Disusun oleh :
Rizka Rahmawati - 210810607
1|Page
Daftar Isi
2|Page
Pembahasan
Webinar Internasional ”Polite Catharsis With Social Media : Thr Persuit Of Happiness”
A. SAMBUTAN
1. Dr. Wahyu Kuncoro. M.Psi sebagai Wakil Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2. Prof.M.Dr. Maherzain bin Hamzah sebagai Timbalan Dekan Akademik
dan Antar Bangsa.
Webinar Intenasional “ Polite Catharsis with Sosial Media The
Persuite Of Happiness. Secara garis besar webinar ini akan membahas
bagaimana para remaja atau siswa melakukan catharsis untuk
kebahagiaan melalui media sosial dengan perilaku sopan Webinar ini
dilakukan dengan dua sesi, kedua sesi diisi oleh 3 narasumber .
Narasumber 1 : Ahmad Zain Fahmi, S. Psi. ( Influencer)
Narasumber 2 : Nina Fitriana, M.Psi. Psikolog. ( Public Relation
Coordinator Of Faculty Of Pshycology UMBY
Narasumber 3 : Dr. Fauziah Mohd Saad ( Psikologi and Counseling Fakulti Pembangunan Manusia UPSI)
Narasumber 4 : Reny Yuniasanti, M.Psi., Ph.D., Psikolog ( Dean Of Faculty of Psycology UMBY)
Narasumber 5 : Prof. Dr. Mohammad Aziz Shah Bin Mohamed Arip ( Psikologi and Counselng Fakult
Pembangunan Manusia
Narasumber 6 : Vanis Yoanda Nurinandhita S.I.P. ( Influencer)
3|Page
Merupakan tindakan membully lewat sosial media.
3. Social Comparison
Saat yang merasa tidak cukup tentang apa yang kita capai. Hal ini terjadi di saat kita melihat
pencapaian orang lain di media sosial.
Diberikan referensi sebuah potongan film bahwa menggambarkan setiap Manusia itu memiliki big
screen yang membuat kita tahu bahwa di dalam layar tersebut menggambarkan kita seperti apa dan
keadaan bagaimana. Hal yang terpenting dalam potongan film tersebut yaitu bahwa kita bisa memilih
dalam bersosial media bahwa apakah kita memilih untuk dikontrol atau kita yang mengontrol sosial media
itu sendiri. Bahwa dari efek negatif sosial media itu kita bisa mengambil sisi positifnya di saat kita bisa
mengontrol sosial media.
Efek positif dari sosial media :
1. Dengan bersosial media kita bisa upgrade pengetahuan dan skill dengan mudah.Dapat
memudahkan kita mencari istilah baru.
2. Membangun hubungan dan menjaga hubungan dengan orang-orang dari mana saja.
3. Membuat kita ada hubungan baru dan membangun empati kita
4. Bahwa kita bisa memainkan aspek sosial dan psikologis kita ke dalam teknologi.
3. CYBER BULLYING
Sosial media semakin berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun terutama di kalangan remaja.
Cyber bullying atau sering disebut dengan bullying online yang biasanya dilakukan dengan perilaku
perundukan dengan melalui pesan teks, email, situs web ,chat room atau jejaring sosial lainnya. Hal itu
disebabkan oleh beberapa faktor penyebab diantaranya karena adanya rasa keinginan kawan seorang
remaja akan dunia luar dan penyebab lainnya karena media yang memudahkan remaja berselancar di
dunia maya yang sangat rentan terhadap cyber.
Cyber bullying memang berkaitan erat dengan media sosial dan seorang remaja. Hubungannya
yaitu di saat usia remaja usia itu mengalami ambivalesi yaitu tentang pencarian jati dirinya dan
keinginantahuan untuk mengeksplor dunia luar. Sehingga media sosial yang merupakan bagian jejaring
sosial berbasis internet dan sistemnya terbuka itu digunakan remaja untuk mengekspor dunia luar. Lalu
istilah bullying ini sebenarnya istilah yang berkaitan ungkapan kata-kata menyakitkan, tindakan fisik secara
4|Page
langsung maupun tidak langsung, namun hal ini berkembang seiring dengan berkembangnya zaman
dengan adanya hadirnya internet yang akhirnya perilaku bullying ini ikut berubah menjadi bullying secara
online.
Penggunaan media sosial dengan cara yang salah atau kurang tepat dan tidak memiliki kontrol diri
maka hal ini dapat berkolerasi kuat dengan tindakan cyber bullying. Individu itu sendiri menjadi kunci
keterlibatannya atau tidak terlibatnya terhadap tindakan saya berguling karena yang memiliki kontrol diri
secara mendasar adalah dirinya sendiri. Sehingga jika ingin menurunkan perilaku saya berbulinging maka
harusnya ada pengontrolan diri dalam diri seseorang.
Maka dari itu dilakukannya intervensi-intervensi untuk menghadapi cyber bullying. Seperti
mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok berbasis lingkungan di sekolah. Program lain dalam menangani
cyber bullying dapat dilakukan dengan memahami apa yang telah aku lakukan terhadap korban dengan
kata lain memberikan penyesalan terhadap apa yang pelaku lakukan sehingga pelaku tersebut dapat
dipastikan memiliki sikap empati. Intervensi lain digunakan yaitu dengan mengadakan curah pendapat atau
brainstorming yaitu dengan mengajak para remaja untuk melakukan sharing atau berbagi pengalaman
yang tujuannya untuk mengetahui apa masalah yang mereka hadapi dan akan memberikan solusi.
Pengontrolan terhadap media sosial itu dapat dilakukan untuk menurunkan angka perilaku cyber bullying.
Maka dari itu peran guru dan orang tua penting dalam mengamati interaksi media sosial dengan anak.
Intervensi yang dapat dilakukan oleh orang tua dengan membangun dan memberikan dukungan secara
komunikasi atau verbal terhadap anak mereka. Dengan membangun komunikasi yang baik dengan anak
mereka diharapkan dapat menurunkan tindakan cyber bullying dan pengurangan dampak negatif bagi para
korban.
5|Page
Minat ini merupakan minyak pelengkap yang mencakup harga diri atau kedudukan sosialnya. Semakin
tinggi pendidikan individu maka semakin banyak kebutuhan pratise dan sosialnya sehingga kebutuhan
individu bukanlah hanya makan melainkan kebutuhan pretise dan kedudukan sosialnya di masyarakat.
Dengan individu yang mengembangkan bakat dan minatnya maka individu tersebut memiliki suatu
tujuan untuk mengembangkan potensinya secara kognitif ,afektif dan psikomotor. Individu dengan adanya
minat serta bakat dan ada keinginan untuk meningkatkan bakat dan minat tersebut maka individu tersebut
menuju kepada aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan pencapaian tertinggi seseorang karena sudah
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dalam hidup. Orang yang berhasil dalam mengaktualisasikan diri
maka individu tersebut akan lebih fokus terhadap hidupnya, memiliki kontrol diri yang baik dan cara berpikir
yang logis. Pada masa remaja di mana usia tersebut individu masih berpikir secara abstrak serta pada
masa remaja masih dalam pencarian jati diri. Sehingga langkah yang harus dilakukan agar remaja dapat
mengaktualisasikan potensi dan mengatur realisasikan diri mereka maka remaja harus bisa memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar di hidupnya. Kebutuhan dasar menurut maslow untuk mencapai aktualisasi diri
dimulai dari kebutuhan fisiologi, keamanan dan kasih sayang, penghargaan,serta harga diri dan aktualisasi
diri. Menurut review materi webinar bahwa seseorang yang sudah memenuhi kebutuhan dasar akan
cenderung akan lebih bahagia. Sama halnya dengan konsep maslow bahwa seseorang dapat
mengaktualisasikan dirinya jika seseorang itu bisa memenuhi kebutuhan dasarnya terlebih dahulu.
3. Manajemen dan Kontrol diri
Pada masa remaja dengan mengembangkan minat dan bakat maka remaja tersebut akan
cenderung fokus untuk mencapai prestasi atas minat dan bakat yang mereka kejar. Dengan
mengembangkan minat dan bakat seperti olahraga, seni ,bakat intelektual dan lain-lain maka remaja ini
akan secara tidak langsung melakukan pengontrolan diri dengan cara melakukan hal positif lainnya.
Pengembangan minat membakat remaja maupun individu dilatih untuk bisa manajemen baik
manajemen perilaku ,manajemen waktu, manajemen energi dan lain-lain. Manajemen didefinisikan sebagai
usaha ke arah pencapaian tujuan. Di mana fungsi dari manajemen merupakan sebagai perencanaan
,pengorganisasian ,pengarahan dan pengendalian.
Perencanaan atau planning merupakan proses awal kegiatan di mana mempersiapkan secara
sistematis yang ingin dilakukan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian atau organizing merupakan cara
atau proses yang dibuat secara urut sesuai fakta konsep prosedur dan prinsip yang berkaitan. Penggerak
atau actuating merupakan tindakan yang membuat perencanaan menjadi kenyataan melalui pengarahan
dan bermotivasian. Pengendalian atau kontrol merupakan suatu kegiatan menghasilkan struktur pelaporan
secara keseluruhan mengembangkan standar perilaku mengukur hasil berdasarkan kualitas yang
diinginkan yang berkaitan dengan tujuan.
Sehingga dengan remaja meningkatkan minat dan bakat maka remaja tersebut bisa memanajemen
apa yang ingin dicapai salah satunya tentang pengontrolan baik pengontrolan lingkungan dan pengontrolan
diri. Hal itu membuat remaja belajar untuk berpikir dan terlatih apa yang harus dilakukan dan tidak harus
dilakukan. Sama halnya dengan pengontrolan terhadap sosial media dengan pelatihnya control diri maka
remaja akan bijak dalam mengambil keputusan di sosial media.
4. Kreativitas
Dalam proses pengembangan minat dan bakat remaja akan secara tidak langsung mengolah
kreativitas yang ada dalam dirinya. Kreativitas merupakan kemampuan individu untuk membayangkan
sesuatu yang baru ,yang berbeda dan inovatif serta menciptakannya dan mewujudkannya. Maka dengan
remaja mengembangkan minat dan bakatnya maka remaja tersebut awalnya dapat membayangkan apa
yang ingin mereka lakukan dan bagaimana mengembangkan bakat dan minat tersebut dengan cara yang
baru serta memikirkan bagaimana mewujudkan. Kreativitas dalam pengembangan minat dan bakat dapat
menjadi suatu jalan bagi remaja untuk bisa mengekspor dunia luar. Sehingga remaja dapat menumpahkan
kreativitas akan pandangan tentang dunia luar dengan cara yang positif
6|Page
5. Pengaruh komunikasi orang tua dengan perilaku cyberpunllying pada remaja.
Tugas pertama dari seorang tua yaitu dapat membimbing selama didik anak agar tidak melakukan
perilaku menyimpang. Remaja yang masa usianya masih mencari identitas diri maka perlunya dukungan
dari keluarga maupun orang tua. Hal yang dapat dilakukan orang tua kepada remaja untuk mencegah
perilaku saling berbagi dengan membangun komunikasi antara remaja dan orang tua. Yang di mana
komunikasi antara remaja dan orang tua bisa menyalurkan nilai-nilai positif terhadap remaja agar terhindar
dari perilaku yang menyimpang. Sehingga butuhnya atau perlunya suatu layanan bimbingan konseling
yang dapat mencegah perilaku negatif remaja dengan cara membangun komunikasi antara remaja dan
orang tua.
C. Analisis Ide Sociopreneurship Bidang Psikologi dalam mengatasi permasalahan Cyber Bullying
1. Memahami masalah sosial dan merumuskan solusi
Hal yang terpenting dalam mengembangkan ide socialpreneurship kita harus bisa memahami
masalah sosial yang akan kita kembangkan menjadi ide wirausahawan sosial. Dengan kita bisa
memahami masalah sosial yang ada maka akan membantu kita untuk menemukan peluang-peluang
yang sifatnya mencegah, menyelesaikan maupun pengembangan dari masalah sosial tersebut.
Dengan hal itu maka seorang social entrepreneur mampu menyumbangkan ide yang kreatif lewat
rumusan rumusan model yang kreatif dalam pemecahan masalah.
Maka pada kali ini agar kita dapat mengembangkan ide sosial pada masalah cyber bullying kita
harus bisa memahami mengenai cyber bullying tersebut. Secara garis besar bahwa kasus saya
berguling ini terjadi di saat berkembang pesatnya teknologi tetapi tidak disertai dengan pengontrolan
diri terhadap perkembangan tersebut. Sehingga intervensi yang baik yaitu di mana dengan pesatnya
perkembangan teknologi namun bisa ada kesadaran untuk mengontrol kegiatan bermedia sosial. Cara
kita memahami cyber bullying kita dapat membuat rumusan-rumusan kreatif agar bisa menemukan
solusi mengatasi cyber bullying.
Tahap 1 : mengidentifikasikan kondisi saat ini dan tujuan yang ingin dicapai.
Masalah: Dampak negatif kasus cyber bullying pada kalangan remaja di tengah pesatnya
perkembangan teknologi digital terhadap mental remaja
Tujuan yang ingin dicapai: Meningkatkan Kontrol diri pada Remaja untuk bermain media sosial di
tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.
KONTEKS
MASALAH TUJUAN
Meningkatkan Kontrol
Dampak negatif kasus diri pada Remaja untuk
cyber bullying pada bermain media sosial di
kalangan remaja di tengah pesatnya
tengah pesatnya perkembangan teknologi
perkembangan teknologi digital.
digital terhadap mental
remaja
7|Page
Pada tahap ini yaitu menyesuaikan permasalahan Dengan memahami konteks permasalahan
tersebut dengan melakukan analisis lingkungan.
Siapa Yang mengalami masalah ini dan bagaimana pengalaman mereka pada umumnya?
• Masalah cyber bullying terjadi di kalangan remaja. Masa di mana memiliki keinginan tahu yang
tinggi dan pengontrolan diri yang rendah.
Bagaimana skala dari masalah tersebut?
Remaja yang tumbuh beriringan dengan pertumbuhan teknologi digital akan terus
berdampingan dan jika hal itu tidak diintervensi maka akan terus menumbuhkan dampak negatif
pada kalangan remaja.
• Kelompok yang akan dicapai dalam tujuan sosial ini mencakup kalangan – kalangan remaja usia
13-18 tahun
Kenapa masalah terjadi?
Penyebab individual :
i. Keinginan tahuan yang tinggi terhadap dunia luar pada remaja
ii. Pengontrolan diri yang rendah pada remaja
Penyebab Sistematik
i. Kurangnya terpenuhi kebutuhan dasar remaja di lingkungan keluarga
KONTEKS
MASALAH
TUJUAN
Kurangnya terpenuhi
kebutuhan dasar remaja di
lingkungan keluarga
KONTEKS
Kurangnya terpenuhi
kebutuhan dasar remaja di membangun komunikasi remaja memilki
lingkungan keluarga antara remaja dan keempatan untuk
keluarga berdiskusi rencana-
rencana hidup
9|Page
Penyebab internal dari individu tersebut yaitu kurangnya pengontrolan diri serta
tingginya keinginan tahuan pada dunia luar. Penyebab eksternal karena kurangnya
dukungan dari keluarga berupa kebutuhan dasar seperti komunikasi yang kurang.
Siapa saja yang akan menerima dampak positif dari solusi ini?
Yang akan mendapat dampak positif dari solusi usaha sosial saya yaitu remaja-remaja
ja usia 13 sampai 18 tahun dan keluarga atau orang tua yang memiliki anak remaja.
Bagaimana cara memperoleh pendapatan agar usaha sosial saya tetap berjalan?
Memperoleh pendapatan dengan uang masuk dari pembayaran bulanan dari klien.
Program kiva anti bullying di Finlandia. Sekolah Finlandia menerapkan sistem yang dinamai
kiva yang artinya melawan perundukan dalam bahasa Finlandia. Program ini bertujuan untuk
membuat siswa sadar akan bullying dan membantu mereka untuk membela teman-teman yang
ditindas. Metode yang dilakukan yaitu dengan adanya pengaduan anonim yaitu menggunakan
10 | P a g e
kotak surat virtual di mana terdapat kasus-kasus intimidasi yang dilakukan secara anonim
sehingga siapapun yang melaporkan akan terlindungi identitasnya. Adanya guru yang terlatih
untuk mengatasi anak-anak agar anak-anak bisa dapat percaya terhadap orang dewasa. Adanya
dukungan pihak sekolah terhadap pelaku intimidasi dengan cara berdialog dengan pelaku sampai
masalahnya selesai. Di program ini anak belajar emosi sehingga anak itu bisa memiliki rasa
empati dan rasa hormat terhadap orang lain.
III. Rumusan Ide Usaha sosial dalam satu kalimat
“ Membantu anak-anak remaja usia 13 sampai 18 tahun di Indonesia untuk bisa mengontrol
diri, mengeksplor dunia luar, serta membangun komunikasi antara remaja dengan keluarga
melalui sekolah minat bakat sehingga anak-anak remaja memiliki tempat untuk berkembang
secara positif Dalam menghadapi pesatnya pertumbuhan teknologi digital serta memerangi
Cyber Bullying.”
D. Kesimpulan
Sosial media merupakan suatu wadah bagi orang-orang untuk dapat berkomunikasi dan
berinteraksi. Yang menentukan apakah sosial media itu negatif dan positif dapat dilihat apakah individu
itu bisa mengontrol sosial media atau sosial media yang dapat mengontrol individu. Hubungan sosial
media dengan kebahagiaan dapat dijelaskan bahwa seseorang bisa bahagia jika kebutuhan individu
tersebut dipenuhi. Sosial media dapat menyatakan kebahagiaan karena sosial media dapat memenuhi
kebutuhan individu. Sepertinya ada kebutuhan untuk bersosialisasi, kebutuhan untuk hiburan
,kebutuhan untuk menghasilkan uang dan lain-lain.
Salah satu dampak negatif dari sosial media yaitu masalah cyber bullying atau bullying pada
individu yang dilakukan secara online. Cyber bullying rentan terjadi di pada kalangan remaja. Hal itu
terjadi karena remaja merupakan usia pencarian jati diri sehingga memiliki keinginan taman yang tinggi
tetapi memiliki pengontrolan diri yang rendah. Dengan keinginan Tuhan yang diri terhadap dunia luar
membuat remaja mengeksplor dunia luar namun dengan pengadilan diri yang rendah yang
mengakibatkan pencarian jati diri tersebut ke arah yang negatif.
Pengembangan minat dan bakat dapat mencegah maupun mengatasi perilaku cyber bullying.
Dengan mengembangkan minat dan bakat remaja maka individu dapat mengontrol diri mereka dengan
melakukan hal yang positif. Pengamanan minat Cempaka juga melatih remaja untuk mengembangkan
sisi kreativitasnya sehingga remaja yang ingin mengeksplor dapat mengolahnya dengan cara yang
kreatif.
Masalah cyber bullying di kalangan remaja memiliki penyebab internal seperti keinginan tawuran
tinggi remaja terhadap dunia luar dan pengontrolan diri yang rendah pada remaja. Serta memiliki
penyebab eksternal yaitu kurangnya terpenuhi kebutuhan dasar remaja di lingkungan keluarga seperti
kebutuhan untuk komunikasi. Susi akan internal yaitu dengan menyediakan akses untuk remaja
mengeksplor dunia luar dan membantu remaja memahami apa yang harus dilakukan dengan
memberikan akses atau lapang untuk remaja mengembangkan minat dan bakatnya. Solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah eksternal yaitu membangun komunikasi antara remaja dan
keluarga dengan bantuan bimbingan konseling. Sehingga hasil yang dapat dilihat yaitu remaja dapat
mengembangkan keinginantahuan nya secara positif dan remaja tahu apa yang harus dia lakukan dan
apa yang tidak harus dia lakukan atau dapat mengontrol dirinya. Dengan membangun komunikasi
antara remaja dan keluarga maka remaja memiliki ruang atau kesempatan untuk berkomunikasi dan
mendiskusikan rencana-rencana untuk mencapai tujuannya. Sehingga tujuan yang dapat dicapai
secara psikologis bahwa remaja dapat meningkatkan perkembangan secara kognitif, afektif dan
psikomotor.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Syah, R., & Hermawati, I. (2018). Upaya pencegahan kasus cyberbullying bagi remaja pengguna
media sosial di Indonesia. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 17(2), 131-146.
12 | P a g e