Anda di halaman 1dari 17

“PENGALAMAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK REMAJA DI USIA 18

SAMPAI 20 TAHUN DALAM MEMAHAMI DAMPAK PERGAULAN BEBAS DI

PONDOK SUKATANI PERMAI ,KECAMATAN RAJEG”

OLEH :

Fathin Dwi Wicaksana

44200285

Universitas Bina Sarana Informatika

Kelas 44.4A.27

Fakultas Komunikasi Dan Bahasa


KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.4 Tujuan penelitian ......................................................................................................... 3
1.5 Kegunaan penelitian .................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS ................................................. 4
2.1 Tinjauan Kajian Terdahulu.......................................................................................... 4
2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang ..................................... 6
2.2 Kajian Pustaka ............................................................................................................. 7
2.2.1 Proses Komunikasi Interpersonal ........................................................................ 7
2.2.2 Pergaulan Bebas ................................................................................................... 9
2.3 Kerangka pemikiran .................................................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 10
3.1 Paradigma Penelitian ................................................................................................. 10
3.2 Jenis Penelitian .......................................................................................................... 10
3.3 Subjek dan Objek penelitian ..................................................................................... 11
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................... 11
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 12
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................................. 12
3.7 Keabsahan Data ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa memiliki
karakteristik khusus dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, keistimewaan yang
dianugerahkan kepada manusia yang tak terpisahkan kecerdasan dalam memahami semua
gejala yang terjadi di dunia menggunakan untuk hal-hal berguna lainnya dalam kehidupan
mereka dan sehari-hari kebutuhan. Kecerdasan ini tidak lain adalah menjalin hubungan yang
erat dengan orang sesama jenis, orang lawan jenis, agama, budaya, ras atau sebaliknya.
Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambing
bermakna sebagai pikiran dan perasaan berupa ide , informasi ,kepercayaan , harapan ,
himbauan , dan sebagai panduan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain , baik
langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah
sikap, pandangan dan perilaku.
Sebuah fenomena yang mengkhawatirkan banyak pihak, dalam satu dekade terakhir,
pola pacaran harus digunakan sebagai wahana untuk belajar bagaimana menjalankan peran
gender dan keterampilan sosial yang berguna untuk menyesuaikan diri selama periode
perkembangan selanjutnya, sering disalahpahami. menanggapinya dengan empati, yang
kemudian menciptakan semacam “celah” antara remaja dan orang tuanya. Hal ini sebenarnya
dapat diatasi dengan menciptakan komunikasi interpersonal yang efektif antara remaja
dengan orang tuanya.
Di era yang semakin berkembang, masalah perilaku dan sosial muncul dalam
masyarakat yang semakin beragam, terutama yang berusia remaja. Perkembangan teknologi
saat ini sedikit banyak membawa pengaruh buruk yang mengarah pada kecenderungan
remaja untuk melakukan pergaulan bebas.
Istilah pergaulan bebas bukan hal yang tabu lagi dalam kehidupan masyarakat, tanpa
melihat jenjang usia kata pergaulan bebas sudah sangat populer, artinya bahwa ketika
masyarakat mendengar kata pergaulan bebas maka arah pemikirannya adalah tindakan yang
terjadi di luar koridor hukum yang bertentangan terutama bagi aturan Agama. Pergaulan
bebas adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tidak
terkontrol dan tidak dibatasi oleh aturan-aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

1
2

Meski memang ada banyak alasan yang melatarbelakangi anak dalam hidup di
pergaulan bebas. Jadi, sebagai orang tua, penting bagi kita untuk memahami apa itu
pergaulan bebas, dampaknya, dan cara mengatasinya. Setelah Anda mengerti, komunikasikan
sebanyak mungkin dengan anak sehingga mereka memahami risiko membuat pilihan bebas.
Dengan cara ini, hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari sesegera mungkin..Beberapa
contoh pergaulan bebas adalah merokok, minum alkohol, berkelahi, menggunakan obat-
obatan terlarang, berhubungan seks tanpa alasan. Tindakan ini tidak akan muncul tanpa
adanya sebuah alasan yang membuat nafsu para remaja untuk melakukan pergaulan bebas
ini.

1.2 Identifikasi Masalah


Agar penelitian ini tidak melebar kepada pembahasan yang lebih luas , maka penulis
memfokuskan penelitian in dengan membatasi seputar komunikasi interpersonal yang
terjadi antara anak remaja 18 sampai 20 tahun dalam memahami dampak pergaulan
bebas.

Untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah pencarian data penelitian ini ,


penulis sudah merumuskan permasalahannya pada pembahasan penelitian ini, yaitu:
1. Lingkungan social yang kurang membaik sehingga banyak nya kasus pergaulan bebas
di antara para anak remaja 18 sampai 20 tahun.
2. Anak remaja yang kurang sekali mendapatkan perhatian orang tua sehingga mereka
melakukan tindakan yang salah akibat pergaulan bebas.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi di antara anak remaja 18 sampai 20

tahun dalam memahami dampak pergaulan bebas?

2. Apa saja factor penghambat dan pendukung yang ada di dalam dampak pergaulan

bebas pada anak remaja 18 sampai 20 tahun

2
3

1.4 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana komunikasi interpersonal yang terjadi


pada anak remaja 18 sampai 20 tahun pada dampak pergaulan bebas

2. Untuk mengetahui factor penghambat dan pendukung yang ada di dalam dampak

pergaulan bebas pada anak remaja 18 sampai 20 tahun

1.5 Kegunaan penelitian


1.1.1 Kegunaan teoritis

1. Memberikan kontribusi dalam perkembangan penelitian ilmu komunikasi

pada aspek anak remaja 18 sampai 20 tahun dalam memahami dampak

pergaulan bebas

1.1.2 Kegunaan praktis

2. Sebagai kajian pembelajaran di bidang ilmu komunikasi. Kegunaan praktis

penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para anak remaja terutama untuk

orang tua juga dalam mendidik anak nya untuk tidak mudah masuk ke

pergaulan bebas.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN
KERANGKA TEORITIS

2.1 Tinjauan Kajian Terdahulu


Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya
untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya disamping itu kajian terdahulu
membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta menunjukan orsinalitas dari
penelitian.

Pada bagian ini peneliti mencantumkan bebagai hasill penelitian terlebih dahulu yang
terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik

penelitian yang sudah terpublikasikan maupun yang belum terpublikasikan (skripsi, tesis,
jurnal ,disertasi dan sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat
sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.

Setelah penulis melakukan Tinjauan kajian pustaka terdahulu mengenai topik yang
bersangkutan dengan penelitian ini , penulis menemukan beberapa judul dengan topik terkait
, diantaranya:

1. Windijarti , Ida (2011) , penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yang berjudul
: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak dalam Pendidikan Seksual.
Yang mendeskripsikan tentang bagaimana adanya perbedaan perlakuan antara remaja
perempuan dan remaja laki-laki dalam memperoleh perlakuan dalam hal pemberian
pendidikan seks. Pada remaja perempuan nampaknya orangtua masih terus
memberikan pendampingan dan memberikan penjelasan terutama ketika anak
memasuki menstruasi pertama. Remaja laki-laki cenderung lebih banyak memperoleh
pengetahuan seksualdariteman atau pun media massa.

2. Muhammad Dadan Hendana, Lucy Pujasari Supratman (2021) - Vol 8, No 5 (2021).


penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yang berjudul : Komunikasi

4
5

Interpersonal Pada Remaja Dengan Pengalaman Cyberbullying. Yang


mendeskripsikan tentang Rendahnya tingkat pengetahuan dan kepekaan masyarakat
berdampak pada proses kecenderungan pada diri remaja dalam merubah
cyberbullying. Korban cyberbullying memerlukan potensi dan rasa untuk lebih
menghargai pada dirinya, sehingga bisa memilki proses kecenderungan pada diri
remaja dalam merubah cyberbullying menjadi hal yang positif. Pada kenyataannya,
korban cyberbullying memerlukan teman untuk bercerita tentang masalah yang
sedang terjadi.

3. Wa Nur Fida 1), A. Alimuddin Unde 2), Arianto 3) - Vol 2 No 1 (2019) Medialog.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yang berjudul : Strategi Komunikasi
interpersonal Orang tua terhadap anak remaja dalam menghadapi pergaulan
bebas di negeri Tulehu Kabupaten Maluku Tengah. Yang mendeskripsikan
tentang sebagian orang tua ada yang berhasil mencegah anak mereka untuk tidak
terlibat atau terjerumus ke dalam pergaulan bebas dengan memberikan didikan,
bimbingan, nasehat, arahan dan ada pula yang tidak berhasil yang mencegah anak
remaja mereka terlibat atau terjerumus ke dalam pergaulan bebas meskipun telah
berusaha mencegah dan tak perna berhenti dengan memberikan anak remaja mereka
didikan, nasehat, bimbingan dan arahan disebabkan karena lingkungan yang
dipengaruhi oleh pergaulan bebas dan media online.

