OLEH:
AIDIL MUSTAMIN
2220203874130002
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat dan limpahannya sehingga kita
dapat menyelesaikan makalah ini dan tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam atas
junjungan nabi besar Muhammad SAW nabi yang telah menjadi surih tauladan bagi kita
semua.
Adapun proses pembuatan makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Terhadap Tindakan Eksploitasi Anak Jalanan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
Penulis
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .........................................................................................15
B. Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus
kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hakhak sebagai manusia yang
harus dijunjung tinggi.1 Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang perlu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat karena masa depan bangsa
perlindungan hak mereka yang berhak mereka peroleh. Undang-undang yang mengatur
adalah UUD 1945 pasal 28 ayat 2 dan UU RI No. 23 tahun 2002.2 Salah satu hak dasar
anak yaitu dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Anak juga harus di
pertanggungjawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya diantaranya
bertanggung jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan yang baik, dan
Eksploitasi anak adalah merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk memanfaatkan atau memeras tenaga kerja orang lain demi
bumi yang kian hari selalu meningkat sehingga angka eksploitasi anak juga ikut meningkat.
Hal ini menyebabkan pertumbuhan penduduk tiap harinya makin mengkhawatirkan
sehingga menyebabkan banyak anak-anak kecil yang turun ke jalan mencari nafkah dengan
berbagai cara yang semestinya mereka mendapatkan hak hidup mereka yang sesuai masa
usianya berupa kasih sayang orang tua. Secara garis besar keberadaan anak di jalan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, salah satu di antaranya adalah anak jalanan
Permasalahan mengenai anak jalanan merupakan salah satu permasalahan anak yang
marak terjadi di Indonesia. Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktunya sehari-
hari di jalanan dengan berpenampilan kusam yang bertujuan untuk mencari uang yang biasa
1
Sri Widoyati Soekito, Anak dan Wanita dalam Hukum (Jakarta: Diadit Media, 2002), h. 76
2
Endang Sumiarni, Diskusi Panel “Perlindungan Anak Jalanan ditinjau dari aspek HAM,
Hukum,Psikologi, dan Prakteknya” (FH-UAJY:2001)
3
dilakukan dengan cara mengemis. Anak-anak miskin seringkali haknya terabaikan. Anak-
anak yang hidup dalam kemiskinan seringkali terperangkap dalam situasi penuh
Anak tidak lagi mendapatkan haknya dengan baik dan benar. Ia tidak sempat
menikmati masa-masanya untuk belajar dan bermain di sekolah. Pemanfaatan anak juga
banyak dilakukan di dalam dunia keartisan, dimana seorang anak dimanfaatkan orang
tuanya untuk bekerja dan mendapatkan materi yang akan dinikmati oleh keluarganya.
dalam usia belianya berusaha keras memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya dengan turun ke
jalan guna mencari nafkah tentu di sana terdapat banyak macam-macam orang yang berada
di sekeliling anak-anak kecil tersebut yang semestinya bergelut dengan buku dan berbagai
macam permainan anak yang menantinya. Namun, fenomena yang ada menunjukkan masih
banyak orang tua yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Masih banyak
anak-anak yang tidak memperoleh haknya dari orang tua mereka seperti; hak mendapatkan
perawatan dengan penuh kasih sayang, hak memperoleh pendidikan yang baik dan benar,
hak menerima nafkah yang halal dan baik, dan sebagainya. Dalam kesempatan ini akan di
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya meliputi:
C. TUJUAN PENULISAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga ataupun masyarakat memaksa anak untuk
melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial ataupun politik tanpa memperhatikan
hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan fisik, psikis &
status sosialnya. Kecenderungan eksploitasi terhadap anak boleh jadi berkaitan dengan ranah
eksternal makro yang saling mempengaruhi (inter play) dengan keterdesakan dan atau
marginalitas kelompok anak-anak baik secara sosial, psikologis, dan ketahanan mental dari
pendayagunaan, atau pemanfaatan untuk keuntungan sendiri. Dengan kata lain pemerasan
(tenaga orang) atas diri orang lain merupakan tindakan yg tidak terpuji. Selanjutnya menurut
penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 pasal 13 ayat (1)
huruf b tentang perlindungan anak menyebutkan tentang perlakuan eksploitasi adalah misalnya
tindakan atau perbuatan yang memperalat memanfaatkan, atau memeras anak untuk
memperoleh keuntungan pribadi, keluarga, atau golongan.18 Menurut pasal 13 UU no. 23 tahun
2002 menanyakan seriap anak dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain manapun yang
dan penganiayaan; Ketidak adilan dan Perlakuan salah lainnya.19 Setiap anak berhak untuk
sengketa bersenjata, pelibatan dalam kerusuhan sosial, pelibatan dalam peristiwa yang
mengandung unsur kekerasan dan pelibatan dalam peperangan.4 Bagi anak yang dieksploitasi
3
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta : Kencana, 2010), h. 132.
4
Emeliana Krisnawati, Aspek Hukum Perlindungan Anak, (Bandung : CV. Utomo, 2005), h. 47.
5
secara ekonomi dan seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban narkoba,
alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (napza), penculikan, korban kekerasan baik fisik
maupun mental, anak yang menyandang cacat, korban penelantaran, pemerintah dan lembaga
terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga ataupun masyarakat memaksa anak untuk
melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial ataupun politik tanpa memperhatikan
hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan fisik, psikis &
status sosialnya. Pengertian lain dari eksploitasi anak adalah memanfaatkan anak secara tidak
etis demi kebaikan ataupun keuntungan orang tua maupun orang lain6.
dan Pratiknjo 2021) pengamen itu berasal dari kata amen atau mengamen (menyanyi,
main musik, dsb) untuk mencari uang sedangkan amen atau pengamen merupakan
penari, penyanyi atau pemain musik yang bertempat tinggal tetap, berpindah-pindah dan
melakukan aktivitas di jalanan dengan melakukan kegiatan mengamen dan anak jalanan
tersebut di lakukan pemantau oleh orang tua atau keluarganya, pengamen yang dilakukan
anak jalan seolah-olah sudah terbiasa dengan kegiatan sehari-hari mengamen di jalanan.
Menurut Goble berpendapat bahwa motif ekonomi yang dimaksud dalam aktivitas
fisiologisnya yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup secara fisik yaitu merupakan
Badut jalanan menurut (Maudinah 2017) adalah mereka yang bekerja di jalanan
seperti tokoh kartoon Mickey Mouse dan sejenisnya, ditambah dengan perlengkapan
lainya seperti tape MP3 dengan musik disco dan mereka menari-nari untuk menghibur
penguna jalan. Anak jalanan berprofesi sebagai badut jalanan, Badut Jalanan di Kota
Palembang banyak di dapatkan di wilayah- wilayah lampu merah kota, seperti terdapat
di jalan Soekarno Hatta simpang macan lindungan menuju jalan Parameswara, anak
tersebut mengatakan disuruh oleh orang tuanya dan orang tua anak tersebut hanya
memantau aktivitas anaknya, merka mulai bekerja dari pagi sampai sore hari, dengan
seragam badut jalanan berkarakter, hasil dari menjadi badut sepenuhnya di serahka ke
orang tua.
Anak jalanan sangat beragam salah satunya adalah penjual asoi plastik. Penjual
asoi plastik merupakan kegiatan yang banyak di lakukan anak jalanan di kota Palembang
mereka menawarkan asoi plastik ke pengunjung pasar dan mereka biasanya melakukan
aktivitas di pasar-pasar seperti di pasar 16 Ilir. Penjual asio plastik di kota Palembang
tidak bisa di lepasakan dari tindakan eksploitasi karena tidak jarang dari mereka di suruh
oleh orang tua mereka bahkan sampai tidak peduli terhadap pendidikan anak tersebut,
anak penjual asio plastik banyak putus sekolah beberapa informan mengatakan bahawa
mereka di suruh oleh orang tua mereka ada juga yang hanya sekedar ikut-ikut teman.
terbuat dari bulu ayam yang berfungsi untuk membersihkan debu atau kotoran,
kemoceng yang terbuat dari bahan sintesis yang dirangkai dan disusun menempel
Kemoceng merupakan sapu yang terbuat dari bulu-bulu seperti dari bulu
ayam, bulu kalkun, bulu burung unta maupun dari bahan rafia dan bahas halus lainya.
7
Bulu kemoceng banyak di gunakan anak jalanan di kota Palembang yang digunkan
untuk media mengamen atau meminta ke pada penguna jalan. Anak bulu kemoceng
jalan dengan maksud tujuan mendapatkan imbalan pemberian dari penguna jalan, anak
bulu kemoceng juga tidak lepas dari perbuatan tindakan eksploitasi dari sengaja di
suruh oleh orang tua atau keluarga dan juga ada yang terpengaru oleh lingkungan
Penjual air miner dan tisu merupakan aktivitas dagang yang dilakukan oleh
orang, dalam hal ini anak jalanan di kota Palembang juga ada beberapa yang
beraktivitas di jalanan seperti di lampu merah dan jembatan playover dan mereka
melakukan kegiatan dengan jualan air mineral dan tisu ke penguna jalanan, kegiatan
tersebut banyak dimanfaatkan dan di salah gunakan oleh keluarga anak tersebut
terhadap penguna jalan, bahkan dari mereka di faksa untuk ikut beraktivitas di
jalanan.7
f. Pemulung
Pemulung menurut (Monicasari 2015) adalah orang yang mengempulkan
lokasi terakhir sebagai komuditas pasar. Pemulung adalah sekelompok orang yang
kerjanya mengumpulkan atau memilih barang yang di anggap berguna dari sampah
baik yang ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) maupun diluar TPA.
Pemulung menurut (Ali Lukman) dalam jurnal (Sutardji 2009) adalah orang
barang-barang bekas berupa plastik, kertas, kardus, kaleng, besi dan barang lainya
kemudian menjualnya kepada pengusaha yang akan di olah kembali menjadi barang
komuditi.
7
Kertonogoro, “Penduduk, Angkatan Kerja, dan Kesempatan Kerja Trend Global Menuju Abad 21,”
(Jakarta:CV Intermedia).
8
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA EKSPLOITASI ANAK
1) Faktor Ekonomi
jalanan karena anak yang hidup di jalanan tentunya berdasarkan latar belakang keluarga
yang tidak mampu untuk dan keseharian mereka di jalanan untuk memenuhi kebutuhan
pengamen, badut jalanan, manusia bulu kemoceng, penjual asoi plastik, dan penjual tisu,
yang mana seharusnya pertumbuhan anak harus mendapatkan hak-haknya sebagai mana
Anak merupakan tangguang jawab orang tua untuk keberlangsungan hidup akan
tetapi beda halnya yang terjadi di lingkungan anak jalanan di kota Palembangmereka harus
turun di jalanan dalam rangka membantu perekonomian keluarga hal tersebut karena
rendahnya pendapatan orang tua dan bahkan dari anak jalanan tersebut sengaja di
keluarga.
3) Pengangguran
Pengangguran salah satu penyebab orang tua melakukan tindakan eksploitasi pada
anak jalan yang terdapat di kota Palembang, yang mana seharusnya orang tua untuk
bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan tetapi berbeda yang terdapat di
lingkungan anak jalanan di kota Palembang justru anak yang melakukan pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, alasan orang tua tersebut karena di PHK dari tempat
bekerja dan pada masa pandemik covid-19 banyak terjadi pengurangan tenaga kerja.
jalanan di kota Palembang, hal ini banyak orang tua beranggapan bahwa bekerja
merupakan hal yang positif di terapakan sejak dini, bahkan perbuatan tersebut berlawanan
9
secara hukum yang berlaku di Indonesia, anak jalanan di kota Palembang mengataka
mereka juga ikut melakukan kegitan di jalan karena melihat dan ingin sekedar ikut-ikutan
pada teman sebayanya. Hal tersebut merupakan bentuk pengaruh anak jalanan terjerumus
dalam lingkungkan ekspolitasi berdasarkan faktor lingkungan sosial, seperti teori sosialiasi
bahwa media sosial yang berpengaruh setelah keluarga adalah lingkungan masyarakat
5) Faktor Pendidikan
anak jalanan di kota Palembang, karena asumsi orang tua anak jalanan mengatkan bahwa
pendidikan tidak terlalu penting karena setelah sekolah nanti akan masih bekerja dan
asumsi ini membuat anak-anak jalanan di kota Palembang menerapkan bekerja seja dini.
Selain itu kurangnya pemahaman orang tua tentang sanksi terhadap perbuatan eksploitasi
anak jalanan.
Rendanya pendidikan orang tua juga merupakan faktor penyebab terjadinya tindakan
eksploitasi anak jalanan rendahnya pendidikan orang tua ini juga menyebakan anak jalanan
harus merelakan waktu pendidikan anak jalanan. Orang tua tidak sadar akan pentingnya
pendidikan bagi masa depan seorang anak dan hanya menyuruh anak bekerja karena
pemahaman mereka sekolah hanya menghabiskan uang dan waktu saja padahal uang untuk
makan pun sangat susah. Orang tua tidak sadar jika pendidikan anak mereka lebih baik hal
orang tua anak yang dapat bekerja itu saja sudah cukup karena pengalaman mereka yang
tidak berpendidikan pun masih bisa bertahan hidup dengan keterampilan mereka bekerja.
Pada kasus anak jalanan di kota Palembang, terlihat dari rendahnya pendidikan orang tua
anak jalanan. Dari penuturan anak jalanan dan orang tua anak jalanan sendiri, orang tua
anak jalanan rata-rata hanya tamatan sekolah dasar bahkan ada yang tidak pernah sekolah.
10
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dengan kata lain pemerasan (tenaga orang) atas diri orang lain merupakan
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 pasal 13 ayat (1) huruf b
penanaman etos kerja pada anak sejak dini dan pengaruh lingkungan sosial
anak juga menjadi sebab munculnya anak-anak jalanan, selain dari faktor
tindakan eksploitasi pada anak karena rendahnya pendidikan orang tua dan
1
kurang pahamnya orang tua terhadap sanksi terhadap tindakan eksploitasi.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih sangat terdapat
kesalah masalah yang tentunya akan mengundang pertanyaan yang berupa kritik dan
2
DAFTAR PUSTAKA
Sri Widoyati Soekito, Anak dan Wanita dalam Hukum (Jakarta: Diadit Media,
2002)
Endang Sumiarni, Diskusi Panel “Perlindungan Anak Jalanan ditinjau dari
aspek HAM, Hukum,Psikologi, dan Prakteknya” (FH-UAJY:2001)
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta : Kencana, 2010)
Emeliana Krisnawati, Aspek Hukum Perlindungan Anak, (Bandung : CV.
Utomo, 2005)
Abraham Fanggidae, Memahami masalah Kesejahteraan Sosial, (Jakarta :
Puspa Swara, 1993).
Serafina Shinta Dewi, “PERLINDUNGAN ATAS HAK ANAK DALAM
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 Tahun 2002,”
http://www.kumham-jogja.info/karya-ilmiah/37-karya-ilmiahlainnya/8
01-perlindungan-atas-hak-anak-dalam-undang-undang-nomor-23-
tahun-2002 (20 Juli 2016).
Kertonogoro, “Penduduk, Angkatan Kerja, dan Kesempatan Kerja Trend Global Menuju
Abad 21,” (Jakarta:CV Intermedia).