Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PSIKOLOGI EKSPERIMEN DASAR

Pengaruh Diskusi Tatap Muka (Face to Face Discussion) dan Chat Group Discussion
Terhadap Keterbukaan Diri (Self Disclosure) pada Pengguna Instagram
di kalangan Mahasiswa Universitas Katolik Musi Charitas

DOSEN PEMBIMBING
THERESIA WIDYASTUTI,S.Ps.,M.Psi

Di susun Oleh ;

Fransiska Indarti (2043032)

FAKULTAS HUMANIORA DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

PALEMBANG

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya dalam kehidupannya


pasti membutuhkan bantuan orang lain untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Dalam segala aktivitas sehari-hari, seseorang harus berinteraksi dengan individu lain
dan lingkungan sekitarnya. Sama seperti interaksi kita dengan lingkungan keluarga,
ayah, ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan, dan di lingkungan masyarakat, kita
dapat membangun hubungan antar individu yang lebih luas, seperti teman, guru,
penjual makanan, dll. Menurut Gillin dan Gillin, interaksi sosial adalah hubungan
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia. Sedangkan menurut H. Boner dalam bukunya Social
Psycology (1988:25) memberikan rumusan tentang interaksi adalah suatu hubungan
antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang satu dengan yang lain atau
sebaliknya.
Saat menjalin interaksi, terkadang seseorang akan memberikan informasi
kepada orang lain tentang masalah pribadinya, yang berkaitan dengan adanya
keterbukaan diri pribadi. Menurut pengungkapan diri atau self-disclosure dari DeVito
(1997), pengungkapan diri adalah cara berkomunikasi kepada orang lain tentang
informasi tentang diri Anda yang biasanya bersifat rahasia. Pengungkapan diri
merupakan upaya untuk memasukkan keaslian ke dalam hubungan sosial kita, terkait
dengan perkembangan kesehatan mental dan konsep diri.
Keterbukaan diri biasanya dimiliki oleh individu dengan secara sukarela
memperkenalkan diri kepada orang lain. Pengungkapan diri ini tidak hanya tercermin
dalam interaksi dan komunikasi langsung antar individu. Namun keterbukaan diri ini
dapat dilakukan melalui media perantara seperti media sosial.
Di era globalisasi sekarang ini, individu semakin nyaman menggunakan
ponsel untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ada aplikasi di ponsel yang
memudahkan pengguna untuk mendapatkan teman baru dari berbagai lingkungan
yang berbeda. Sri Widowati, Country Director Facebook Indonesia, menjelaskan
pengguna Instagram di Indonesia mencapai 45 juta pada 2017 dan tercatat sebagai
kreator konten Instagram Story terbesar di dunia. Sedangkan menurut wikipedia,
instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram
sendiri.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih media sosial Instagram sebagai media
pengungkapan diri. Media sosial Instagram dinilai sangat cocok untuk mengkaji
fenomena keterbukaan diri, karena Instagram saat ini menjadi media sosial yang fokus
pada layanan berbagi foto. Instagram banyak digunakan untuk memperebutkan
eksistensi di dunia maya melalui pengungkapan diri. Oleh karena itu, penulis ingin
mengukur keterbukaan diri partisipan melalui media diskusi tatap muka dan diskusi
grup chat.

B. Identifikasi Masalah

Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan penggunaan media sosial,
khususnya penggunaan Instagram. Terlalu sering menggunakan Instagram dapat
berdampak pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal keterbukaan diri. Dengan
kata lain, kecenderungan untuk lebih aktif di media sosial dapat membawa hal yang
berbeda bagi individu dalam kehidupan nyata, terutama jika individu tersebut merasa
lebih nyaman menggunakan media sosial. Jumlah teman atau orang yang Anda kenal
dan berinteraksi dengan seseorang memengaruhi tingkat pengungkapan dirinya.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian kami adalah sebagai berikut:


a. Self Disclosure
b. Face to Face Discussion
c. Chat Group Discussion
d. Pengguna Instagram
e. Remaja akhir dan Dewasa Awal

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian kami adalah sebagai berikut:


1. Apakah Face to Face Discussion dapat meningkatkan self disclosure pengguna
Instagram ketika berada di lingkungan masyarakat?
2. Apakah Chat Group Discussion dapat meningkatkan self disclosure pengguna
Instagram ketika berada di lingkungan masyarakat?
3. Bagaimana pengaruh tingkat self-disclosure seseorang di dalam kehidupan
sehari-hari?
E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang kami lakukan adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui pengaruh Face to Face Discussion terhadap peningkatan self
disclosure pengguna Instagram ketika berada di lingkungan masyarakat
2. Untuk mengetahui pengaruh Chat Group Discussion terhadap peningkatan self
disclosure pengguna Instagram ketika berada di lingkungan masyarakat
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat self-disclosure seseorang di dalam
kehidupan sehari-hari

F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian dan literatur yang
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya terkait dengan pengaruh face to face
discussion dan Chat Group discussion terhadap tingkat keterbukaan diri pada
pengguna aktif Instagram khususnya pada mahasiswa Psikologi Universitas
Airlangga.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penelitian bidang psikologi
khususnya sosial maupun psikologi kepribadian dalam memberikan sumbangan
wawasan terkait pengaruh tingkat self-disclosure yang dimiliki seseorang dalam
berkehidupan bermasyarakat.
b. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini memberikan manfaat pengetahuan kepada pengguna media sosial
agar dapat lebih bijak dalam mengatur waktu untuk menggunakan media sosial,
khususnya Instagram. Sehingga tidak memberikan dampak buruk dalam
kehidupan sehari-hari khususnya dalam hal keterbukaan diri.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat untuk
dapat menghilangkan anggapan bahwa individu yang aktif di media sosial
merupakan individu yang pasif dalam kehidupan nyata dan menambah
pengetahuan akan pentingnya keterbukaan diri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Self Disclosure


1. Definisi Self Disclosure
Menurut DeVito (1997), pengungkapan diri adalah suatu bentuk komunikasi,
biasanya informasi rahasia tentang diri Anda diberitahukan kepada orang lain.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu informasi yang diungkapkan
biasanya bersifat rahasia atau rahasia, dan informasi tersebut harus
dikomunikasikan kepada orang lain secara tertulis dan lisan. Pengungkapan diri
adalah proses pengungkapan informasi pribadi dan pribadi tentang diri Anda
kepada orang lain. Melalui keterbukaan diri, dua orang saling memahami.
Pengungkapan diri dianggap sebagai aspek kunci dalam membangun hubungan
intim dengan orang lain, termasuk teman, kekasih, dan anggota keluarga. Namun,
pengungkapan diri juga dapat digunakan sebagai cara bagi orang untuk
mengungkapkan perasaan mereka tentang situasi tertentu dan mengekspresikan
pandangan dan pendapat mereka tentang topik tertentu kepada orang lain.

2. Dimensi Self Disclosure


Menurut DeVito (1997), pengungkapan diri setiap orang memiliki dimensi yang
berbeda-beda, yaitu:
a. Kuantitas/Frekuensi: Ditandai dengan frekuensi tinggi, hanya
membutuhkan sedikit waktu untuk membuat pernyataan yang diinginkan.
b. Valensi: Pernyataan yang melibatkan individu tentang sesuatu yang
disukai atau tidak disukai.
c. Akurat/Jujur: Membuat pernyataan berdasarkan fakta sehingga orang lain
memahami situasi secara akurat.
d. Breadth : Kemampuan mengungkapkan diri sesuai dengan keluasan
informasi yang akan diungkapkan.
e. Kedalaman: mampu mengungkapkan sesuatu yang sangat pribadi dan
istimewa tentang dirinya.

3. Tingkatan Self Disclosure


Powell (dalam Supratiknya, 1995) membagi self disclosure dalam beberapa
tingkatan:
a. Basa-basi: pengungkapan diri dilakukan hanya untuk sekedar sopan-
santun, dan menjadikan tingkatan ini sebagai taraf pengungkapan diri yang
paling lemah.
b. Membicarakan orang lain: terjadi timbal balik namun masih pada taraf
yang lemah atau dangkal, yang diungkapkan pada taraf ini hanyalah
mengenai orang lain ataupun hal lain yang buka mengenai dirinya.
c. Menyatakan gagasan dan pendapat: taraf komunikasi meningkat dan
memunculkan hubungan erat dimana timbul keterbukaan diri dan saling
mengungkapkan diri.
d. Perasaan: bersikap berani untuk saling mengungkapkan perasaan dan
terbuka baik pada diri sendiri maupun lawan komunikasi.
e. Hubungan puncak: taraf ini ditandai dengan adanya kejujuran, keterbukaan
dan kepercayaan yang mutlak antara satu sama lain dan menimbulkan
pengertian serta pengungkapan diri dilakukan dengan mendalam.

4. Diskusi
Diskusi adalah perundingan atau pertukaran pemikiran untuk memperoleh
pemahaman mengenai penyebab suatu masalah dan solusi penyelesaiannya. Kata
diskusi berasal dari bahasa Latin discutio atau discusum yang berarti bertukar
pikiran dan dalam bahasa Inggris discussion yang berarti perundingan atau
pembicaraan. Diskusi dapat dilakukan oleh dua atau beberapa orang sekaligus.
Tujuan diskusi adalah memperoleh pemahaman bersama secara teliti dan jelas dari
suatu informasi, pendapat, dan pengalaman yang telah telah saling diberitahukan.
Diskusi juga digunakan untuk mempersiapkan dan merampungkan kesimpulan,
pernyataan, atau keputusan akhir. Diskusi umumunya disertai dengan debat antar
peserta diskusi.

5. Face to Face Discussion


Kegiatan diskusi yang dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan jumlah
partisipan yang telah ditentukan.

6. Chat Group Discussion


Kegiatan diskusi yang yang dilakukan secara online melalui chat group
dengan jumlah partisipan yang telah ditentukan. Dengan media aplikasi sosial
media seperti Whatsapp, Line, Twitter, FaceBook dan aplikasi sosial media
lainnya, namun pada penelitian kami kali ini sosial media yang kami pilih menjadi
sarana grup chat adalah Whatsapp.

7. Remaja Akhir
Di masa remaja, individu dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapa
gerangan dirinya, bagaimana mereka nantinya, dan arah mana yang hendak
mereka tempuh dalam hidupnya. Ini merupakan tahap kelima perkembangan
menurut Erik Erikson, identitas versus kebingungan identitas (identity versus
identity confusion) pada masa ini individu dikatakan segabai remaja apabila telah
menginjak usia 10 hingga 20 tahun. Remaja dihadapkan dalam peran-peran baru
dan status orang dewasa seperti romantisme. Jika mereka menjajaki peran-peran
semacam itu dengan cara yang sehat dan sampai pada suatu jalur yang positif
untuk diikuti dalam kehidupan, maka identitas diri yang positif akan dicapainya,
namun jika tidak maka mereka akan mengalami masa kebingungan identitas
(identity confusion) dan akan cenderung melakukan hal-hal yang ekstrim dan
pantas untuk di coba menurut mereka.

8. Dewasa Awal
Pada tahapan keenam dari masa perkembangan menurut Erik Erikson yaitu
keakraban versus keterkucilan (intimacy versus isolation) yang dialami individu
selama masa dewasa awal. Pada masa ini individu menghadapi tugas
perkembangan yang berkaitan dengan pembentukan relasi awal yang akrab
dengan orang lain. Jika seseorang dewasa awal membentuk persahabatan atau
kedekatan yang sehat dan sebuah relasi yang akrab dengan orang lain maka
keakraban (intimacy) akan tercapai, apabila tidak maka individu tersebut akan
menjadi dan merasa terkucilkan oleh orang sekitarnya (isolation).
Masa dewasa awal atau yang disebut dengan young adult yaitu pada usia sekitar
18/20-30 tahun. Dalam tahap ini keintiman dan isolasi harus seimbang untuk
memunculkan nilai positif yaitu cinta. Cinta yang dimaksud tidak hanya dengan
kekasih melainkan cinta secara luas dan universal (misal pada keluarga, teman,
saudara, binatang, dll).

9. Instagram
Definisi instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang populer dalam kalangan
pengguna telefon pintar (Smartphone). Nama Instagram diambil dari kata „Insta‟
yang asalnya „Instan‟ dan „gram‟ dari kata „telegram‟. Jadi Instagram merupakan
gabungan dari kata Instan-Telegram. Dari penggunaan kata tersebut dapat
diartikan sebagai aplikasi untuk mengirimkan informasi dengan cepat, yakni
dalam bentuk foto yang berupa mengelola foto, mengedit foto, dan berbagi
(Share) ke jejaring sosial yang lain. Orang yang mempunyai latar belakang dalam
dunia fotografi pasti sangat memanfaatkan aplikasi ini. Dengan banyaknya fungsi-
fungsi aplikasi Instagram untuk mengolah foto, Instagram memiliki daya tarik
tersendiri bagi penggunanya Selain itu, Instagram adalah aplikasi untuk photo-
sharing dan layanan jejaring sosial online yang memungkinkan penggunanya
untuk berbagi hasil foto melalui berbagai layanan social media seperti Facebook,
Twitter dan situs media lainnya. Pengguna aplikasi ini semakin berkembang pesat
karena keunggulan yang ditawarkan dari berbagai fitur aplikasi Instagram.
Keunggulan itu berupa kemudahan saat pengunggahan foto. Foto yang diunggah
bisa diperoleh melalui kamera ataupun di album ponsel. Instagram dapat langsung
menggunakan efek-efek untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki.
Dengan berlatar belakang sebagai aplikasi jejaring sosial yang dikhususkan untuk
berbagi foto, Instagram memiliki ciri menarik yakni ada batas foto ke bentuk
persegi, mirip dengan gambar Kodak Instamatic dan Polaroid, yang sangat
berbeda dengan rasio aspek 16:9 sekarang, yang biasanya digunakan oleh kamera
ponsel.
10. Fitur-Fitur Instagram
Instagram yang merupakan salah satu media yang penggunanya dapat
membagikan foto atau video pada orang lain memiliki beberapa fitur-fitur yang
memfasilitasi penggunanya. Fitur-fitur tersebut akan bertambah seiring dengan
bertambahnya kebutuhan dan keinginan pengguna. Beberapa contoh fitur-fitur
yang ada pada Instagram adalah sebagai berikut :
a. Pengikut
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut
(following), dan menjadi seseorang yang diikuti (followers).
b. Mengunggah Foto
Keutamaan aplikasi ini adalah membagikan foto, foto dapat diambil
melalui kamera handphone ataupun melalui foto yang telah disimpan
dalam galeri handphone. Ketika hendak mengunggah foto pengguna
Instagram juga diberikan beberapa fitur seperti dapat memberikan efek
foto, memberikan judul foto, memberikan label foto, memberi informasi
dimana foto tersebut didapat, dan memberikan tanda pada foto.
c. Kamera
Pengguna Instagram dapat langsung mengunggah foto melalui kamera
yang telah disediakan di fitur Instagram, sehingga pengguna tidak perlu
membuka aplikasi kamera terlebih dahulu.
d. Tanda Suka (Like)
Sama halnya dengan Facebook, Instagram juga memiliki sebuah fitur like
yang menandakan pengguna lain menyukai foto yang telah diunggah oleh
penggunanya.
e. Instagram Story (Snapgram)
Merupakan sebuah fitur baru yang memungkinkan penggunanya dapat
mengunggah video dengan durasi 12 detik, ataupun foto. Namun pada
Snapgram unggahan tersebut hanya akan tersimpan selama 24 jam.
Umumnya, pengguna menggunakan fitur ini untuk membagikan aktivitas
keseharian mereka.

11. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh yang diberikan oleh
Face to face Discussion dan Chat Group Discussion terhadap peningkatan
keterbukaan diri (self-disclosure) pada Mahasiswa/i pengguna aktif Instagram
Universitas Katolik Musi Charitas.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2013) metode penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu dalam kondisi yang dikendalikan. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk
menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian ini.

