Anda di halaman 1dari 4

Pengungkapan diri didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi

tentang diri sendiri kepada orang lain (Wheeles, 1978)

Person (1987) mengartikan self disclosure sebagai tindakan seseorang dalam memberikan informasi
yang bersifat pribadi pada orang lain secara sukarela dan disengaja untuk maksud memberi
informasi yang akurat tentang dirinya. (dalam Gainau,2009).

Rogers (1980), mengatakan bahwa pengungkapan diri adalah hubungan interaksi seseorang dalam
pengungkapan diri atau keterbukaan diri yang didasari perasaan tulus, penerimaan pada orang lain
dan rasa empati membuat hubungan menjadi lebih akrab

Gainau, Maryam.B. (2009). Keterbukaan diri (Self disclosure) Siswa dalam Persfektif Budaya dan
Implikasinya Bagi Konseling. Jurnal Ilmiah. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. Sekolah
Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STKAPN) Papua Vol.33 No.1. (Accessed: 5 April).
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jiw/article/view/17061

Ifdil . 2013, Konsep Dasar Self Disclosure dan Pentingnya Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.
Jurnal Pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan. Vol:XIII No 1 2013 Avaible from : E- Jurnal:
(Accessed:7November2017)

Liwilery, Alo. (2015). Komunikasi Antar-Personal. Cetakan Pertama. Jakarta : Kencana

Devito menyebutkan bahwa makna dari self disclosure adalah suatu bentuk komunikasi dimana
anda atau seseorang menyampaikan informasi tentang dirinya yang biasanya disimpan. Oleh karena
itu, setidaknya proses self disclosure membutuhkan dua orang. Devito menyatakan bahwa
keterbukaan diri adalah jenis komunikasi dimana individu mengungkapkan informasi tentang dirinya
yang biasanya disembunyikan atau tidak diceritakan.2 Joseph A. Devito, The Interpersonal
Communication Book (USA: Pearson Education, 1992), XIII: 112

self disclosure, maka dapat disimpulkan bahwa self disclosure adalah mengungkapkan informasi
kepada orang lain. Sedangkan isi dari informasi yang diungkapkan berhubungan dengan informasi
yang bersifat personal, perasaan, sikap, dan persepsi.

2.

Wisnu Wardhani, Dian Mashoedi, Sri Fatmawati, Hubungan Interpersonal (Jakarta: Salemba
Humanika, 2012), 50 4 Wisnu Wardhani, Dian Mashoedi, Sri Fatmawati, Hubungan Interpersonal., 50

Dalam bahasa Indonesia terdapat istilah untuk menyebut self disclosure yakni keterbukaan diri dan
pengungkapan diri.

Johnson (dalam Supratiknya, 1995) mengatakan Self disclosure atau keterbukaan diri adalah
pengungkapan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang dihadapi serta memberikan informasi
tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan dimasa kita dimasa
sekarang. Tanggapan mengenai orang lain melibatkan perasaan sebagai reaksi dari pemberian
informasi. Dengan mengungkapkan reaksi terhadap berbagai kejadian yang dialami maka akan
terbentuknya sebuah hubungan sejati yang terjalin.
Morton (Sears, Freedman, dan Peplau, 1998) mengatakan bahwa pengungkapan diri adalah suatu
kegiatan untuk berbagi perasaan dan mengenal informasi dengan orang lain. Pengungkapan diri
dapat bersifat deskriptif atau menghakimi. Pengungkapan diri deskriptif, dimana seseorang
menggambarkan berbagai fakta tentang dirinya yang mungkin tidak diketahui pendengarnya,
seperti: pekerjaan, tempat tinggal, dll. Pengungkapan diri evaluatif, yaitu seseorang yang
mengungkapkan pendapat atau perasaan pribadinya, misalnya perasaan suka dengan orang
tertentu, rasa cemas karena terlalu gemuk, tidak bersemangat bangun pagi, dan sebagainya.

Menurut Wrightsman “ Pengungkapan diri (self disclosure) merupakan sebuah proses menghadirkan
diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagikan informasi dan perasaan dengan orang lain
(Dayaksini & Hudaniah, 2015)

Menurut Cangara (2016), kegiatan mengenal diri adalah hal yang penting jika kita menempatkan diri
di tengah-tengah masyarakat. Dengan mengenal diri, kita dapat mengetahui kelebihan dan
kelemahan yang ada dalam diri kita.

