Anda di halaman 1dari 9

FENOMENA KEBENARAN PELECEHAN SEKSUAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu

Pada Mata Kuliah “Filsafat Ilmu”

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Hj. Palmawati Tahir, M. H.

Disusun Oleh :

Melli Nur Fauziah (7773230001)

Alamat : Jl. Ahmad Yani Cipare Gede, Serang.

No Hp : 087871011781

FAKULTAS HUKUM - A
PRODI PASCASARJANA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023 M
A. Latar Belakang
Pelecehan seksual bukan suatu hal yang baru bagi telinga masyarakat
Indonesia. Pelecehan seksual yaitu salah satu kejahatan besar yang
mempengaruhi dan berdampak pada kerusakan tatanan sosial bangsa
Indonesia. Pelecehan seksual merupakan bentuk dari sebuah tindakan yang
dilakukan oleh orang lain dengan jenis kelamin berbeda. Hal tersebut
berhubungan dengan sebuah tindakan seksual serta pihak korban tidak
merasakan kenyamanan akan perbuatan itu. Kondisi pelecehan seksual itu
sangat luas, biasanya meliputi berawalan dari main mata, kemudian siulan
nakal, colekan, sentuhan atau bahkan gerakan tertentu yang bersifat
seksual.1
Pelecehan seksual juga menjadi fenomena yang sangat meresahkan
masyarakat, karena kejadian tersebut dapat terjadi dimana saja, seperti
halnya tempat kerja, jalanan, kendaraan umum, dan lain sebagainya.
Kejahatan ini pada umumnya dilakukan oleh laki-laki kepada perempuan,
tetapi tidak banyak juga sebaliknya atau bahkan bisa saja dilakukan sesame
jenis. Perempuan sering menjadi sasaran korban tindakan kekerasan seksual
dari waktu ke waktu. Hal tersebut, disebabkan oleh pandangan masyarakat
terhadap perempuan yang dianggap sebagai makhluk yang lemah, tidak
mempunyai kekuatan, serta kemampuan. Dimana, perempuan juga masih
dipandang sebelah mata yang menyebabkan munculnya perilaku yang tidak
pantas terhadapnya. Pelecehan seksual berarti perilaku rayuan yang tidak
diinginkan oleh pihak penerima, dimana hal itu muncul dalam bentuk halus,
terbuka, kasar, dan bersifat searah.
Pelecehan seksual juga merupakan permasalah yang timbul dalam
pergaulan sosial masyarakat. Maka dari itu, ajaran Islam telah memberikan
aturan-aturan dalam pergaulan sosial masyarakat seperti sopan santun, etika
berpakaian, dan memandang seseorang dalam berinteraksi atau bergaul.
Dengan demikian, pelecehan seksual dianggap sebagai perbuatan yang
bermoral rendah, karena hal tersebut mencerminkan adanya perilaku buruk
pada seseorang saat bergaul atau berinteraksi dengan orang lain. Oleh
karena itu, ukuran moral yang tinggi dalam kehidupan masyarakat apabila
hal tersebut tidak dianggap sebagai hal yang menyalahi aturan dan adat yang
ada dalam masyarakat, yakni apa yang tidak pantas dan apa yang pantas
dilakukan.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan ciri-ciri dari pelecehan seksual?
2. Apa dasar hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual?
3. Apa jenis-jenis dari pelecehan seksual?
4. Apa saja faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual?
5. Apa saja dampak terjadinya pelecehan seksual?

1
Sabrina Aprillita K.W., Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Pelecehan Seksual Pada
Remaja, (Surabaya: Skripsi, Fakultas Psikologi Univeritas Airlangga Surabaya, 2012), h. 1.
2
Yayah Ramadyan, Pelecehan Seksual, (Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010),
h. 38.

1
6. Bagaimana cara mengatasi terjadinya pelecehan seksual?
C. Pembahasan
1. Pengertian dan Ciri-Ciri Pelecehan Seksual
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
pelecehan seksual terdiri dari dua kata, yaitu pelecehan dan seksual.
Pelecehan, berasal dari kata leceh yang memiliki arti memandang
rendah, menghinakan atau tak berharga. Sedangkan, kata seksual
mempunyai arti seks, yaitu sering diartikan sebagai jenis kelamin
biologis, yaitu laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, kata
seksual merupakan sifat dari suatu hal yang berkenaan dengan seks
atau jenis kelamin, dan perkara yang berkenaan dengan
persetubuhan antara laki-laki dan perempuan, serta hal-hal yang
berkaitan dengan unsur yang bersifat hasrat atau nafsu seksual.3
Pelecehan seksual berasal dari kata dasar leceh yang berarti
peremehan atau penghinaan. Sedangkan kata harass berarti
menggoda, menggangu, atau bahkan mengusik, sehingga
memunculkan rasa marah atau rasa cemas pada pihak yang digoda
atau yang diganggu itu. Untuk istilah sexual harassment yaitu
sebagai unwelcome attention atau suatu perhatian yang tidak
diinginkan, yang mana dalam sudut pandang hukum itu diartikan
sebagai pemaksaan kehendak seksual atau timbulnya serangan
seksual. Pelaku pelecehan seksual juga biasanya mempunyai pola
perilaku yang melecehkan secara seksual.4
Menurut Winarsunu, pelecehan seksual adalah segala
macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual, hal itu dilakukan
secara sepihak dan tidak dikehendaki oleh korbannya. Bentuknya itu
bisa berupa ucapan, tulisan, simbol, isyarat serta tindakan yang
berkonotasi seksual. Kemudian menurut Collier, pelecehan seksual
berarti segala bentuk perilaku yang bersifat seksual dan tidak
diinginkan oleh korban yang mendapatkan perlakuan tersebut,
pelecehan seksual juga sering terjadi atau dialami oleh pihak
perempuan. Sedangkan menurut Rubenstein, pelecehan seksual itu
ialah sebagai sifat perilaku seksual yang tidak diinginkan atau
tindakan yang didasarkan pada seks yang menyinggung oleh pihak
penerima.5
Dari pengertian yang sudah didapatkan, maka bisa
disimpulkan bahwa pengertian dari pelecehan seksual itu sendiri

3
Muhammad Rifqi Afrizal, dkk, Pelecehan Seksual Dalam Alquran, (Yogyakarta: Tafsere
Volume 10 Nomor 2 Tahun 2022), h. 157.
4
Mundakir, dkk, Kekerasan Seksual Dalam Perspektif Transdisipliner, (Surabaya: UM
Publishing, 2022), h. 59.
5
Susi Wiji Utami, Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Pelecehan Seksual Pada
Remaja Di Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
(Purwokerto: Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2016), h. 8.

2
ialah perilaku atau tindakan mengganggu yang dilakukan oleh
seseorang terhadap orang lain dalam bentuk perilaku yang
berkonotasi seksual dan dilakukan secara sepihak serta tidak
dikehendaki oleh korbannya. Adapun ciri-ciri dari pelecehan seksual
itu diantaranya ialah :
1. Menyentuh tubuh dengan tujuan seksual tanpa izin.
2. Sering melontarkan lelucon mengenai seks.
3. Mengajak berhubungan intim secara langsung atau tersirat.
4. Seseorang yang menempelkan anggota tubuhnya secara
sengaja.
5. Catcalling atau yang biasa dilakukan oleh seseorang yang tak
dikenal dengan mengajak seseorang berkencan, ingin
berkenalan, dan motif lainnya.6
2. Dasar Hukum
Pelecehan seksual itu masuk kedalam ranah kekerasan
seksual, sebagaimana dasar hukum yang mengatur mengenai itu
tercantum didalam Pasal 5 UU No. 12 Tahun 2022 yang berbunyi
“Setiap orang yang melakukan perbuatan seksual secara non-fisik
yang ditujukan terhadap tubuh, keinginan seksual, dan/atau organ
reproduksi dengan maksud merendahkan harkat dan martabat
seseorang berdasarkan seksualitas dan/atau kesusilaannya,
dipidana karena pelecehan seksual non-fisik, dengan pidana
penjara paling lama 9 (sembilan) bulan dan/atau pidana denda
paling banyak 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).”
Kemudian didalam Pasal 6 UU No. 12 Tahun 2022 juga
menyatakan bahwa “Dipidana karena pelecehan seksual fisik :
a) Setiap orang yang melakukan perbuatan seksual secara fisik
yang ditujukan terhadap tubuh, keinginan seksual, dan/atau
organ reproduksi dengan maksud merendahkan harkat dan
martabat seseorang berdasarkan seksualitas dan/atau
kesusilaannya yang tidak termasuk dalam ketentuan pidana
lain yang lebih berat dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/aotau pidana denda paling banyak
50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
b) Setiap orang yang melakukan perbuatan seksual secara fisik
yang ditujukan terhadap tubuh, keinginan seksual, dan/atau
organ reproduksi dengan maksud menempatkan seseorang
dibawah kekuasaannya secara melawan hukum, baik didalam
maupun diluar perkawinan dengan pidana penjara paling
lama 12 (dua belas) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).

6
Sevilla Nouval, Pelecehan Seksual: Definisi, Jenis, Ciri, serta Hal yang Perlu Dilakukan,
(Gramedia Blog, Dikutip Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023, Pada Pukul 15.54 WIB),
(https://www.gramedia.com/literasi/pelecehan-seksual/).

3
c) Setiap orang yang menyalahkan kedudukan, wewenang,
kepercayaan yang timbul dari tipu muslihat atau hubungan
keadaan atau memanfaatan kerentanan, ketidaksetaraan atau
ketergantungan seseorang, memaksa atau dengan penyesatan
penggerakan orang itu untuk melakukan atau membiarkan
dilakukan persetubuhan atau perbuatan cabul dengannya atau
dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 12 (dua belas) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)”.7
Begitu juga dengan hukum Islam yang mengharamkan segala
bentuk kekerasan atau bahkan penindasan yang berkenaan dengan
seksual. Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. An-Nuur ayat 33
yaitu :
َ ‫ض ِله ۗ َوا لَّ ِذيْنَ َي ْبتَغُ ْونَ ْالـ ِك ٰت‬
‫ب‬ ْ َ‫ّٰللاُ ِم ْن ف‬ ّٰ ‫ف الَّ ِذيْنَ ََل َي ِجد ُْونَ ِنكَا ًحا َحتّٰى يُ ْغنِ َي ُه ُم‬ ِ ‫َو ْل َي ْست َ ْع ِف‬
ٰ
ۗ ‫ِي اتٮ ُك ْم‬ٰ ْۤ َّ ٰ
ِ ّٰ ‫َت ا َ ْي َما نُ ُك ْم فَكَا تِب ُْوهُ ْم ا ِْن َع ِل ْمت ُ ْم فِ ْي ِه ْم َخي ًْرا ۗ َّوا ت ُ ْوهُ ْم ِم ْن َّما ِل‬
ْ ‫ّٰللا الذ‬ ْ ‫ِم َّما َملَـك‬
‫ض ْال َح ٰيو ِة الد ْن َيا ۗ َو َم ْن‬ ‫ر‬
َ ََ ْ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫و‬ُ ‫غ‬َ ‫ت‬ ‫ب‬
ْ َ ‫ت‬ ‫ـ‬ ‫ل‬
ِ ‫ا‬ ً ‫ن‬ ‫ص‬ ‫ح‬
َ َ ‫ت‬ َ‫ن‬ ْ ‫د‬‫ر‬َ َ ‫ا‬ ْ
‫ِن‬ ‫ا‬ ‫ء‬
ِ ٓ ‫ا‬ ‫غ‬
َ ‫ب‬
ِ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ْ ‫م‬‫ك‬ُ ِ ‫ت‬‫ي‬ٰ َ ‫ت‬ َ ‫ف‬ ‫ا‬ ْ ‫َو ََل ت ُ ْك ِره‬
‫ُو‬
ُ ْ ْۢ
‫ّٰللا ِم ْن بَ ْع ِد اِك َرا ِه ِه َّن َغف ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم‬ َ ّٰ ‫ي ْك ِر ْهه َّن فَ ِا َّن‬
Artinya : “Dan orang-orang tidak mampu kawin hendaklah menjaga
kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan
karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang
menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dnegan
mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan
berikanlah kepada mereka sebahagiaan mereka dari harta Allah
yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu pksa
budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka
sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari
keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.” (Q.S. An-
Nuur : 33).8
3. Jenis-Jenis Pelecehan Seksual
Komnas Perempuan menyatakan bahwa pelecehan seksual
merujuk kepada tindakan bernuansa seksual yang disampaikan
melalui kontak fisik atau kontak non-fisik. Biasanya muncul
tindakan, seperti siulan, kemudian sentuhan pada bagian tubuh
tertentu, mempertunjukkan hal-hal yang berkenaan dengan
pornografi, dll. Pelecehan seksual kebanyakan dilakukan oleh laki-
laki terhadap perempuan. Bisa juga terjadi pada perempuan terhadap
laki-laki, atau bahkan sesama jenis. Dari hal tersebut, maka
pelecehan terdiri dalam 5 (lima) jenis yang didasarkan dari segi
kategori, yaitu :
1) Pelecehan gender.

7
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana kekerasan Seksual.
8
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemah, (Jakarta: CV. Indah Press, 2002), h. 549.

4
2) Adanya perilaku menggoda.
3) Adanya penyuapan seksual.
4) Pemaksaan seksual.
5) Adanya pelanggaran seksual.
Kemudian pelecehan seksual yang didasarkan dengan
perilakunya terbagi kedalam 10 (sepuluh) jenis yaitu :
1) Adanya komentar seksual terhadap orang lain.
2) Adanya ajakan seksual.
3) Adanya isyarat seksual.
4) Terjadinya sentuhan seksual.
5) Munculnya lelucon kotor yang berkenaan dengan seksual.
6) Berbicara mengenai kegiatan seksual di depan orang lain.
7) Menampilkan gambar, cerita atau bahkan berbagai benda
seksual.
8) Grafiti seksual.
9) Menyebarkan rumor tentang seksual.
10) Menyentuh diri sendiri dengan niatan melakukan seksual yang
dilakukan dihadapan orang lain.9
Selain yang telah disebutkan sebelumnya, ada juga jenis-
jenis lain mengenai pelecehan seksual yang terbagi kedalam 5 (lima)
bentuk yaitu diantaranya :
1) Pelecehan fisik, jenis ini terjadi karena adanya sentuhan yang
tidak diinginkan dengan mengarah kedalam perbuatan seksual
seperti mencium, menepuk, memeluk, mencubit, mengelus,
memijat tengkuk, menempelkan tubuh atau sentuhan fisik
lainnya.
2) Pelecehan lisan, jenis ini terjadi karena adanya ucapan atau
komentar yang tidak diinginkan mengenai kehidupan pribadi,
bagian tubuh atau bahkan penampilan seseorang, termasuk
lelucon serta komentar yang berkenaan dengan seksual.
3) Pelecehan isyarat, jenis ini terjadi karena adanya bahasa tubuh
dan/atau gerakan tubuh yang bernada seksual, kemudian
adanya pandangan mata yang dilakukan secara berulang-
ulang, lalu menatap tubuh penuh nafsu, isyarat dengan jari
tangan, menjilat bibir, atau bahkan yang lainnya.
4) Pelecehan visual, jenis ini terjadi karena adanya sesuatu yang
memperlihatkan materi pornografi berupa foto, poster, gambar
kartun, screensaver, pelecehan melalui e-mail, SMS dan
media lainnya.
5) Pelecehan psikologis atau emosional, jenis ini terjadi karena
adanya segala permintaan dan ajakan yang dilakukan secara
terus-menerus serta hal itu tidak diinginkan, seperti halnya

9
Sevilla Nouval, Pelecehan Seksual: Definisi, Jenis, Ciri, serta Hal yang Perlu Dilakukan,
(Gramedia Blog, Dikutip Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023, Pada Pukul 22.34 WIB),
(https://www.gramedia.com/literasi/pelecehan-seksual/).

5
ajakan kencan yang tidak diharapkan, penghinaan atau celaan
yang bersifat seksual, hingga ajakan yang dilakukan secara
terang-terangan dan serangan seksual.10
4. Faktor Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual
Adapun faktor-faktor penyebab dari terjadinya pelecehan
seksual yaitu sebagaimana berikut ini :
1) Kedudukan laki-laki lebih mendominasi daripada perempuan.
2) Perempuan dianggap sebagai objek pelampiasan seksual.
3) Rasa iseng atau usil yang dikarenakan oleh moral yang kurang
baik.11
Kemudian dalam pandangan lain bahwa faktor terjadinya
pelecehan seksual ialah :
1) Korban pelecehan seksual lebih mudah ditaklukan.
2) Adanya hawa nafsu yang besar.
3) Adanya kebiasaan menonton konten porno.12
Selain itu, ada juga faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya pelecehan seksual yaitu :
1) Faktor Keluarga.
Faktor ini biasanya terjadi karena persoalan yang berasal
dari anak-anak broken home, atau bahkan adanya persoalan
ekonomi.
2) Faktor Lingkungan.
Dalam faktor ini biasanya terdapat persoalan dari
lingkungan yang kurang baik. Sebagaimana dilihat pada saat
ini, banyak sekali orang-orang yang salah dalam memilih
pergaulannya, sehingga banyak terjadi persoalan pelecehan
seksual yang muncul.
3) Faktor Individu.
Faktor individu ini terjadi karena kepribadian seseorang.
Hal tersebut bisa saja terjadi karena kondisi keluarga atau
bahkan lingkungan masyarakat yang kurang baik. Seperti
halnya anak dengan kebutuhan khusus, kemudian dia itu

10
Susi Wiji Utami, Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Pelecehan Seksual Pada
Remaja Di Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
(Purwokerto: Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2016), h. 9.
11
Muhammad Rifqi Afrizal, dkk, Pelecehan Seksual Dalam Alquran, (Yogyakarta: Tafsere
Volume 10 Nomor 2 Tahun 2022), h. 159.

12
Valda Garcia, 10 Faktor Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual, (Klik Dokter: 2022),
(https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/11-alasan-orang-melakukan-
pelecehan-seksual), (Dikutip Dikutip Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023, Pada Pukul 23.20 WIB).

6
terlalu polos, mudah terpengaruh, anak terlalu bergantung
kepada orang dewasa, dan lain sebagainya.13
5. Dampak Terjadinya Pelecehan Seksual
Mengenai pelecehan seksual, maka terdapat dampak yang
timbul dari perbuatan itu, yaitu dari sisi psikologis korban pelecehan
seksual akan mengalami trauma yang mendalam, selain itu stres
yang dialami korban dapat menganggu fungsi dan perkembangan
otaknya. Kemudian, dampak selanjutnya dilihat dari sisi fisik
terjadinya pelecehan seksual pada anak merupakan faktor utama
penularan Penyakit Menular Seksual.14 Selain itu juga terdapat
dampak lain dari terjadinya pelecehan seksual yaitu :
1) Emosi yang tidak stabil.
2) Cenderung lebih pendiam dari biasanya.
3) Mengurung diri.
4) Depresi, ketakutan dan cemas.
5) Suka melamun.
6) Merasa malu dan minder pada orang yang ada sekitarnya.
7) Merasa dirinya paling hina.
8) Kehilangan kepercayaan dari dirinya sendiri.15
Dan ada juga dampak lain terjadinya pelecehan seksual yaitu
diataranya sebagai berikut :
1) Suka menyakiti diri sendiri.
2) Gangguan stres pasca trauma.
3) Tertularnya penyakit kelamin.
4) Menjauhkan diri dari lingkungan sekitar.
5) Menyebabnya terjadinya kehamilan.
6) Terjadinya bunuh diri.
7) Terserangnya rasa panik secara terus-menerus.
8) Adanya gangguan kejiwaan (depresi).16
6. Cara Mengatasi Terjadinya Pelecehan Seksual
Mengenai kasus pelecehan seksual seakan tidak ada
habisnya. Hampir setiap hari kita bisa mendengarkan kasus tersebut
dimedia sosial atau disurat kabar. Komnas Perempuan juga telah
menemukan bahwa setiap hari ada sekitar 35 wanita di Indonesia
yang menjadi korban pelecehan seksual. Pelecehan seksual juga bisa
dialami oleh perempuan maupun laki-laki, yang mana hal ini harus
bisa disikapi dengan serius. Untuk mengurangi kasus pelecehan
13
Faizah Qurotul Ahyun, dkk, Faktor Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual Serta
Dampak Psikologis Yang Dialami Korban, (Al-Athfal, Volume 3 Nomor 2, Desember 2022), h. 93.
14
Humas FHUI, Bahaya Dampak Kejahatan Seksual, (Depok, Dikutip Pada hari Sabtu, 14
Oktober 2023, Pada Pukul 23.07 WIB), (https://law.ui.ac.id/bahaya-dampak-kejahatan-seksual/).
15
Faizah Qurotul Ahyun, dkk, Faktor Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual Serta
Dampak Psikologis Yang Dialami Korban, (Al-Athfal, Volume 3 Nomor 2, Desember 2022), h. 95.
16
Risna Halidi dan Fajar Ramadhan, (Dikutip Pada hari Sabtu, 16 Oktober 2023, Pada
Pukul 11.23 WIB)), (https://www.suara.com/health/2022/06/15/115532/10-dampak-pelecehan-
seksual-bagi-korban-salah-satunya-keinginan-bunuh-diri?page=all).

