Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PERILAKU MORAL REMAJA DI ERA TEKNOLOGI


INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

1. MARIA AGNESTASIA NDU (2203050017)


2. ASRY YANTI RISAL SELLY (2203020237)
3. YOHANA LEMBUNG (2203050018)
4. SYELLO MITHA TRI PUTRI R. NEWA (2203050022)
5. RANI ANGGREYANI MESAK (2203050175)
6. ANGELIUS OLIN (2203050178)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TAHUN AJARAN

2023
ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Dalam penyusunan makalah ini penulis memilih judul “PERILAKU MORAL REMAJA
DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI” dengan alasan kelompok melihat
adanya realitas perubahan – perubahan perilaku pada kalangan remaja pada era teknologi
informasi dan komunikasi. Ini dilihat dari perilaku pada kalangan remaja tersebut faktanya
merusak moral remaja dan terkikisnya niali-nilai moral Pancasila pada anak remaja yang
seharusnya terdidik namun mudah dipengaruhi dan terpengaruh kepada kemajuan teknologi
komunikasi saat ini.
DAFTAR ISI

COVER
ALASAN PEMILIHAN JUDUL........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan..........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................8
2.1 Dasar Teori.........................................................................................................................................8
2.2 Realita Permasalahan......................................................................................................................11
2.3 Analisis Kritis Kelompok...................................................................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................................................14
3.2 Rekomendasi...................................................................................................................................15
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) menjadi sangat pesat di tengah kehidupan masyarakat. Hampir seluruh
masyarakat sudah tidak asing lagi dengan hal-hal seperti smartphone, laptop, komputer,
WiFi. Ini dikarenakan barang-barang tersebut memberikan kemudahan bagi mereka
dalam mengakses banyak hal, tak terkecuali bagi anak-anak maupun remaja di Indonesia.
Hampir seluruh anak di tiap keluarga di Indonesia tidak pernah melepaskan gadget dari
tangannya. Hal ini tentunya memiliki dampak, baik secara positif maupun negatif
terhadap perkembangan dan pola pikir anak yang seterusnya mengacu pada perilaku anak
itu sendiri. Berdasarkan sebuah penelitian yang berjudul The Influence of Social Media
on Adolescent Behavior, yang ditulis oleh Amalia Fitriana, Sri Lestari, dan Yusuf
Pratama di dalam Journal of Educational Science and Technology, Vol. 6, No. 2 (2020)
membahas tentang bagaimana sosial media mempengaruhi perilaku remaja, termasuk
perubahan perilaku menjadi lebih amoral. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan
200 remaja di Jakarta dan sekitarnya yang berusia antara 15-18 tahun. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat
meningkatkan risiko perilaku amoral pada remaja.

Ini menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di negara Indonesia yang menjadi
salah satunya ialah karena lemahnya pemahaman generasi muda atau generasi penerus
bangsa terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan
maraknya permasalahan yang banyak timbul dari kalangan remaja yang dianggap
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Karena hal itu dikhawatirkan bahwa moral di
Indonesia akan menurun dari generasi ke generasi dikarenakan adanya perkembangan
Teknologi dan Informasi yang terus – menerus berkembang yang tidak bisa dihindari.
Akar permasalahan yang sering terjadi dikalangan pelajar yaitu mulai dari penurunan
nilai moralitas yang semakin hari semakin buruk membuat kalangan pelajar semakin
mengindahkan nilai-nilai moral yang tercantum dalam pancasila di Indonesia.
Kemerosotan moral timbul karena kurangnya pemahaman kalangan pelajar akan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan timbulnya
pernyimpangan dan langgaran yang dilakukan oleh pelajar sebagai berikut: tawuran,
pelecehan seksual, membawa HP yang berisi video porno, dan lainnya.

Teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam cara orang berinteraksi
dan berkomunikasi satu sama lain di seluruh dunia. Di kota Kupang, hal ini juga terlihat
pada perilaku moral remaja yang dipengaruhi oleh penggunaan teknologi informasi.
Remaja di Nusa Tenggara Timur yang dikategorikan sebagai pelajar SMA tidak
terlepas dari dampak negatif penggunaan HP dan internet, berdasarkan data hasil
survey Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan lembaga nirlaba On
Track Media Indonesia (OTMI) pada tahun 2014 terkait kehidupan dan perilaku
kalangan remaja di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan hasil survei membuktikan
bahwa 29% - 31% remaja di NTT telah berhubungan seksual pranikah. Data tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku penyimpangan moral dilakukan oleh
pelajar kategori SMA. Berdasarkan sebuah penelitian yang berjudul Dampak
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Perilaku Moral Remaja di
SMA Negeri 3 Kota Kupang yang ditulis oleh Yana F. Taopan, Mintje Ratoe oedjoe, dan
Andy Nabu Sogen didalam Jurnal Pendidikan : Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian
Kepustakaan di Bidang Pendidikan, pengajaran dan Pembelajaran, Vol.5, No 1 201. Hasil
dari penelitian ini Hasil penelitian menunjukan bahwa handphone dan internet sebagai
wujud perkembangan teknologi memiliki dampak positif dan negatif bagi
perkembangan kognitif maupun perilaku moral siswa. Dampak positif penggunaan
HP adalah sebagai alat komunikasi yang paling efektif dan efisien dan juga media
untuk mengakses informasi berkaitan dengan pendidikan dan adapun dampak negatifnya
adalah penyalahgunaan filtur-filtur internet (Pornografi),dan mengganggu perkembangan
anak-anak. Disini terlihat bahwa sekolah merupakan sarana yang secara sengaja
dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Karena kemajuan zaman, maka keluarga
tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi anak terhadap iptek.
Semakin maju suatu masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan
generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat itu.
Salah satu contoh negatif dari penggunaan teknologi informasi pada perilaku moral
remaja di Kota Kupang adalah penyebaran konten-konten yang tidak pantas melalui
media sosial. Remaja seringkali tidak memahami implikasi jangka panjang dari tindakan
mereka di media sosial, yang dapat memberikan dampak besar pada mereka dan
lingkungan sekitarnya. Selain itu, ada juga perilaku bullying dan cyberbullying yang
semakin meningkat di era teknologi informasi. Remaja seringkali memanfaatkan
anonimitas di media sosial dan platform online lainnya untuk melakukan tindakan
tersebut.

Namun, tidak semua penggunaan teknologi informasi berdampak negatif pada


perilaku moral remaja. Ada juga remaja yang memanfaatkan teknologi informasi untuk
mempelajari dan mempraktekkan nilai-nilai moral yang positif. Misalnya, mereka dapat
menggunakan internet untuk belajar tentang berbagai nilai moral dan bagaimana
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab
kita untuk mengedukasi remaja tentang penggunaan teknologi informasi yang baik dan
benar. Orang tua, guru, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memberikan informasi
dan panduan yang tepat tentang moralitas dan etika dalam penggunaan teknologi
informasi. Dengan begitu, remaja dapat memanfaatkan teknologi informasi secara positif
dan membangun perilaku moral yang baik di era teknologi informasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dasar teori yang menjelaskan tentang perilaku moral remaja?
2. Bagaimana realita permasalahan yang berkaitan dengan perilaku moral remaja di era
teknologi informasi dan komunikasi?
3. Bagaimana analisis kritis kelompok dan rekomendasi solusi yang berkaitan dengan
realita permasalahan perilaku moral remaja di era teknologi informasi dan
komunikasi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dan manfaat ialah:

1. Untuk mengetahui dasar teori yang menjelaskan tentang perilaku moral remaja
2. Untuk mengetahui realita permasalahan yang berkaitan dengan perilaku moral
remaja di daerah teknologi informasi dan komunikasi
3. Untuk analisis kritis kelompok dan rekomendasi solusi yang berkaitan dengan
realita permasalahan perilaku moral remaja di daerah teknologi informasi dan
komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


Sarwono (1993) mendefinisikan perilaku sebagai suatu yang dilakukan oleh
individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Menurut Morgan (1996)
tidak seperti pikiran atau perasaan, perilaku merupakan suatu yang konkrit yang dapat
diobservasi, direkam maupun dipelajari. Menurut Daud Ali (2008), moral adalah istilah
yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat
atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik, buruk. Oleh karena itu, perlakuan
atau perbuatan seseorang dapat mencerminkan sifat baik dan buruknya.

Perilaku moral merupakan hasil dari kemampuan menimbang, memahami dan


proses berpikir yang dilandasi dengan nilai-nilai kebajikan dan memenuhi standar social
yang ada di masyarakat. Orang yang bertindak sesuai dengan moral adalah orang yang
mendasarkan tindakannya atas penilaian baik-buruknya sesuatu (Desmita, 2013).
Perilaku Moral, dalam pengertian yang luas, adalah akibat atau hasil dari moral knowing
dan moral feeling. Apabila seseorang memiliki kualitas moral intelek dan emosi, maka
dapat memperkirakan bahwa mereka akan melakukan apa yang diketahui dan dirasakan.
Secara konseptual perilaku moral harus mememiliki kompetensi tentang pertimbangan
moral, kompetensi pertimbangan moral ini merupakan suatu keharusan atau mungkin
dipandang cukup bagi lahirnya tindakan moral. Perkembangan moral akan berkembang
secara bertahap sesuai dengan meningkatnya penalaran moral individu (Piaget, 1932)
Konsep perilaku moral meliputi kemampuan individu untuk melakukan keputusan dan
perasaan moral ke dalam perilaku-perilaku nyata yang sesuai dengan norma-norma moral
yang berlaku dalam masyarakat atau kelompok tertentu.

Menurut Susanto pengertian TIK atau teknologi informasi dan komunikasi adalah
suatu media atau alat bantu. Alat tersebut digunakan untuk memperoleh sebuah data atau
informasi, maupun memberikan informasi pada orang lain dan dapat digunakan sebagai
alat berkomunikasi baik secara satu arah maupun dua arah. Kemudian menurut Williams
dan Sawyer, TIK adalah suatu perkembangan teknologi yang dimana merupakan
penggabungan dari adanya beberapa komputer. Dilakukan melalui jalur komunikasi yang
memiliki kecepatan relatif tinggi. Hal itu membuatnya mampu membawa beragam data
atau video. TIK mencakup teknologi informasi dan teknologi komunikasi, yakni
teknologi informasi digunakan untuk mengolah informasi, seperti komputer, sedangkan
teknologi komunikasi digunakan untuk memindahkan informasi dari sumber ke
penerima, seperti telepon dan televisi. Kemudian juga memiliki peran yang signifikan
dalam berbagai bidang di kehidupan sehari-hari, seperti lapangan kerja, produktivitas,
dan akses ke kualitas hidup yang lebih baik. Teknologi Informasi dan Komunikasi juga
dapat memberikan manfaat dalam bidang pendidikan, seperti memberikan stimulus
kepada peserta didik agar giat dalam belajar.

Mengutip Tech Terms, TIK mengacu pada teknologi yang menyediakan akses
informasi melalui telekomunikasi. TIK mirip dengan Teknologi Informasi (TI) tetapi
fokus utama TIK pada teknologi komunikasi, seperti internet, jaringan nirkabel, telepon
seluler, dan media komunikasi lainnya. Berdasarkan situs UNESCO Institute for
Statistics, TIK adalah perangkat teknologi dan sumber daya yang beragam yang
digunakan untuk mengirimkan, menyimpan, membuat, berbagi, atau bertukar informasi.
Contoh teknologi informasi dan komunikasi sebagai berikut;

a. Komputer; Internet (situs web, blog, dan email);


b. Teknologi siaran langsung (radio, televisi, dan webcasting);
c. Teknologi penyiaran yang direkam (podcast), pemutar audio dan video, dan
perangkat penyimpanan);
d. Telepon (telepon kabel, telepon seluler, satelit, visio atau konferensi video)

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memungkinkan orang untuk


berkomunikasi dan berinteraksi melalui ponsel cerdas, tablet, komputer pribadi, dan
perangkat lainnya. Diterapkan dalam industri, termasuk manajemen sumber daya
manusia, keuangan, pemasaran, dan penyebaran informasi. Penggunaan TIK dapat secara
signifikan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kemampuan organisasi maupun
individu untuk mencapai tujuan mereka.
Teori yang menjelaskan tentang variabel perilaku moral remaja dan teknologi
informasi dan komunikasi yaitu Teori Sosial kognitif (Social Cognitive Theory/SCT).
Teori ini yang dikembangkan oleh Albert Bandura, seorang psikolog terkenal dari
Stanford University. Teori ini sebelumnya dikenal sebagai teori belajar sosial dan
kemudian diberi nama baru sebagai teori kognitif sosial pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Dalam teorinya, Bandura menyatakan bahwa manusia cenderung meniru apa yang
dilihatnya melalui media atau orang lain. Beberapa asumsi dasar Teori Sosial kognitif
(Social Cognitive Theory/SCT) :

1. Plastisitas (Plasticity), manusia memiliki fleksibilitas untuk belajar berbagai


tingkah laku dalam situasi yang berbeda.
2. Model sebab-akibat timbal balik triadik (Triadic reciprocal causation model),
hasil dari interaksi diantara 3 variabel enviconment,behavior,dan person
a. Behavior meliputi perilaku individu
b. Environment meliputi lingkungan luar yang berpengaruh
c. Person meliputi faktor internal individu seperti kognitif,persspsi dan
faktor lingkungan luar
3. Perspektif agen (Agentic perspectives), manusia dapat mengontrol lingkungan
dan kualitas kehidupan mereka. Manusia menciptakan sistem sosial dan
produk dari sistem sosial.
4. Pengaturan diri sendiri (Self-regulation), manusia meregulasi tindakan mereka
melalui faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal meliputi fisik dan
sosial sedangkan faktor internal meliputi self observation, judgemental
process dan self-reaction.
5. Agen moral (Moral agency) manusia mengatur tingkah laku mereka melalui
moral agency atau standar perilaku moral

Teori ini mempertimbangkan pengalaman masa lalu seseorang, yang menjadi


faktor apakah tindakan perilaku akan terjadi. Pengalaman masa lalu ini memengaruhi
penguatan, harapan, dan ekspektasi, yang semuanya membentuk apakah seseorang akan
terlibat dalam perilaku tertentu dan alasan mengapa seseorang terlibat dalam perilaku
tersebut. Selain itu, teori sosial kognitif juga mengasumsikan bahwa penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi yang berlebihan dapat membentuk perilaku moral
remaja yang buruk karena mereka sering terpapar pada konten yang tidak bermoral
seperti kekerasan, kosumsi minuman keras, pornografi, dan tindakan bullying.

2.2 Realita Permasalahan

Berdasarkan realitas permasalahan, kelompok mengambil salah satu atikel


pemberitaan sebagai studi kasus dari kompas.com yang dilangsir pada tanggal 17 Januari
2022, pukul 12:19 Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan judul “Video Viral Siswa SMA
di Kupang Pesta Miras dan Merokok di Kelas, Kepala Sekolah Minta Maaf:”

Kasus ini terjadi pada hari Selasa, 11 Januari 2022 di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMKN) 2 Kota Kupang, yang terdiri dari tiga siswa berasal dari SMA Negeri
8 dan tiga siswi dari SMKN 2. Modusnya mereka membuat video dengan durasi 11 detik
yang memperlihatkan sejumlah siswi dan siswa SMA di Kota Kupang, yang dimana
menggelar pesta minuman keras dan merokok di dalam kelas viral di sejumlah grup
WhatsApp. Dalam video itu, terlihat tiga orang siswi sedang duduk sambil mengisap
rokok, sedangkan satu siswi tampak menuang minuman keras dalam botol bekas air
mineral ke gelas dan diberikan kepada tiga siswa lain yang berdiri. Setelah unggahan itu
beredar, langkah cepat diambil oleh Kepala Sekolah SMKN 2 Welem Kana yaitu Pihak
sekolah mendatangi rumah orangtua siswa siswi dalam video itu. "Hasilnya, mereka
diberi pembinaan untuk tidak boleh terulang lagi di atas materai meski aturan sekolah
mereka wajib dikeluarkan, mengingat para siswi tersebut dari keluarga broken home.
Modusnya mereka ketemu di ruangan tersebut yang sepi dan mereka bernyanyi. Di vidio
tersebut mereka sendiri melakukan aksi tersebut lalu naikan ke grup WhatsApp. Jadi hal
yang merusak tatanan etika,moral dan karakter.
2.3 Analisis Kritis Kelompok
Seperti dalam kasus diatas maka kelompok kami menganalisis bebrapa kritis yang
diberikan oleh anggota kelompok, yaitu :

1. ANGELIUS OLIN : Perilaku dari 3 siswa SMA Negeri 8 Kupang dan 3 Siswi SMKN 2
Kupang sangat memprihatinkan. Pasalnya siswa – siswi tersebut menggelar pesta
minuman keras dan merokok bersama-sama. Dimana hal itu mereka lakukan di ruang
sekolah. Perilaku tersebut merujukkan bahwa siswa – siswi tersebut tidak mempunya
etika dan moral karena pada dasarnya sekolah pasti magajarkan bagaimana etika dan
moral yang baik. Tetapi pada penerapannya di kehidupan nyata siswa-siswi tersebut
malah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan di sekolah.
2. YOHANA LEMBUNG : Tindakan dari 3 siswa SMA Negeri 8 Kupang dan 3 Siswi
SMKN 2 Kupang sangat tidak terpuji sekali karena peran sebagai siswa-siwi yang
terpelajar dan terdididk sudah dihancurkan oleh tindakannya sendiri. Tindakan ke 3
Siswa ini sangat merusak moral, nilai-nilai dan krakter mereka sebagai siswa yang
tedidik.
3. MARIA AGNESTASIA NDU : Dari kasus yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA dan
SMK tersebut sangat memperihatinkan pasalnya tindakan yang mereka lakukan berupa
mengisap rokok dan mengkonsumsi minum beralkohol yang di lakukan dilingkungan
sekolah. Hal ini sangat di sayangkan karena merusak tatanan moral dan kareakter yang
ada.
4. Asry Yanti Risal Selly : Analisis kritis dari kasus yang diambil adalah kita bisa melihat
bahwa bagaimana peran dari teknologi informasi dan komunikasi bisa menyebar secara
cepat dan serentak oleh pengguna media apapun itu. Kemudian tindakan yang dilakukan
oleh siswa-siswi SMA dan SMK adalah perilaku yang tidak bermoral sebagai seorang
siswa maupun siswi. Dari kasus tersebut bisa dilihat bagaimana teknologi informasi dan
komunikasi memberikan konten-konten yang tidak bermoral. Kesimpulan yang
didapatkan bahwa pada hakikatnya seorang siswa pastilah sudah diajarkan Pendidikan
Moral Pancasila di sekolahnya tapi bagaimana peran siswa di luar sekolah baik itu faktor
lingkungan dan faktor teknologi komunikasi yang tidak bisa dihindari maka bisa
mengakibatkan perilaku moral yang tidak baik.
5. RANI ANGGREYANI MESAK: Dari tindakan yang dilakukan oleh para siswa-siswi
SMK dan SMA tersebut , Sangat memprihatinkan dan hal tersebut adalah perlakuan yang
tidak baik . Dapat menimbulkan gangguan pada mental yaitu dalam berpikir dan
berperilaku .Sehingga biasanya mudah terserang berbagai penyakit karena rendahnya
daya tahan tubuh.
6. SYELLO MITHA TRI PUTRI R. NEWA : Analisis menurut saya dri berita tersebut
adalah menurut saya sebagian besar remaja menggunakan minuman keras (alkohol) untuk
menyelesaikan masalahnya, terlebih lagi remaja 3 siswi sma negeri 8 Kupang dan 3 siswi
smkn 2 kupang ini dikatakan mereka berasal dari keluarga broken home, mereka berpikir
bahwa dengan menggunakan minuman itu mungkin akan sedikit meringankan beban
pikiran, oleh karena itu mereka mencari pelarian dengan cara mabuk. Sangat disayangkan
bagi mereka mabuk adalah cara untuk menyelesaikan dan menghilangkan beban pikiran
apalgi di era globalisasi saat ini,remaja dapat mengakses segala informasi lewat internet
yang seharusnya untuk dewasa namun dilihat oleh remaja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam cara orang berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain di seluruh dunia. Di kota Kupang, hal ini juga terlihat pada perilaku
moral remaja yang dipengaruhi oleh penggunaan teknologi informasi. Remaja di Nusa Tenggara
Timur yang dikategorikan sebagai pelajar SMA tidak terlepas dari dampak negatif penggunaan
HP dan internet, berdasarkan data hasil survey Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) dan lembaga nirlaba On Track Media Indonesia (OTMI) pada tahun 2014 terkait
kehidupan dan perilaku kalangan remaja di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan hasil survei
membuktikan bahwa 29% - 31% remaja di NTT telah berhubungan seksual pranikah. Data
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku penyimpangan moral dilakukan oleh pelajar
kategori SMA. Namun, tidak semua penggunaan teknologi informasi berdampak negatif pada
perilaku moral remaja. Ada juga remaja yang memanfaatkan teknologi informasi untuk
mempelajari dan mempraktekkan nilai-nilai moral yang positif. Perilaku moral merupakan hasil
dari kemampuan menimbang, memahami dan proses berpikir yang dilandasi dengan nilai-nilai
kebajikan dan memenuhi standar social yang ada di masyarakat. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) memungkinkan orang untuk berkomunikasi dan berinteraksi melalui ponsel
cerdas, tablet, komputer pribadi, dan perangkat lainnya. Teori yang menjelaskan tentang variabel
perilaku moral remaja dan teknologi informasi dan komunikasi yaitu Teori Sosial kognitif (Social
Cognitive Theory/SCT). Dan dari contoh kasus yang kami analisis kami menyimpulkan juga
beberapa rekomendasi solusi untuk kasus tersebut.

3.2 Saran
Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin berkembang, tentunya
memiliki dampak, baik secara positif maupun negatif terhadap perkembangan dan pola
pikir anak yang seterusnya mengacu pada perilaku anak itu sendiri. Ini menjadi salah satu
permasalahan yang terjadi di negara Indonesia yang menjadi salah satunya ialah karena
lemahnya pemahaman generasi muda atau generasi penerus bangsa terhadap Pancasila
sebagai ideologi bangsa. Namun, tidak semua penggunaan teknologi informasi
berdampak negatif pada perilaku moral remaja.
Ada juga remaja yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mempelajari dan
mempraktekkan nilai-nilai moral yang positif. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab
kita untuk mengedukasi remaja tentang penggunaan teknologi informasi yang baik dan
benar. Orang tua, guru, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memberikan informasi
dan panduan yang tepat tentang moralitas dan etika dalam penggunaan teknologi
informasi. Dengan begitu, remaja dapat memanfaatkan teknologi informasi secara positif
dan membangun perilaku moral yang baik di era teknologi informasi.

Dengan makalah ini, penulis berharap makalah ini bisa menjadi penunjang untuk
penulisan selanjutnya. adanya makalah ini maka penulis mengharapkan pembaca dapat
memahami bagaimana sebagai seorang remaja dapat menggunakan teknologi yang ada
dengan baik serta mengetahui pentingnya berperilaku yang baik tampa melanggar norma
dan aturan yang ada.

3.2 Rekomendasi
Berdasarkan kasus tersebut, solusi yang dapar di lakukan sebagai berikut :

1. Peran saya sebagai mahasiswa yaitu dengan memberikan sosialisasi tentang


pentingnya penggunaan media dalam hal penyebaran berita dan sosialisasi bagaimana
menjadi pengguna media sosial yang baik.
2. Solusi saya terhadap kasus tersebut dan cara agar bagaimana kejadian seperti ini tidak
terjadi lagi yaitu memberikan atau menyebarkan edukasi di media sosial seperti,
infografis, pamflet, meme dan video yang dapat memberitahukan kepada kalangan
remaja dan masyarakat yang menggunakan media sosial agar tidak melakukan hal-hal
yang melanggar moral dan karakter dengan mendalami arti dari nilai-nilai Pancasila
tersebut.
3. Solusi yang diberikan untuk sekolah yaitu menerapakan kegiatan literasi digital, agar
siswa lebih mengetahui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara
positif.
4. Rekomendasi solusi pada pelaku kasus tersebut agar jerah dan tidak melakukan lagi
yaitu dengan memberikan sanksi dan pemberian bimbingan oleh guru bimbingan
konseling (BK) kepada pelaku.
5. Solusi yang diharapkan para remaja ini bisa menyadari dan mengendalikan diri dari
perilaku minum minuman keras,dan orangtua sebagai tumpuan dasar anak berperilaku
diharapkan dapat menasehati agar tidak terpengaruh dalam perilaku meminum
minuman keras. Begitu juga masyarakat luas yang harus saling memperhatikan
remaja yang meminum Minuman keras dengan memberikan nasehat dan teguran
6. Dari kasus tersebut, solusi yang dapat di lakukan yaitu melakukan hal-hal yang
positif, memberikan edukasi bahaya merokok dan miras bagi siswa dan siswi di
lingkungan sekolah serta melakukan sosialisasi dan kegiatan - kegiatan positif
memberikan. Kemudian larangan dan sanksi tegas supaya siswa dan siswi memiliki
kesadaran dan rasa takut jika melanggar dan melakukan hal tersebut untuk orang tua
harus lebih membimbing dan mendidik anak sangatlah penting membangun etika
moral anak di lingkungan keluarga.
Daftar Pustaka
The Influence of Social Media on Adolescent Behavior, yang ditulis oleh Amalia Fitriana, Sri
Lestari, dan Yusuf Pratama di dalam Journal of Educational Science and Technology, Vol. 6,
No. 2 (2020)

Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Perilaku Moral Remaja
di SMA Negeri 3 Kota Kupang yang ditulis oleh Yana F. Taopan, Mintje Ratoe oedjoe, dan
Andy Nabu Sogen didalam Jurnal Pendidikan : Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan
di Bidang Pendidikan, pengajaran dan Pembelajaran, Vol.5, No 1 201

Pengaruh Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Perilaku Remaja ditulis Dewi
Maharani, Nurwati, Riki Andri Yusda didalam jurnal pengabdian pada masyarakat. Vol. 2 No. !
2022

Buku Aplikasi Teori dalam Sistem Komunikasi di Indonesia (2017) karangan Ilham Prisgunanto

Anda mungkin juga menyukai