Disusun Oleh :
Kethrine Tania Sukma Sekarti (16)
XII IPS 3
Guru Pembimbing :
Sofiah Azmil, S.Pd
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................
1.1 Metode Penelitian.......................................................................................
A. Metode Kualitatif Deskriptif......................................................................
B. Lokasi Penelitian........................................................................................
C. Informan Penelitian....................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................
2.1 Interaksi.....................................................................................................
2.2 Komunikasi...............................................................................................
2.3 Sosialisasi..................................................................................................
2.4 Peranan Dan Fungsi Keluarga...................................................................
2.5 Keluarga Sebagai Wahana Sosialisasi Anak..............................................
2.6 Pola Interaksi Religius Dalam Keluarga...................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN 1................................................................................................
LAMPIRAN 2................................................................................................
3.2 Transkrip Wawancara ...............................................................................
Narasumber 1..................................................................................................
Narasumber 2..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Jl. Raya Tlogomas Gg. 9 No.29, Tlogomas,
Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144 dan Jl. Raya Mulyorejo No.253,
Maron, Mulyorejo, Kec. Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65392.
C. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini istilah yang digunakan untuk subjek penelitian adalah
informan atau nara sumber yang memberikan informasi di lembaga, atau di tempat
lain yang berkaitan dengan obyek penelitian. Pada dasarnya kedua istilah di atas sama
bermakna pada subjek penelitian, penekanan yang diinginkan dengan menyebut
subjek penelitian dengan istilah informan adalah dari yang bersangkutan. Peneliti
menggali informasi mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan dirinya sendiri
ataupun tentang lingkungan sekitarnya yang menjadi topik penelitian ini. Pemilihan
informan dan informan kunci lebih menekankan pada data apa yang hendak dicari
oleh peneliti. Adanya kesalahan dalam penentuan informan dapat berakibat pada
kesalahan kesimpulan, ramalan, atau tindakan yang berkaitan dengan hasil penelitian.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Interaksi
Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi secara dua
orang atau lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak langsung maupun tidak
langsung. Sosial yang berarti mencakup saling berkesinambungan atau bekerja sama seperti
halnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan
membutuhkan orang lain. Secara sederhana, pengertian interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu maupun kelompok untuk menjalin hubungan pertemanan,
diskusi, kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Interaksi yaitu satu relasi antara dua sistem yang terjadi sedemikian rupa sehingga
kejadian yang berlangsung pada satu sistem akan mempengaruhi kejadian yang terjadi pada
sistem lainnya. Interaksi adalah satu pertalian sosilal antar individu sedemikian rupa sehingga
individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lainnya (Chaplin, 2011).
Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (1982) interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-
perorangan, antara kelompokkelompok manusia maupun antara orang perorangtan dengan
kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka
saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-
aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.Jadi interaksi sosial adalah
kemampuan seorang individu dalam melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau
kelompok dengan ditandai adanya adanya kontak sosial dan komunikasi.
2.2 Komunikasi
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang
atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari
bahasa latin, communicatus, artinya berbagi atau menjadi milik bersama – mengacu pada
upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Sebagai mahluk sosial, manusia
dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lainnya dengan
berkomunikasi. Mempelajari komunikasi berarti meningkatkan kemampuan berkomunikasi
(menulis, berbicara, dan sebagainya). Di samping itu, ini juga berarti belajar menganalisis
peristiwa komunikasi sebagai peristiwa sosial.
2.3 Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses belajar yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia
sebagai makhluk biologis menjadi manusia yang berbudaya, yang cakap menjalankan
fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai anggota kelompok. Seorang bayi yang
lahir merupakan organisme yang sangat lemah. Pemenuhan segala kebutuhan fisiknya
bergantung kepada orang dewasa. Namun, sejak saat itu dia mulai berinteraksi dengan
lingkungan dan menyerap banyak hal hingga tumbuh dewasa, dan baru berakhir setelah dia
meninggal. Hal-hal yang diserap meliputi sikap dan nilai, rasa suka dan tidak suka, rasa
senang dan sedih, keinginan dan tujuan hidup, cara bereaksi terhadap lingkungan, dan
pemahaman mengenai segala sesuatu. Semua itu diperolehnya melalui proses yang disebut
sosialisasi. Dalam proses ini, seseorang juga mengalami internalisasi (mendarah-dagingkan)
nilai dan norma sosial tempat dia hidup, sehingga terbentuklah kepribadiannya. Setiap orang
perlu mempelajari nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakatnya.
