Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TRI PUSAT PENDIDIKAN

Disusun oleh:

Nova Arum Palupi

NPM 2113034045

Mata Kuliah: Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu:

Dr. Herpratiwi, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tri Pusat Pendidikan ini
dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Dr.
Herpratiwi, M.Pd pada mata kuliah Landasan Kependidikan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tri Pusat
Pendidikan untuk penulis dan pembaca.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Dr. Herpratiwi, M. Pd


karena sudah memberikan tugas ini kepada saya sehingga saya mendapatkan
banyak pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga berterimakasih kepada yang telah memberikan sumber-sumber bacaan


untuk isi dari makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna maka saran dan
kritik saya butuhkan untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik.

Lampung Tengah, 25 September 2021

Nova Arum Palupi


(2113034045)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 4
1.1.Latar Belakang ........................................................................ 4
1.2.Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3.Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 6
2.1 Pengertian Tri Pusat Pendidikan .............................................. 6
2.2 Peran Tri Pusat Pendidikan ...................................................... 9
2.3 Faktor Pendukung Tri Pusat Pendidikan .................................. 10
2.4 Faktor Penghambat Tri Pusat Pendidikan ................................. 11
2.5 Pengaruh Timbal Balik Tri Pusat Pendidikan dengan
Perkembangan Peserta Didik ................................................... 14
2.6 Solusi Permasalahan Pendidikan .............................................. 17
BAB III PENUTUP ................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 20
3.2 Saran ....................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran pihak-pihak yang
ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan dibawa.
Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang
diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu pula
sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas
pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran
dibidang pendidikan.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manuia.


Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Di sisi lain proses perkembangan dan
pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan
yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Di antara pihak-pihak
yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan setiap peserta didik
menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga
unsur ini dikenal dengan nama Tri Pusat Pendidikan. Setiap lingkungan tersebut
mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang berperan penting dalam
pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan
fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut memiliki hubungan
yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik. Dengan kata lain
proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal
tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan.

4
Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar
lingkungan formal. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tri
Pusat Pendidikan agar pembaca mengetahui tujuan keberadaannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Tri Pusat Pendidikan?
2. Apa saja peran Tri Pusat Pendidikan?
3. Apa saja faktor pendukung Tri Pusat Pendidikan?
4. Apa saja faktor penghambat Tri Pusat Pendidikan?
5. Bagaimana pengaruh timbal balik Tri Pusat Pendidikan dengan perkembangan
peserta didik?
6. Bagaimana solusi permasalahan pendidikan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk menjabarkan pengertian dari Tri Pusat Pendidikan.
2. Untuk menggambarkan wujud peran Tri Pusat Pendidikan.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung Tri Pusat Pendidikan.
4. Untuk mengetahui faktor penghambat Tri Pusat Pendidikan.
5. Untuk mengetahui pengaruh timbal balik Tri Pusat Pendidikan dengan
perkembangan peserta didik.
6. Untuk mengetahui cara menyikapi solusi pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tri Pusat Pendidikan


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan
juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama
pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah usaha kebudayaan yang


bermaksud memberi bimbingan dalam hidup garis kodrat pribadinya dan
pengaruh-pengaruh lingkungannya mendapat kemajuan hidup lahir batin.
Pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan pendidikan yang disebut Tri Pusat
Pendidikan yaitu Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Bagi taman
siswa, di samping siswa yang tetap tinggal di lingkungan keluarga sebagai siswa
tinggal di asrama (Wisna Priya dan Wisnu Rini) yang dikelola secara
kekeluargaan dengan menerapkan sistem Among.
1. Keluarga
Secara terminologi, keluarga berasal dari bahasa Sansekerta “kulawarga”.
Kata kula berarti “ras” dan warga yang berarti “anggota”. Keluarga adalah
lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah. Dengan kata lain keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat
atau suatu organisasi dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan
khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan saling menjaga
keharmonisan hubungan antara satu dengan yang lain. Keluarga merupakan

6
lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak
agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga berfungsi:
 Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.
 Menjamin kehidupan emosional anak.
 Menanamkan dasar pendidikan moral.
 Memberikan dasar pendidikan sosial.
 Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2. Sekolah
Secara terminologi, “sekolah” merupakan adopsi dari bahasa latin yaitu
skhole, scola, scolae atau skhola, yang memiliki arti waktu luang atau waktu
senggang. Segala kegiatan di waktu luang bagi anak-anak ditengah-tengah
kegiatan utama mereka dikenal dengan sebutan sekolah. Diantara kegiatan itu
misalnya belajar tentang berhitung, membaca huruf dan mengenal tentang
moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, definisi “sekolah” adalah bangunan atau lembaga untuk
belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah
merupakan sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau
murid di bawah pengawasan guru. Tidak semua tugas mendidik dapat
dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu
pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan
anak kesekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak
selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah
sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
 Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik
serta menanamkan budi pekerti yang baik.
 Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat
yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

7
 Sekolah melattih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
 Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan
benar atau salah, dan sebagainya.
3. Masyarakat
Kata “masyarakat” memiliki beberapa definisi, diantaranya:
 Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas
yang sama.
 Setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang
relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama
dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
Dari sini dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu yang
merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai
kepentingan yang sama sehingga dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai sesuatu kekuatan social dengan batas-batas
yang dirumuskan dengan jelas. Dalam konteks pendidikan, masyarakat
merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang
dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa
waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya
lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam
masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan),
sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

8
2.2 Peran Tri Pusat Pendidikan

Peserta didik yang berprestasi belajar akan mempunyai wawasan pengetahuan


yang luas dan menciptakan SDM yang bermutu dan profesional. Karena prestasi
belajar adalah faktor yang paling dominan dalam meningkatkan pendidikan di
Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di antaranya dari
faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Lingkungan keluarga menurut Hibana Rahman (2002 : 38), yaitu lingkungan


yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi
secara langsung maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan berpengaruh bagi
perkembangan kepribadian anak.

Lingkungan sekolah merupakan pusat pendidikan kedua setelah keluarga dimana


anak mendapatkan pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam
mencerdaskan dan membimbing moral perilaku anak. Pendidikan berperan dalam
membuka tabir wawasan dan cakrawala pandang yang luas untuk mencapai
kemajuan, penalaran dan kemauan untuk mengembangkan diri. Selain itu
pendidikan akan mencegah pengaruh negatif nilai-nilai baru yang datang setiap
saat dalam arus informasi yang sangat terbuka.

Lingkungan masyarakat merupakan pusat pendidikan ketiga setelah lingkungan


keluarga dan sekolah. Lingkungan masyarakat menurut Purwanto (2000 : 61)
adalah “manusia-manusia lain di sekitar individu, yang mempengaruhi individu
yang bersangkutan”. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga
setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda
karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Berlangsungnya proses
pendidikan di sekolah tidak lepas dari pengaruh masyarakat, pengaruh masyarakat
yang dimaksud adalah pengaruh sosial budaya dan partisipasinya yang tercermin
dalam proses belajar baik yang berkaitan dengan pola aktifitas pendidikan
maupun anak didik didalam proses pendidikan.

9
2.3 Faktor Pendukung Tri Pusat Pendidikan
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan Tri Pusat
Pendidikan di Indonesia adalah:
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan bertugas membentuk
kebiasaan-kebiasaan (habit formation) yang positif sebagai pondasi yang kuat
dalam pendidikan informal. (Gunawan, 2000 : 49). Dengan pembiasaan
tersebut anak-anak akan menyesuaikan diri bersama keteladanan yang
diberikan oleh orang tuanya. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam keluarga terhadap pendidikan anak lebih bersikap menentukan ; watak
budi pekerti, latihan keterampilan, pendidikan kesosialan. Selain itu juga
menanamkan nilai-nilai pancasila, nilai-nilai keagamaan dan kepercayaan
kepada Allah dimulai dalam keluarga. Orang tua yang tidak otoriter, akan
dapat menoleransi kemauan anak-anaknya, dengan demikian akan terjadi
sosialisasi yang positif dalam rumah/keluarga. Dalam keluarga ini lebih dapat
ditumbuhkan perasaan aman, saling menyayangi, dan sifat demokratis pada
diri anak sebab keputusan yang diambil selalu dibicarakan bersama oleh
seluruh anggota keluarga (Redja Mudyahardojo, 1992:54 -56).
2. Lingkungan Sekolah
 Fasilitas Belajar
Dalam undang-undang system pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003
disebutkan fasilitas pendidikan diatur dalam pasal 45 ayat 1 yang
berbunyti : “setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan
fasilitas yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
social, emosional, dan kewajiban peserta didik.”
Fasilitas belajar dapat berupa tempat belajar, peralatan belajar (alat tulis
dan buku-buku penunjang), media belajar dan fasilitas lainnya seperti
laboratorium, perpustakaan, ruang kelas yang luas dan nyaman. Fasilitas

