Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLOGI HUKUM

EKSPLOITASI ANAK OLEH ORANG TUA DI MEDIA SOSIAL


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Hukum

Dosen Pengampu :

Agus Dimyati, S.H, M.H

Disusun oleh
Sultan Abdul Aziz
(120010014)
Kelas A Semester Gasal

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI


CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Eksploitasi Anak Oleh
Orang Tua di Media Sosial”. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata
Kuliah yang diampu oleh Bapak Agus Dimyati, S.H, M.H
Terima kasih kepada teman dan orang tua saya yang telah membantu memberi saran sehingga
selesailah makalah dan menambah wawasan.
Demikian yang dapat saya sampaikan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk teman-teman
mahasiswa umumnya,dan untuk saya sendiri khususnya.

Cirebon, Desember 2022

Penulis

Sultan Abdul Aziz

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Metode Penelitian……………………………………………………………………….1
1.4 Tujuan Makalah...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eksploitasi Anak...........................................................................................2
2.2 Dampak yang Ditimbulkan Pada Perkembangan Sosial Anak .....................................4
2.3 Upaya Mengatasi Eksploitasi Anak Melalui Media Sosial..........................................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................6
3.2 Saran…..........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksploitasi berasal dari bahasa Inggris: exploitation yang berarti politik pemanfaatan yang secara
sewenang-wenang terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan
ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi
kesejahteraan. Secara empiris , banyak bukti menunjukkan bahwa keterlibatan anak- anak dalam
aktifitas ekonomi baik di sektor formal maupun informal yang terlalu dini cenderung rawan
ekploitasi , terkadang berbahaya dan mengganggu perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anak
(Bagong, 2010)

Eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap
anak yang dilakukan oleh keluarga ataupun masyarakat. Berdasarkan latar belakang yang
dijelaskan,maka pada kesempatan kali ini pemakalah akan membahas mengenai fenomena
ekploitasi anak dibawah umur menjadi kebutuhan konten media sosial.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam pembahasan ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1). Pengertian Eksploitasi Anak.
2). Apa dampak yang akan ditimbulkan?
4). Bagaimana cara upaya mencegah dampak tersebut?
1.3 Metode Penelitian

Merujuk pada latar belakang dan fokus penelitian yang diambil, penelitian ini dikategorikan
sebagai penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris atau penelitian hukum sosiologis
yaitu penelitian hukum yang memperoleh data dari sumber data primer. Dalam penelitian hukum
empiris yang menjadi fokus kajiannya adalah bekerjanya hukum dalam masyarakat.

1.4 Tujuan Makalah

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :


1). Agar memahami dan mengetahui bagaimana menjaga privasi Anak

2). Agar dapat mengetahui berbagai dampak yang dapat ditimbulkan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eksploitasi Anak


Eksploitasi anak merupakan perbuatan memanfaatkan anak secara sewenang-wenang
yang dilakukan oleh keluarga atau orang lain dan memaksa anak melakukan sesuatu yang
dapat mengganggu tumbuh kembang mental dan fisiknya. Eksploitasi anak berarti
menghilangkan hak-hak anak.
Beberapa bentuk eksploitasi anak tertuang dalam UU No. 23 Tahun 2022 Tentang
Perlindungan Anak, antara lain:
1) Eksploitasi Ekonomi
Ialah penyalahgunaan tenaga anak untuk dimanfaatkan fisik dan tenaganya untuk bekerja
demi keuntungan orang lain dan mengarahkan anak pada pekerjaan yang seharusnya belum
dikerjakannya.
2) Eksploitasi Sosial
Segala bentuk yang membuat perkembangan emosional dan sosial anak terhambat.
3) Eksploitasi Seksual
Bentuk eksploitasi ini melibatkan anak dalam aktivitas seksual yang belum dipahaminya.
Seperti suatu perbuatan yang mengarahkan pada kata pornografi, asusila, perkataan porno,
menelanjangi anak untuk produk pornografi atau melibatkan anak dalam bisnis prostitusi.
Perilaku eksploitasi seksual dapat menimbulkan trauma psikis bagi korbannya.

Seiring dengan perkembangan jaman, bentuk dari kasus-kasus eksploitasi anak semakin
beragam, tidak hanya sebatas kasus yang secara langsung dilakukan seperti dulu, kini juga
kerap ditemukan eksploitasi anak melalui media sosial. Dengan adanya perkembangan jaman
yang diiringi dengan pesatnya kemajuan teknologi dan kemudahan akses internet di era digital
saat ini, media sosial seperti menjadi dunia baru bagi orang-orang di tengah globalisasi yang
terjadi. Saat ini hampir kebanyakan orang telah memiliki akun media sosial, baik itu Facebook,
Instagram, Twitter, maupun melalui platform lainnya.

2
Kasus lainnya yang juga kerap terjadi adalah pendayagunaan anak sebagai ajang riya melalui
media sosial. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh seorang ibu yang merupakan public figure
yang memiliki keinginan untuk anaknya juga mendapatkan ketenaran sepertinya. Meskipun hal
ini terkadang sepele dan terkesan baik-baik saja, nyatanya terkadang pula selalu ada unsur
paksaan pada anak untuk terus menuruti perintah orang tuanya.

Pengaruh Eksploitasi Anak di Media Sosial terhadap Anak Itu Sendiri


Eksploitasi anak tentu akan sangat berdampak bagi anak, di mana hal tersebut tidak hanya
terkait pemenuhan kebutuhan anak yang pastinya tersedia akibat aliran finansial yang didapat
dari tindak eksploitasi tersebut, tidak jarang pula memberikan dampak negatif bagi anak. Alih-
alih menyekolahkan anak melalui sistem homeschooling, terkadang justru dengan adanya
eksploitasi anak yang menyebabkan peningkatan populasitas anak sangat tinggi menjadi celah
dalam tindak kejahatan lainnya pada anak.
Orang tua yang juga ingin mengawasi anak bahkan pada akhirnya membuat anak putus
sekolah, ataupun dengan sistem homeschooling maka relasi anak dengan teman sebaya menjadi
berkurang dan terbatas. Kesehatan fisik anak bisa saja terganggu akibat kelelahan dan paksaan
untuk terus melaksanakan kebutuhan konten dalam eksploitasi anak di media sosial.
Terjadinya eksploitasi anak juga didorong dengan adanya perilaku manusia yang saat ini
sudah menjadi budaya seperti pernikahan dini dan hutang. Faktor tersebut juga memberikan
kontribusi cukup besar terhadap terjadinya praktik eksploitasi anak.
Salah satu faktor yang juga mempengaruhi adalah perubahan kualitas individu saat ini seperti
maraknya budaya selfie, vlogger, youtuber tentunya juga menjadi faktor yang sangat mendukung
selain itu juga didukung oleh lemahnya controlling oleh berbagai lapisan masyarakat seperti
psikolog, KPAI, dan yang lain sabagainya.
Berkaitan dengan hal ini,khalayak lebih diperlakukan sebagai objek eksploitasi bagi
kepentingan pasar, yakni media dan pengiklan. Namun,khalayak sendiri tidak merasa
‘dieksploitasi’ karena adanya anggapan atau ide mengenai masyarakat yang saling terkoneksi
(networkedsociety), yang diterima sebagai suatu konsekuensilogis dari kemajuan teknologi dan
dianggap sebagai suatu kewajaran, walaupun sesungguhnya merupakan bagian dari ideologi
kapitalisme. Disinilah konsep hegemoni dari Gramsci bisa dipakai untuk menjelaskan ide yang
dianggap sebagai suatu kewajaran oleh masyarakat.

3
2.2 Dampak yang Ditimbulkan Pada Perkembangan Sosial Anak

Dari berbagai faktor tersebut dapat dipahami bahwa keluarga dapat menjadi faktor tunggal
yang terpenting apakah seorang anak dilindungi atau tidak. Tentunya banyak kerugian yang
dialami oleh anak akibat dari eksploitasi ini yang menyangkut fisik, psikologis, spiritual anak.
Tindakan eksploitasi anak melalui media sosial ini tentunya akan berdampak pada
perkembangan sosial anak yaitu sebagai berikut:

1. Anak berbohong, ketakutan, kurang dapat mengenal cinta atau kasih sayang, dan sulit
percaya kepada orang lain.
2. Harga diri anak rendah dan menunjukkan perilaku yang destruktif.
3. Mengalami gangguan dalam perkembangan psikologis dan interaksi sosial.
4. Pada anak yang lebih besar anak melakukan kekerasan pada temannya, dan anak yang lebih
kecil.
5. Kesulitan untuk membina hubungan dengan orang lain karena terbiasa dengan dunia maya.
6. Kecemasan berat, panik,dan depresi bermasalah di sekolah.
7. Harga diri anak rendah sehingga tidak merasa percaya diri dalam berkomunikasi dengan
orang lain.
8. Gangguan personality.
9. Kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain
10. Mengalami masalah yang serius pada usia dewasa.

Dampak yang paling terlihat yaitu anak akan bersikap anti sosial dan akan sibuk dengan
dunianya sendiri. Namun, tidak hanya berdampak negatif, eksploitasi anak melalui media
sosial juga memiliki dampak positif, yaitu seperti anak akan memperlihatkan bakatnya dan
meningkatkan kepercayaan dirinya.

4
2.3 Upaya Mengatasi Eksploitasi Anak Melalui Media Sosial

Di dalam keluarga interaksi sosialnya berdasarkan simpati, ia pertama-tama belajar


memperhatikan keinginan-keinginan orang lain, belajar bekerja-sama, bantu-membantu,
dengan kata lain ia pertama-tama belajar memegang peranan peranan sebagai mahluk sosial
yang memiliki norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan
orang lain.(W.A. Gerungan, 2004)G. Jadi upaya yang paling ampuh adalah dari keluarga.,
karena keluarga dan orang tualah yang berhak atasnya.
Sebagai solusi atau upaya eksternal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

 Penegasan hak dan perlindungan anak.


 Undang-undang yang tertulis tentang perlindungan anak dan perempuan bukan jaminan
untuk keamanan anak usia dini. Karena dilihat dari kenyataannya, masih banyak anak yang
diterlantarkan, diperdaya, dan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Hal ini tentunya
sangat menuntut ketegasan dalam perlindungannya.
 Memaksimalkan pengawasan media sosial oleh berbagai pihak.
 Dalam hal ini, pengawasan (controlling) media social sangat diperlukan, karena aktivitas di
dunia maya juga sangat berpotensi untuk memicu tindakan negatif para penggunanya.
 Mengadakan sosialisasi tentang bahayanya penyalahgunaan media sosial bagi orang tua.
 Salah satu hal atau upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya eksploitasi ini
adalah sosialisasi pentingnya menjaga privasi ataupun kerahasiaan tentang hal pribadi, serta
bahaya penyalahgunaan media sosial.
 Meningkatkan peluang belajar.
 Belajar adalah hal utama bagi setiap individu. Melalui belajar manusia mampu memahami
perkembangan dan peka terhadap masalah yang terjadi disekitarnya, hal ini juga tentunya
menjadikan individu memperoleh wawasan tentang bahayanya tindakan eksploitasi ini serta
juga menjadi pertahanan diri agar tidak terjebak dalam lingkup eksploitasi tersebut.
 Psikolog dapat memberikan psikoedukasi berbasis keluarga dan masyarakat.
 Tak hanya peran keluarga, ataupun lingkungan sekitar, namun juga melibatkan para pakar
masalah sosial dan psikologis. Pemberian edukasi berbasis keluarga merupakan salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh psikolog dalam mencegah tindakan eksploitasi ini.
 Meningkatkan pemahaman orang tua terhadap bahayanya tidakan eksploitasi anak.
 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap anaknya dan meningkatkan
proteksi terhadap anaknya tersebut.
 Memberi wawasan penggunaan media sosial dengan bijak kepada masyarakat umum.
 Penyediaan lapangan pekerjaan yang cukup, hal ini agar orang tua tidak menjadikan anak
sebagai sumber penghasilan.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Eksploitasi merupakan tindakan yang sangat dilarang baik melalui tindakan nyata
maupun melalui dunia maya. Pelaku eksploitasi dapat diancam pidana sesuai dengan aturan yang
ada di Undang-Undang. Penyalahgunaan media sosial dapat berdampak pada perilaku anak dan
hubungannya dengan orang lain.

3.2 Saran
Peran serta masyarakat sangat di butuhkan baik secara kelembagaan maupun perseorangan yang
dapat di mulai dari orangtua, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, harus
bahu membahu menyadarkan para pihak yang berpotensi terjadinya tindak eksploitasi.
Pentingnya tugas Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mensejahterakan warganya, untuk bisa
memperdayakan masyarakat dan menyediakan pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang
mencukupi dan Sosialisasi tentang media sosial dan eksploitasi harus di berikan secara intensif.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/safiraaas137410/62ae9737fdcdb4383e054192/eksploitasi-
anak-melalui-media-sosial?page=2&page_images=1
https://www.suara.com/news/2021/06/09/071229/eksploitasi-anak-arti-bentuk-dan-hukum-
yang-mengatur
https://www.republika.co.id/berita/qh21d6414/eksploitasi-anak-demi-konten-media-sosial-
awas-dipenjara
https://kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2765/cegah-eksplotasi-anak-di-media-
online-orang-tua-perlu-tingkatkan-kewaspadaan

Anda mungkin juga menyukai