Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

DOSEN PEMBIMBING

Anselmus Agung Pramudito, M.A

Disusun Oleh :

Fransiska Indarti (2043032)

FAKULTAS HUMANIORA DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

PALEMBANG

2022
A. Penelitian Kualitatif

1. Judul Jurnal
 Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Psikologi pada Anak
Sekolah Dasar.
2. Penulis Jurnal
 Layyinatus Syifa
 Eka Sari Setianingsih
 Joko Sulianto
3. Latar Belakang
 Perkembangan dan kemajuan IPTEK pun disatu sisi kita merasa gembira karena
kita dapat mengakses informasi dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya
yang murah, tetapi disisi lain sangat memperihatinkan karena kemajuan IPTEK
semacam ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi generasi muda khususnya
para siswa. Sebagai contoh; dengan adanya perkembangan dan kemajuan IPTEK
yang sedemikian canggih di bidang telekomunikasi khususnya gadget. Dengan
gadget yang melalui fitur-fitur lengkap membuat pelajar mampu mengakses
informasi yang ada di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang relatif singkat dan
hampir bersamaan serta dengan biaya yang relatif murah sehingga dapat
membantu siswa dalam mengakses informasi yang berhubungan dengan materi-
materi pembelajaran yang diberikan di sekolah alhasil prestasi belajar siswa dapat
meningkat. Namun di lain pihak, gadget pun dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap prestasi belajar siswa. Pada saat anak memasuki sekolah dasar, yaitu usia
6-12 tahun, perkembangan anak melambat sangat sulit. Tidak hanya
perkembangan fisik tetapi juga psikologis. dia memperoleh keterampilan fisik saat
bermain dan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan aritmatika, serta
hubungan keluarga dan teman sebaya. Gagdet merupakan alat elektronik yang
digunakan sebagai media informasi, media belajar dan sebagai hiburan. Manfaat
gadget lainnya yaitu dapat tersambung dengan internet. Siswa sekolah dasar
sudah mengenal fungsi internet. Sehingga banyak siswa sekolah dasar yang
menyalahgunakan penggunaan internet untuk hal negatif. Penggunaan gadget
berdampak merugikan pada keterampilan interpersonal anak jika terlalu sering
digunakan. Pengaruh handphone terhadap prestasi belajar siswa yang lain adalah
siswa menjadi lebih mengandalkan handphone daripada harus belajar. Untuk
memaksimalkan pengawasan anak saat bermain dengan gadget nya, ada beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) menjadikan akun email pribadi
orang tua sebagai akun utama anak-anak, sehingga semua kegiatan internet anak
langsung terintegrasi dan terpantau di akun email orang tua, 2) untuk aplikasi
sosial media, hanya ijinkan anak berteman dan mem-follow teman yang sebaya,
3) membuat peraturan No Gadget mulai bakda maghrib sampai jam sembilan
malam. Ini adalah prime-time efektif anak untuk belajar, 4) untuk anak usia SD
atau TK sebaiknya dibatasi anak bermain gadget tidak lebih dari dua jam per hari,
5) orang tua harus menjadi teladan dengan tidak menunjukkan intensitas tinggi
dalam memakai gadget, 6) Jangan memarahi anak-anak membabi buta saat
mengetahui mereka terpapar konten negatif di dunia maya. Sebaiknya beri
pendampingan, pengarahan, dan penjelasan yang sesuai dan mudah dipahami oleh
bahasa anak.
4. Prosedur penelitian
 Dalam penelitian ini 10 anak di kelas V (lima) yang menggunakan gadget dengan
durasi lebih dari 2 jam perhari mengalami perubahan perilaku. Dampak yang
ditimbulkan yaitu dampak positif, anak mudah mencari informasi tentang
pembelajaran, dan memudahkan untuk berkomunikasi dengan teman. Namun,
dampak negatif yang ditimbulkan dari gadget, berpengaruh pada perkembangan
psikologi anak, terutama aspek pertumbuhan emosi dan perkembangan moral.
Dalam pertumbuhan emosi, anak yang menggunakan gadget menjadi mudah
marah, suka membangkang, menirukan tingkah laku dalam gadget serta berbicara
sendiri pada gadget. Sedangkan pengaruhnya terhadap perkembangan moral,
berdampak pada kedisiplinan, anak menjadi malas melakukan apapun,
meninggalkan kewajibannya untuk beribadah, dan berkurangnya waktu belajar
akibat terlalu sering bermain game dan menonton youtube.
5. Metode penelitian
 Menggunakan pendekatan kualitatif pada prinsipnya penelitian kualitatif adalah
suatu prosedur untuk menghasilkan sejumlah deskripsi tentang apa yang akan
ditulis dan apa yang diucapkan oleh orang yang menjadi sasaran penelitian secara
deskripsi mengenai perilaku mereka yang dapat diamati. Sehingga data yang
dihasilkan bukan data yang berbentuk angka-angka melainkan katakata yang
bersifat deskriptif. Metode kualitatif digunakan untuk meneliti suatu kondisi
obyek yang bersifat alamiah, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (observasi, wawancara,
dokumentasi), dan hasil penelitian kualitatif bersifat memahami makna, keunikan,
mengkontruksi fenomena, dan menemukan hipotesis.
6. Hasil penelitian
 Memperhatikan dan menelaah hasil observasi dan wawancara mendalam dengan
paragraf 1 huruf sumber, dokumentasi dan pertanyaan lebih lanjut, ikhtisar temuan
dan hasil penelitian terkait dampak penggunaan gadget terhadap perkembangan
psikologis anak sekolah dasar di SD Muhammadiyah 11 Semarang. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui Pengaruh penggunaan gadget terhadap perkembangan
psikologis anak sekolah dasar. peneliti percaya bahwa gadget memiliki dampak
positif dan negatif untuk anak-anak. Peneliti juga membahas perkembangan
psikologis apa saja yang dipengaruhi oleh gadget. Ada tiga aspek perkembangan
psikologis anak, yaitu aspek pertumbuhan emosi, perilaku prososial dan
pengembangan moral. Jika dilihat dari hasil observasinya beberapa siswa mampu
bersikap jujur dan menunjukkan sikap kasih sayang, namun siswa belum dapat
menunjukkan sikap berbagi makanan atau alat tulis dengan teman dan memuji karya
teman. Jika dilihat dari hasil angket peneliti mendapatkan 10 anak yang
menggunakan gadget lebih dari 2 jam dalam sehari. Anak menggunakan gadget
untuk membuka Internet, youtube, dan game. Tingkat kecanduan anak beragam,
seperti tangan tidak bisa diam saat tidak memegang gadget, menangis saat gadget
diambil, dan sering menirukan gerakan yang ada di dalam game yang sering
dimainkan. Hasil pengisian angket pada orang tua anak didapatkan bahwa orang tua
setuju jika anak menggunakan gadget kurang dari 1 jam dalam sehari atau saat
waktu luang saja. Semenjak mengenal gadget, anak menjadi sering membangkang
atau membantah, lebih senang bermain gadget di rumah dibanding bermain di luar
bersama teman-teman. Jika dilihat dari hasil wawancaranya Anak mengatakan
bahwa gadget tidak banyak berpengaruh pada perilaku dan prestasinya di sekolah,
namun saat anak bermain gadget terlalu lama, anak merasa pusing hingga mata
menjadi merah dan pandangan menjadi kabur. Anak belum mampu mengendalikan
emosi, dan rasa panik. Namun anak mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan
baru. Hasil wawancara dengan orang tua anak mengatakan bahwa anak
menggunakan gadget unt uk bermain game online dan menonton youtube, serta
sesekali menggunakan whatsapp untuk berkomunikasi dengan teman dan membuka
internet untuk belajar. Gadget memiliki dampak positif bagi anak jika digunakan
mencari informasi tambahan sebagai sarana penunjang belajar, serta tidak
menggunakan gadget terlalu lama, agar tidak mengalami kecanduan. Selain dampak
positif, ada pula dampak negatif dari gadget yaitu anak menjadi malas melakukan
aktivitas fisik, anak menjadi mudah marah, saat diberi tahu anak membangkang,
anak meniru tingkah laku yang ada pada game.
7. Kesimpulan
 Dalam penelitian ini 10 anak di kelas V (lima) yang menggunakan gadget dengan
durasi lebih dari 2 jam perhari mengalami perubahan perilaku. Dampak yang
ditimbulkan yaitu dampak positif, anak mudah mencari informasi tentang
pembelajaran, dan memudahkan untuk berkomunikasi dengan teman. Namun,
dampak negatif yang ditimbulkan dari gadget, berpengaruh pada perkembangan
psikologi anak, terutama aspek pertumbuhan emosi dan perkembangan moral.
Dalam pertumbuhan emosi, anak yang menggunakan gadget menjadi mudah
marah, suka membangkang, menirukan tingkah laku dalam gadget serta berbicara
sendiri pada gadget. Sedangkan pengaruhnya terhadap perkembangan moral,
berdampak pada kedisiplinan, anak menjadi malas melakukan apapun,
meninggalkan kewajibannya untuk beribadah, dan berkurangnya waktu belajar
akibat terlalu sering bermain game dan menonton youtube.

B. Penelitian Kuantitatif

1. Judul Jurnal
 Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini di TK selama Pembelajaran Daring
saat Pandemi Covid-19.
2. Penulis jurnal
 Hesti Wulandari
 Edi Purwanta
3. Latar belakang
 Pengoptimalan aspek-aspek perkembangan pada anak usia dini dapat dilakukan
melalui berbagai cara, salah satunya dengan cara mengikutsertakan anak dalam
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Didasarkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud) Nomor 137
tahun 2014, PAUD dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk
Taman Kanak-kanak (TK)/Raudatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA),
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD
Sejenis (SPS). Diantara beberapa lembaga PAUD tersebut, TK merupakan salah
satu lembaga PAUD yang memiliki kewajiban lebih besar untuk mengoptimalkan
pencapaian perkembangan anak. Hal ini karena TK merupakan tingkatan lembaga
PAUD terakhir sebelum anak memasuki Sekolah Dasar. Proses pembelajaran di
Taman kanak-kanak pada umumnya dilakukan melalui tatap muka secara
langsung di dalam kelas. Hal ini karena dalam proses pembelajaran anak usia dini
masih membutuhkan bimbingan guru secara langsung, karena guru merupakan
pelaksana sekaligus pemandu jalannya proses pembelajaran di dalam kelas
(Larimore, 2020). Selain itu, dengan melakukan pembelajaran secara langsung di
kelas, guru dapat lebih mudah memberikan instruksi kepada anak secara langsung
terkait berbagai aktivitas pembelajaran yang sedang dilakukan. Selain
memberikan kemudahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, pembelajaran
yang dilakukan secara langsung di dalam kelas terbukti memiliki berbagai
manfaat yang positif pada pencapaian perkembangan anak, salah satunya aspek
kognitif. Pembelajaran yang dilakukan dengan tatap muka secara langsung di
sekolah selain memberikan dampak positif pada aspek kognitif dan aspek sosial
emosional, juga memberikan dampak positif pada aspek bahasa.
4. Prosedur penelitian
 Subjek penelitian ini terdiri dari 46 orang guru TK di Surakarta. Guru dipilih
sebagai subjek penelitian karena peneliti tidak dapat melakukan observasi atau
pengamatan secara langsung kepada anak-anak untuk mengetahui bagaimana
pencapaian perkembangannya. Penelitian ini dimulai tanggal 21 juni 2020 dengan
cara menyebarkan kuesioner melalui Google Form kemudian tautannya
disebarkan kepada para guru TK di Surakarta melalui grup WhatsApp para guru.
Sebelum menyebarkan kuesioner, terlebih dahulu peneliti telah meminta izin
kepada guru dan menjelaskan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah selama pembelajaran daring pencapaian perkembangan
anak secara umum mengalami penurunan atau tidak. Data hasil kuesioner yang
diperoleh selanjutnya di analisis dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel.
5. Metode penelitian
 Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan
merupakan kuesioner tertutup, yaitu subjek penelitian hanya diperkenankan
memilih jawaban yang telah tersedia pada setiap pertanyaan. Pertanyaan yang
disusun pada kuesioner berisi topik capaian perkembangan yang terdiri enam
aspek perkembangan sesuai ketetapan dalam Permendikbud No 137 tahun 2014
yaitu aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, dan seni.
6. Hasil penelitian
 Jika dilihat dari hasil pencapaian Aspek Nilai Agama dan Mora,l pencapaian
perkembangan nilai-nilai agama dan moral baik sejak dini untuk membangun
karakter yang baik pada anak, karena karakter yang baik sangat dibutuhkan dalam
pengembangan generasi masa depan bangsa (Saregar, Jamaludin, Anwar, &
Septiani, 2019). Menurut para guru pencapaian nilai agama dan moral anak
selama daring dari rumah di masa pandemi mengalami penurunan yang cukup
besar. Hal ini mungkin disebabkan karena di daerah perkotaan yang memiliki
banyak TKIT, membuat orang tua mempercayakan pembelajaran agama
sepenuhnya kepada pihak sekolah, sehingga menjadi kendala ketika di rumah
orang tua diminta untuk mengembangkan kesadaran nilai-nilai agama pada anak
(Sutarmin, Zuchdi, & Suardiman, 2014). Jika dilihat dari Pencapaian Aspek Fisik
Motorik, para guru menyatakan penurunan pencapaian perkembangan pada anak
dalam aspek fisik motorik hanya sedikit, khususnya pada lingkung motorik, baik
pada motorik kasar maupun motorik halus. Sementara itu, pada lingkup kesehatan
dan perilaku keselamatan para guru menyatakan tidak ada penurunan. Hal ini juga
didukung bukti yang menunjukkan bahwa perkembangan fisik anak akan
berkembang secara positif apabila tersedia lingkungan yang relevan baik di
sekolah maupun di luar sekolah (Christian et al., 2015). Selain keterampilan fisik,
keterampilan motorik pada anak juga dapat berkembang dengan baik apabila
mendapat dorongan dari lingkungannya, baik lingkungan di dalam kelas maupun
di luar kelas (Cameron et al., 2016). Jika dilihat dari aspek Pencapaian Aspek
Kognitif, pencapaian aspek kognitif pada anak selama daring tidak mengalami
penurunan yang cukup besar, Sementara itu, pada lingkup perkembangan,
dibandingkan kedua lingkup kognitif lainnya, hanya lingkup berpikir logis yang
mengalami penurunan paling sedikit. Jika dilihat dari Pencapaian Aspek Bahasa,
Secara umum, dari hasil analisis menunjukkan bahwa pencapaian aspek
perkembangan bahasa pada anak tidak mengalami penurunan yang besar. Hanya
beberapa guru saja yang menyatakan bahwa aspek perkembangan bahasa anak
menurun, terutama pada lingkup memahami dan mengungkapkan bahasa.
Sementara itu, pada lingkup keaksaraan tidak terjadi penurunan pencapaian
perkembangan. Hal ini mungkin disebabkan karena selama belajar daring dari
rumah orang tua menjalin komunikasi yang intens dengan anak (Kurniati, Alfaeni,
& Andriani, 2021). Jika dilihat dari Pencapaian Aspek Sosial Emosional,
pencapaian aspek perkembangan sosial emosional merupakan salah satu aspek
yang paling besar mengalami penurunan. Hampir semua guru menyatakan bahwa
pencapaian perkembangan sosial emosional anak mengalami penurunan, terutama
pada lingkup perkembangan prososial. Penurunan pencapaian perkembangan
prososial ini kemungkinan terjadi karena selama daring anak tidak dapat
melakukan interaksi sosial dengan orang lain khususnya guru dan teman-
temannya, padahal untuk pencapaian perkembangan prososial melibatkan
interaksi yang responsif secara positif terhadap kebutuhan dan kesejahteraan
orang lain (Toseeb, 2017). Jika dilihat dari Pencapaian Aspek Seni, menurut para
guru, pencapaian aspek perkembangan seni pada anak usia dini di TK tidak
mengalami penurunan, baik dalam lingkup kemampuan menikmati berbagai
alunan suara atau musik, maupun ketertarikan anak dengan kegiatan seni.
7. Kesimpulan
 Pembelajaran daring mempengaruhi pencapaian perkembangan anak usia dini di
TK. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pencapaian perkembangan anak
diberbagai aspek mengalami penurunan, kecuali aspek seni. Penurunan paling
besar terjadi pada aspek sosial emosional, terutama lingkup perilaku prososial.

Anda mungkin juga menyukai