5
6

2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang


Peneliti Judul Perbedaan Persamaan

Windijarti , Ida Komunikasi ➢ Pembahasannya ➢ Menggunakan


Interpersonal Tentang keluarga Penelitian kualitatif.
(2011)
Orang Tua orang tua dan anak ➢ Membahas tentang anak
dan Anak ➢ Dan membahas soal remajanya saja dalam
dalam dampak dari pergaulan memahami dampak
Pendidikan bebas yaitu seksual pergaulan bebas
Seksual

Muhammad Dadan Komunikasi ➢ Membahas anak ➢ Menggunakan


Interpersonal remaja yang telah Penelitian kualitatif.
Hendana, Lucy
pada remaja terkena dampak dari ➢ Membahas dan
Pujasari Supratman
dengan pengalaman memahami dampaknya
(2021) pengalaman CyberBullying. saja dalam pergaulan
Cyberbullying bebas pada anak remaja
Vol 8, No 5 (2021)

Hendana

6
7

Wa Nur Fida 1), A. Strategi ➢ Membahas strategi ➢ Menggunakan


Komunikasi nya dalam komunikasi Penelitian kualitatif.
Alimuddin Unde 2),
interpersonal interpersonal bagi ➢ Membahas dan
Arianto 3)
Orang tua orang tua dan anak memahami dampaknya
Vol 2 No 1 (2019): terhadap anak nya dalam saja dalam pergaulan
remaja dalam menghadapi pergaulan bebas pada anak remaja
Medialog
menghadapi bebas ➢ Pembahasan,fokus dan
pergaulan ➢ Penelitian ini Tujuan penelitian
bebas di betrujuan untuk
negeri Tulehu mengetahui
Kabupaten kekurangan dan
Maluku kelebihan dari strategi
Tengah komunikasi

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Proses Komunikasi Interpersonal


Menurut Joseph A. DeVito, komunikasi interpersonal adalah “communication between
two persons or among a small group of persons. The communication emphasized in the study
of interpersonal communication is communication of a continuing personal (rather than
temporary and impersonal) nature; it’s communication between or among intimates or those
involved in close relationships—friends, romantic partners, family, and co-workers.”
(DeVito, 2015: 2). Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara dua orang atau
antara kelompok kecil. Komunikasi yang ditekankan dalam studi mengenai komunikasi
interpersonal adalah komunikasi akrab/pribadi yang berlanjut (daripada sebentar dan tidak
pribadi) dengan sifat; ini merupakan komunikasi antar pribadi, atau mereka yang tergabung
dalam hubungan dekat—teman, pacar, keluarga, dan rekan kerja.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang biasanya berlansung secara tatap


muka agar terjadinya sebuah kontak pribadi. Kontak pribadi adalah suatu kondisi dimana
pribadi komunikan tersentuh oleh pribadi komunikator. Saat komunikator menyampaikan
pesan, pada saat itu pula terjadi umpan balik secara langsung. Dengan demikian, komunikator
bisa mengetahui respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikannya.

7
8

Komunikator akan mempertahankan gaya komunikasinya bila pesan yang disampaikan dapat
menyenangkan komunikan (umpan balik positif). Namun, bila respon yangditunjukkan oleh
komunikan berupa hal yang negatif, maka komunikator harus mengubah gaya
komunikasinya.

Proses komunikasi interpersonal menyertakan paling sedikit dua orang Ketika


berinteraksi, komunikator mengkodekan beberapa atau satu pesan, selanjutnya menyatakan
ke komunikan, dan komunikan men analis atau memahami sandi yang ada. beranggapan
ketika proses komunikasi interpersonal sedang dilakukan ketika seseorang pengirim ada yang
disampaikan yaitu pesan berbentuk lambang verbal atau nonverbal terhadap penerima melalui
tulisan atau human voice.

Gambar di atas menerangkan perihal proses komunikasi interpersonal yang disebabkan


karena terdapat keinginan dalam berkomunikasi dengan komunikator. Hasrat ingin
berkomunikasi bisa terlihat berupa informasi atau gagasan dari komunikator. Langkah
berikutnya, komunikator menyandi pesan yang ingin diberi terhadap komunikan.
Komunikator mengubah pesan itu ke dalam (bahasa) yang bisa dipahami dengan komunikan.
Berikutnya, langkah pengiriman pesan.

Pesan yang akan diberi selanjutnya akan diterima dengan komunikan yang selanjutnya
terbentuk proses pemberian makna pada lambang yang ingin diberi dengan komunikator.
Proses decoding dapat memunculkan umpan balik (feedback), yaitu tanggapan komunikan
kepada pesan yang diberikan. Umpan balik umumnya menjadi sebuah awalan dari sebuah

8
9

siklus proses komunikasi yang akan menjadi baru, sehingga proses komunikasi dapat secara
terus-menerus terjadi.

2.2.2 Pergaulan Bebas


Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju dewasa, yang ditandai adanya
proses perubahan dalam aspek fisik maupun juga psikologis. Masa remaja juga merupakan
masa dimana manusia berada pada masa mudanya. Di masa remaja, orang tidak bisa disebut
dewasa, tetapi juga tidak bisa disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan
seseorang dari anak-anak menuju dewasa. Seiring dengan kematangan organ-organ seksual
pada remaja,membawa pengaruh pada munculnya dorongan seks yang kuat, keberanian untuk
menunjukkan seks appeal, serta keinginan untuk mendekati lawan jenis.

Salah satu yang menjadi permasalahan di kalangan remaja dalam proses pencarian jati
diri adalah bahaya pergaulan bebas. Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang. Istilah “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.
Masalah pergaulan bebas ini sering muncul baik di lingkungan maupun di media massa. Pada
saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.

2.3 Kerangka pemikiran


Kerangka pemikiran sebagai alat ukur peneliti dalam menganalisa yang dijadikan sebagai
skema yang melatarbelakang penelitian ini. Secara ringkas kerangka pemikiran yang
mendasari penelitian ini diilustrasikan kedalam bagan berikut ini :

Fenomena:

Komunikasi Interpersonal Anak remaja di usia 18 Sampai 20 tahun dampak Pergaulan


Bebas

Komunikasi Interpersonal

Sifat Komunikasi Interpersonal

• Ada Hubungan Faktor penyebab antara


Interaksi, Relasi ,dan Komunikasi Interpersonal
10

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Menurut Ritzer , paradigma adalah sebuah pandangan yang mendasar daripara ilmuwan
tentang apa yang menjadi sosok persoalaan yang semestinya dipelajari oleh salah satu
cabang/disiplin ilmu pengetahuan. Paradigma merupakan alat bantu bagi peneliti untuk
merumuskan beberapa hal dalam penelitian , yakni mengenai apa yang harus dipelajari,
persoalan apayang harus dijawab , bagaimana menjawabnya serta aturan yang harus di ikuti
dalam menginterpretasikan hasil sebuah penelitian yang di peroleh

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, karena paradigma konstruktivis


merupakan komponen pertama dalam belajar. Sesuai dengan paradigma dan permasalahan
yang peneliti pilih, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi menerapkan pengalaman secara langsung untuk cara untuk
memahami dunia setiap individu mendapati pengalaman atau tiap kejadian dengan cara
mengujinya secara sadar melalui perasaan dan persepsi yang dimiliki oleh narasumber.
Fenomenologi menghasilkan pengalaman yang secara langsung untuk cara setiap individu
melihat dunia dengan pemahaman mereka. Teori-teori dalam pendekatan fenomenologi
beranggapan jika setiap individu secara aktif menjelaskan pengalaman dan bisa mencoba
paham dunia menggunakan pengalaman dirinya. Pendekatan ini fokus pada pengalaman
sadar seseorang. Sebab itu fenomenologi adalah cara yang bisa digunakan orang dalam
memahami dunia melalui pengalaman mereka secara langsung.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode penelitian deskriptif
dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian
dengan metode kualitatif yaitu peneliti mendeskripsikan serta menganalisis fenomena apa
yang sedang terjadi, peristiwa aktivitas sosial, dengan persepsi dan kepercayaan dalam
menyikapi yang sedang terjadi bagaimana pola pemikiran seorang individu atau organisasi
yang bisa menjadikan pembelajaran dalam mengembangkan pemikiran sebuah pendapat teori
seseorang. Dalam penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan peneliti secara intensif

10
11

dan terperinci sehingga dapat mendalami tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi dan
aktivitas yang dilakukan perorangan, kelompok dan organisasi, untuk mencari informasi
pengetahuan lebih mendalam mengenai kejadian yang terjadi.

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik atau akurat fakta dan
karakteristik mengenai bidang tertentu. Penelitian ini juga memfokuskan pada analisis
semiotika, yang merupakan ilmu tanda-tanda yang ada didalam suatu objek..Pengalaman
Komunikasi Interpesonal dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh info sebuah data
informasi yang lebih akurat mengenai masalah yang sedang dialami saat ini.

3.3 Subjek dan Objek penelitian


Subjek yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Anak remaja yang
berusia 18 sampai 20 tahun dan Orang tua dari anak remaja.

Melakukan penelitian terhadap Komunikasi Interpersonal yang paling efektif untuk


dilakukan di dalam pergaulan bebasi ini, maka peneliti perlu menjadikan Anak remaja dan
Orang tua tersebut sebagai objek dan kemudian mencari tahu bagaimana Komunikasi
Interpersonal yang paling efektif, dalam dampak pergaulan bebas dan solusi dalam mengatasi
dampak tersebut.

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) minggu.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Lingkungan Pondok Sukatani
Permai , Kecamatan Rajeg .

11
12

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Setiap kegiatan yang dilakukan peneliti diperlukan objek atau sasaran dalam melakukan
penelitiannya. Keberhasilan peneliti dalam teknik mengumpulkan data ini ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki peneliti dalam mendalami situasi social yang sedang terjadi
sebagai fokus objek yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut:

1) Wawancara
Suatu proses interaksi yang dilakukan oleh pewawancara dengan sumber informasi
atau orang yang akan diwawancarai sebagai narasumber melalui komunikasi secara
langsung. Pada teknik ini peneliti langsung melakukan wawancara dengan anak remaja
yang berusia 18 sampai 20 tahun

2) Observasi
Pengamatan yang dilakukan peneliti untuk mengetahui tentang apa yang sedang
diteliti dalam sebuah realitas data yang diamati secara langsung dilapangan.

3.6 Teknik Analisis Data


Peneliti melakukan analisis dengan data yang diperoleh dengan saling mengaitkan
antara wawancara dengan observasi. Berdasarkan hasil analisis data terhadap sajian data yang
diperoleh tersebut, peneliti melakukan beberapa reduksi data sehingga dapat ditarik sebagai
kesimpulan dalam penelitian nya. Dalam mengembangkan kebenaran data yang telah
diperoleh, peneliti harus menentukan cara yang tepat, yaitu dengan melakukan teknik
triangulasi. Pengujian validitas data dilakukan dengan melakukan cross check ke berbagai
pihak yang terkait dengan topik penelitian, yaitu pada sebagian orangtua dari subjek
penelitian.

12
13

3.7 Keabsahan Data


Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Guba’s
trustworthiness for qualitative research. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa anak
remaja Usia 18 sampai 20 Tahun di Pondok Sukatani Permai ini memiliki:

(1) ketidakmampuan menterjemahkan isi pesan yang akan dikirim dan diterima,
(2) kurang mampu menyesuaikan diri dengan lawan bicara dan konteks
komunikasi,
(3) adanya keterkaitan kebiasaan lingkungan (rumah, sekolah dan fakultas) dan
hubungan dengan lawan bicara dengan cara berkomunikasi,
(4) memiliki kesulitan untuk mengelola emosi dan menyusun kalimat dan
(5) memahami etika dan aturan yang ada, namun merasa tidak memerlukan
tersebut ketika lawan bicara memahami maksud komunikasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fida, W. N. (2019). STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP ANAK REMAJA
STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP ANAK REMAJA KABUPATEN
MALUKU TENGAH, Volume II, No. I, hlm 22-30.

Hendana, M. D. (2021). KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA DENGAN PENGALAMAN


CYBERBULLYING, Vol.8, No.5 Page 6870.

IdaWiendijarti. (2011). Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak dalam Pendidikan Seksual.
Jurnal Ilmu Komunikasi Terakreditasi, 9 (3).

Mataputun, Y. (2019). Analisis komunikasi interpersonal dan penyesuaian diri remaja, Vol. 8, No.1,
2020, pp. 32-37.

Nugraha, B. (2020). ANALISIS PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA PERAWAT DAN PASIEN
DALAM TERAPI PENGOBATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI YAYASAN AL FAJAR
BERSERI, Vol.7, No.2 Page 4297.

Nurseha, Lidya Ismiati. (2021). PENGALAMAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA PADA


KELUAGRA BROKEN HOME, Volume 1 No.1 54-60.

https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-pergaulan-bebas-berikut-dampak-dan-cara-
menanggulanginya-kln.html
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/apa-penyebab-terjadinya-pergaulan-bebas-di-kalangan-
remaja/#:~:text=Pergaulan%20bebas%20adalah%20salah%20satu,sampai%20pada%20tingkat%20ya
ng%20mengkhawatirkan.

https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ikom/2017/jiunkpe-is-s1-2017-51413081-
42432-agnostik-chapter2.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai