Anda di halaman 1dari 23

KELEMBAGAAN, PROGRAM, DAN PENGELOLAAN

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan

Oleh :

1. Anggi Prastiwi Kumalasari (K4318008)


2. Fannia Kusuma Dewi (K4318028)
3. Novian Wildan Rosyidi (K4318044)
4. Rakhmatdi (K4318050)
5. Widia Nur Arini (K4318066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

0
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas segala limpahan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat
waktu. Sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.

Makalah ini membahas tentang Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan


Pendidikan di Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas yang kami buat. Terutama ucapan terima kasih ditujukan
kepada dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan.

Adapun isi dari makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan kami, baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun kemampuan
apersepsi. Sehingga harap dimaklumi apabila isi makalah kami banyak kekurangan,
itu sebabnya kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan
menjadi tambahan bagi khazanah ilmiah kita semua.

Surakarta, 17 Desember 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar...................................................................................................................... 1

Daftar
Isi................................................................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang...........................................................................................................3

B. Rumusan
Masalah............................................................................................................ 3

C. Tujuan...............................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Lembaga-lembaga Pendidikan Di Indonesia...................................................4

B. Program Pendidikan di Indonesia...................................................................11

C. Pengelolaan Pendidikan di Indonesia............................................................ 24

BAB 3 KESIMPULAN..............................................................................................34

Daftar Pustaka.............................................................................................................35

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional dilaksanakan melalui
bentuk-bentuk kelembagaan, program, serta pengelolaannya. Upaya
pembagunan pendidikan nasional, diharapkan dapat mewujudkan proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi
tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman.

2. Rumusan Masalah
a. Apa sajakah bentuk-bentuk kelembagaan, program, dan pengelolaan
Pendidikan di Indonesia?
b. Bagaimana proses pelaksanaan kelembagaan, program, dan
pengelolaan Pendidikan di Indonesia?

3. Tujuan
a. Menjelaskan mengenai bentuk-bentuk kelembagaan, program, dan
pengelolaan pendidikan di Indonesia.
b. Menjelaskan mengenai proses pelaksanaan kelembagaan, program,
dan pengelolaan pendidikan di Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lembaga-lembaga Pendidikan Di Indonesia

1. Pengertian Lembaga Pendidikan

Secara garis besar lembaga pendidikan merupakan suatu tempat


dimana terjadi transfer nilai-nilai positif dari satu pihak ke pihak lainnya.
Ada beberapa pendapat para ahli menyangkut apa itu lembaga
pendidikan.

Menurut para ahli pengertian lembaga pendidikan yaitu :

a. Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2003)


Lembaga Pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan
bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak
didik.
b. Menurut Enung K. Rukiyati, Fenti Himawati (2006)
Lembaga Pendidikan adalah wadah atau tempat berlangsungnya
proses pendidikan yang bersamaan dengan proses pembudayaan.
c. Menurut Hasbullah (2005)
Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses
pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
d. Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sula (2010)
Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya pendidikan,
khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat.

Kata lembaga dalam kamus  bahasa indonesia modern adalah asal


mula, bakal, bentuk asli, badan keilmuan. Didalam bahasa Inggris
lembaga dalam pengertian fisik disebut intitute, sarana (organisasi) untuk
mencapai tujuan tertentu, sedangkan lembaga dalam pengertian non fisik
atau abstrak adalah institution, suatu sistem norma untuk memenuhi
kebutuhan.

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina


kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa
dan mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.

4
Dengan demikian yang dimaksud dengan Lembaga Pendidikan
adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang
dilakukan  dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah
yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.

Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak,


lingkungan ada yang sengaja diadakan dan ada yang berasal dari
kesadaran dari orang dewasa yang normatif. Lingkungan yang dengan
sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu : lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga
lingkungan ini disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.

2. Lembaga Pendidikan Bedasarkan Jalur Pendidikan

Didalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa


jalur pendidikan terdiri dariLembaga Pendidikan formal, Non-Formal,
dan In-formal.

a. Lembaga Pendidikan Formal ( Sekolah )

Sekolah dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal karena


diadakan di sekolah atau tempat tertentu, teratur/sistematis,
mempunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu, serta
berlangsung mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, berdasarkan
aturan resmi yang telah ditetapkan.

Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling


memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan dan paling
mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan masyarakat. Bagi pemerintah karena dalam rangka
pengembangan bangsa dibutuhkan pendidikan, maka jalur yang
ditempuh unuk mengetahui out put-nya baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.

Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi


dan segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut
kurikulum.

Ciri-ciri lembaga pendidikan formal :


1. Diselenggarakan dalam kelas terpisah menurut jenjangnya.
2. Ada persyaratan usia.
3. Ada jangka belajar tertentu.
4. Ada jadwal waktu belajar.
5. Proses belajar diatur secara tertib dan terstruktur.
6. Materi pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum dan
dijabarkan dalam silabus tertentu.

5
7. Materi pembelajaran lebih banyak bersifat akademis
intelektual dan berkesinambungan.
8. Guru mengajarkan menggunakan metode, media, dan
urutan pengajaran tertentu.
9. Ada sistem rapor, evaluasi belajar, serta ijazah.
10. Sekolah punya anggaran pendidikan yang dirancang dalam
kurun waktu tertentu.

Fungsi Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah) :

1. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar,


memperbaiki dan memperdalam atau memperluas, tingkah
laku anak atau peserta didik yang dibawa dari keluarga serta
membantu mengembangkan bakat.
2. Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum
agar :
3. Peserta didik dapat bersosialisasi dengan guru, karyawan,
teman dan masyarakat tertentu.
4. Peserta didik belajar taat kepada peraturan atau mengerti
tentang disiplin.
5. Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat
berdasarkan norma – norma yang berlaku.

Jenjang lembaga pendidikan formal di bagi menjadi 3, yaitu :

1. Pendidikan tinggi
2. Pendidikan Menengah yang terdiri dari SMA (Umum dan
Kejuruan) dan SMP (Umum dan Kejuruan).
3. Pendidikan dasar

Tujuan Pengadaan lembaga pendidikan formal :

1. Tempat sumber ilmu pengetahuan


2. Tempat untuk mengembangkan bangsa
3. Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu
penting guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap
pakai.

b. Lembaga Pendidikan Non Formal

Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar


pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara

6
dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses
penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan. Seperti lembaga kursus dan pelatihan,
kelompok belajar, sanggar, dll.

Pendidikan Non Formal meliputi pendidikan dasar, dan


pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan
keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan
paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD),
Taman Pendidikan Al Quran (TPA), maupun Pendidikan Lanjut
Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program paket A
(setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan
dasar. Pendidikan lanjutan meliputi program paket C (setara
SLTA), kursus, latihan keterampilan lain baik dilaksanakan secara
terogranisasi maupun tidak terorganisasi.

Pendidikan Non Formal mengenal pula Pusat Kegiatan Belajar


Masyarakat (PKBM) sebagai pangkalan program yang dapat
berada di dalam satu kawasan setingkat atau lebih kecil dari
kelurahan/desa. PKBM dalam istilah yang berlaku umum
merupakan padanan dari Community Learning Center (CLC) yang
menjadi bagian komponen dari Community Center.

Ciri-ciri Lembaga Non Formal:


1. Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Materi yang diberikan bersifat praktis atau sesuatu yang
dibutuhkan oleh masyarakat   pada saat itu dan segera dapat
dipenuhi melalui pendidikan singkat.
3. Waktu yang diperlukan relatif singkat.
4. Relatif murah.
5. Usia peserta berbeda-beda.
6. Jenjang kelas tidak menunjukkan tingkatan yang jelas.
7. Pelaksanaan kegiatan disusun melalui perencanaan yang baik.
8. Tujuan pendidikan terarah untuk mendapat pekerjaan atau
meningkatkan taraf hidup.
9. Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan yang
membutuhkannya.
10. Umumnya berdampingan dengan lembaga formal.
11. Muncul karena ada perubahan cepat dalam masyarakat.

c. Pendidikan Informal

7
Pendidikan Informal ini terutama berlangsung di tengah keluarga,
namun mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar keluarga
tertentu, perusahaan, pasar, terminal dan lain – lain yang
berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu. Pendidikan in
formal ini mempunyai tujuan tertentu, khususnya untuk
lingkungan keluarga atau rumah tangga, lingkungan desa,
lingkungan adat.

Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat


tanpa adanya program waktu (tak terbatas) dan tanpa adanya
evaluasi. Adapun alasannya di atas pendidikan informal ini tetap
memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan pribadi
seseorang atau peserta didik.

Ciri-ciri Pendidikan Informal :


1.   Tidak terikat tempat dan waktu.
2.   Tidak terikat jenjang usia.
3.   Dapat berlangsung tanpa ada guru dan murid secara khusus.
4.   Tidak menggunakan metode tertentu.
5.   Tanpa menggunakan rencana pembelajaran (kurikulum).

3. Lembaga Pendidikan Berdasarkan Lingkungan Pendidikan

Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya


pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana
pendidikan tersebut dilaksanakan. Dalam hal ini, tentang lingkungan atau
tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan
keluarga, sekolah dan masyarakat.   

Ki Hajar Dewantara, membedakan lingkungan pendidikan menjadi


tiga, dan kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu:  keluarga,
sekolah, masyarakat.

a. Lembaga Pendidikan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang


pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama
mendapatkan didikan dan bimbingan. Disebut lingkungan yang
utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam
keluarga.

Fungsi dan Peranan Pendidikan keluarga:


1) Pengalaman pertama masa kanak-kanak
2) Menjamin kehidupan Emosional anak
3) Menanamkan dasar pendidikan moral

8
4) Peletakkan dasar-dasar keagamaan
5) Memberikan dasar pendidikan social

Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan


keterampilan dasar, agama, dan kepercayaan, nilai moral, norma
sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk
dapat berperan dalam keluagra dan masyarakat.

b. Lembaga Pendidikan Sekolah

Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari


pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan
lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu,
kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang
menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan
dalam masyarakat kelak.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan


berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk
masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga
negara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis
yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional.

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan


keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang
dibawa dari keluarganya.

Menurut Suwarno (1985) ada 6 fungsi sekolah itu, yaitu :


a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan
pengetahuan
b. Spesialisasi
c. Efisiensi
d. Sosialisasi
e. Konservasi dan transmisi kultural
f. Transisi dari rumah ke masyarakat

c. Lembaga Pendidikan di Masyarakat

Didalam alam konteks pendidikan, masyarakat merupakan


lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang

9
dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk
beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada
diluar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti
pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU No 20 Tahun


2003 disebut dengan jalur pendidikan non formal ini, bersifat
fungsional dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna
bagi usaha perbaikan taraf hidupnya.

Ciri-ciri Lembaga Pendidkan di Masyarakat:


a. Pendidikan diselenggarakan dengan sengaja diluar sekolah
b. Pendidikan tidak mengenal jenjang, dan program pendidikan
untuk jangka waktu pendek.
c. Peserta tidak perlu homogen
d. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
e. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban
terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.

Pendidikan kemasyarakatan merupakan wahana yang amat


besar bagi perkembangan individu dan masyarakat terutama bagi
masyarakat yang sedang membangun, pendidikan kemasyarakatan
dirasakan sebagai gerakan yang memperluas dan mempercepat
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, yang akan mengangkat
harkat manusia pada tingkat yang wajar.

B. Program Pendidikan di Indonesia

1. Jenis Program Pendidikan

Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai


dengan sifat dan kekhususan tujuannya (UU No. 2 Tahun 1989 Bab I
pasal 1 Ayat 4 No. 2 Tahun 1989). Proram pendidikan hendaknya
merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengebangkan potensi diri.
Hakikatnya program pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan
diselenggarakan di berbagai satuan pendidikan. Jenis pendidikan adalah
kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu
satuan pendidikan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat
9).Program pendidikan yang termasuk pendidikan sekolah terdiri dari:

a. Pendidikan Umum

10
Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan
perluasan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan
pengkhususan yang diwujudkan dalam tingkat- tingkat akhir masa
pendidikan. Berfungsi sebagai acuan umum bagi jenis pendidikan
lainnya.

b. Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan


peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu. Bentuk satuan
pendidikannya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).

c. Pendidikan Khusus

Pendidikan khusus merupakan pendidikan khusus yang ditujukan


untuk peserta didik yang memiliki kelainan fisik atau mental. Yang
termasuk pendidikan luar biasa adalah SDLB (sekolah dasar luar
biasa) untuk jenjang menengah masing-masing memiliki program
khusus. Untuk pengadaan gurunya disediakan SGPLB (Sekolah Guru
Pendidikan Luar Biasa), setara Diploma III.

d. Pendidikan Akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi


program sarjana  dan pascasarjana  yang diarahkan terutama pada
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

e. Pendidikan Kedinasan

Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan khusus untuk


meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas kedinasan bagi
pegawai atau calon pegawai suatu departemen atau nondepartemen.
Pendidikan kedinasan terbagi dua, yakni pendidikan tingkat
menengah, seperti SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) dan pendidikan
tingkat tinggi, seperti STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintah Dalam
Negeri).

f. Pendidikan Profesi

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program


sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki
suatu profesi atau menjadi seorang profesional.

g. Pendidikan Keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang kusus untuk


menyiapkan peserta didik agar dapat melaksanakan peranan yang

11
menuntut pengetahuan tentang keagamaan. Dilihat dari
kecenderungannya, pendidikan keagamaan ada yang sepenuhnya
memberikan pendidikan keagamaan, namun ada juga yang atas dasar
pendidikan agama dan umum. Untuk pengadaan gurunya disediakan
lembaga pendidikan seperti PGAN (Pedidikan Guru Agama Negeri)
untuk agama islam atau sekolah Theologika untuk agama Kristen.

2. Kebijakan Program Pendidikan

a. Program Pendidikan Anak Usia Dini

Program ini bertujuan agar semua anak usia dini baik laki-laki
maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang
optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan tahap-tahap
perkembangan atau tingkat usia mereka dan merupakan persiapan
untuk mengikuti pendidikan jenjang sekolah dasar. Secara lebih
spesifik, program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan
untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan melalui
jalur formal seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal
(RA) dan bentuk lain yang sederajat, jalur pendidikan non-formal
berbentuk Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA) atau
bentuk lain yang sederajat, dan jalur informal yang berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan, dalam rangka membina, menumbuhkan dan
mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal agar memiliki
kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus


diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah
dan Pemerintah Daerah. Penjelasan : Setiap warga negara
berkewajiban untuk mengikuti program wajib belajar minimal 9 tahun
yang diselenggarakan oleh negara.

Pengelolaan program wajib belajar adalah tanggung jawab


pemerintah.
a. Pengelolaan program wajib belajar secara nasional menjadi
tanggung jawab Menteri.
b. Koordinasi pengelolaan program wajib belajar pendidikan
dasar tingkat provinsi menjadi tanggung jawab gubernur.

12
c. Pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar tingkat
kabupaten/kota menjadi tanggung jawab bupati/walikota.
d. Pengelolaan program wajib belajar pada tingkat satuan
pendidikan dasar menjadi tanggung jawab pemimpin satuan
pendidikan dasar.
e. Pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar di luar
negeri menjadi tanggung jawab Kepala Perwakilan Negara
Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri yang
bersangkutan.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan


pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau, baik melalui
jalur formal maupun non-formal yang mencakup SD termasuk SDLB, MI,
dan Paket A serta SMP, MTs, dan Paket B, sehingga seluruh anak usia 7–
15 tahun baik laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh pendidikan,
setidak-tidaknya sampai jenjang sekolah menengah pertama atau yang
sederajat.

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun


dititikberatkan pada: (1) peningkatan partisipasi anak yang belum
mendapatkan layanan pendidikan dasar terutama melalui penjaringan
anak-anak yang belum pernah sekolah pada jenjang SD termasuk
SDLB/MI/Paket A dan peningkatan angka melanjutkan lulusan SD
termasuk SDLB/MI/Paket A ke jenjang SMP/MTs/Paket B atau bentuk
lain yang sederajat; (2) mempertahankan kinerja pendidikan yang telah
dicapai terutama dengan menurunkan angka putus sekolah dan angka
mengulang kelas, serta dengan meningkatkan kualitas pendidikan; dan (3)
penyediaan tambahan layanan pendidikan bagi anak-anak yang tidak dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.

3. Program Pendidikan Menengah

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan


pelayanan pendidikan menengah yang bermutu dan terjangkau bagi
penduduk laki-laki dan perempuan melalui jalur formal maupun non-
formal, yang mencakup SMA, SMK, MA, dan Paket C. Program
pendidikan menengah didorong untuk mengantisipasi meningkatnya
lulusan sekolah menengah pertama secara signifikan sebagai dampak
positif pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun,
serta penguatan pendidikan vokasional baik melalui sekolah/madrasah
umum maupun kejuruan dan pendidikan non-formal guna mempersiapkan
lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi untuk masuk
ke dunia kerja.

13
4. Program Pendidikan Tinggi

Program ini ditujukan untuk meningkatkan akses dan pemerataan


pelayanan pendidikan tinggi baik untuk penduduk laki-laki maupun
perempuan yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut
atau universitas yang bermutu tinggi dan relevan terhadap kebutuhan
pasar kerja, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya,
dan seni sehingga dapat berkontribusi secara optimal pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.

5. Program Pendidikan Non-Formal

Program ini bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan baik


untuk laki-laki maupun perempuan sebagai pengganti, penambah dan/atau
pelengkap pendidikan formal guna mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan non-formal meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan
kesetaraan untuk penduduk dewasa, pendidikan keluarga, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, serta pendidikan lain yang ditujukan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik secara lebih luas dan
bervariasi.

6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tujuan Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga


Kependidikan:
a. Meningkatkan kecukupan jumlah, kualitas, kompetensi dan
profesionalisme pendidik baik laki-laki maupun perempuan pada
satuan pendidikan formal dan non formal, negeri maupun swasta,
untuk dapat merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran dengan menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, menilai
hasil pembelajaran, dan melakukan pembimbingan dan pelatihan,
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta
mempunyai komitmen secara profesional dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
b. Meningkatkan kecukupan jumlah, kualitas, kompetensi dan
profesionalisme tenaga kependidikan untuk mampu melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan

14
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi :

a. Peningkatan rasio pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan


melalui pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik
dan tenaga kependidikan termasuk tutor pendidikan non formal
purna waktu secara lebih adil didasarkan pada ketepatan
kualifikasi, jumlah, kompetensi dan lokasi.
b. Peningkatan kualitas layanan pendidik dengan melakukan
pendidikan dan latihan agar memiliki kualifikasi minimun dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar,
pengembangan sistem standarisasi dan sertifikasi profesi
pendidik, dan penerapan standar profesionalisme dan sistem
pemantauan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang
berbasis kinerja kelas, sekolah atau satuan pendidikan lainnya.
c. Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi
pendidik dan tenaga kependidikan dengan mengembangkan
sistem remunerasi dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas
dan memadai, pemberian penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja, serta perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual.
d. Penetapan peraturan perundangan tentang guru yang telah
mencakup pengembangan guru sebagai profesi serta
kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi guru.

7. Program Pendidikan Kedinasan

Program Pendidikan Kedinasan bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan, keterampilan dan profesionalisme pegawai dan calon pegawai
negeri departemen atau lembaga pemerintah non departemen dalam
pelaksanaan tugas kedinasan yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan
profesi.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
a. Pelaksanaan evaluasi pendidikan kedinasan terhadap kebutuhan tenaga
kerja kedinasan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan kedinasan.
b. Pengembangan standar pendidikan kedinasan sesuai standar profesi.

8. Program Pengembangan Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan

Program ini bertujuan untuk mengembangkan budaya baca, bahasa,


sastra Indonesia dan daerah dalam masyarakat termasuk peserta didik dan

15
masyarakat umum guna membangun masyarakat berpengetahuan, berbudaya,
maju dan mandiri.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:

a. Perluasan dan peningkatan kualitas layanan perpustakaan melalui: (a)


penambahan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan dan taman bacaan
masyarakat; (b) pengadaan sarana dan revitalisasi perpustakaan keliling
dan perpustakaan masyarakat; (c) mendorong tumbuhnya perpustakaan
masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di
masyarakat; (d) peningkatan peran serta masyarakat termasuk lembaga
swadaya masyarakat dan dunia usaha dalam menyediakan fasilitas
membaca termasuk buku-buku bacaan sebagai sarana belajar sepanjang
hayat; (e) peningkatan kemampuan pengelola perpustakaan termasuk
perpustakaan yang berada di satuan pendidikan melalui pendidikan dan
latihan; dan (f) peningkatan diversifikasi fungsi perpustakaan untuk
mewujudkan perpustakaan sebagai tempat yang menarik, terutama bagi
anak dan remaja untuk belajar dan mengembangkan kreativitas, dan (g)
pemberdayaan tenaga pelayan perpustakaan dengan mengembangkan
jabatan fungsional pustakawan;
b. Pemantapan peraturan perundangan tentang Sistem Perpustakaan
Nasional;
c. Pemantapan sinergi antara perpustakaan nasional, provinsi,
kabupaten/kota dan jenis perpustakaan lainnya dengan perpustakaan di
satuan pendidikan dan taman bacaan masyarakat melalui: (a)
pengembangan perpustakaan nasional dan daerah sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kepustakaan; (b)
peningkatan jaringan perpustakaan dari tingkat pusat sampai daerah,
satuan pendidikan, dan perpustakaan masyarakat; dan (c) peningkatan
kemampuan perpustakaan nasional dan perpustakaan daerah dalam
memberikan pelayanan pada masyarakat berdasarkan standar kelayakan;
d. Pembinaan dan pengembangan bahasa untuk mendukung
berkembangnya budaya ilmiah, kreasi sastra, dan seni;
e. Peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memperluas akses masyarakat terhadap bahan bacaan yang bermutu
secara tepat waktu;
f. Peningkatan fasilitasi penulisan, penerbitan dan penyebarluasan buku
bacaan; dan
g. Peningkatan intensitas pelaksanaan kampanye dan promosi budaya baca
melalui media masa dan cara-cara lainnya.

16
9. Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

a. Penyediaan data dan informasi pendidikan yang memperhatikan aspek


wilayah, sosial ekonomi dan gender sebagai dasar perumusan kebijakan
pembangunan pendidikan nasional;
b. Pengembangan jaringan pendataan dan informasi pendidikan secara lintas
sektor dan antarjenjang pemerintahan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota;
c. Pelaksanaan penelitian dan pengkajian kebijakan pendidikan nasional
secara berkelanjutan serta penyebarluasan hasil penelitian dan kebijakan
yang dilakukan untuk mendukung proses perumusan kebijakan
pembangunan pendidikan;
d. Pengembangan jaringan penelitian secara lintas sektor serta lintas wilayah
dan daerah termasuk dengan perguruan tinggi dan semua jenjang
pemerintahan dari tingkat pusat sampai kabupaten/kota;
e. Pengembangan kurikulum pendidikan yang berdiversifikasi sesuai dengan
tujuan pembangunan nasional dalam rangka membangun jati diri bangsa
yang berwawasan kebangsaan, bermartabat dan berdaya saing, serta
mengembangkan jaringan kurikulum untuk mendukung diseminasi dan
pemantauan pelaksanaan kurikulum 2004;
f. Pengembangan inovasi pendidikan yang tidak hanya terbatas pada inovasi
proses belajar mengajar tetapi juga inovasi pengelolaan pendidikan agar
lebih efisien dan efektif;
g. Pengembangan dan penerapan sistem evaluasi dan penilaian pendidikan
yang handal dalam rangka meningkatkan dan mengendalikan mutu
pendidikan, termasuk pengembangan jaringan sistem ujian pada jalur
formal dan non formal, bank soal nasional, penilaian di tingkat kelas
(classroom assessment), dan pengembangan sistem akreditasi dan
sertifikasi;
h. Pengembangan konsepsi pembaruan sistem pendidikan nasional dan
memasyarakatkan teknologi dan program pendidikan yang inovatif;
i. Pengembangan kerjasama internasional dalam bidang penelitian dan
pengembangan pendidikan;
j. Peningkatan kualitas lembaga penelitian dan pengembangan pendidikan
termasuk peningkatan sumber daya manusianya melalui berbagai
pendidikan dan pelatihan baik gelar maupun non gelar;

10. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lembaga-


lembaga di pusat dan daerah, mengembangkan tata pemerintahan yang
baik (good govermance), meningkatkan koordinasi antartingkat
pemerintahan, mengembangkan kebijakan, melakukan advokasi dan

17
sosialisasi kebijakan pembangunan pendidikan, serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan.

C. Pengelolaan Pendidikan

1. Pengertian Pengelolaan Pendidikan

Kegiatan dalam sistem pendidikan nasional secara umum meliputi dua


jenis yaitu pengelolaan pendidikan dan kegiatan pendidikan. Pengelolaan
pendidikan berasal dari kata manajemen, sedangkan istilah manajemen
sama artinya dengan administrasi (Oteng Sutisna:1983).

Pengelolaan adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,


kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dimana
keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk
mencapai suatu tujuan organisasi. Dapat diartikan pengelolaan pendidikan
sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi dalam
bidang pendidikan agar tujuan tercapai.

Terdapat beberapa fungsi dari pengelolaan itu sendiri adalah sebagai


berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir
merumuskan perencanaan merupakan penetapan pada tindakan
apa yang harus dilakukan? Apakah sebab tindakan itu harus
dikerjakan? Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan? Kapankah
tindakan itu harus dikerjakan? Siapakah yang akan mengerjakan
tindakan itu? Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama
dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran specific atau
sejumlah sasaran. Dalam sebuah organisasi membutuhkan seorang
pemimpin, pekerjaan pemimpin meliputi beberapa kegiatan yaitu
mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling
pengertian antara atsan dan bawahan, memberi semangat, inspirasi
dan dorongan kepada bawahan agar supaya mereka melaksanakan
apa yang diperintahkan.
c. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan
dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau
instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-

18
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-
benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
d. Pengawasan
Pengawasan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan
dengan usaha pemantauan kinerja agar supaya kinerja tersebut
terarah dan tidak melenceng dari aturan yang sudah ditetapkan dan
pemantauan berfungsi sebagai media agar kinerja tersebut terarah
dan tersampaikan secara tepat.
e. Pengembangan
Pengembangan adalah fungsi pengelolaan yang harus
dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu pengelolaan, dengan
adanya pengembangan pengelolaan akan berjalan sesuai dan
melebihi target yang akan diperoleh.

2. Landasan Hukum
Pengelolaan pendidikan mengacu pada undang-undang dan peraturan
pemerintah sebagai berikut:
a. Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional.
b. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar.
c. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/V/1993
tentang Kurikulum Pendidikan Dasar.
d. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Jawa Barat No. 979/102/kep/I/1994 tentang
kurikulum Muatan Lokal Pendidikian Dasar Propinsi Jawa Barat.
e. Keputusan Kepala Dinas Kota Cimahi No. 800/1330-Disdik/2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pendapatan dan Belanja
Sekolah.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (pasal 4 ayat 1) dan


Pancasila, penanggung jawab pendidikan nasional adalah Presiden,
sedangkan pengelolaannya diataur sebagai berikut (1) Pengelolaan sistem
Pendidikan Nasional pada umumnya diserahkan oleh Presiden kepada
Menteri/Departemen yang bertanggung jawab atas urusan pendidikan
yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (2)
Dalam hal ini tertentu, pengelolaan pendidiakn yang bersifat kekhususan
(Keagamaan dan Kedinasan) diserahkan oleh Presiden kepada
Departemen yang berkepentingan atau Badan Pemerintah Lainnya, (3)
Dalam pengelolaan pendidikan nasional. Presiden dibantu oleh Dewan
Pendidikan Nasional berfungsi sebagai penasihat Presiden untuk masalah-
masalah pendidikan, termasuk kerjasama antara para pengelola
pendidikan nasional.

19
Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan nasional dari
tingkat Pra – sekolah (TK) sampai dengan tingkat pendidikan tinggi (PT).
Pengelola tersebut meliputi: (1) peserta didik; (2) tenaga pengajar dan
tenaga kependidikan lainnya; (3) kurikulum; (4) kegiatan belajar
mengajar; (5) sarana dan prasaran; dan (6) administrasi.

3. Pengelolaan Pendidikan Nasional


Pengelolaan Pendidikan Nasional seperti dikemukakan di atas dapat
dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :
a. Pengelolaan Pendidikan Umum
Pengelolaan pendidikan umum sebagai jenis pendidikan yang
merupakan acuan umum untuk jenis pendidikan lainnya
diserahkan oleh Presiden kepada Menteri/Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan sebagai pembantu Presiden dalam
menyelenggarakan pengelolaan pendidikan nasional. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pengelola pendidikan pada
umumnya mempunyai kewenangan untuk menentukan kriteria
kebijaksanaan dan pengawasan serta bertanggung jawab atas
pelaksanaannya.
b. Pengelolaan Pendidikan Khusus
Dalam hal tertentu, poengelolaan pendidikan khusus teknis,
pendidikan khusus kedinasan dan pendidikan khusus keagamaan,
diserahkan oleh Presiden kepada Menteri/Departemen atau Badan
lain sebagai pembantu-pembantu Presiden di dalam
menyelenggarakan jenis pendidikan yang berciri khusus. Menteri
atau badan yang bersangkutan mempunyai kewenangan untuk
menentukan kriteria kebijaksanaan dan pengawasan tersebut
dengan memperhatikan syarat-syarat akreditasi.
c. Pengelolaan pendidikan kemasyarakatan
Pendidikan kemasyarakatan sebagai satu gerakan dalam usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan jenis pendidikan
yang mempunyai jangkauan yang luas. Oleh karena itu,
pendidikan kemasyarakatan harus di dukung oleh sistem
pengelolaan yang kuat dan jelas. Dalam hubungan ini, perlu
dipertimbangkan supaya pendidikan kemasyarakatan di kelola
oleh salah satu badan pemerintah supaya pendidikan
kemasyarakatan dikelola oleh salah satu badan pemerintah non –
departemen yang merupakan badan koordinasi pendidikan
kemasyarakatan dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab
sendiri serta memperoleh anggaran tersendiri pula.

20
BAB III

KESIMPULAN

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan merupakan


jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerjasama untuk mencapai
hasil yang diharapakan berdasarkan atas kebutuhan yang telah ditentukan. Sistem
pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu lembaga pendidikan,
program pendidikan dan pengelolaan pendidikan.

Lembaga pendidikan merupakan suatu tempat dimana terjadi transfer nilai-


nilai positif dari satu pihak ke pihak lainnya. Lembaga pendidikan di Indonesia
terdiri dari lembaga pendidikan formal, non-formal, dan informal. Sedangkan untuk
lembaga pendidikan berdasarkan lingkungan pendidikan terdiri atas lembaga
pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Program pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar


dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengebangkan potensi diri.
Hakikatnya program pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan diselenggarakan di
berbagai satuan pendidikan. Program pendidikan yang termasuk pendidikan sekolah
terdiri atas pendidikan umum, umum, kejuruan, khusus, akademik, kedinasan,
profesi, dan keagamaan. Program pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia
meliputi, program pendidikan anak usia dini, program wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun, program pendidikan menengah, program pendidikan tinggi, program
pendidikan non-formal, program peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan, program pendidikan kedinasan, program pengembangan budaya baca
dan pembinaan perpustakaan,program penelitian dan pengembangan pendidikan, dan
program manajemen pelayanan pendidikan.

Pengelolaan pendidikan merupakan upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah


adiministrasi dalam bidang pendidikan agar tujuan tercapai. Pengelolaan adalah
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya
anggota organisasi dimana keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-
masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Pengelolaan pendidikan di Indonesia
dapat dijabarkan menjadi pengelolaan pendidikan umum, pengelolaan pendidikan
khusus, dan pengelolaan pendidikan masyarakat. Dalam pelaksanaannya setiap
kegiatan mengacu pada pengelolaan yang ada sehingga proses dan pelaksanaan
aktifitas di sekolah lebih terukur, terpantau dan terkendali. Pengelolaan pendidikan
bertujuan sebagai upaya sekolah dalam mendukung lembaga pendidikan untuk dapat
melaksanakan program-program pendidikan di Indonesia.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Umar & Uhbiyati, Nur.2003.Ilmu Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

Depdikbud.1989.UU RI No. 2 tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta:Balai Pustaka.

Hasbullah.2005.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers

http://keuda.kemendagri.go.id/produkhukum/download/477/penjelasan-uu-
no-20-tahun-2003

https://anatomiestreetsoldier.wordpress.com/2010/06/26/pengelolaan-
pendidikan/

http://rafikmaulana.blogspot.com/2014/06/program-pengelolaan-pendidikan-
nasional.html

http://sistempendidikannegarakita.blogspot.com/

Rukiyati, Enung K & Fenti Hikmawati.2006.Sejarah Pendidikan Islam di


Indonesia.Baandung:CV Pustaka Setia

Suwarno.1985.Pengantar Umum Pendidikan.Jakarta:Aksara Baru

Tirtaraharja, Umar & S.L. La Sula.. 2010. Pengantar Pendidikan.


Jakarta:Rineka Cipta.

22

Anda mungkin juga menyukai