B. Desain Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena penelitian ini
memerlukan perlakuan. Perlakuan yang dilakukan pada variabel bebas dan dilihat
hasilnya pada variabel terikatnya. Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 107),
penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental
design yaitu merupakan pengembangan dari true Eksperimental design, desain ini
mempunyai kelompok kontrol , tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Quasi eksperimen digunakan karena sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian. (Sugiyono, 2010: 114). Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain nonequivalent control group design, desain yang hampir
sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

a. Prosedur Eksperimen
Tahap-tahap dalam melakukan eksperimen:
1. Tahap persiapan
 Menganalisis topik penelitian
 Melakukan survei untuk mencari populasi pengguna aktif Instagram
 Memilih sampel sesuai indikator pengguna aktif Instagram
2. Tahap Pelaksanaan
 Memberikan Pre-Test kepada sampel
 Memilih partisipan dengan hasil Pre-Test yang rendah untuk dibagi ke
dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
 Partisipan dalam kelompok eksperimen akan mengikuti Face to Face
Discussion dengan topik “Pembentukan karakter Mahasiswa Baru di
Universitas Katolik Musi Charitas”
 Partisipan dalam kelompok kontrol akan digabungkan ke dalam Chat
Group Discussion dengan topik “Pembentukan karakter Mahasiswa
Baru di Universitas Katolik Musi Charitas”
 Memberikan Post-test kepada dua kelompok berbeda yaitu kelompok
eksperimen dan kontrol
3. Tahap Akhir
 Mengumpulkan data yang diperoleh
 Mengolah data hasil penelitian
 Menganalisis dan membahas hasil penelitian
 Menarik kesimpulan

C. Identifikasi Variabel Penelitian


a. Variabel Independen
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Self Disclosure
b. Variabel Dependen
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah Face to Face Discussion dan Chat
Group Discussion

D. Definisi Operasional
a. Self Disclosure
Self Disclosure merupakan cara bagi orang untuk mengungkapkan perasaan
mereka tentang suatu situasi, untuk memberi orang lain pendapat dan pendapat
mereka tentang suatu topik, untuk memperoleh kepastian tentang perasaan
mereka, atau untuk mendapatkan saran.
b. Face to Face Discussion
Face to Face Discussion merupakan diskusi yang dilakukan oleh sekelompok
individu secara langsung di tempat dan waktu yang sama tanpa melalui perangkat
teknologi apapun.
c. Chat Group Discussion
Chat Group Discussion merupakan diskusi yang dilakukan oleh sekelompok
individu melalui internet, biasanya secara real time tapi bisa juga melalui email
(tidak selalu real time).

E. Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah segala sesuatu hal yang memberikan penjelasan mengenai objek
dalam penelitian yang di dalamnya senantisa memberikan penjelasan sekaligus
uraian mengenai karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek penelitian
tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Katolik
Musi Charitas.
b. Sampel
Sempel adalah bagian dari populasi yang di dapatkan dengan menggunakan
metode tertentu untuk kemudian dianggap menjadi wakil dari keseluruhan
populasi. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik sampling
purposive yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa/i pengguna Instagram aktif yang berusia 18-23
tahun dengan tingkat self disclosure yang rendah dan cenderung kurang aktif
berinteraksi dengan warga kampus. Mahasiswa yang kami jadikan sebagai subjek
harus terhitung menjadi mahasiswa aktif di Universitas Katolik Musi Charitas.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu melalui kuesioner (angket)
dan observasi. Peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada dua kelompok yang
berbeda. Pada kelompok kontrol diberikan kuesioner setelah pembahasan mengenai
topik yang telah kami berikan selesai dan kelompok eksperimen akan diberikan
kuesioner sesudah diberi perlakuan atau treatment.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsgd.ac.id/897/4/4_Bab1.pdf
http://repository.ump.ac.id/3723/3/BAB%20II.pdf
https://bisnis.tempo.co/read/894605/45-juta-pengguna-instagram-indonesia-pasar-
terbesar-di-asia
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram
http://eprints.ums.ac.id/92121/1/L100170104_Naskah%20Publikasi_Rifa
%20Andina.pdf
https://www.universitaspsikologi.com/2018/07/dimensi-aspek-aspek-self-disclosure-
dan.html
http://mediapublica.co/2021/05/30/self-disclosure-sebuah-dilematis-pengungkapan-
diri/
https://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi
http://digilib.uinsby.ac.id/15072/5/Bab%202.pdf
https://pojoksosmed.com/tips-instagram/apa-itu-instagram/
https://serupa.id/metode-penelitian-eksperimen/
http://eprints.uny.ac.id/23626/5/5.%20BAB%20III.pdf
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/face-to-face
https://en.oxforddictionaries.com/definition/us/chat_group
https://dosensosiologi.com/populasi-dan-sampel-pengertian-dan-contoh-dalam-
penelitian-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai