Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR ANALISIS


SOSIOLOGI BARAT DAN ISLAM”

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Ni’matuz Zuhroh, M.Si

Disusun oleh :
Wahyudin Anang Ma’ruf (220102110081)

PROGRAM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSIT ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam juga kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah menjadi teladan bagi umat manusia.
Dalam era digital yang semakin maju ini, penggunaan media sosial telah menjadi
fenomena yang tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk anak-anak di bawah
umur. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dampak sosial media tersebut pada
perkembangan dan kesejahteraan anak-anak kita.
Dalam konteks sosiologi, pemahaman tentang pengaruh media sosial pada anak di
bawah umur dapat memberikan wawasan yang berharga dalam menjaga dan melindungi
generasi muda dari potensi risiko dan dampak negatif yang mungkin timbul. Makalah ini
bertujuan untuk menyajikan analisis tentang pengaruh media sosial terhadap anak di bawah
umur dari perspektif sosiologi Barat dan Islam.
Pada bagian awal makalah, kami akan menggambarkan dampak yang ditimbulkan
oleh media sosial terhadap anak-anak di bawah umur, termasuk perubahan pola komunikasi,
gangguan pada perkembangan sosial dan emosional, serta risiko keamanan yang mungkin
dihadapi.
Dalam menganalisis pengaruh media sosial, kami akan membahas perspektif sosiologi
Barat dan Islam secara terpisah. Dalam konteks Barat, akan dikaji teori interaksi sosial,
konsep individualisme, serta tanggung jawab orang tua dalam pengawasan anak. Sedangkan
dalam konteks Islam, akan dianalisis nilai-nilai Islam, ikatan sosial dalam Islam, dan peran
orang tua sesuai dengan ajaran agama. Selain itu, makalah ini juga akan membahas tantangan
yang dihadapi dalam menghadapi pengaruh media sosial, seperti kurangnya pemahaman
orang tua, tantangan regulasi dan perlindungan hukum, serta masalah ketergantungan dan
kecanduan media sosial. Kami juga akan memaparkan upaya perlindungan dan pendidikan
yang dapat dilakukan oleh orang tua, lembaga pendidikan, pemerintah, dan industri media
sosial.

Malang, 13 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA........................................................................................3
A. Kajian Teoritis.......................................................................................................3
B. Kajian Empiris.......................................................................................................3
BAB III : METODE PENELITIAN..............................................................................4
3.1. Pendekatan Penelitian............................................................................................4
3.2. Subjek Penelitian...................................................................................................5
3.3. Jenis Data...............................................................................................................5
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................5
3.5. Metode Penulisan...................................................................................................5
BAB IV : PEMBAHASAN..............................................................................................6
1.Bagaimana Media Sosial Dapat Mempengaruhi Anak Dibawah Umur....................6
2.Apa Dampak Media Sosial Terhadap Anak Dibawah Umur.....................................7
3.Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Penggunaan Media Sosial Oleh Anak
Dibawah Umur..............................................................................................................8
4.Bagaimana Pandangan Sosiologi Barat dan Islam Dalam Terhadap Pengaruh Media
Sosial oleh Anak Dibawah Umur.................................................................................9
BAB V : PENUTUP......................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media sosial, telah
memberikan dampak yang signifikan terhadap cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan
memperoleh informasi. Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok telah
menjadi platform yang sangat populer di kalangan anak-anak dan remaja. Fenomena ini juga
tidak terkecuali bagi anak-anak di bawah umur, yang semakin terlibat dalam penggunaan
media sosial. Anak-anak di bawah umur yang terlibat dalam media sosial memiliki akses
yang luas ke informasi, konten multimedia, dan interaksi dengan pengguna lainnya. Namun,
penggunaan media sosial oleh anak-anak ini juga menimbulkan kekhawatiran dan tantangan
tersendiri. Terdapat risiko terhadap kesejahteraan anak, termasuk gangguan perkembangan
sosial, emosional, dan psikologis, serta risiko eksposur terhadap konten berbahaya dan risiko
keamanan.
Dalam konteks sosiologi, pengaruh media sosial terhadap anak di bawah umur
merupakan fenomena yang menarik untuk dipelajari. Disiplin sosiologi dapat memberikan
kerangka analisis yang memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya, dan struktural yang
mempengaruhi pola penggunaan media sosial oleh anak-anak. Pendekatan sosiologi juga
memungkinkan kita untuk membandingkan perspektif Barat dan Islam dalam memahami
fenomena ini.
Dalam perspektif sosiologi Barat, konsep interaksi sosial, individualisme, dan peran
orang tua dalam pengawasan anak menjadi perhatian utama dalam mengkaji dampak media
sosial pada anak di bawah umur. Di sisi lain, sosiologi Islam menekankan nilai-nilai agama,
ikatan sosial, dan peran tanggung jawab orang tua dalam membimbing anak-anak dalam
penggunaan media sosial. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh sosial
media terhadap anak di bawah umur dari perspektif sosiologi Barat dan Islam.
Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi dampak media sosial pada anak-anak di
bawah umur, menganalisis perspektif sosiologi Barat dan Islam, serta mengeksplorasi
tantangan yang muncul. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh media sosial pada anak-anak di bawah
umur, serta menginspirasi langkah-langkah nyata dalam melindungi dan membimbing
generasi muda dalam penggunaan media sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana media sosial dapat mempengaruhi anak dibawah umur?
2. Apa dampak media sosial terhadap anak dibawah umur?
3. Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan media sosial oleh anak
dibawah umur?
4. Bagaimana pandangan sosiologi barat dan islam dalam terhadap pengaruh media
sosial oleh anak dibawah umur?

iv
C. Tujuan
Makalah ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1. Memahami pengaruh media sosial terhadap anak di bawah umur: Makalah ini
bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana
media sosial mempengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan psikologis anak di
bawah umur. Kami akan menganalisis dampak positif dan negatif yang ditimbulkan
oleh penggunaan media sosial oleh anak-anak.
2. Menganalisis perspektif sosiologi Barat dan Islam: Kami akan menganalisis pengaruh
media sosial pada anak di bawah umur dari perspektif sosiologi Barat dan Islam.
Kami akan menjelajahi teori-teori sosiologi Barat, seperti teori interaksi sosial dan
individualisme, serta nilai-nilai dan pandangan agama dalam sosiologi Islam. Melalui
analisis ini, kami akan memperoleh wawasan yang komprehensif tentang bagaimana
kedua perspektif ini memahami fenomena pengaruh media sosial pada anak-anak.
3. Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi: Makalah ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam menghadapi pengaruh media sosial
terhadap anak di bawah umur. Kami akan membahas tantangan dalam pengawasan
dan perlindungan anak-anak, kurangnya pemahaman orang tua, tantangan regulasi
dan perlindungan hukum, serta masalah ketergantungan dan kecanduan media sosial.
4. Membuka wawasan dan pemahaman: Makalah ini bertujuan untuk memberikan
wawasan dan pemahaman yang lebih luas tentang pengaruh media sosial terhadap
anak di bawah umur. Kami berharap bahwa makalah ini dapat menjadi sumber
referensi bagi orang tua, pendidik, peneliti, dan semua pihak yang tertarik dalam
memahami dan mengatasi pengaruh media sosial pada anak-anak.

Dengan tujuan-tujuan tersebut, kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
kontribusi dalam melindungi, mendidik, dan membimbing anak-anak di bawah umur dalam
penggunaan media sosial, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan
menyadari dampaknya secara keseluruhan.

v
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teoritis:
Kajian teoritis memainkan peran penting dalam memahami pengaruh media sosial
terhadap anak di bawah umur dari perspektif sosiologi Barat dan Islam. Berikut adalah
beberapa teori yang dapat digunakan dalam kajian teoritis ini:
1. Teori Interaksi Sosial (Perspektif Barat): Teori interaksi sosial menekankan
pentingnya interaksi dan hubungan sosial dalam membentuk perilaku dan identitas
individu. Dalam konteks media sosial, teori ini dapat diterapkan untuk memahami
bagaimana anak-anak di bawah umur terlibat dalam interaksi online, membangun
relasi sosial, dan memperoleh identitas digital. Teori ini membantu kita memahami
bagaimana media sosial mempengaruhi cara anak-anak berinteraksi, membangun
hubungan, dan memperoleh pengalaman sosial.
2. Teori Individualisme dan Konsumerisme (Perspektif Barat): Teori ini menyoroti
orientasi individualistik masyarakat Barat yang cenderung mendorong pengembangan
identitas individu, penekanan pada konsumsi, dan pengaruh budaya populer. Dalam
konteks media sosial, teori ini dapat digunakan untuk menganalisis bagaimana media
sosial mempengaruhi konstruksi identitas individu anak-anak dan bagaimana mereka
terpapar oleh tekanan konsumerisme yang ditampilkan dalam konten media sosial.
3. Pandangan Agama dan Nilai-nilai Islam (Perspektif Islam): Dalam konteks sosiologi
Islam, pandangan agama dan nilai-nilai Islam memainkan peran penting dalam
memahami pengaruh media sosial terhadap anak di bawah umur. Konsep seperti
akhlak (moralitas), adab (etika), dan peran tanggung jawab orang tua dalam
membimbing anak-anak dalam penggunaan media sosial menjadi pertimbangan
penting dalam analisis ini. Pendekatan ini menawarkan perspektif berdasarkan
prinsip-prinsip agama dan budaya Islam dalam memahami dampak media sosial pada
anak-anak.