Cangara, Hafied. (2016). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Devito, Joseph. (2011).
Komunikasi Antar Manusia. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group

Teori self disclosure dikenal dengan adanya Johari Window, yaitu gabungan nama dari dua orang
penggagasnya Joseph Luft dan Harry Ingham. Johari Window merupakan alat untuk menelaah
mengenai luas dan hubungannya antara pengungkapan diri dan umpan balik di dalam suatu
hubungan (Budyatna, 2011: 40). Pembagian menurut Johari Window adalah sebagai berikut:
Budyatna, Muhammad & Leila Mona Ganiem. (2011). Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: PT.
Prenada Media Grup.

a. Jendela pertama ialah, “open” adalah informasi tentang diri kita yang telah diketahui oleh orang
lain.

b. Jendela kedua ialah, “secret” adalah jendela rahasia yang berisi semua hal-hal yang tidak diketahui
oleh orang lain, hanya diri kita sendiri saja yang tahu.

c. Jendela ketiga ialah, “blind” adalah jendela buta yang merupakan tempat informasi yang diketahui
oleh orang lain, tetapi diri kita sendiri tidak mengetahuinya atau menyadarinya.

d. Jendela keempat ialah, “unknown” adalah jendela yang tak di kenal berisi informasi tentang kita,
yang kita tidak mengetahuinya dan orang lain juga tidak mengetahuinya. Keterbukaan diri dalam
komunikasi amatlah penting untuk mengetahui siapa diri kita dan bagaimana tanggapan orang lain
tentang diri kita.

Seperti yang dikatakan oleh Hidayat (2012: 106) bahwa didalam interaksi antar individu dengan
orang lain apakah orang lain akan menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain
mengetahui tentang mereka, ditentukan oleh bagaimana individu dalam melakukan pengungkapan
diri. Melakukan ketebukaan diri memiliki nilai penting bagi kehidupan untuk berbagi perasaan,
pikiran dan pengalaman. Membuka diri akan membuat orang lain turut membuka diri mereka juga
dengan kita, sehingga kita bias belajar tentang mereka. Hidayat, Dasrun. (2012). Komunikasi
Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian Fenomenologi Orang Tua Karir dan Anak Remaja.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Menurut Darlega dan Grelak (Hidayat, 2012: 108) keterbukaan diri memiliki beberapa fungsi
diantaranya yaitu: Hidayat, Dasrun. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian
Fenomenologi Orang Tua Karir dan Anak Remaja. Yogyakarta: Graha Ilmu

a. Ekspresi Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang mereka alami
biasanya kita akan menceritakan hal yang sedang kita alami kepada orang lain sepeerti kekecewaan
atau rasa kesal.

b. Penjernihan diri Dengan berbagi rasa dan cerita yang sedang dialami maka pikiran akan menjadi
lebih jernih sebab kita mendapat pemahaman dari orang lain.

c. Keabsahan sosial Setelah melakukan keterbukaan dengan menceritakan hal yang sedang dialami,
kita dapat melihat tanggapan yang mereka berikan, sehingga kita akan mendapatkan informasi
tentang kebenaran akan pandangan kita dan memperoleh dukungan atau sebaliknya.

d. Kendali sosial Kita dapat menyembunyikan atau mengemukaan informasi tentang diri kita sebagai
alat kendai sosial.

e. Perkembangan hubungan Saling berbagi informasi dan saling percaya dapt meningkatkan taraf
hubungan yang semakin akrab dan dekat dengan orang lain.

Menurut Sherwin (Pamuncak, 2011: 25) ada beberapa faktor yang dapat menjadi penentu dari self
disclosure atau keterbukaan diri seseorang, antara lain adalah: Pamuncak, Dimas. (2011). Pengaruh
Tipe Kepribadian Terhadap Self Disclosure Pengguna Facebook. Fakultas Psikologi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

a. Materi personal, adalah faktor tentang pribadi sendiri.

b. Pemikiran dan ide, yaitu berbagi ide dengan orang lain dan persepsi tentang situasi bersama.

c. Agama, yaitu kemampuan berbagi pengalaman, pikiran, dan emosi tentang Tuhan.

d. Pekerjaan dan tugas, yaitu berbagi tentang tugas dan tanggung jawab.

e. Sex, yaitu faktor mengenai kesediaan untuk membahas persoalan seksualnya, kebutuhan dan
pandangannya.

f. Hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terbentuk diluar hubungan keluarga.

g. Pernyataan emosi diri, yaitu perasaan sikap terhadap situasi yang disampaikan kepada orang lain
dan pernyataan rasa emosi diri.

h. Rasa, yaitu pandangan perasaan, apresiasi terhadap tempat atau benda.

i. Permasalahan, yaitu situasi atau keadaan yang dapat diringankan dengan cara pengungkapan serta
konflik atau perselisihan yang dialami oleh seseorang.
Gainau (2009) menyebutkan bahwa “Informasi yang akan disampaikan terdiri atas 5 aspek, yaitu
perilaku, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang sesuai dengan diri orang yang bersangkutan”.
Gainau, M. B. (2009). Keterbukaan diri (self disclosure) siswa dalam perspektif budaya dan
implikasinya bagi konseling. Jurnal Ilmiah Widya Warta, 33(1), 95-112.

Anda mungkin juga menyukai