Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pengaruh Gadget Terhadap Kemampuan

Interaksi Sosial Anak Usia Dini Pada Masa Pandemi

DISUSUN OLEH :

Nabilla Eka Haniningrum (5191111083)

Dinda Rachmawati Nur Khairunnisa (5191111196)

Delita Tania (5191111198)


UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

FAKULTAS BISNIS, PSIKOLOGI dan KOMUNIKASI

2020

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan yang terjadi pada anak akan terus mengalami peningkatan, baik
dari aspek – aspek berupa fisik, moral, proses berpikir, emosi atau sosial.
Perkembangan yang terjadi ini tidak akan berhenti atau dengan kata lain
perkembangan yang terjadi pada anak akan terus menerus terjadi seiring dengan
proses belajarnya ataupun dengan pengalaman yang ia lalui. Dalam aspek – aspek
perkembangan yang terjadi pada anak seperti aspek fisik, emosi, moral, proses belajar
dan juga sosial tidak semua dapat dengan mudah kita lihat. Pada aspek fisik
merupakan suatu aspek yang dapat dengan mudah kita amati. Tiap – tiap aspek yang
terjadi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan yang yang akan terjadi pada
anak di waktu yang akan dating.

Dalam perkembangan yang terjadi pada anak tiap – tiap aspek yang terjadi
selama masa perkembangan anak jelas memiliki isu – isu yang bisa saja dialami setiap
anak. Baik aspek fisik berupa masalah kesehatan, aspek emosi anak anak akan
mengalami peningkatan dalam merasakan emosi seperti mereka yang merasakan
ketidakpuasan pribadi. Pada aspek proses berpikir, isu – isu yang terjadi pada anak
seperti anak akan memunculkan egosentrisme dimana anak akan mulai berani
mengambil resiko tinggi karena anak – anak akan mulai berpikir bahwa mereka tidak
mudah dikalahkan. Dalam aspek moral, isu – isu yang terjadi pada anak bisa terjadi
seperti anak dapat melakukan pelanggaran norma di masyaraka suatu saat nanti. Dan
yang terakhir isu mengenai aspek sosial, dimana isu ini mengenai masalah interaksi
tumbuh kembang anak pada lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat. (Yudrik
Jahja, 2011 Psikologi Perkembangan)
Dalam pengaruh sosial, terdapat banyak isu – isu yang terjadi pada
perkembangan anak, salah satunya faktor yang di sebabkan oleh gadget sendiri.
Sebagian dari kita sudah tahu, bahwa gadget memiliki dampak postif dari
penggunaannya. Banyak orang tua yang memberikan anak mereka gadget untuk
menenangkan anak mereka yang tidak dapat di tinggal. Akan tetapi, gadget juga
memiliki dampak negative dari penggunaannya bagi anak – anak pada perkembangan
anak. Salah satunya ialah bagaiaman pengaruh anak dalam interaksi sosialnya saat
anak sudah mengalami kecanduan gadget. Seperti yang kebanyakan kita tahu, Gadget
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Tiap individu pasti membutuhan
teknologi modern tersebut. Pekerjaan, kegiatan sekolah ataupun kehidupan sosial
lainnya akan berdampingan dengan gadget.

Dalam pekerjaan sudah jelas bahwa gadget sangat di perlukan dalam


berkomunikasi ataupun menyampaikan kondisi pekerjaan. Sedangkan sekolah juga
membutuhkan gadget sebagi wadah bagi anak – anak untuk mencari tambahan
informasi mengenai pembelajaran selain buku bacaan.Dengan kondisi pada masa
pandemi ini juga, gadget sangat di butuhkan. Semua kebutuhan maupun kegiatan
semua melalui gadget dan juga leptop. Dari semua kegunaan yang ada sudah jelas
memberikan dampak positif bagi masyarakat dari kalangan dewasa maupun anak –
anak. Akan tetapi setiap hal yang ada di kehidupan kita jelas tidak hanya tentang
dampak positif melainkan juga terdapat dampak negative terutama bagi anak – anak
yang dalam masa pertumbuhan karakter. Banyak anak – anak yang menyalah gunakan
ponsel dengan hanya untuk bersenang – senang sehingga tidak digunakan dengan
bijak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja isu – isu yang terjadi di setiap perkembangan anak?
2. Apa yang menjadi faktor utama anak kecanduan gadget?
3. Apa solusi yang dapat di lakukan orang tua dalam meminimalisir anak
mengalami kecanduan gadget?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Proposal ini di lakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat bagaiaman dampak gadget terhadap aspek sosial anak.
2. Proposal ini di susun untuk memberikan kajian ulang mengenai apa terdapat
faktor lain dalam isu isu yang terjadi pada perkembangan anak
3. Proposal ini di susun untuk mengetahui solusi apa yang dapat dilakukan saat anak
mengalami kecanduan gadget
1.4 Urgenitas
Proposal ini di lakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan interaksi
sosial pada masa kanak – kanak awal terhadap masa modern ini dimana teknologi
menjadi hal yang sangat penting di masa sekarang sehingga memiliki beberapa
pengaruh baik positif maupun negative dan dengan melihat bagaimana pengaruh
salah satu teknologi yang sangat maju seperti gadget dalam perkembangan interaksi
sosial anak. Melihat banyaknya anak – anak usia dini sudah dapat memainkan gadget
sehingga membuat keinginan ingin menganalisi apa yang menjadi pengaruh seorang
anak usia dini memainkan gadget.
1.5 Luaran
Luaran yang di harapkan pada proposal ini adalah dapat memberikan sebuah
karya ilmiah yang dapat menjadi sebuah literatur untuk semua orang, menjadi sumber
informasi dalam perkembangan anak usia dini terhadap teknologi seperti gadget

1.6 Manfaat
1. Manfaat dari proposal ini untuk mengatasi masalah problematika terhadap gadget
dimasa sekarang
2. Proposal ini dapat dijadikan sebagai suatu literasi bagi para orang tua
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GADGET

Gadget adalah media yang dipakai sebagai alat komunikasi modern saat
ini.Gadget semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia. Definisi
komunikasi menurut Laswell (West dan Turner.2007:30-31) adalah suatu proses yang
menjelaskan siapa,mengatakan apa, dengan saluran apa,kepada siapa,dengan akibat
atau hasil apa,gadget jika dilihat melalui model komunikasi Laswell, merupakan
media dalam menyampaikan pesan antara komunikator dan komunikan. Dapat
disimpulkan bahwa gadget merupakan salah satu media untuk mempermudah
kegiatan komunikasi.

2.2 INTERAKSI SOSIAL


Interaksi sosial menurut Kulsum & Jauhar (2014) Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang
menyangkut hubungan antara perorangan seperti hubungan ibu dan anak,antara
kelompok-kelompok seperti anggota kelas yang satu dengan kelas lain, maupun antara
orang perorangan dengan kelompok seperrti guru dan muridnya.

Interaksi sosial merupakan pula salah satu prinsip integritas kurikulum


pembelajaran yang meliputi keterampilan berkomunikasi, yang bekerja sama yang
dapat untuk menumbuhkan komunikasi yang harmonis antara individu dengan
lingkungannya (Hermawan,2010:314)

Jika teori-teori Kohlberg Dan Giligan terutama berfokus perkembangan penalaran


moral, maka studi mengenal perilaku moral prososial lebih menekankan aspek-aspek
perilaku dari perkembangan moral (Eisenberg dkk,2009). Anak-anak terlibat dalam
berbagai tindakan antisosial yang tidak bermoral seperti berbohong dan
menipu,maupun perilaku moral prososial seperti memperlihatkan berbohong dan
menipu,maupun perilaku moral prososial seperti memperlihatkan empati atau
bertindak secara altruis (Gasser & Keller, 2009; Heyman & Sweet, 2009). Di masa
prasekolah anak-anak dapat saja peduli atau menenangkan orang lain yang sedang
sedih.
William Damon (1998) menjelaskan perkembangan berbagai pengalaman
(sharing). Selama tahun-tahun pertama,berbagai pengalaman pada anak-anak tidak
bersumber pada empati namun hanya untuk kesenangan yang diperoleh melalui ritual
bermain atau meniru. Usia 4 tahun,kombinasi dari kesadaran empati dan dorongan
orang dewasa menghasilkan kewajiban pada anak-anak untuk berbagi pengalaman
dengan orang lain. Meskipun demikian,sebagaian besar anak-anak usia 4 tahun
bukanlah anak-anak yang tidak memikirkan diri sendiri.Anak-anak berkeyakinan
bahwa mereka memiliki kewajiban berbagi pengalaman. Perilaku berbagai
pengalaman pada anak-anak mencerminkan pemahaman yang lebih kompleks dimasa
kanak-kanak pertengahan dan akhir. Ketika memasuki usia sekolah dasar,anak-anak
mulai mengeksprisikan ide-ide yang obyektif mengenai keadilan (Eisenberg, Fabes &
Spinard,2006). Merupakan hal yang umum anak usia 6 tahun mempersamakan kata
adil, sama dengan setara. Di pertengahan hingga akhir usia sekolah dasar,anak-anak
berpendapat bahwa kesetaraan kadang kala berarti bahwa orang-orang yang memiliki
jasa khusus atau kebutuhan khusus,layak memperoleh penangan khusus.
Terdapat 5 jenis anak yang penyesuaiannya dipengaruhi oleh bahaya sosial:
1) Anak yang ditolak oleh kelompoknya sehingga kurang mempunyai kesempatan
untuk bersifat sosial
2) Anak yang dikucilkan,tidak memiliki pasangan sehingga ia merasa tidak diterima
oleh teman-temannya
3) Anak yang monilitas sosial dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan umtuk
diterima dalam kelompok yang sudah terbentuk
4) Anak yang berasal dari ras/kelompok agama yang terkena prasangka
5) Para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian menjadi anak yang penuh
dengki dan tidak puas
2.3 PENGARUH GADGET TERHADAP INTERAKSI SOSIAL
Gadget memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia, demikian pula
terhadap anak-anak. Dari segi psikologis, masa kanak-kanak adalah masa keemasan
dimana anak-anak belajar mengetahuiapa yang belum diketahuinya. Jika masa
kanak-kanak sudah mencandu dan terkena dampak negatif oleh gadget, maka
perkembangan anakpun akan terhambat, karena pengalaman masa kecil mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap perkembangan berikutnya. Apalagi pada masa pandemi
ini anak – anak lebih banyak memainkan gadget di bandingkan berinteraksi dengan
keluarga mereka.
Banyak anak anak yang menjadi tertutup kepada keluarganya sendiri, anak –
anak juga seperti memiliki dunia nya sendiri Anak – anak juga rentan mengalami
kesehatan mata karena terus menatap layer gadget. Radiasi yang terpancar melalui
cahaya pada gadget dapat menyebabkan mata anak melangami gangguan kesehatan
yang akhirnya dapat menyebabkan sakit kepala. Pada perkembangan interaksi anak
juga jelas dapat di pengaruhi. Anak – anak akan mengikuti apa yang ia tonton baik
itu baik atau buruk. Perkembangan anak usia dini sangat penting bagi anak – anak
untuk perkembangan yang lebih lanjut sehingga ini merupakan suatu hal yang sangat
dihindari.
2.4 PENYEBAB ANAK USIA DINI MENGALAMI KECANDUAN GADGET
Anak usia dini bisa saja mengalami kecanduan terhadap gadget di karenakan
ada beberapa faktor penyebab. Anak bisa menjadi kecanduan gadget dapat terjadi
karena orang tua yang kurang dalam memberikan perhatian kepada anak mereka
sehingga saat mereka berada pada usia dini mereka di berikan gadget sebagi alat
untuk menemai kesehariannya. Anak usia dini juga dapat mengalami kecanduan
gadget dikarenakan faktor lingkungan yang mendukung anak menjadi mulai
memainkan gadget. Terkadang orang tua juga memberikan gadget untuk mengurangi
anak di saat rewel yang dimana saat anak sudah tidak rewel orang tu seakan lupa
untuk memberikan batas dalam bermain gadget.
Pada masa pandemi ini juga anak – anak lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk bermain gadget dimana kegiatan sehari hari yang di lakukan
biasanya di luar rumah menjadi didalam rumah sehingga menimbulkan kebosanan
dan mereka akhirnya bermain gadget. Pada generasi sekarang pun banyak anak –
anak yang di berikan gadget sebagai sarana belajar yang efisien dimana mereka bisa
belajar mengenai huruf – huruf, angka, nama – nama hewan, dan lain lain. Dalam
penggunaannya sebenarnya akan lebih baik mengenalkan langsung dengan gambar
yang jelas atau permainan bentuk bentuk di bandingkan gambaran melalui gadget
dimana anak bisa saja menjadi lebih terbiasa dengan alat tersebut sehingga menjadi
kecanduan gadget.
2.5 PENGEMBANGAN YANG DAPAT DILAKUKAN
Dalam meminimalisir terjadinya kecanduan gadget pada anak usia dini ada
beberapa hal yang harus di perhatikan. Orang tua menjadi peran penting dalam
perkembangan anak anak mereka, bagaimana pembentukan karakter, perilaku
ataupun bagaimana interaksi mereka di dalam keluarga maupun di luar keluarga.
Orang tua juga harus membangun keyakinan untuk tidak memberikan anak mereka
gadget sebagai penggati permainan dan untuk menemani mereka bermain. Orang tua
juga harus aktif dalam pembelajaran anak didalam rumah. Memberikan mereka
permainan yang mengajarkan kognitif anak secara langsung. Menemani anak untuk
bereksplorasi di dalam rumah mengenai barang – barang yang ada di dalam rumah.
Orang tua juga harus bisa memberikan kasih sayang yang maksimal kepada anak
usia dini namun tidak mengekang, anak usia 5-6 tahun seharusnya sudah mampu
mengambil tindakan sendiri seperti ingin bermain apa, makan apa dan sebagainya.
Kemudian orang tua juga bisa memberi jadwal pada anak yang kecanduan gadget
dan jangan beri akses penuh untuk bermain gadget. Orang tua juga tidak dianjurkan
bermain gadget didepan anak.
Orang tua juga bisa untuk meluangkan waktu bermain bersama anaknya dan
lebih sering berada di rumah. Orang tua dapat memberi batasan waktu dengan
maksimal 30 menit hingga 1 jam perharinya. Mengawasi anak saat bermain gadget
agar yang dilakukan sang anak merupakan hal positif. Lalu memberikan pemahaman
tentang gadget dan apa saja yang boleh diakses. Ajak anak bersosialisasi dengan
teman sebaya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan


Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti perkembangan anak usia
dini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek yang terlibat dalam
penelitian ini adalah anak-anak berusia 2-6 tahun yang kecanduan dengan gadget.
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk sosial
pada perkembangan anak yang kecanduan gadget.
3.2 Tahapan Penilitian
Penilitian diawali dengan tahap studi literatur, perencanaan sistem kerja,
pengumpulan data, menganalisis data, dan pembuatan kesimpulan analisis.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam Proposal penelitian ini menggunakan variable bebas dimana pada
proposal penelitian ini memaparkan pengaruh Gadget terhadap anak usia dini
3.4 Indikator Capaian
Indikator capaian pada proposal penelitian ini adalah mendapatkan data yang
akurat untuk di telaah kembali sebagai suatu acuan dalam proses perolehan hasil
Analisa sehingga dapat mengetahui pengaruh pengaruh yang terjadi dan
menentukan solusi untuk meminimalisir ternjadinya pengaruh tersebut.
3.5 Lokasi
Penelitian ini akan di lakukan di
3.6 Responden
Dalam penelitian ini, responden yang akan terlibat dengan pengumpulan
menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik ini merupakan teknik
pengumpulan sampel yang di lakukan dengan berdasarkan area tertentu.
Responden dari penelitian ini dalam para anak – anak yang berada di lingkup
keluarga, pertemanan, ataupun sosial lainnya.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dengan menggunakan metode kualitatif dimana data
yang di dapatkan melalui observasi di lapangan akan di kumpulkan dengan cara
deskriptif tingkah laku yang di amati.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik analisis
data kualitatif dimana menggunakan metode analisis konten. Metode analisis
konten ini merupakan analisis yang digunakan untuk memahami keseluruhan
topik penelitian yang akan di lakukan pada data kualitatif yang akan didapatkan
BAB IV

ANGGARAN BIAYA

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan Observasi
2
3 Perjalanan
4 Lainnya
Jumlah
DAFTAR PUSTAKA

1. Jahja , Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Edisi-1. Kencana Prenada Media


Group. Jakarta.
2. Santrock, J.W. 2012. Life Span Development. Edisi-13, Erlangga. Jakarta
3. Widya, Rika. 2020. Dampak Negatif Kecanduan Gadget Terhadap Perilaku Anak
Usia Dini Dan Penanganannya Di PAUD Ummul Habibah. 13(1):5
4.

Anda mungkin juga menyukai