Kajian Empiris:
Kajian empiris memainkan peran penting dalam memperoleh bukti nyata tentang
pengaruh media sosial terhadap anak di bawah umur. Berikut adalah beberapa contoh kajian
empiris yang relevan dalam bidang ini:
1. Penelitian tentang Kesehatan Mental: Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk
mengkaji hubungan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental anak-anak.
Misalnya, penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Twenge et al. (2018)
menemukan korelasi antara penggunaan media sosial yang berlebihan dan
peningkatan gejala depresi dan kecemasan pada remaja. Penelitian ini memberikan
bukti empiris tentang dampak negatif penggunaan media sosial terhadap kesehatan
mental anak di bawah umur.

vi
2. Penelitian tentang Identitas Digital: Beberapa penelitian telah mengkaji cara anak-
anak di bawah umur membangun identitas digital mereka melalui media sosial.
Misalnya, boyd (2014) melakukan penelitian etnografi tentang interaksi remaja dalam
lingkungan media sosial. Penelitian ini menyajikan temuan empiris tentang
bagaimana anak-anak menggunakan media sosial untuk membentuk identitas mereka,
membangun jaringan sosial, dan menavigasi konstruksi diri online.
3. Penelitian tentang Cyberbullying: Cyberbullying adalah salah satu risiko yang
berhubungan dengan penggunaan media sosial oleh anak-anak. Penelitian empiris
telah dilakukan untuk memahami dampak dan prevalensi cyberbullying. Misalnya,
Hinduja dan Patchin (2018) melakukan penelitian yang melibatkan survei terhadap
anak-anak dan remaja untuk mengukur pengalaman mereka terkait cyberbullying.
Penelitian ini memberikan pemahaman empiris tentang bagaimana cyberbullying
mempengaruhi anak-anak di bawah umur dan implikasinya dalam konteks sosial.
4. Penelitian tentang Regulasi dan Perlindungan: Banyak penelitian telah dilakukan
untuk memahami upaya regulasi dan perlindungan anak-anak dalam penggunaan
media sosial. Misalnya, penelitian oleh Livingstone dan Haddon (2009) mengkaji
praktik pengawasan dan perlindungan orang tua terhadap anak-anak mereka dalam
menggunakan media sosial. Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang
tantangan dan keberhasilan upaya regulasi dan perlindungan yang dilakukan oleh
orang tua dan pemangku kepentingan lainnya.

Melalui kajian empiris ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang dampak media sosial pada anak di bawah umur, mengidentifikasi risiko dan
manfaatnya, serta merumuskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi anak-
anak dan membimbing mereka dalam menggunakan media sosial dengan bijak. Kajian
empiris memberikan bukti nyata yang dapat menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan,
intervensi, dan pendekatan yang lebih efektif dalam menghadapi dampak media sosial pada
anak-anak.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendeketan Penelitian


Dalam melakukan penelitian tentang pengaruh media sosial terhadap anak di bawah
umur, pendekatan penelitian yang digunakan penulis yaitu Pendekatan Kuantitatif Dalam
konteks ini, peneliti dapat menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data tentang
penggunaan media sosial oleh anak-anak, seperti frekuensi penggunaan, jenis konten yang
dikonsumsi, dan pengalaman yang dialami. Data tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan metode statistik untuk mengidentifikasi pola, korelasi, dan hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti.
Pendekatan Kualitatif Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan ini adalah
wawancara mendalam, studi kasus, atau observasi partisipatif. Data yang dikumpulkan dapat

vii
dianalisis secara tematik untuk memahami konteks sosial, pengalaman emosional, dan
persepsi yang muncul dari penggunaan media sosial oleh anak-anak.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam konteks pengaruh media sosial terhadap anak di bawah umur
adalah anak-anak yang berada dalam kelompok usia yang ditentukan sebagai "di bawah
umur".
1. Anak anak berusia 8-18 tahun yang masih termasuk dalam ketegori dibawah umur,
biasanya mudah terpengaruh oleh sosial media.
Dalam penelitian ini, subjek penelitian dapat mencakup anak-anak di berbagai latar
belakang, termasuk perbedaan sosioekonomi, budaya, etnis, dan lingkungan. Pemilihan
subjek penelitian yang representatif akan membantu dalam memperoleh pemahaman yang
lebih luas tentang pengaruh media sosial pada anak di bawah umur secara umum.
3.3. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merujuk pada data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber yang
relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam konteks ini, data primer dapat
berupa hasil survei, wawancara, observasi langsung, atau eksperimen yang dilakukan
langsung dengan anak-anak di bawah umur. Misalnya, peneliti dapat mengumpulkan data
primer melalui survei yang disebarkan kepada anak-anak untuk mengetahui frekuensi
penggunaan media sosial mereka, konten yang dikonsumsi, dan persepsi mereka terhadap
dampak media sosial. Data primer ini memberikan informasi langsung dari responden yang
relevan dengan penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan
penelitian atau kepentingan lain yang kemudian digunakan oleh peneliti dalam penelitian
mereka. Dalam konteks pengaruh media sosial terhadap anak di bawah umur, data sekunder
dapat berupa studi sebelumnya, laporan riset, statistik pemerintah, atau data publik lainnya
yang terkait dengan penggunaan media sosial oleh anak-anak. Misalnya, peneliti dapat
menggunakan data sekunder dari lembaga riset yang telah mengumpulkan data tentang
perilaku penggunaan media sosial oleh anak-anak sebagai bagian dari studi mereka. Data
sekunder ini dapat memberikan konteks, pembanding, atau konfirmasi atas temuan penelitian
yang sedang dilakukan.
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan dengan memantau sosial media dan diwaktu-waktu
senggang di saat jam diluar sekolah, biasanya anak-anak mulai aktif bermain handphone di
saat pulang sekolah dan pada malam hari hingga larut malam.
3.5. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode penulisan deskriptif. Metode deskriptif
dapat digunakan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang pengaruh media

viii
sosial terhadap anak dibawah umur. Anda dapat menggambarkan karakteristik pengaruh
media sosial terhadap anak dibawah umur dan dampak yang terjadi pada kesehatan mental
anak dibawah umur secara rinci.

BAB IV
PEMBAHASAN

1. Bagaimana media sosial dapat mempengaruhi anak dibawah umur


Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap anak di bawah umur. Media
sosial seringkali memberikan tekanan pada anak-anak di bawah umur untuk mengikuti tren,
standar kecantikan yang tidak realistis, dan citra tubuh yang sempurna. Hal ini dapat
menyebabkan mereka merasa tidak percaya diri, tidak puas dengan penampilan mereka
sendiri, dan berpotensi mengalami masalah self-esteem1.
Media sosial juga sering kali memperkuat budaya konsumtif dengan mempromosikan
produk dan gaya hidup tertentu. Anak-anak di bawah umur yang terpapar secara intensif pada
konten seperti iklan, endorse, atau unboxing video dapat menjadi terpengaruh dan
mengembangkan kecenderungan untuk mengkonsumsi secara berlebihan atau menginginkan
barang-barang yang dipromosikan tersebut2.
Pola komunikasi dan interaksi sosial juga berpengaruh terhadap anak dibawah umur.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu kemampuan mereka untuk
berinteraksi secara langsung dan mengembangkan keterampilan sosial. Mereka cenderung
lebih nyaman berkomunikasi melalui platform digital daripada secara langsung, yang dapat
mempengaruhi kemampuan mereka dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat3.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berkontribusi terhadap masalah
kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan perasaan kesepian pada anak-anak di
bawah umur. Paparan terhadap konten yang tidak sehat, cyberbullying, atau pertandingan
perbandingan sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka secara negatif 4.
Media sosial juga dapat mengganggu konsentrasi dan fokus anak-anak di bawah umur
pada aktivitas pendidikan dan produktivitas. Ketergantungan pada media sosial dapat
mengarah pada gangguan belajar, penurunan produktivitas, dan kurangnya motivasi untuk
melakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat5.

1
Smith, A., & Anderson, M. (2018). Social Media Use in 2018. Pew Research Center.
2
Verduyn, P., et al. (2017). Passive Facebook usage undermines affective well-being: Experimental and
longitudinal evidence. Journal of Experimental Psychology: General, 146(2), 144-150.
3
Przybylski, A. K., et al. (2013). Facebook use predicts declines in subjective well-being in young adults. PLOS
ONE, 8(8), e69841.
4
Primack, B. A., et al. (2017). Social media use and perceived social isolation among young adults in the U.S.
American Journal of Preventive Medicine, 53(1), 1-8.
5
Kuss, D. J., et al. (2016). Social networking sites and addiction: Ten lessons learned. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 14(3), 311.

ix
2. Apa Dampak Media Sosial Terhadap Anak Dibawah Umur
Media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap anak dibawah umur, yaitu
pengaruh pada Kesehatan mental pada anak dibawah umur, penggunaan media sosial yang
berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan
perasaan kesepian pada anak-anak. Paparan terhadap konten yang tidak sehat, cyberbullying,
atau pertandingan perbandingan sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka secara
negatif6. Anak-anak yang aktif di media sosial rentan menjadi korban cyberbullying, yaitu
intimidasi, pelecehan, atau pengejaran yang terjadi melalui platform online. Cyberbullying
dapat menyebabkan stres emosional, rendahnya harga diri, kecemasan, dan depresi pada anak
di bawah umur.
Media sosial yang berlebihan juga berdampak pada Pendidikan anak-anak.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi dan fokus anak-
anak pada aktivitas pendidikan. Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu untuk
memeriksa dan berinteraksi di media sosial, sehingga mengorbankan waktu yang seharusnya
digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas. Hal ini dapat berdampak negatif pada
kinerja akademik mereka7.
Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial cenderung
mengalami gangguan interaksi sosial. Mereka mungkin kurang mampu berkomunikasi secara
langsung, membangun hubungan interpersonal yang sehat, atau mengembangkan
keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Pada zaman sekarang anak-
anak cenderung lebih aktif bersosialisasi di media sosial dari pada di kehidupan nyata, yang
dapat menyebabkan kemampuan dalam berinteraksi di lingkungan sekitar menurun.
Akibatnya anak-anak banyak yang menjadi introvert dan sering mengurung diri di dalam
rumah karena tidak terbiasa berinteraksi langsung dengan orang.
Media sosial dapat memaparkan anak-anak pada konten yang tidak sehat, termasuk
kekerasan, pornografi, atau perilaku berbahaya. Paparan terhadap konten semacam ini dapat
berdampak negatif pada pemahaman moral dan nilai-nilai anak-anak, serta mempengaruhi
perkembangan emosional mereka8. Anak-anak yang terlalu banyak terpapar dengan konten
yang tidak sehat di media sosial, seperti gambar-gambar yang menampilkan kekerasan,
pornografi, atau perilaku merugikan, dapat mengalami dampak negatif pada kesehatan mental
mereka. Konten semacam ini dapat memicu ketidakstabilan emosi, ketidaknyamanan, atau
traumatisasi pada anak-anak.
Penggunaan media sosial yang berlebihan, terutama menjelang tidur, dapat
mengganggu pola tidur anak-anak. Mereka mungkin cenderung menghabiskan waktu berjam-
6
Hinduja, S., & Patchin, J. W. (2018). Bullying Beyond the Schoolyard: Preventing and Responding to
Cyberbullying. Corwin.
7
Rideout, V. J., Foehr, U. G., & Roberts, D. F. (2010). Generation M2: Media in the lives of 8- to 18-year-olds.
Kaiser Family Foundation.
8
Lenhart, A., et al. (2011). Teens, kindness and cruelty on social network sites. Pew Internet & American Life
Project.

x
jam di media sosial, sehingga mengorbankan waktu tidur yang cukup. Kurangnya tidur dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental anak-anak.

3. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Penggunaan Media Sosial Oleh Anak


Dibawah Umur
A. Faktor Pribadi (Usia, Kepribadian, Minat)
Usia merupakan faktor yang penting dalam memahami bagaimana anak-anak
menghadapi media sosial. Anak-anak yang lebih muda mungkin kurang mampu memahami
konsekuensi dan risiko dari penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab. Mereka
juga mungkin lebih rentan terhadap pengaruh negatif dan memiliki keterbatasan dalam
mengelola waktu dan prioritas.
Kepribadian juga berperan dalam penggunaan media sosial. Anak-anak yang memiliki
kepribadian yang lebih impulsif atau rentan terhadap tekanan sosial mungkin lebih cenderung
terpengaruh oleh tren dan norma-norma di media sosial. Di sisi lain, anak-anak yang
memiliki kepribadian yang lebih introvert atau sensitif mungkin lebih rentan terhadap
dampak negatif seperti cyberbullying atau perasaan kesepian.
Minat dan preferensi pribadi anak juga mempengaruhi penggunaan media sosial.
Anak-anak yang tertarik pada konten tertentu seperti permainan video, musik, atau seni
mungkin lebih banyak berinteraksi dengan komunitas online yang relevan dengan minat
mereka. Hal ini dapat berdampak pada waktu yang dihabiskan di media sosial dan interaksi
dengan konten yang mungkin memiliki pengaruh positif atau negatif.
B. Faktor Keluarga
Peran orang tua sangat berpengaruh dalam mengarahkan dan mengawasi penggunaan
media sosial oleh anak-anak. Orang tua yang terlibat secara aktif dalam kehidupan digital
anak-anak dapat memberikan pengawasan yang lebih baik terhadap aktivitas online mereka.
Selain itu, komunikasi terbuka antara orang tua dan anak tentang penggunaan media sosial
dapat membantu dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan tanggung
jawab yang terkait9.
Pengawasan orang tua juga diperlukan untuk melindungi anak-anak dari konten yang
tidak pantas atau berbahaya di media sosial. Ini melibatkan pemantauan aktivitas online anak,
pengaturan privasi, dan penggunaan alat kontrol yang tersedia untuk melindungi mereka dari
ancaman seperti cyberbullying atau penipuan.
Pendidikan media juga merupakan faktor penting dalam membantu anak-anak
memahami dampak dan risiko penggunaan media sosial. Orang tua dapat memberikan
pembimbingan tentang etika digital, privasi online, dan pentingnya memverifikasi informasi
sebelum membagikannya. Pendidikan media juga dapat membantu anak-anak
mengembangkan keterampilan kritis untuk memilah informasi yang benar dan membedakan
antara konten yang positif dan negatif di media sosial.

9
O'Keeffe, G. S., & Clarke-Pearson, K. (2011). The impact of social media on children, adolescents, and families.
Pediatrics, 127(4), 800-804.

xi
C. Faktor Sosial
Teman sebaya memiliki pengaruh besar dalam penggunaan media sosial oleh anak-
anak. Anak-anak cenderung terpengaruh oleh teman sebaya mereka dalam hal tren, kegiatan,
dan perilaku online. Mereka mungkin merasa tertekan untuk mengikuti teman-teman mereka
dalam menggunakan media sosial atau mengikuti tren tertentu. Interaksi dengan teman
sebaya di media sosial juga dapat mempengaruhi persepsi diri, harga diri, dan keinginan
untuk mendapatkan validasi sosial.
Tren budaya juga berperan dalam penggunaan media sosial oleh anak-anak. Media
sosial mencerminkan tren budaya saat ini, seperti mode, musik, film, dan gaya hidup. Anak-
anak mungkin merasa tertarik dan terdorong untuk terlibat dalam konten yang sedang tren
atau populer di media sosial. Tren budaya juga dapat mempengaruhi persepsi mereka tentang
norma dan nilai yang berlaku di dalam lingkungan digital.

4. Bagaimana Pandangan Sosiologi Barat dan Islam Dalam Terhadap Pengaruh Media
Sosial oleh Anak Dibawah Umur
A. Analisis Sosiologi Barat:
1. Teori Interaksi Sosial dan Perubahan Komunikasi dalam Masyarakat Barat:
Dalam sosiologi Barat, teori interaksi sosial memperhatikan bagaimana media
sosial mengubah cara anak di bawah umur berinteraksi dengan orang lain. Misalnya,
teori pertukaran sosial mengungkap bagaimana penggunaan media sosial dapat
mempengaruhi pola hubungan sosial mereka, seperti meningkatkan konektivitas
dengan teman sebaya atau merusak interaksi tatap muka10.

2. Konsep Individualisme dan Pengaruhnya pada Penggunaan Media Sosial oleh Anak
di Bawah Umur:
Sosiologi Barat sering menyoroti konsep individualisme yang kuat dalam
masyarakat modern. Hal ini dapat mempengaruhi penggunaan media sosial oleh anak
di bawah umur, karena mereka dapat cenderung menggunakan media sosial sebagai
alat ekspresi diri, pengakuan sosial, atau pencarian identitas.

3. Penekanan pada Kebebasan Individu dan Dampaknya pada Pengawasan Orang Tua:
Sosiologi Barat juga menyoroti pentingnya kebebasan individu dalam penggunaan
media sosial. Hal ini dapat menyebabkan tantangan dalam pengawasan orang tua
terhadap anak-anak di bawah umur, karena ada kecenderungan untuk memberikan
ruang yang lebih besar bagi anak-anak untuk mengatur penggunaan media sosial
mereka sendiri.
B. Analisis Sosiologi Islam:

10
Giddens, A. (2013). The Consequences of Modernity. John Wiley & Sons.

xii
1. Nilai-nilai Islam dan Pandangan terhadap Penggunaan Media Sosial oleh Anak di
Bawah Umur:
Dalam perspektif sosiologi Islam, penggunaan media sosial oleh anak di bawah
umur dinilai berdasarkan nilai-nilai Islam seperti akhlak, kesucian, dan kepatuhan
terhadap hukum agama. Islam mendorong penggunaan media sosial yang positif dan
bermanfaat, serta menghindari konten yang bertentangan dengan ajaran agama11.
2. Konsep Ikatan Sosial dalam Islam dan Pengaruhnya pada Penggunaan Media Sosial:
Konsep ikatan sosial dalam Islam mengacu pada hubungan harmonis antara
individu-individu dalam masyarakat yang didasarkan pada solidaritas, saling peduli,
dan saling membantu. Dalam Islam, terdapat penekanan pada pentingnya memperkuat
ikatan sosial positif dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan
media sosial oleh anak di bawah umur.
Dalam konteks penggunaan media sosial, Islam mendorong anak-anak di
bawah umur untuk memperhatikan etika dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
Mereka harus menghindari fitnah, berbicara jujur, dan menyebarkan kebaikan melalui
media sosial. Islam juga mengajarkan pentingnya memperkuat ikatan sosial yang
positif melalui media sosial dengan membangun hubungan yang sehat, saling
mendukung, dan saling menginspirasi antara sesama pengguna media sosial12.
Dengan memperhatikan konsep ikatan sosial dalam Islam, anak-anak di bawah
umur diharapkan untuk menjaga komunikasi dan interaksi dalam dunia maya agar
tetap berlandaskan nilai-nilai Islam, seperti saling menghormati, saling membantu,
dan mempromosikan kebaikan. Mereka juga diajarkan untuk memahami bahwa setiap
tindakan mereka di media sosial memiliki dampak pada ikatan sosial yang terjalin
dalam masyarakat13.
Dengan mengutamakan ikatan sosial yang positif dan memperhatikan etika
dalam penggunaan media sosial, anak-anak di bawah umur dapat memanfaatkan
media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan kebaikan, menginspirasi orang lain,
dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip-
prinsip Islam yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik dan
menyebarkan nilai-nilai positif dalam interaksi dengan sesama umat manusia.

3. Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua dalam Islam terkait Penggunaan Media Sosial
oleh Anak di Bawah Umur:
Sosiologi Islam menekankan peran dan tanggung jawab orang tua dalam
mengawasi penggunaan media sosial oleh anak-anak di bawah umur. Orang tua
diharapkan untuk memainkan peran aktif dalam mengontrol dan mengarahkan anak-
anak dalam menggunakan media sosial dengan bijak, serta memberikan
pembimbingan moral dan spiritual yang sesuai dengan ajaran Islam.
Orang tua juga perlu mengedukasi anak-anak mengenai risiko dan konsekuensi
negatif dari penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab. Mereka harus
11
Rahman, F. (2017). Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. University of Chicago
Press.
12
Qutb, S. (2010). Social Justice in Islam. Islamic Book Trust.
13
Hashim, R. (2014). Children and media in Malaysia: An Islamic perspective. In D. Lemish (Ed.), The Routledge
International Handbook of Children, Adolescents and Media (pp. 313-321). Routledge.

xiii
membimbing anak-anak dalam membangun kesadaran akan privasi, perlindungan diri,
dan keamanan dalam dunia maya. Orang tua juga dapat memberikan contoh yang baik
dengan mengatur batasan waktu penggunaan media sosial, berkomunikasi secara
terbuka dengan anak-anak mengenai pengalaman mereka di media sosial, dan
membangun dialog yang sehat mengenai dampak positif dan negatif dari penggunaan
media sosial.
Dalam perspektif sosiologi Islam, orang tua dianggap sebagai pemimpin dan wali
bagi anak-anak mereka, yang bertanggung jawab untuk membimbing mereka menuju
perilaku yang baik dan sejalan dengan nilai-nilai agama. Dengan mengambil peran ini
secara aktif, orang tua dapat melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial,
memperkuat pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip Islam, dan membantu
mereka mengembangkan keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan yang ada di dunia digital. Dibawah ini adalah dalil yang
menjelaskan tentang pentingnya pengawasan terhadap anak

‫ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَّن ِمْن َاْز َو اِجُك ْم َو َاْو اَل ِد ُك ْم َع ُد ًّو ا َّلُك ْم َفاْح َذ ُرْو ُه ْۚم َو ِاْن َت ْع ُف ْو ا َو َت ْص َفُحْو َو َت ْغ ِف ُرْو ا َف ِاَّن َهّٰللا‬
‫َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم ا‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu


dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu
terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka),
maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At-Tagabun : 14)
‫ِاَّن َم ٓا َاْمَو اُلُك ْم َو َاْو اَل ُد ُك ْم ِفْتَن ٌة ۗ َو ُهّٰللا ِع ْن َد ٓٗه َاْج ٌر َع ِظ ْي م‬
Artinya : Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),
dan di sisi Allah pahala yang besar. (QS. At-Tagabun : 15)

xiv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam era digital yang semakin maju, pengaruh media sosial terhadap anak di
bawah umur menjadi sebuah perhatian yang mendalam. Dalam makalah ini, telah
diungkapkan bagaimana media sosial dapat mempengaruhi anak di bawah umur dari
perspektif sosiologi Barat dan Islam. Media sosial dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan anak, termasuk kesehatan mental, hubungan sosial, perkembangan identitas,
dan pemahaman nilai-nilai.
Dalam pandangan sosiologi Barat, terdapat teori interaksi sosial dan perubahan
komunikasi yang menjelaskan bagaimana media sosial mempengaruhi cara individu
berinteraksi dan berkomunikasi dalam masyarakat modern. Konsep individualisme juga
berperan dalam penggunaan media sosial oleh anak di bawah umur, di mana pentingnya
kebebasan individu menjadi faktor yang memengaruhi pengawasan orang tua.
Dalam pandangan sosiologi Islam, konsep ikatan sosial dan nilai-nilai Islam
memainkan peran penting dalam memandu anak-anak di bawah umur dalam penggunaan
media sosial. Islam mendorong penggunaan media sosial dengan memperhatikan etika,
memperkuat ikatan sosial yang positif, dan menyebarkan kebaikan melalui dunia maya.
Orang tua juga memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam mengawasi dan
membimbing anak-anak dalam penggunaan media sosial sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam konteks ini, perlu adanya kerjasama antara masyarakat, keluarga, sekolah,
dan pemerintah dalam membantu anak-anak di bawah umur menghadapi pengaruh media
sosial dengan bijak. Pendidikan tentang penggunaan media sosial yang bertanggung
jawab dan penguatan nilai-nilai moral dan agama menjadi kunci dalam membentuk
generasi muda yang cerdas, bertanggung jawab, dan beretika dalam menggunakan media
sosial.
B. Saran
Media sosial merupakan hasil dari perkembangan teknologi, yang memiliki banyak
dampak bagi kehidupan manusia baik dampak positif maupun negatif.
Penting bagi kita untuk terus memperdalam pemahaman tentang pengaruh media
sosial pada anak di bawah umur serta menggali perspektif sosiologi Barat dan Islam dalam
menjawab tantangan yang dihadapi. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat
mengambil langkah-langkah yang tepat dalam melindungi dan mendukung anak-anak agar
dapat menggunakan media sosial secara positif, cerdas, dan bertanggung jawab sesuai
dengan nilai-nilai sosial dan agama yang diyakini.
Dengan demikian, makalah ini berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang pengaruh media sosial pada anak di bawah umur dari perspektif
sosiologi Barat dan Islam. Diharapkan pula bahwa penelitian dan upaya lebih lanjut akan

xv
terus dilakukan untuk memahami fenomena ini dengan lebih baik dan mengembangkan
strategi yang efektif untuk melindungi dan membimbing anak-anak dalam menggunakan
media sosial dengan bijak.

DAFTAR PUSTAKA
Livingstone, S., & Smith, P. K. (Eds.). (2014). Annual Review of Cybertherapy and
Telemedicine 2014: Positive Technology and Health Engagement for Healthy Living and
Active Ageing (Vol. 196). IOS Press.
Boyd, D. (2014). It's Complicated: The Social Lives of Networked
Teens. Yale University Press.
Lenhart, A., Purcell, K., Smith, A., & Zickuhr, K. (2010). Social Media & Mobile Internet
Use Among Teens and Young Adults. Pew Research Center.
Rideout, V. J., Foehr, U. G., & Roberts, D. F. (2010). Generation M2:
Media in the Lives of 8- to 18-Year-Olds. Henry J. Kaiser Family Foundation.
O'Keeffe, G. S., & Clarke-Pearson, K. (2011). The impact of social media on children,
adolescents, and families. Pediatrics, 127(4), 800-804.
Subrahmanyam, K., & Šmahel, D. (2011). Digital Youth: The Role of
Media in Development. Springer.
Rosen, L. D. (2017). The Distracted Mind: Ancient Brains in a High-Tech World. MIT Press.
Twenge, J. M. (2017). iGen: Why Today's Super-Connected Kids Are
Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy--and Completely
Unprepared for Adulthood--and What That Means for the Rest of Us. Atria
Books.
Uhls, Y. T. (2014). Media Moms & Digital Dads: A Fact-Not-Fear Approach to Parenting in
the Digital Age. Routledge.
Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHaan, C. R., & Gladwell, V.
(2013). Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing
out. Computers in Human Behavior, 29(4), 1841-1848.
Qutb, S. (2010). Social Justice in Islam. Islamic Book Trust.
Hashim, R. (2014). Children and media in Malaysia: An Islamic
perspective. In D. Lemish (Ed.), The Routledge International Handbook of Children,
Adolescents and Media (pp. 313-321). Routledge.

xvi

Anda mungkin juga menyukai