7
seksual, maka terdapat tata cara untuk mencegah terjadinya kasus
tersebut sebagaimana yang telah disarankan oleh ahli psikolog yaitu
Iswan Saputro, M.Psi., sebagaimana berikut ini :
1) Dapat menghindari tempat-tempat yang berbahaya atau yang
kurang nyaman.
2) Jangan mudah percaya oleh siapapun.
3) Hindari obrolan yang berbau porno.
4) Berani bersikap tegas dalam hal apapun.
5) Berusuha bersikap percaya diri.17
Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, ada pula cara lain
dalam mengatasi terjadinya pelecehan seksual yaitu diantaranya :
1) Adanya pendampingan secara khusus, seperti halnya
pendampingn konseling, pelayann kesehatan, adanya bantuan
hukum serta bimbingan sosial dan rohani.
2) Adanya perlindungan, seperti halnya jaminan keberlanjutan
pendidikan atau pekerjaan atau bahkan senantiasa
menyediakan rumah aman.
3) Adanya cara pemulihan untuk pihak korban yang melibatkan
psikolog, tenaga medis, dan pemuka agama, serta tidak
mengurangi hak pembelajaran atau kepegawaian.18
D. Kesimpulan
Pelecehan seksual yaitu suatu tindakan mengganggu yang dilakukan
oleh seseorang terhadap orang lain dalam bentuk perilaku yang berkonotasi
seksual dan dilakukan secara sepihak serta tidak dikehendaki oleh
korbannya. Untuk tindakan pelecahan seksual juga diatur dalam dasar
hukum pada pasal 5 dan pasal 6 UU No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak
Pidana Kekerasan Seksual, serta tercantum didalam Q.S. An-Nuur ayat 33.
Dari pelecehan seksual juga terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya
perbuatan itu, yang biasanya muncul dari faktor keluarga, lingkungan dan
bahkan individu. Dari hal tersebut muncullah dampak tersendiri dari
terjadinya pelecehan seksual yang salah satunya timbul rasa stress bahkan
tindakan bunuh diri. Kemudian adapun cara mengatasi dari perbuatan
tersebut yaitu adanya pendampingan secara khusus, adanya perlindungan,
dan bahkan cara pemulihan untuk korban pelecehan seksual.

17
Aprinda, 8 Cara Mencegah Pelecehan Seksual, Lindungi Dirimu, (Klik Dokter, Dikutip
Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023, Pada Pukul 20.11 WIB),
(https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/cara-sederhana-untuk-menghindari-
pelecehan-seksual).
18
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021
tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai