Anda di halaman 1dari 13

PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM

MENANGGULANGI KENAKALAN
REMAJA
(STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA)

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi (S.I.Kom)

Disusun Oleh:

ANANDA ARSITALIA PUTRI (211201168)

GHINA NUR FARHANAH (211211205)

MUTIARA JINGGA SALSABILAH

(211211212) NUR FITRIYANI (211211214)

SISILIA SUKMA (211211222)

WIDA PUTRI DWI LESTARI

(211211310)

FAKULTAS BISNIS & ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia
yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peran startegis
dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka
menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras, dan
seimbang.

Masa remaja erat kaitannya dengan kenakalan remaja. Masa remaja secara umum
merupakan masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak ke masa remaja. Sebenarnya
kenakalan remaja itu timbul akibat dari ketidakmampuan anak dalam menghadapi tugas
perkembangan remaja yang harus dipenuhinya. Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang
terjadi pada diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori
perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku
sebagai akibat dari tekanan- tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi
pada dirinya maupun akibat perubahan pada lingkungan. Jika tidak diwaspadai, perubahan-
perubahan psikis yang terjadi sebagai tugas perkembangan remaja itu akan berdampak negatif pada
remaja.

Salah satu faktor yang diyakini oleh masyarakat untuk dapat membendung dan
mengurangi resiko negatif dari perkembangan pada masa remaja adalah dengan memberikan
pendidikan agama dan menanamkan nilai - nilai agama pada anak sejak kecil. Perkembangan
agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di
sekolah dan dalam lingkungan masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama,
(sesuai dengan ajaran agama) dan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan
dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.

Di samping pemahaman terhadap ajaran agama, orang tua dalam mendidik dan
mengasuh anak pun harus mengerti dasar - dasar pendidikan. Menurut Zakiah Daradjat (2013)
apabila pendidikan dan perlakuan yang diterima oleh si anak sejak kecil merupakan sebab - sebab
pokok dari kenakalan anak-anak, maka setiap orang tua haruslah mengetahui dasar - dasar
pengetahuan, minimal tentang jiwa si anak dan pokok - pokok pendidikan yang harus dilakukan
dalam menghadapi bermacam – macam sifat si anak.
Untuk membekali orang tua dalam menghadapi persoalan anak - anaknya yang dalam
umur remaja, orang tua perlu pengertian sederhana tentang. Ciri - ciri psikologi remaja: (1)
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana
yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang - orang di
sekitarnya. Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena
seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah
kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang tua
dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan penanaman nilai dan norma yang
diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat
memilah mana hal yang perlu ditiru dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak
dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh
menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang
melanggar aturan. Seperti banyak contoh yang terjadi, seorang remaja kedapatan sedang merokok,
meminum- minuman keras, sampai seks bebas dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak
adanya pengawasan orang tua atau kurangnya perhatian dari orang tua. (2) Banyak faktor - faktor
yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak. Biasanya hal ini berawal dari mereka
berteman dengan teman yang membawa dampak buruk, karena masa remaja itu masa dimana
keadaan psikis remaja bisa mudah terpengaruh. Ada faktor yang berasal dari keluarga, karena
kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak menjadi royal dalam pergaulan. (3) Faktor
terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dalam pergaulan bebas adalah karena
kurangnya pemahaman agama yang diyakini dapat membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh
karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan remaja. Berhasil
atau tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan
agama dan pada diri anak sendiri. Maka dari itu seorang guru harus berusaha agar keluarganya baik
dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid - muridnya yang merupakan remaja
generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak
berbohong agar murid - muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak
terjaebak dalam kenakalan remaja.

Berdasarkan hal diatas, maka penulis mengangkat judul “Peran Komunikasi


Keluarga Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja” (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Bisnis
dan Ilmu Sosial Universitas Dian Nusantara). Dan penelitian ini juga dilakukan agar semakin
meyakinkan bahwa hubungan keluarga dalam peran komunikasi dapat menanggulangi kenakalan
remaja dan diharapkan dapat membantu para orang tua untuk dapat lebih membimbing anaknya
agar terhindar dari kenakalan remaja.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana
yang dilakukan oleh remaja.
2. Banyak faktor - faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak.
3. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dalam pergaulan bebas karena
kurangnya pemahaman agama yang diyakini dapat membentengi pikiran dan jiwa anak.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam pembahasan latar belakang diatas, penulis mencoba meneliti, mengkaji dan
merumuskan masalah yang diangkat dalam pembahasan ini adalah “Sejauh Mana Peran
Komunikasi Keluarga Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja?”

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Sejauh Mana Peran Komunikasi Keluarga
Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja

1.5 Manfaat Penelitian

A. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan di bidang khususnya bagi pengembang teori mengenai hubungan
komunikasi keluarga dalam menanggulangi kenakalan remaja.
B. Manfaat Praktis
Bagi orang tua, sebagai bahan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi
kenakalan remaja serta menambah pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan saat menghadapi masalah kenakalan remaja pada anak.

Bagi penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu mengetahui peran komunikasi keluarga
dalam menanggulangi kenakalan remaja.
BAB II
KAJIAN TEORI
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manfaat media sosial Tiktok sebagai ajang
kreativitas seni pada mahasiswa fakultas bisnis dan ilmu sosial di Universitas Dian
Nusantara.

1.2 Manfaat Penelitian


a) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapakan mampu memberikan informasi mengenai
kreativitas seni melalui media sosial Tiktok dan juga menambah pengetahuan
Ilmu Komunikasi khususnya tentang media sosial.

b) Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat tidak hanya bagi
peneliti namun juga dapat bermanfaat bagi pembaca lainnya dalam
pemanfaatan media sosial tiktok sebagai kreativitas seni pada mahasiswa
fakultas bisnis dan ilmu sosial Universitas Dian Nusantara.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Penelitian Terdahulu
DAFTAR PUSTAKA

 APJII. (2020). Laporan Survei Internet APJII 2019-2020. Asosiasi Penyelenggara


Jasa Internet Indonesia, 2020, 1-146. Retrieved from https://apjii.or.id/survei
 Rulli Nasrullah. (2017). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi (Nunik Siti Nurbaya, ed.). Simbiosa Rekatama Media.
 Adawiyah, Dwi Putri Robiatul. (2020). Pengaruh Penggunaan Aplikasi TikTok
Terhadap Kepercayaan Diri Remaja di Kabupaten Sampang. Jurnal Komunikasi,
14(2), 135-148.
 Septianingsih, Nila, Asmawati, Luluk, & Sayekti, Tri. (2017). Meningkatkan
Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Bahan Bekas. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 137.
 Hasiholan, Togi Prima, Pratami, Rezki, & Wahid, Umaimah. (2020). Pemanfaatan
Media Sosial Tik Tok Sebagai Media Kampanye Gerakan Cuci Tangan Di Indonesia
Untuk Mencegah Covid-19. Communiverse : Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(2), 70-80.

Anda mungkin juga menyukai