PENDAHULUAN
1
pada satu bagian, sehingga data yang diperoleh valid, spesifik serta
mendalam.
2. Eksploitasi anak dalam penanganan pemerintah dibawah Undang-Undang.
1.4 Pengertian
Eksploitasi adalah tindakan tanpa persetujuan korban berupa diperalat, diperas,
dimanfaatkan atau dipaksa untuk memperoleh keuntungan pribadi bagi pelaku.
Eksploitasi sendiri dapat berupa tindakan perbudakan, pelacuran, penindasan,
pemerasan juga pemanfaatan fisik yang di salahgunakan.
Menurut Martaja (2009), eksploitasi anak secara ekonomi adalah pemanfaatan
anak-anak secara tidak etis demi mendapatkan keuntungan secara ekonomi baik
berupa uang ataupun yang setara dengan uang. Sedangkan menurut Soeharto (2005),
eksploitasi anak adalah tindakan sewenang-wenang dan perlakuan yang bersifat
diskriminatif terhadap anak yang dilakukan oleh masyarakat ataupun keluarga
dengan tujuan memaksa anak tersebut untuk melakukan sesuatu tanpa
memperhatikan hak anak seperti perkembangan fisik dan mentalnya.
BAB II
PERMASALAHAN
2
karena kekurangan biaya atau tidak ada biaya. Anak tidak bisa merasakan masa
masa kekanak-kanakannya dan masa bermainnya dengan baik. Mereka sudah
dituntut untuk bekerja padahal belum waktunya untuk itu.
2. Perilaku anak banyak yang menyimpang. Hidup di jalanan bukanlah hal yang
mudah terlebih bagi anak-anak di bawah umur. Mereka harus berjuang mencari
uang dan besar kemungkinan terpengaruh hal-hal buruk seperti merokok di usia
anak-anak, berbahasa kasar, terkadang bertengkar dengan anak-anak lainnya,
masuk ke dalam pergaulan bebas, kecanduan alkohol, pemakai narkoba, dan
pengaruh buruk lainnya.
3. Anak kekurangan kasih sayang. Poin ini menjadi faktor utama dari eksploitasi
ini. Mereka dipaksa bekerja dan lebih banyak menghabiskan waktunya di jalanan
mencari uang dibandingkan merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Padahal,
anak pada usia dini sangat membutuhkan kasih sayang orang tua untuk
merawatnya dan menjaganya. Mendapatkan perhatian yang lebih dan
diperlakukan dengan lembutlah yang dibutuhkan oleh anak-anak di bawah umur,
bukan perlakukan yang kasar dan mempekerjakannya.
BAB III
PEMBAHASAN
3
dari kemiskinan sehingga tidak mepekerjakan anak-anaknya turun ke jalan. Bisa
dengan cara memberikan fasilitas tempat tinggal, sekolah, atau sarana usaha.
Upaya untuk mengatasi masalah ini sebagai masyarakat kita harus
mensosialisasikan adanya Undang-Undang Perlindungan Anak, terutama pada
ancaman tindak pidana atas mempekerjakan anak. Kita harus mensosialisasikannya
kepada orang-orang yang tidak tahu akan UU tersebut. Kita juga dapat
mensosialisasikan HAM terhadap orang tua. Pencegahan sejak dini di tingkat
keluarga dan komunitas dapat mengurangi risiko anak menjadi korban eksploitasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari makalah yang kami susun, dapat disimpulkan bahwa di Indonesia sendiri
banyak terjadi eksploitasi anak. Eksploitasi anak adalah berbagai pihak yang
mempekerjakan anak dibawah umur. Faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah
kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, kelalaian orang tua, dan kemauan anak
itu sendiri. Eksploitasi anak menyebabkan berbagai dampak buruk bagi anak itu
sendiri, yaitu putusnya sekolah, bersikap kasar, terjerumus ke hal-hal yang tidak
baik, dan hal buruk lainnya. Kita dapat mencegahnya dengan melakukan
pembimbingan dan pengarahan orang tua untuk menghindari sikap mengeksploitasi
anak.
4.2 Saran
Saran kami terhadap pemerintah adalah mengurangi tingkat kemiskinan di
Indonesia dengan memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan kehidupan yang
layak bagi mereka. Contohnya dengan memindahkan orang-orang yang tinggal di
pinggiran sungai ke tempat yang lebih layak seperti rumah susun. Tak hanya itu,
program sekolah gratis bagi anak-anak kurang mampu pun dapat menjadi salah satu
cara pencegahan eksploitasi anak terjadi. Anak yang terdidik, kelak akan memiliki
masa depan cerah yang berpengaruh pula pada kelangsungan hidup mereka. Juga,
kita selaku masyarakat lebih mensosialisasikan UU tentang perlindungan anak
terhadap masyarakat lain di Indonesia.
4
DAFTAR PUSTAKA