Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pelecehan dan Kekerasan
Pelecehan adalah tindakan yang merugikan, tidak diinginkan, dan seringkali
merendahkan seseorang atau kelompok orang. Ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk
dan lingkungan, termasuk fisik, verbal, psikologis, atau seksual. Pelecehan seringkali
melibatkan penyalahgunaan kekuasaan, kontrol, atau tindakan yang mengganggu hak
asasi manusia individu atau kelompok dan seringkali melanggar hukum. Kebanyakan
masyarakat dan hukum mengakui kebutuhan untuk melindungi individu dari pelecehan
dan mengambil tindakan untuk mencegahnya. Banyak negara memiliki undang-undang
dan peraturan yang melindungi individu dari berbagai bentuk pelecehan dan
menyediakan mekanisme hukum untuk menangani kasus-kasus pelecehan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah "pelecehan" berasal dari
kata "Leceh," yang mengandung arti penghinaan atau peremehan. Sementara itu,
"peleceh" merujuk kepada individu yang senang melakukan penghinaan atau
peremehan (W.J.S Poerwadarminta: 2011: 679). Selain itu, kata "seksual" berkaitan
dengan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan (W.J.S Poerwadarminta: 2011:
1055). Dengan demikian, pelecehan seksual, menurut definisi dalam kamus besar
bahasa Indonesia, merupakan penggabungan dua kata yang mengindikasikan tindakan
merendahkan atau menghinakan orang lain. Jika merujuk pada sifat kata pelecehan
seksual, ini mencakup peristiwa yang berkaitan dengan hubungan seksual antara laki-
laki dan perempuan, dengan unsur hasrat atau nafsu seksual.
Kekerasan adalah tindakan atau perilaku yang merugikan, menyakiti, atau
mengancam seseorang atau kelompok dengan tujuan untuk mendominasi,
mengendalikan, atau menyakiti mereka.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Kekerasan merujuk pada sesuatu yang keras,
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang mengakibatkan
cedera atau kematian orang lain, atau menyebabkan kerusakan pada tubuh atau properti
orang lain. Dalam konteks hukum, tindak kekerasan, menurut Sue Titus Reid seperti
yang dikutip oleh Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, didefinisikan sebagai suatu
aksi atau perbuatan yang memiliki penjelasan hukum, kecuali jika unsur-unsur yang
diatur oleh hukum kriminal atau hukum pidana telah diajukan dan dibuktikan dengan
keraguan yang beralasan. Ini berarti seseorang tidak dapat dituduh melakukan tindak
kekerasan kecuali telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh hukum pidana, dengan
adanya pembuktian yang memadai.
Dengan demikian, tindak kekerasan adalah perbuatan yang disengaja atau suatu
bentuk aksi atau kelalaian yang semuanya merupakan pelanggaran hukum kriminal.
Tindakan ini dilakukan tanpa alasan pembelaan atau dasar kebenaran dan diberi sanksi
oleh Negara sebagai suatu tindak pidana berat atau pelanggaran hukum yang lebih
ringan.
Penting untuk menyadari bahwa kekerasan dalam segala bentuknya adalah
perilaku yang tidak dapat diterima dan biasanya melanggar hukum. Pencegahan dan
perlindungan terhadap kekerasan sangat penting untuk melindungi hak asasi manusia
dan kesejahteraan individu.
Intervensi yang diterapkan selama situasi krisis melibatkan berbagai teori dan
teknik, serta rentang waktu dari tindakan pencegahan jangka pendek hingga tindakan
pengobatan jangka panjang. Konselor perlu menyadari bahwa saat bekerja dengan
krisis dan korban trauma, mereka mungkin rentan terhadap kelelahan atau bahkan
trauma yang dialami oleh orang lain. Selain itu, konselor harus memantau reaksi
mereka sendiri dan mengenali sejarah peristiwa traumatis, serta mengamalkan
perawatan diri yang konsisten untuk menghindari pembakaran dalam membantu
populasi ini.
PENUTUP
KESIMPULAN
Pelecehan seksual merupakan tindakan yang dapat merugikan satu, dua, atau
bahkan lebih pihak dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal,
psikologis. Untuk itu pencegahan mengenai pelecehan seksual harus terus di
edukasikan kepada anak-anak maupun remaja agar mereka mampu berpikir
mengenai dampak dari perbuatan tersebut.dan penanganan konseling krisis harus
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Thelma Duffey, 2020. Introduction to Crisis and Trauma Counseling. American Counseling
Association
Fauziah Mufied, 2023. Buku Ajar Konseling Krisis. E-print : Universitas Ahmad Dahlan
Data terbaru jumlah kasus, 2023. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak. https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan
Komnas Perempuan, 2023. Lembar fakta Catatan Tahunan Komnas Perempuan Tahun 2023
Kekerasan terhadap Perempuan di Ranah Publik dan Negara : Minimnya
Perlindungan dan Pemulihan.
Cherry, Lisa R. Jackson., and Bradley T. Erford. 2018. Crisis Assessment, Intervention, and
Prevention. USA: Pearson Education.
Yuniyanti, E. R. N. Y. (2020). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kekerasan
Seksual terhadap Anak di Pusat Pelayanan Terpadu kota Semarang. Semarang:
Program Studi Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, ‘Kriminologi”, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003.Hal. 21