Anda di halaman 1dari 3

Di dalam World report on violence and health (WRVH) WHO menyebutkan bahwasanya penggunaan

kekuatan fisik atau kekuatan yang disengaja, terancam atau aktual, terhadap diri sendiri, orang lain,
atau terhadap kelompok atau komunitas, yang beroleh hasil atau memiliki kemungkinan tinggi
mengakibatkan luka, kematian, bahaya psikologis, pembangunan yang tidak benar, atau kekurangan.

Istilah kekerasan didefinisikan sebagai“perilaku seseorang terhadap orang lain yang dapat
menyebabkan kerusakan fisik atau psikis”(Children and Violence, 2010) Dalam kamus Bahasa
Indonesia, kekerasan diartikan dengan perihal yang bersifat, berciri khas, perbuatan seseorang yang
menyebabkan cidera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik, karena adanya
paksaan, kekerasan fisik seperti penganiayaan, pembunuhan, perampokan, hologanisme,
pemerkosaan terhadap anak gadis di bawah umur, bahkan hingga sodomi.

Adapun kekerasan atau agresi, umumnya didefinisikan dengan menekankan pada bentuk dan tujuan
dari perilaku tersebut. Berkowitz (1995:4) mendefinisikan agresi sebagai bentuk perilaku yang
dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental. Selain itu Steinmetz
(dalam Kashani dkk., 1991:218) juga menyatakan bahwa agresi adalah tindakan yang menggunakan
kekuatan fisik dan verbal untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui konflik. Tingkah laku agresi
ini pada dasarnya merupakan tingkah laku yang bertujuan untuk melukai, menyakiti atau merugikan
orang lain (Baron & Graziano, 1991:312). Baron (1996:347) menambahkan bahwa agresi adalah
tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak
menginginkan datangnya tingkah laku tersebut

Berkowitz, L. (1993). Emotional Behavior. Mc. Graw-Hill Inc.

(BENTUK, PENYEBAB, DAN DAMPAK DARI TINDAK KEKERASAN GURU TERHADAP SISWA DALAM
INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DARI PERSPEKTIF SISWA DI SMPN KOTA SURABAYA: SEBUAH SURVEY
Tamsil Muis, Muhammad Syafiq, dan Siti Ina Savira Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Universitas Negeri Surabay. JURNAL PSIKOLOGI: TEORI & TERAPAN, Vol. 1, No. 2, Pebruari 2011)

Kekerasan dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai perihal (yang bersifat,berciri) keras,
perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. (Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus
Besar Bahasa Indonesia”, PN.Balai Pustaka, Jakarta,2003.Hal.550)

Berdasarkan ruang lingkup kekerasan tetap terbatas pada: 1. Kekerasan fisik, seksual dan psikologis
yang terjadi dikeluarga termasuk pemukulan, penganiayaan, seksual anak perempuan dalam
keluarga, perkosaan dalam perkawinan, pemotongan kelamin perempuan dan praktek-praktek
tradisional lainnya yang menyengsarakan perempuan, kekerasan yang dilakukan bukan merupakan
pasangan hidup dan kekerasan yang tekait dengan eksploitasi. 2. Kekerasan seksual dan psikologis
yang terjadi dalam komunitas berupa perkosaan, penganiayaan seksual, pelecehan dan intimidasi
seksual ditempat kerja, institusi pendidikan, tempat umum dan lainnya, perdagangan perempuan
dan pelacur paksa. 3. Kekerasan seksual dan psikologis yang dilaksanakan atau dibiarkan terjadinya
oleh Negara, dimanapun kekerasan tersebut terjadi Yang menjadi unsur-unsur kekerasan adalah: a.
Suatu perbuata melawan hukum. Maksudnya perbuatan yang dilakukan tentunya mempunyai sanksi
hukum. b. Merugikan orang. Maksudnya dilakukan secara aktif dan pasif. c. Menimbulkan akibat.
Maksudnya dapat mengakibatkan kerugian secara fisik dan psikis. d. Dilakukan dengan niat
maksudnya perbuatan tersebut diniatkan terlebih dahulu.

Kekerasan sebagai salah satu bentuk agresi, memiliki definisi yang beragam. Istilah kekerasan secara
umum digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka (overt) atau tertutup (covert),
dan baik yang bersifat menyerang (offensive) atau bertahan (defensive), yang disertai penggunaan
kekuatan kepada orang lain.

Adapun beberapa definisi kekerasan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain : Soerdjono
Soekanto mendefinisikan kekerasan sebagai istilah yang dipergunakan bagi terjadinya cidera mental
atau fisik. Kekerasan diartikan sebagai sebuah ancaman, usaha atau penggunaan fisik yang dilakukan
oleh seseorang yang dapat menimbulkan luka baik secara fisik maupun non fisik terhadap orang lain.

Menurut WHO kekerasan pada anak adalah suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada
anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk
kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak dapat membahayakan kesehatan,
kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya, tindakan kekerasan diperoleh dari orang
yang bertanggung jawab, dipercaya atau berkuasa dalam perlindungan anak tersebut.

Sedangkan yang dimaksud anak disini menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak menurut Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa anak adalah “seseorang yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Menurut
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka 5 menyebutkan
pengertian anak adalah “manusia yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum
menikah, termasuk anak yang di dalam kandungan demi kepentingannya”. Dalam hal ini anak juga
mempunyai hak asasi yang melekat pada dirinya yang harus dilindungi dan juga dihormati.

Hingga 3 Juni 2021, tercatat 3.122 kasus kekerasan terhadap anak. Kasus-kasus kekerasan anak
dapat berupa kekerasan fisik, tertekan secara mental, kekerasan seksual, pedofilia, anak bayi
dibuang, aborsi, pernikahan anak dibawah umur, kasus tenaga kerja dibawah umur, trafficking, anak-
anak yang dipekerjakan sebagai PSK, dan kasus perceraian. Semua kasus ini berobjek pada anak yang
tentu saja akan berdampak buruk pada perkembangan dan kepribadian anak, baik fisik, maupun
psikis dan jelas mengorbankan masa depan anak.

Menurut WHO defenisi kekerasan terhadap anak adalah suatu tindakan penganiayaan
atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual,
melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata
atau pun tidak dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau
perkembangannya.
Menurut UU No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak menyebutkan: Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap
Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,
dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.

Anda mungkin juga menyukai