Anda di halaman 1dari 10

PELANGGARAN HAK ANAK DALAM

MASYARAKAT

MAKALAH
MATA KULIAH
PERLINDUNGAN ANAK

OLEH
SITI ZAINAB
&
SELLY NUROCHMATUL AZIZAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )


YAPATA AL-JAWAMI BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi
Maha Penyayang. Tak lupa juga Kami panjatkan puji syukur atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Pelanggaran Hak
Anak Dalam Masyarakat. Laporan ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Mata
Kuliah Perlindungan Anak.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya
telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam
laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang bentuk pelanggaran Hak anak dalam masyarakat, Amin.

Sumedang, 24 Juni 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
1. Latar belakang ………………………………………… :
2. Tujuan …………………………………………………. :
3. Permasalahan…………………………………………… :
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hak Anak menurut Undang-undang……… :
2. Bentuk Pelanggaran Hak Anak………………………… :
3. Bentuk Perlindungan Hak Anak Oleh Negara. :
PENUTUP
1. Kesimpulan .. ………………………………………… :
2. Saran ..………………………………………………… :
DAFTAR PUSTAKA ... ……………………………………... :
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Anak merupakan tumpuan sekaligus harapan dari semua orang tua. Anak
merupakan satu-satunya penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab besar demi
tercapainya cita-cita bangsa. Anak berdasarkan definisi dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-
Undang No 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak menjelaskan bahwa “Anak
adalah seorang yang belum berusia 18 tahun dan bahkan masih dalam kandungan”.
Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam UUD
1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-hak Anak. Dari sisi
kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi
penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan
diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Akhir-akhir ini kita sering menyaksikan
pemberitaan media tentang kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga. Kekerasan dalam
rumah tangga biasanya menimpa istri atau anak. Bagi anak, rumah adalah tempat mereka
berlindung dari berbagai bahaya yang dapat mengancam kehidupannya. Namun, rumah
juga dapat menjadi tempat awal anak mengalami kekerasan. Orang yang paling dekat,
seperti orang tua kandung, orang tua tiri, saudara kandung, paman, bibi yang seharusnya
dapat memberi perlindungan, justru menjadi pelaku utama kekerasan yang
mengakibatkan penderitaan anak dan bahkan dilingkungan masyarakat tempat anak
tinggal seringkali terjadi pelanggaran Hak terhadap anak.
Demi terwujudnya hak-hak anak tersebut sudah seharusnya upaya perlindungan
anak dimulai sedini mungkin.Berdasarkan yang telah diuraikan tersebut diatas penulis
bermaksud membuat makalah tentang bentuk pelanggaran Hak anak didalam masyarakat.
2. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Pengertian Hak Anak menurut Undang-undang.
b. Memahami Bentuk Pelanggaran Hak Anak
c. Agar memahami bentuk Perlindungan Hak Anak Oleh negara.
3. Permasalahan
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam beberapa
pertanyaan sebagai berikut?
a. Apa pengertian Pengertian Hak Anak menurut undang-undang?
b. Apa Bentuk Pelanggaran Hak Anak!
c. Apa bentuk Perlindungan Hak Anak Oleh negara.
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN HAK ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG.
Menurut UU No 23 Tahun 2022 yang merupakan perubahan UU No 35 Tahun
2014 Pengertian Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
Hak anak secara umum yakni : (1) hak hidup; (2) hak tumbuh-kembang; (3) hak
perlindungan; dan (4) hak partisipas i.
Adapun bentuk hak –hak anak lain sesuai dengan undang- undang ini antara lain:
1. Hak mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
2. Hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
3. Hak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.
4. Hak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang
tuanya sendiri.
5. Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
6. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
7. Hak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan
memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya .
8. Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak
yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat,
dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
9. Hak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf
kesejahteraan social bagi anak yang cacat
10. Hak mendapat perlindungan dari perlakuan: diskriminasi, eksploitasi,
penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan dan ketidakadilan
11. Hak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri.
12. Hak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau
penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
13. Hak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
14. Hak untuk mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya
dipisahkan dari orang dewasa.
15. hak untuk memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif
dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku.
2. BENTUK PELANGGARAN HAK ANAK.
Saat ini, tindak kekerasan terhadap anak terus meningkat. Ada keyakinan bahwa
kasuskasus kekerasan terhadap anak yang terungkap dan diberitakan hanyalah sedikit
dibandingkan dengan kejadian yang sebenarnya. Data yang akurat belum tersedia, karena
banyak kasus kekerasan dan eksploitasi anak yang tidak dilaporkan, karena masalah
tersebut dianggap masalah internal keluarga yang tidak perlu diketahui orang lain.
Kalaupun ada publikasi, kasus-kasus yang dipublikasikan biasanya adalah kasus-kasus
yang menimbulkan kematian atau paling tidak yang korbannya mengalami penderitaan
sangat hebat.
Meski komitmen negara dalam berbagai aspek semakin baik, namun ragam
pelanggaran hak anak di tahun 2021 masih terjadi baik pelanggaran terkait pemenuhan
hak maupun terkait perlindungan khusus anak. Berdasarkan data pengaduan masyarakat
dan catatan pelanggaran Hak anak dari KPAI ( Komisi Perlindungan Anak Indonesia)
cukup fluktuatif, tahun 2019 berjumlah 4.369 kasus, tahun 2020 berjumlah 6.519
kasus,dan tahun 2021 mencapai 5.953 kasus, dengan rincian kasus Pemenuhan Hak Anak
2971 kasus, dan Perlindungan Khusus Anak 2982.
Trend kasus pada kluster perlindungan anak Tahun 2021 didominasi 6 kasus tertinggi
yaitu:
1. Anak korban kekerasan fisik dan atau psikis mencapai 1.138 kasus;
2. Anak korban kejahatan seksual mencapai 859 kasus;
3. Anak korban pornografi dan cybercrimeberjumlah 345 kasus;
4. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran mencapai 175 kasus;
5. Anak dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual berjumlah 147 kasus;
6. Anak berhadapan dengan hukum sebagai pelaku sebanyak 126 kasus.

Dilihat darisisi pelaku, para pelaku yang melakukan kekerasan fisik dan/atau psikis
terhadap korban, umumnya adalah orang yang dikenal olehkorban dan sebagian kecil
tidak dikenal oleh korban. Pelaku cukup variatif, yaitu teman korban, tetangga, kenalan
korban, orangtua, oknum pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan dan
oknum aparat.
Dari sisi lokasi kasus,kekerasan fisik dan/atau psikis pada anak di Indonesia banyak
terjadi di 5 (lima) provinsi di Indonesia, yaitu Provinsi Jawa Barat, Provinsi DKI Jakarta,
Provinsi Jawa Timur, Provinsi Banten, dan Provinsi Sumatera Utara.
Adanya kasus anak menjadi korban kekerasan fisik dan/atau psikis di Indonesia
dilatarbelakangi oleh beragam factor diantaranya meliputi
1. Adanya pengaruh negatif teknologi dan informasi,
2. Permisifitas lingkungan sosial-budaya (pandangan dan pemahaman mengenai
anak oleh lingkungan bahwa anak belum bisa menentukan arah hidupnya
sehingga segala sesuatu harus ditentukan oleh orang tuanya)
3. Lemahnya kualitas pengasuhan.
4. Kemiskinan keluarga.
5. Tingginya angka pengangguran.
6. Hingga kondisi perumahan atau tempat tinggal yang tidak ramah anak.

3. BENTUK PERLINDUNGAN HAK ANAK OLEH NEGARA.


Dalam melakukan perlindungan terhadap hak anak, Indonesia telah membentuk
Komisi Perlindungan Anak (KPAI). Pemerintah Indonesia pun memiliki kewajiban yang
cukup besar dalam melindungi anak dari kekerasan. Dapat kita lihat salah satunya di
dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28I ayat (1) menerangkan hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum dan hak untuk tidak dintuuntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun serta
berbagai Undang-Undang turunannya.yakni UU No 23 Tahun 2022 yang merupakan
perubahan UU No 35 Tahun 2014 tentang perlindungan Anak .
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Upaya yang telah dilakukan selama ini belum sepenuhnya mampu meningkatkan
kesejahteraan dan perlindungan anak. Pemenuhan hak anak masih menjadi pekerjaan
rumah yang perlu diselesaikan pemerintah. Kondisi ini secara jelas terlihat dengan
meningkatnya jumlah kasuskasus pelanggaran hak-hak anak, baik yang dilakukan orang
terdekatnya maupun orang lain yang tidak dikenal oleh anak. Hal ini pada akhirnya
merugikan Indonesia sendiri karena akan banyak kehilangan generasi muda yang
berkualitas dan menjadi penerus bangsa. Peraturan perundang-undangan yang ada seperti
UU Perlindungan Anak juga belum dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin dan
melindungi hak-hak anak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendalaman materi lebih
lanjut mengenai konsep dan kebijakan perlindungan anak, agar implementasi kebijakan
tersebut tepat sasaran. Dalam hal ini DPR RI perlu mendorong setiap langkah dalam
upaya terwujudnya perlindungan anak Indonesia, Berbagai permasalahan yang terkait
dengan upaya perlindungan anak membutuhkan penanganan serius agar setiap
permasalahan yang menimpa anak dapat segera ditangani.

2. SARAN

Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami banyak mengalami

kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca memberikan tanggapan

dan tambahan terhadap makalah kami. Dan hal yang paling penting jadi catatan bagi kita
adalah Peran serta orang tua dan lingkungan sekitar yang harus lebih ditingkatkan lagi

mengingat tanggung jawab dan kewajiban dalam perlindungan anak serta lebih

meningkatkan peran serta pemerintah baik ditingkat pusat sampai ke daerah.


Adapun beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan kepada para pemangku
kewajiban perlindungan anak adalah sebagai berikut:
1. Percepatan revisi UU Perlindungan Anak menjadi UU Sistem Perlindungan
Anak. Daerah juga perlu segera memiliki Perda Sistem Perlindungan Anak
yang di dalamnya mengatur pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah.
2. Penghentian kekerasan terhadap anak harus melibatkan seluruh pemangku
kewajiban perlindungan anak sebagaimana disebutkan dalam Pasal 20 UU
Perlindungan Anak, yakni negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang
tua, perlu bersinergi secara efektif dalam sebuah sistem yang dibangun secara
partisipatoris.
3. Pelibatan Anak dalam pembuatan aturan. Anak sebagai subyek pendidikan
harus didengar pendapatnya dan pengalamannya serta dilibatkan secara aktif
dalam pembuatan aturan sekolah dan menjadi pelaku aktif Sekolah Ramah
Anak.

Akhir kata Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimakasih.


Daftar Pustaka

 Huraerah, A. 2006. Kekerasan pada Anak. Bandung: Nuansa.


 Widartana, G. 2009. Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yogyakarta: Universitas
Atmajaya.
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2022 Tentang Perlindungan Anak.
 http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat-V-6-II-P3DI diakses 24 Juni 2022
 https://m.merdeka.com/sumut/macam-hak-perlindungan-anak-dan-pasalnya-di-
indonesia-dan-internasional-kln diakses 24 Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai