Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh gawai terhadap tumbuh kembang anak

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa


Indonesia

Arkan Celta Islami


XI IPS 1

SMA Negeri 1 Karawang


Jalan Ahmad Yani No. 22 Karawang
A. Judul Proposal : Pengaruh Gawai terhadap Tumbuh Kembang

Anak

B. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Gawai merupakan salah satu perkembangan teknologi

yang pemakaiannya merata pada semua usia, termasuk anak-

anak usia di bawah 5 tahun. Pada masa ini, anak memiliki

peningkatan perkembangan yang cukup cepat pada seluruh

aspek perkembangan, baik pada perkembangan motorik,

bicara-bahasa maupun perkembangan sosialsasi-kemandirian.

Penggunaan gawai yang berlebihan pada usia tersebut

dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. Apabila

anak mengalami kecanduan gawai, anak menjadi cenderung

tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Proses

perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal.

Pemberian gawai pada anak termasuk salah satu faktor

eksternal yang didukung dengan sosial ekonomi dan pola

pengasuhan orang tua. Gawai berpengaruh secara langsung

terhadap perkembangan bicara-bahasa dan sosialisasi-

kemandirian anak. Kedua aspek perkembangan tersebut dapat

2
berlangsung dengan baik apabila anak berkomunikasi dan

berinteraksi langsung dengan lingkungannya.

Sebaliknya, pada anak yang mengalami kecanduan

gawai, hal tersebut tidak terjadi. Gawai juga memengaruhi pola

pikir anak dalam membedakan dimensi suatu benda. Layar

gawai selalu menampilkan gambar dengan ukuran yang sama

pada ukuran yang seharusnya berbeda dalam keadaan

sesungguhnya sehingga perkembangan motorik halus anak

akan terganggu.

Aktivitas statis saat bermain gawai dapat menggangu

aspek perkembangan gerak kasar anak. Seseorang menjadi

semakin mudah untuk melakukan sebuah interaksi sosial tanpa

harus bersosialisasi secara langsung yaitu hanya dengan

menggunakan media perantara seperti gawai.

Gawai (dalam bahasa inggris: gadget) merupakan

suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi

praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih

dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya.

Gawai memiliki bentuk yang bermacam-macam. Gawai sendiri

dapat berupa komputer atau laptop, tablet PC, dan juga telepon

seluler atau smartphone (Radliya et al., 2017).

3
Perkembangan emosional yang dialami anak prasekolah

yaitu anak-anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan

bebas dan terbuka. Sikap marah dan iri hati sering diperlihatkan

oleh anak pada usia tersebut. Sedangkan pada aspek bahasa,

sebagian besar anak-anak akan senang bicara, bercerita,

khususnya dalam kelompoknya. Oleh karena itu sesuai dengan

kemampuan tingkat perkembangannya, sebuah kelompok

bermain atau taman kanak-kanak memiliki sistem belajar yang

santai, menyenangkan, dan bersifat ringan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan

penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pengaruh gawai bagi perkembangan anak di usia

dini?

2. Bagaimana cara untuk mengatasi anak yang sudah

ketergantungan dengan gawai?

3. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang tersebut, maka penulis dapat

memberitahukan tujuan penelitian sebagi berikut :

4
1. untuk mengetahui dan memahami pengaruh gawai terhadap

perkembangan anak.

2. cara atau hal yang harus dilakukan ketika anak sudah

ketergantungan dengan gawai.

Dengan membaca tulisan ini diharapkan agar pembaca dapat

memanfaatkan gawai dengan bijak, sehingga gawai tidak

berdampak buruk bagi anak.

4. Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi

orang tua terhadap perkembangan sosial dan emosional anak.

agar orang tua dapat lebih bijak mendampingi anak dalam

penggunaan gawai di usia dini.

5. Definisi Operasional

Gawai merupakan salah satu perkembangan kecanggihan

teknologi yang mempunyai fitur seperti menampilkan foto dan

gambar, memutar video atau film, memberikan kemudahan

dalam akses internet serta beberapa fitur lainnya. Beberapa

kemudahan tersebut berpotensi untuk digunakan orang tua

sebagai sarana atau alat permainan dalam mengasuh anak.

Masa usia dini menuntut banyak stimulasi hingga

perkembangan itu dapat mencapai titik optimal. Perkembangan

merupakan bertambahnya kemampuan dan keterampilan dalam

5
struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil proses

pematangan. Tahap perkembangan anak pada masa usia dini

merupakan salah satu periode yang sangat penting, karena

periode ini merupakan masa keemasan.

C. Tinjauan Pustaka

1. Pengaruh Gawai

Gadget atau Gawai merupakan sebuah elektronik kecil yang

mempunyai fungsi khusus seperti smartphone. Gadget

merupakan sebuah inovasi terbaru dari teknologi fitur terbaru

dan kemampuan yang lebih baik memiliki tujuan maupun fungsi

lebih praktis dan lebih berguna. Perkembangan jenis gadget

semakin hari semakin banyak modelnya dan mereknya. Model

dari gadget berdasarkan kualitas dan bentuk yang membuat

masyarakat tertarik untuk membelinya. Tetapi semua itu

mempunyai fungsi yang sama hanya fasilitasnya yang berbeda.

(Rismala et al., 2021). Gawai merupakan salah satu

perkembangan kecanggihan teknologi yang mempunyai fitur

seperti menampilkan foto dan gambar, memutar video atau film,

memberikan kemudahan dalam akses internet serta beberapa

fitur lainnya. Beberapa kemudahan tersebut berpotensi untuk

6
digunakan orang tua sebagai sarana atau alat permainan dalam

mengasuh anak. (Fajariyah et al., 2018)

Masa usia dini menuntut banyak stimulasi hingga

perkembangan itu dapat mencapai titik optimal. Manusia

perjalanannya mulai bayi dengan mempelajari dan memahami

apa yang ada dilihat disekitarnya. Bayi mempelajari sesuai

dengan pengalaman yang dialami merupakan awal dari sebuah

bagian proses belajar mengenal tentang kehidupan. Kombinasi

yang sempurna antara factor genetis dan lingkungan untuk

dapat memberikan pengalaman belajar terbaik merupakan

semua aspek dan komponen yang mempengaruhi kehidupan

manusia sejak lahir. (Rismala et al., 2021)

Mengacu kepada pendapat Andari (2017) tentang dampak

gadget terhadap perkembangan anak, berikut beberapa

dampak positif gawai bagi anak. ( Andari et al., 2017)

a. Anak mendapatkan kemudahan terhadap informasi serta

kemudahan untuk menjalin komunikasi dengan jarak

yang jauh.

b. Telepon seluler atau smartphone tidak hanya untuk

berkomunikasi saja, tetapi anak juga bisa memanfaatkan

smartphone untuk hiburan.

7
c. Dengan kemajuan teknologi pada dunia internet, anak

dapat mengenal serta menjalin komunikasi dengan

banyak orang dari berbagai belahan di dunia.

d. Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan

kreatif dan menantang yang disukai oleh anak-anak.

Selain itu, Priyatna (2017, hlm. 197) mengungkapkan

beberapa dampak negatif lainnya yaitu dijelaskan berikut ini.

a. Anak yang terbiasa bermain game lebih dari 1 jam

perhari atau rata-rata 7-10 jam per minggu, boleh jadi

mereka akan mengorbankan jatah waktu untuk

mengerjakan PR dan waktu untuk belajar yang berakibat

negatif untuk prestasi akademiknya di sekolah.

b. Anak menjadi malas untuk melakukan aktivitas fisik yang

berimbas pada kesehatan anak. Jika anak terus menerus

manatap layar pada gawai, hal itu dapat menyebabkan

masalah pada penglihatan. Terlalu banyak duduk ketika

bermain gawai juga dapat menyebabkan masalah pada

tulang, sendi dan otot. Bahkan kurangnya aktivitas fisik

juga dapat meningkatkan resiko mengalami kelebihan

berat badan atau obesitas.

Penggunaan gawai dalam aktivitas belajar anak memberi

pengaruh besar terhadap pembelajaran dan perkembangan

8
mereka tergantung pada kontrol dan pengaruh dari orang tua.

Internet bisa memberikan kemudahan untuk mendapat

informasi bagi anak dalam mendukung kereatifitas belajarnya.

(Wijaya & Nugroho, 2021)

Menurut pendapat Romo, bahwa bermain gadget dalam

durasi yang panjang dan dilakukan setiap hari secara kontinyu,

bisa membuat anak berkembang ke arah pribadi yang

antisosial. Ini terjadi karena anak-anak ini tidak diperkenalkan

untuk bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu juga

berpotensi mendorong anak untuk menjalin relasi secara

dangkal. Waktu untuk bercengkerama secara langsung

berkurang karena sekarang waktu tersita untuk menikmati

semuanya dalam kesendirian. (Subarkah, 2019)

2. Tumbuh Kembang Anak

Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif

dan kualiatif. Perkembangan merupakan bertambahnya

kemampuan dan keterampilan dalam struktur fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil proses pematangan. (Piningit, 2021)

Tahap perkembangan anak pada masa usia dini merupakan

salah satu periode yang sangat penting, karena periode ini

merupakan masa keemasan. Menurut Montessori (dalam

Sujiono, 2016, hlm. 54) mengungkapkan bahwa “usia keemasan

9
merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima

berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari

lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja”.Agar

pertumbuhan dan perkembangan anak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal, maka orang dewasa harus mampu

mengembangkan potensi anak secara maksimal dengan

memberikan stimulus-stimulus positif yang dibutuhkan oleh

anak. (Radliya et al., 2017)

Pada dasarnya anak tumbuh dan berkembang sesuai

dengan lingkungan dimana anak berada. Sebagai contoh, anak

yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang melek

teknologi, sedikitnya akan terpengaruh untuk menggunakan

teknologi, karena pembiasaan yang dilihat anak adalah seputar

penggunaan teknologi. Salah satu contoh dari teknologi adalah

gawai. (Radliya et al., 2017)

Pada dasarnya, mereka yang masih berada di usia kanak-

kanak memang menyukai sesuatu yang berwarna dan unik.

Demikian pula animasi, musik, game serta media sosial yang

semuanya tersedia di dalam gadged. Saat ini, sebagian orang

tua menggunakan gawai sebagai sarana agar anak-anak tetap

diam, tidak berlarian dan membuat keributan. Sehingga metode

ini menyebabkan anak-anak lebih senang berinteraksi dengan

10
layar handphone dibanding dengan teman-teman bahkan

orangtuanya. (Mellyan, 2021)

Adapun teori menurut Iswidharmanjaya dan agency (dalam

buku yang berjudul Bila Si Kecil Bermain Gadget, 2016), teori

yang di ungkapkan oleh Iswidharmanjaya ini berisi tentang

dampak negatif yang dapat kita lihat pada anak dalam

penggunaan gadget ini dimana pengaruh negatif ini berupa saat

anak mulai ketagihan untuk terus menurus bermain gadget

bahkan anak mulai berfikir bahwa gadget ini merupakan

belahan hidupnya. Sehingga ketika anak sudah menjadi anak

yang memiliki ketagihan untuk selalu bermain gadget maka ini

akan menyebabkan terganggunya koneksi antara anak dengan

orang tuanya, anak dengan lingkungan sekitarnya. (Wulandari &

Lestari, 2021)

Pada anak usia dini ini, anak mengalami perkembangan

dalam tahap mengeksplor dan berinteraksi langsung dengan

lingkungan sekitarnya. Anak usia dini biasanya cenderung

senang dengan hal-hal yang baru yang didapatnya melalui

aktivitas bermain. Tidak jarang pula anak bermain dan

memuaskan rasa penasaran mereka melalui gadget, karena

gadget merupakan hal yang menarik bagi mereka apalagi

ditambah dengan aplikasi game online yang terdapat pada

gadget, sehingga kebanyakan dari mereka menghabiskan

11
waktu seharian untuk bermain gadget. Padahal anak seusia

mereka harus bermain dan berbaur dengan teman-teman

sebayanya. (Sanjiwani et al., 2020)

D. Metode Penelitian

Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang

berupa kajian teoretis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang

berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada

situasi sosial yang diteliti. Sumber data yang menjadi bahan akan

penelitian ini berupa buku, jurnal, dan situs internet yang berkaitan

dengan topik yang telah dipilih. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu mencari data mengenai

peran dan pola asuh orang tua dalam mengawasi tumbuh kembang

anak di era perkembangan teknologi yang pesat serta variabel

yang berupa catatan, buku, makalah, atau artikel, jurnal dan

sebagainya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode analisis isi (Content Analysis). Untuk menjaga

proses pengkajian dan mencegah serta mengatasi kesalahan

pengertian, maka dilakukan pengecekan antar pustaka.

E. Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitiain dapat dijadwalkan sebagai berikut.

No. Nama Kegiatan Waktu

1. Persiapan : penyusunan proposal, Minggu ke-1

12
penyusunan instrumen, dan studi
kepustakaan
2. Seminar proposal/desain penelitian Minggu ke-2

3. Pelaksanaan penelitian Minggu ke-3

4. Referensi literatur , analisis data


Minggu ke-4
5. Penyusunan laporan

6. Penyerahan laporan Minggu ke-5

F. Rencana Anggaran

Volume
No. Uraian Kegiatan Kegiatan dan Jumlah Biaya
Satuan Biaya
1. Persiapan :

a. penyusunan proposal

b. penyusunan

instrumen penelitian

2. Kegiatan operasional :

a. analisis data 1x Rp 60.000,00 Rp 60.000,00

3. Bahan dan alat :

-kertas HVS Rp 20.000,00 Rp 40.000,00

Rp 20.000,00
-tinta printer

4. Pengadaan laporan 2x Rp 20.000 Rp 40.000,00

G. Daftar Pustaka

13
Fajariyah, S. N., Suryawan, A., & Atika, A. (2018). Dampak

Penggunaan Gawai Terhadap Perkembangan Anak. Sari

Pediatri, 20(2), 101. https://doi.org/10.14238/sp20.2.2018.101-

Mellyan. (2021). Generasi Alpha: Dampak Penggunaan Gawai

Selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Anifa, 2(1), 16–29.

https://doi.org/10.32505/anifa.v1i2.3271

Piningit, B. F. A. (2021). Hubungan Penggunaan Gadget Dengan

Perkembangan Psikososial Anak Prasekolah.

Radliya, N. R., Apriliya, S., & Zakiyyah, T. R. (2017). Pengaruh

Penggunaan Gawai Terhadap Perkembangan Sosial

Emosional Anak Usia Dini. Jurnal Paud Agapedia, 1(1), 1–12.

https://doi.org/10.17509/jpa.v1i1.7148

Rismala, Y., Aguswan, Priyantoro, D. E., & Suryadi. (2021).

Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Sosial

Anak Usia Dini. El-Athfal : Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Anak,

1(01), 46–55. https://doi.org/10.56872/elathfal.v1i01.273

Sanjiwani, N. P. W., Sukraandini, N. K., & Laksmi, G. A. P. S.

(2020). Penggunaan Gadget Dan Penurunan Anak Usia

Sekolah The Use Of Gadgets And Decreased Concentration

Of Learning In School – Age Children. 1–14.

Subarkah, M. A. (2019). Pengaruh Gadget Terhadap

14
Perkembangan Anak. Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran Dan

Pencerahan, 15(1), 125–139.

https://doi.org/10.31000/rf.v15i1.1374

Wijaya, A. S., & Nugroho, N. (2021). Dampak Gawai terhadap

Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah pada Masa Pandemi

Covid-19. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(1), 103–114.

https://doi.org/10.31539/jks.v5i1.2667

Wulandari, D., & Lestari, T. (2021). Pengaruh gadget terhadap

perkembangan emosi anak. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1),

1689–1695.

15

Anda mungkin juga menyukai