PERTUMBUHAN WILAYAH
Indikatornya:
1. Jika nilai DDPm > 1 berarti daya dukung lahan pemukimannya tinggi
2. Jika nilai DDPm = 1 berarti daya dukung wilayah untuk pemukimannya optimal
3. Jika nilai DDPm < 1 berarti daya dukung wilayah untuk pemukimannya rendah
Daya Dukung Fungsi Lindung
Daya dukung fungsi lindung adalah kemampuan suatu wilayah dengan berbagai aktivitas penggunaan lahan di wilayah tersebut
untuk menjaga keseimbangan ekosistem pada suatu luasan wilayah.
Kawasan lindung adalah Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup SDA, sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Cara menghitungnya: ΣLgl1 . α1 + Lgl2 . α2 + Lgl3 . α3 + …. Lgln . αn
DDL =
Keterangan:
LW
DDL = daya dukung fungsi lindung Tabel Koefisien Lindung Guna Lahan
Lgln = luas guna lahan jenis n (ha) Koefisien Koefisien
No Penggunaan Lahan No Penggunaan Lahan
Lindung Lindung
αn = koefisien lindung untuk guna lahan n 1 Cagar Alam 1,00 9 Perkebunan rakyat 0,42
LW = luas wilayah (ha) 2 Suaka Margasatwa 1,00 10 Persawahan 0,46
3 Taman wisata 1,00 11 Ladang / tegalan 0,21
4 Taman Baru 0,82 12 Padang rumput 0,28
5 Hutan lindung 1,00 13 Danau / tambak 0,98
6 Hutan cadangan 0,61 14 Tanaman kayu 0,37
7 Hutan produksi 0,68 15 Pemukiman 0,18
8 Perkebunan 0,54 16 Tanah kosong 0,01
Lanjutan
Nilai daya dukung fungsi lindung berkisar antara 0 – 1, dengan klasifikasi sbb:
1) Jika nilai DDL berkisar antara 0 – 0,20 berarti daya dukung fungsi lindungnya sangat rusak.
2) Jika nilai DDL berkisar antara 0,20 – 0,40 berarti daya dukung fungsi lindungnya rusak
3) Jika nilai DDL berkisar antara 0 – 0,20 berarti daya dukung fungsi lindungnya sedang
4) Jika nilai DDL berkisar antara 0 – 0,20 berarti daya dukung fungsi lindungnya baik
5) Jika nilai DDL berkisar antara 0 – 0,20 berarti daya dukung fungsi lindungnya sangat baik
Daya Dukung Ekonomi Wilayah
Daya dukung ekonomi wilayah adalah kemampuan perekonomian suatu wilayah dalam mendukung konsumsi
penduduk di wilayah tersebut.
Cara menghitungnya: PDRBtot
DDE =
JP x K
Keterangan:
DDE = daya dukung ekonomi wilayah
PDRBtot = produk domestic regional bruto (Rp)
JP = jumlah penduduk (jiwa)
K = konsumsi penduduk perkapita (Rp)
Indikatornya:
1. Jika nilai DDE > 1 berarti potensi ekonomi wilayah mampu mendukung kebutuhan dan konsumsi penduduk
2. Jika nilai DDE = 1 berarti potensi ekonomi wilayah seimbang dengan kebutuhan dan konsumsi penduduk
3. Jika nilai DDE < 1 berarti potensi ekonomi wilayah tidak mampu mendukung kebutuhan dan konsumsi penduduk
Daya Dukung Ekologis
Daya dukung ekologis merupakan tingkat maksimum (baik jumlah maupun volume) pemanfaatan suatu
sumberdaya atau ekosistem yang dapat diakomodasi oleh suatu wilayah sebelum terjadi penurunan kualitas
ekologis. BK
Cara menghitungnya: DDE =
Lw - (LKL + LKRB)
Keterangan: JE
BK =
DDE = daya dukung ekologis JP
JE = {(Tot 1 + Tot 2) / 3} /
BK = biokapasitas (ha/orang)
100 BK : Biokapasitas
JE = jejak ekologis LW : Luas Wilayah
JE : Jejak Ekologis LKL : Luas Kawasan Lindung
Tot 1: Totoal 1 LKRB: Luas Kawasan Rawan Bencana
Tot 2: Total 2 JP : Jumlah Penduduk
Indikatornya:
1. Jika nilai DDE > 1 berarti ekosistem di wilayah itu mampu mendukung penduduk yang berdiam di dalamnya.
2. Jika nilai DDE < 1 berarti ekosistem di wilayah itu tidak mampu mendukung penduduk yang berdiam di dalamnya
TUJUAN PEMBANGUNAN WILAYAH
Menurut Nugroho dan Dahuri:
1. Memberi perlindungan sosial dan ekonomi bagi keadaan sebagai akibat dari
kemiskinan dan ketimpangan sumber daya alam yang mengalami tekanan.
2. Menyediakan media bagi beroperasinya mekanisme pasar secara efisien dan adil
serta memperbaiki kualitas aliran beragam sumber daya secara berkelanjutan.
3. Menediakan perangkat bagi aspek perencanaan pembangunan.
4. Membangun system kelambagaan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
pembangunan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)
merupakan agenda internasional yang menjadi kelanjutan dari Tujuan Pembangunan
Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). SDGs disusun oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dengan melibatkan 194 negara, civil society, dan berbagai pelaku
ekonomi dari seluruh penjuru dunia. Agenda ini dibuat untuk menjawab tuntutan
kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam
bentuk aksi nyata. SDGs ditetapkan pada 25 September 2015 dan terdiri dari 17 (tujuh belas)
tujuan global dengan 169 (seratus enam puluh sembilan) target yang akan dijadikan tuntunan
kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan dan diharapkan dapat tercapai pada
tahun 2030. Tujuan dan target tersebut meliputi 3 (tiga) dimensi pembangunan berkelanjutan,
yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini terdiri atas 17 tujuan, yaitu :
Tujuan 1 Tanpa kemiskinan – Mengentas segala bentuk kemiskinan di seluruh tempat.
Tujuan 2 Tanpa kelaparan – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta
menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan 3 Kehidupan sehat dan sejahtera – menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua
usia.
Tujuan 4 Pendidikan berkualitas – Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
Tujuan 5 Kesetaraan gender – Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
Tujuan 6 Air bersih dan sanitasi layak – Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
Tujuan 7 Energi bersih dan terjangkau – Memastikan akses pada energy yang terjangkau, bisa diandalkan,
berkelanjutan dan modern untuk semua.
Tujuan 8 Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi – Memproosikan pertumbuhan ekonom berkelanjutan dan
inklusif, lapangan pekerjaan yang layak untuk semua.
Lanjutan:
Tujuan 9 Industri, inovasi dan infrastruktur – Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan,
dan mendorong inovasi.
Tujuan 10 Berkurangnya kesenjangan – Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
Tujuan 11 Kota dan komunitas berkelanjutan – Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
Tujuan 12 Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab – Memastikan pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan.
Tujuan 13 Penanganan perubahan iklim – Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
Tujuan 14 Ekosistem laut – Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan.
Tujuan 15 Ekosistem darat – Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,
menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
Tujuan 16 Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh – Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
Tujuan 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan – Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan
Ciri – Ciri Pembangunan Wilayah Berkelanjutan
1) Menjamin pemerataan dan keadilan.
2) Menghargai keanekaragaman hayati untuk memastikan sumberdaya alam selalu tersedia
secara berlanjut untuk masa kini dan yang akan dating.
3) Menggunakan pendekatan integrative agar keterkaitan antara manusia dan lingkungan
dapat dimungkinkan untuk masa kini dan yang akan dating.
4) Menggunakan pandangan jangka Panjang untuk merencanakan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan.