas kesehatan tubuh yang sehat akan membuat anak berkembang optimal
Anak berhak memiliki tubuh yang sehat. Hal ini dilakukan dengan
memberikan makanan yang sehat dan bergizi, menyiapkan lingkungan yang
bersih dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan
pakaian yang layak yang bersih.
6. Hak Rekreasi
Hak rekreasi adalah memberikan anak-anak kebahagiaan dengan
mengajaknya berjalan-jalan. Orang tua dapat melakukannya dengan
melakukan piknik dan membawa bekal makanan dari rumah. Rekreasi tidak
harus dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang mahal, karena
tujuan dari rekreasi adalah membuat anak senang.
7. Hak mendapatkan pendidikan
Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak. Anak mendengarkan,
melihat, dan merasakan apapun pertama kali dirumah. Hal tersebut dapat
mempengaruhi pandangan anak hingga dewasa kelak. Anak perlu dididik
dengan tepat seperti mengajarkan hal yang baik dan buruk. Kedua,
membiasakan anak untuk berlaku disiplin dan bertanggungjawab serta
menyekolahkan anak sesuai dengan usianya.
8. Hak bermain
Membiarkan anak bermain adalah hak anak yang wajib dipenuhi. Hal
ini dikarenakan bermain adalah dunia bagi anak-anak. Dengan bermain, anak
dapat mengetahui dunia sekitarnya. Orang tua diharapkan selalu mengawasi
anak saat bermain.
9. Hak untuk berperan dalam pembangunan
Anak juga mendapatkan hak menjadi warga Negara yang baik. Orang
tua dapat mengajarkan anak untuk berperan dalam pembangunan dengan
mengenalkan pengetahuan kewarganegaraan untuk anak. Hal sederhana untuk
berperan dalam pembangunan yang tepat orang tua ajarkan adalah
mengajarkan anak selalu membuang sampah pada tempatnya.
10. Hak untuk mendapatkan kesamaan
Anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang. Semua anak berhak diberikan tanpa membeda-bedakan anak satu
dengan anak lainnya.
A. Kesimpulan
Indonesia menghadapi masalah serius terkait dengan hal dan kesejahteraan
anak-anak. Hampir setengah dari anak-anak di Indonesia berusia antara 13 sampai 18
tahun putus sekolah; hampir 3 juta anak terlibat dalam perburuhan anak berpotensi
berbahaya, dan sekitar 2,5 juta anak Indonesia menjadi korban kekerasan setiap tahun.
Lebih dari 80% anak-anak sedang menjalani proses peradilan berakhir dibelakang bar
dan jumlah yang lebih besar adalah tanpa bantuan hukum. Statistic ini menggaris
bawahi kebutuhan untuk mengintensifkan dan memperkuat upaya saat ini untuk
meningkatkan perlindungan anak di Indonesia. 2008 review dari pemerintah program
Negara Indonesia dan UNICEF kerjasama menyoroti hubungan antara kebutuhan
untuk meningkatkan perlindungan anak dan pengembangan ekonomi nasional yang
adil dan berkelanjutan
B. Saran
Setelah menulis makalah ini, penulis menyarankan agar system perlindungan
anak di Indonesia harus ditingkatkan lagi, mengingat banyaknya risiko yang akan
terjadi pada anak-anak di Indonesia karena kesalahan penggunaan system
perlindungan anak di Indonesia ini.