Bermakna atau tidaknya interaksi orang tua dengan anak dalam keluarga tergantung
kepada bagaimana sikap dan komunikasi yang dibangun oleh orang tua dalam keluarga. Salah
satu karakteristik dari manusia adalah adanya komunikasi antara yang satu dengan yang
lainnya. Komunikasi yang dimaksud adalah bagaimana hubungan dialogis yang terjalin
timbal balik antara orang tua dengan anak dalam keluarga. Memperkuat pernyataan itu, Danil
(1981:7) mengemukakan bahwa manusia tidak dapat membebaskan diri dari relasi. Setiap
manusia bebas dari relasi itu karena relasi itu telah ada sebelum kita menolak atau
menerimanya. Selanjutnya Soelaiman (1988:71) mengungkapkan bahwa manusia pertama-
tama tampil sebagai makhluk komunikatif, kehidupannya sehari-hari selalu terlibat dalam
situasi dan interaksi komunikatif.
Dalam komunikasi manusia di samping sebagai subjek adakalanya sebagai objek dari
suatu komunikasi. Namun manusia bukan suatu misteri yang bukan saja sulit dipahami oleh
orang lain, tetapi oleh dirinya sendiri sebagai pribadi. Sebagai sesama manusia bagaimanapun
juga hidup bersama dengan orang lain merupakan kemestian, kehidupan dalam kebersamaan
itu bukan hanya suatu kenyataan saja, tetapi suatu yang harus ada dan wajib diadakan apabila
belum terjalin kebersamaan itu sendiri. Pola interaksi di sini dimaksud kan bagaimana
memperbaiki hubungan sosial dan komunikasi orang tua dengan anak yang mengandung
nilai-nilai pendidikan dan nilai-nilai agama (edukasi religius) dalam keluarga. Pola tersebut
dilakukan sebagai upaya menjalin saling pengertian, pemahaman, penanaman sikap,
komitmen beragama, kemandirian, kepribadian yang baik (akhlak karimah) melalui interaksi
dalam keluarga. Artinya orang tua harus mampu menampilkan dan memerankan diri sebagai
tokoh ideal, panutan, dan keteladanan dalam bersikap dan berkomunikasi dengan anggota
keluarga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa;
Pertama, lingkungan keluarga sebagai wahana sosialisasi dan interaksi edukatif merupakan
strategi pembinaan kepribadian dan kesejahteraan anak secara optimal. Format pendidikan
keluarga yang lebih efektif adalah menciptakan dan memberdayakan sistem interaksi yang
bersifat edukatif anggota keluarga terutama orang tua dengan anak dalam keluarga.
Keempat, teknik interaksi orang tua dengan anak yang bersifat edukatif dilakukan
dengan berbagai pendekatan, di antaranya orang tua merencanakan pembicaraannya, tidak
tergesa-gesa dan asal bicara, mengevaluasi pembicaraannya, dan bersikap terbuka dan jujur
terhadap dirinya sendiri dan anaknya. Di sampaing itu, pendekatan yang dapat dilakukan
orang tua dalam mendidik anak-anaknya dalam era globalisasi yaitu; (1) pendekatan dialog
secara terbuka dengan anak-anak; (2) pendekatan berpikir kritis dan kreatif; dan (3)
pendekatan klarifikasi nilai. Untuk itu, orang tua perlu; (1) menerapkan gaya mendidik yang
bersifat moderat dengan anak-anak; (2) menumbuhkan suasana keakraban antara orang tua
dengan anak; (3) mengembangkan budaya rasa salah pada anak-anak; dan (4) memberi
kesempatan yang luas kepada anak untuk bergaul dengan lingkungan sekitarnya secara
positif.
DAFTAR PUSTAKA
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer(Surabaya: Arkola, 1994),
hlm. 719.2Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar(Cet. XXXI Jakarta: Rajawali Pers
2001), hlm. 21-22.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka
Cipta Arsal, Thriwaty. 2016. Marriage System In Arabian Culture. Atlantis Press. ISSN
2352-5398 : 333-335
Aryanti, Nina Yudha. 2015. Javanese Cultural Socialization in Family and EthnicIdentity
Formation of Javanese Adolescent Migrantat Lampung Province. Jurnal Komunitas. Vol 7
(2) : 251-258
LAMPIRAN 1