10
belajar berperan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar
siswa sehingga meningkatkan mutu yang lebih baik.
 Kurikulum yang Baik dan Seimbang
Kurikulum sekolah yang memenuhi tuntutan masyarakat dikatakan
kurikulum itu baik dan seimbang. Kurikulum ini juga harus mampu
mengembangkan segala segi kepribadian siswa. Di samping kebutuhan
siswa sebagai anggota masyarakat.” (Slameto, 2003 : 93). Selain itu,
prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh keaktifan kegiatan organisasi
ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan
yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan disekolah maupun
diluar sekolah dengan maksud lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa,
misalnya Palang merah remaja, PKS, UKS koperasi sekolah, pecinta alam,
pramuka dan sebagainya.
3. Lingkungan Masyarakat.
Di dalam keluarga anak akan mendapat pengawasan dan pembinaan dari
orang tuanya, di sekolah ia dibina di bawah pengawasan guru, sedang di
masyarakat kemungkinan akan tergelincir dalam pergaulan yang
menyesatkan/merugikan dirinya. Maka kewaspadaan harus lebih ditingkatkan,
demi kesejahteraan masyarakat.

2.4 Faktor Penghambat Tri Pusat Pendidikan


Faktor penghambat dalam pelaksanaan Tripusat pendidikan di Indonesia adalah:

1. Lingkungan Keluarga
a. Faktor Orang Tua
Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan pertama, tetapi dapat
juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Dalam hal ini orang tua
memiliki peranan penting dalam rangka mendidik anaknya, karena
pandangan hidup, sifat dan tabiat seorang anak, sebagian besar berasal

11
dari kedua orang tuanya. “Tugas utama keluarga dalam pendidikan anak
ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Sifat dan tabi’at anak sebagian besar diambil dari kedua orang
tuanya dan dari anggota keluarga lain.” (Hasbullah, 1996 : 89).

Anak-anak memerlukan bimbingan orang tua dalam perkembangannya.


Apabila hubungan orang tua dan anak yang tidak terjalin harmonis dan
kurangnya kasih sayang orang tua kepada anaknya akan menimbulkan
emosional insecurity. Suasana rumah yang sangat ramai atau gaduh akan
mengakibatkan anak terganggu konsentrasinya sehingga tidak dapat
belajar dengan secara maksimal.

2. Lingkungan Sekolah
a. Minimnya Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan

Pada pendidikan dasar hingga kini layanan pendidikan mulai dari guru,
bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan dan laboratorium, buku-buku
pelajaran dan pengayaan, serta buku referensi masih minim. Hal tersebut
membuktikan bahwa pendidikan di indonesia tidak terpenuhi sarana
prasarananya. Dari data diatas menggabarkan bagaimana lembaga
pendidikan kurang memfasilitasi bakat dan minat siswa dalam
mengembangkan diri. Akibat tidak tersedianya fasilitas tersebut para
pelajar mengalokasikan kelebihan energinya tersebut untuk hal-hal yang
negatif.

b. Kontradiksi dan Kakunya Kurikulum Pendidikan

Kurikulum merupakan program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang
berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi
dalam masyarakat. Namun tidak sesuai dengan kultur dan perkembangan
zaman, dikarenakan kurikulum yang sekarang dijalankan masih berbasis

12
pada teori dan cenderung mengesampingkan nilai praktis pendidikan.
Kurikulum yang sekarang digunakan dalam proses belajar tidak jauh
berbeda dengan zaman penjajahan belanda, dimana proses pendidikannya
hanyalah teoretis dan cenderung mencetak tenaga kerja.

c. Pendeskreditan Moralitas

Dalam perjalanannya banyak kasus kekerasan yang terjadi dalam dunia


pendidikan di Indonesia, ironisnya kasus kekerasan ini juga dilakukan
seorang guru kepada muridnya sebagaimana diberitakan dimedia massa.
Tentunya kekerasan ini mengganggu perkembangan secara psikologis
pelajar dan mendorong legalisasi kriminalitas dan kekerasan kepada siswa.

d. Liberalisasi Pendidikan

Liberalisme merupakan tahap perkembangan lanjut dari penjajahan


negara-negara maju kepada negara dunia ketiga. Ironisnya bukan hanya
ekonomi saja yang mengalami liberalisasi, kesehatan bahkan pendidikan
tidak luput dari liberalisasi yang menjurus pada komersialisasi pendidikan
sehingga justru menjerumuskan rakyat miskin dalam kebodohan karena
tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya.

e. Media Massa

Faktor media massa meliputi; bioskop, surat kabar, majalah, radio, dan
televisi. Lingkungan sosial, seperti teman bergaul, tetangga dan aktivitas
dalam masyarakat. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap
proses belajar anak, misalnya dengan mengikuti berbagai organisasi dapat
menyebabkan kelelahan sehingga mengganggu belajar anak.

13
2.5 Pengaruh Timbal Balik Tri Pusat Pendidikan dengan Perkembangan
Peserta Didik

1. Dalam Keluarga
Bisa dibilang, keluarga adalah asal/awal perkembangan anak. Di sana anak
mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dari orangtuanya, berupa cara
bertanggung jawab, memelihara, melindungi, berbagi, dan lainnya. Untuk itu,
sudah seharusnya untuk menciptakan lingkungan keluarga yang hangat dan
dapat merangkul anak. Buatlah suasana yang membuat anak menjadi betah
berlama-lama di rumah. Namun juga jangan terlalu mengekang anak dalam
bergaul. Tentunya pendidikan keluarga ini mempunyai fungsinya tersendiri.
Berikut adalah beberapa fungsi dari pendidikan keluarga:
a. Tempat awal anak tumbuh dan berkembang
Semua pengalaman pertama yang anak alami ada pada lingkungan
keluarga. Ini adalah masa-masa awal dimana perkembangan pola pikir dan
sikap seorang anak mulai terbentuk.
b. Menanamkan pendidikan dasar dalam beragama
Orangtua tentu punya kewajiban dalam menuntun anak-anak mereka
menjadi pribadi yang berakhlak. Dari sinilah awal pendidikan agama
diberikan/dikenalkan.
c. Menanamkan pendidikan moral dan sosial
Agar seorang anak tidak salah dalam pergaulan maka ia harus
mendapatkan arahan. Bagaimana ia harus bersikap dan mengatasi segala
masalah dalam masyarakat. Intinya, tanggung jawab pendidikan dalam
keluarga harus diterapkan dengan baik, yang mana meliputi:
 Membesarkan dan memelihara anaknya.
 Melindungi dan menjamin kesehatan anak baik secara jasmani
maupun rohani.
 Mendidik anak untuk bersikap mandiri.
 Membahagiakan anak untuk kehidupan dunia maupun akhiratnya.

14
 Memberikan motivasi dan dorongan kasih sayang pada anak.
Kesadaran dalam membimbing seorang anak harus terus dikembangkan, agar
orangtua tidak terpaku pada teori-teori lama namun juga sadar akan
perkembangan zaman.

2. Sekolah
Pendidikan yang lebih terarah akan didapat sang anak saat di sekolah. Disini
anak akan mendapatkan banyak pengetahuan, baik yang bersifat akademis
maupun non akademis. Yang tentunya tidak bisa didapatkan saat hanya di
rumah bersama keluarga. Sekolah bertanggung jawab penuh terhadap
pendidikan sang anak, karena mereka sudah mendapat amanat untuk menjaga
setiap siswanya dalam hal menimba ilmu. Dan idealnya anak memang harus
mematuhi segala peraturan yang sudah ditetapkan sekolah.
Sumbangsih sekolah terhadap dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
 Menanamkan sikap budi pekerti yang baik dan membantu mengajarkan
kebiasaan-kebiasaan yang mencerminkan pribadi seorang siswa.
 Membantu anak untuk melatih kecakapan dalam hal membaca, menulis,
menghitung dan menggambar, semua hal tersebut bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan dan kecerdasan anak.
 Memperdalam pembelajaran agama, etika dan sopan santun.
 Memberikan pendidikan pengembangan diri yang tidak didapatkan saat di
rumah.

Sekolah merupakan lembaga yang sudah berpola sistematis, memiliki tujuan


yang jelas, kegiatan-kegiatan yang terjadwal dan tenaga yang profesional
bersertifikat pendidik. Dalam hal ini, sekolah menjadi wujud nyata ikut
andilnya pemerintah dalam mencerdaskan dan mencetak generasi muda yang
lebih baik. Anak dituntut mampu bersaing sehingga sekolah harus membekali
diri anak didik mereka dengan berbagai pengetahuan, pengembangan diri, dan
keterampilan.

15
3. Masyarakat
Masyarakat merupakan bagian dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Yang
mempunyai tujuan serta aturan tertentu yang sudah disepakati sebelumnya.
Pendidikan yang diajarkan dalam masyarakat sudah dimulai sejak anak
memperoleh pendidikan pada keluarga dan sekolah. Jadi sebenarnya
hubungan antar tri pusat pendidikan itu saling timbal balik. Pengaruh yang
ditimbulkan dalam kehidupan masyarakat juga mendominasi pendidikan anak.
Untuk itu sudah seharusnya orangtua mengawasi pergaulan anaknya dengan
baik. Pada lingkungan masyarakat, anak akan mendapatkan pendidikan yang
lebih luas jangkauannya dan akan dibekali dengan berbagai macam kegiatan
salah satunya untuk pengoptimalan pengembangan diri. Dalam lingkungan
masyarakat terdapat ciri tersendiri yang membedakannya dengan lembaga
tripusat yang lain. Diantaranya yaitu sistem norma yang sangat berpengaruh
terhadap pembentukan kepribadian sang anak. Tentunya, kegiatan anak di
lingkungan masyarakat ini berlangsung setelah anak sejenak lepas dari
rutinitasnya saat di rumah dan di sekolah. Kaitan masyarakat dengan dunia
pendidikan dapat dilihat dari tiga poin berikut ini:
a. Pertama: Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan
Masyarakat yang baik, maju dan modern adalah masyarakat yang mampu
memberikan sarana terhadap masyarakat luas, salah satunya sarana
pendidikan. Masyarakat dapat maju karena di dalamnya terdapat orang-
orang yang mampu melaksanakan pendidikan dan berkompeten
memajukan pendidikan. Masyarakat dan pendidikan sangat berkaitan satu
sama lain.
b. Kedua: Masyarakat sebagai lembaga pendidikan
Lingkungan masyarakat di dalamnya ada lembaga keluarga dan lembaga
sekolah yang notabene sebagai penyelengara pendidikan bagi anak. Selain
sebagai penyaluar aspirasi warga, masyarakat juga berperan dalam
memajukan dunia pendidikan bagi warganya. Di antaranya ada organisasi-

16
organisasi sebagai lembaga pendidikan yang menyediakan wadah bagi
kegiatan masyarakat. Adapun ciri-ciri lembaga pendidikan yang ada di
masyarakat, yaitu sebagai berikut:
 Pesertanya heterogen.
 Kegiatan pendidikan yang disengaja di luar sekolah.
 Kebanyakan peserta merupakan orang yang tidak bersekolah.
 Tidak ada perbedaan jenjang pendidikan.
 Pendidikan yang diberikan bersifat khusus dan praktis.
 Metode pembelajaran bersifat formal dan sistematis.
 Pendidikan ditekankan pada pengalaman kerja.
c. Ketiga: Masyarakat menyediakan berbagai sumber belajar
Yang dipelajari dalam pendidikan masyarakat tidak selalu pengetahuan
saja namun juga diberikan keterampilan, seperti kerajinan tangan,
kesenian daerah dan kegiatan lain yang membantu masyarakat untuk
mendapatkan pengalaman. Lingkungan merupakan hal yang paling
banyak mendominasi dalam pengaruh timbal balik antar tri pusat. Setiap
tri pusat berpeluang menentukan kontribusi perkembangan peserta didik
dalam beberapa kegiatan pendidikan, diantaranya:
 Pelatihan keterampilan.
 Penguasaan pengetahuan.
 Bimbingan pemantapan pribadi yang berbudaya.
Pada dasarnya antara masing-masing tri pusat pendidikan mempunyai
kekuatan berbeda-beda dalam proses mendidik anak. Oleh karena itu tri
pusat pendidikan harus berjalan beriringan dan saling bekerja sama dalam
perkembangan peserta didik. Agar berpeluang besar dalam mencetak
generasi yang bermutu.

2.6 Solusi Permasalahan Pendidikan


Solusi dari berbagai masalah tersebut antara lain:
1. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendidikan

17
Dalam rangka meningkatkan output pendidikan tentunya kita harus menaikan
cost (harga), menaikkan harga disini maksudnya adalah meningkatkan sarana
dan prasarana penunjang pendidikan. Adapun sarana tersebut meliputi sarana
fisik dan non fisik. Sarana fisik ini meliputi pembanguan gedung sekolah,
laboratorium, perpustakaan, sarana-sarana olah raga, dan lainnya. Dalam hal
ini tentunya pemerintah memegang tanggung jawab yang besar dalam
pemenuhan ini, karena pemerintah berkepentingan dalam memajukan
pembangunan nasional. Jika sarana belajar ini telah terpenuhi tentunya akan
semakin memudahkan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sarana non fisik ini diibaratkan soft ware dalam komputer, jika soft ware ini
dapat mengoprasikan perangkat komputer dengan baik maka pekerjaan akan
cepat selesai. Begitu juga dalam pendidikan jika sistem dan pengajarnya
bermutu maka akan mempercepat pembangunan nasional.

2. Meningkatkan Kualitas Guru


Dalam praktek pendidikannya, Taman siswa menggunakan prinsip ING
NGARSO SUNG TULODHO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT
WURI HANDAYANI sesuai dengan tingkat perkembangan dan ragam
kebutuhan subyek didik. Tugas guru adalah mendidik, mengajar, melatih dan
merangsang kreativitas dalam memberi pengajaran, artinya berkedudukan
seperti siswa yang belajar tidak ada patron client. Peningkatan mutu ini bukan
hanya pada intelektual guru saja, melainkan juga mengembangkan psikologis
guru itu sendiri misalnya dengan memahami karakteristik siswa, psikologi
perkembangan dan sebagainya.

3. Reformasi Kurikulum Pendidikan


Kurikulum merupakan jiwa dari lembaga pendidikan, jika dalam kurikulum
terdapat banyak penyimpangan dan kontradiksi-kontradiksi tentunya akan

18
merusak citra pendidikan itu sendiri. Pengembangan kurikulum harus sesuai
dengan kultur masyarakat Indonesia.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai
pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan
pendidikan yang dikenal sebagai tri pusat pendidikan. Fungsi dan peranan tri
pusat pendidikan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan
yakni membangun manusia indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya
manusia pembangunan yang bermutu.

Keluarga adalah tempat pertama dan utama seseorang menerima pendidikan


terutama mengenai pendidikan budi pekerti, keagamaan dan kemasarakatan
secara informal. Lingkungan sekolah adalah tempat dimana anak mendapatkan
ilmu pengetahuan, kecerdasan dan pengembangan budi pekerti secara formal.
Lingkungan masyarakat adalah tempat pengembangan ketrampilan, latihan
kecakapan dan pengembangan bakat secara non-formal. Ketiga-tiganya berjalan
bersama mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan yakni mewujudkan
sumber daya manusia profesional dan mampu bersaing dengan bangsa lain.

3.2 Saran
Setelah mempelajari masalah yang membahas keluarga, sekolah dan masyarakat
ini kita diharapkan mampu memahami keterkaitan antara ketiga unsur tri pusat
pendidikan tersebut untuk menuju perubahan paradigma kehidupan yang baik dan
terarah. Diharapkan juga dukungan dari berbagai pihak agar dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas para penerus bangsa dan bisa berperan aktif mewujudkan
cita-cita bangsa dan negara.

20
Saya menyadari bahwa pada makalah ini memiliki banyak kekurangan, maka dari
itu diharapkan masukan dan kritikannya untuk makalah ini, sehingga saya bisa
memberikan hasil yang lebih baik untuk tugas-tugas selanjutnya

21
DAFTAR PUSTAKA

Website Pendidikan. (2018). Pengaruh Timbal Balik antara Tri Pusat Pendidikan
(Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat) terhadap Perkembangan Peserta Didik.
https://www.websitependidikan.com/2018/06/pengaruh-timbal-balik-antara-tripusat-
pendidikan-keluarga-sekolah-masyarakat-terhadap-perkembangan-peserta-
didik.html?m=1

Susi Susana. (2014). TRI PUSAT PENDIDIKAN


http://susisusana96.blogspot.com/2014/12/tri-pusat-pendidikan.html

Amin Hidayati. (2011). Makalah Tri Pusat Pendidikan.docx


https://www.academia.edu/28885558/Makalah_Tri_Pusat_Pendidikan_docx

Hanz Putra. (2012). MAKALAH TRIPUSAT PENDIDIKAN


http://hanzputra.blogspot.com/2012/12/makalah-tripusat-pendidikan.html?m=1

Randy. (2020). Makalah Tripusat Pendidikan


https://randyzn0208.blogspot.com/2020/04/makalah-tripusat-pendidikan.html?m=1

22

Anda mungkin juga menyukai