Anda di halaman 1dari 13

Penyuluhan

Hukum tentang
Kekerasan
Seksual Pada
Perempuan dan
Anak
Kelompok 17 KKN UNS
Apa Itu ?

Upaya preventif harus gencar digalakan.


Upaya preventif merupakan suatu upaya
pencegahan sebelum terjadinya korban
baru atau terjadinya kejadian yang
berulang.
Kekerasan Seksual
Apa itu Kekerasan Seksual?
Kekerasan Seksual adalah setiap
perbuatan merendahkan, menghina,
melecehkan, dan/atau menyerang tubuh,
dan/atau fungsi reproduksi seseorang,
karena ketimpangan relasi kuasa
dan/atau gender, yang berakibat atau
dapat berakibat penderitaan psikis
dan/atau fisik termasuk yang
mengganggu kesehatan reproduksi
seseorang dan hilang kesempatan
melaksanakan pendidikan dengan aman
dan optimal.
Data Statistik Korban
Yayasan kesehatan perempuan
mencatat rumah tangga Berdasarkan usia, korban yang
memiliki korban kekerasan mengalami kekerasan
terbanyak, disusul oleh tempat terbanyak adalah dalam
yang masuk dalam kategori rentang usia 13-17 tahun,
lainnya, sekolah, tempat kerja, disusul oleh usia 25-44 tahun,
dan lembaga pendidikan kilat. 6-12 tahun, 18-24 tahun, 0-5
tahun, 45-59 tahun, dan 60
Sementara itu, dari jenis tahun lebih. Kemudian,
kekerasan yang dialami, berdasarkan pendidikan,
mencatat bahwa kekerasan korban yang mengenyam
seksual menempati urutan bangku SMA tercatat paling
pertama, disusul oleh banyak. Disusul oleh SMP, SD,
kekerasan fisik, psikis, perguruan tinggi, tidak
kekerasan yang masuk dalam sekolah, kategori lainnya, TK,
kategori lainnya, penelantaran, dan PAUD.
trafficking, dan eksploitasi.
Jenis
dan
Ada jenis kekerasan seksual yaitu seperti
kekerasan seksual secara fisik dan kekerasan

Bentuk
seksual secara verbal yaitu berbentuk
serangan berupa kata kata yang menyerang
secara emosional yang berbau seksualitas
dengan membuat korban tidak nyaman dan
merasa ternodai.

Beberapa bentuk yang termasuk dalam


kekerasan seksual yaitu Kekerasan Seksual
Dalam Rumah Tangga, Pencabulan,
Pemerkosaan, Pelecehan seksual,
Persetubuhan, Percobaan perkosaan dan
kekerasan seksual lain.
1. Korban kerap kali tidak menyuarakan apa
yang mereka alami
2. Korban yang kesulitan untuk melapor
3. korban yang takut untuk melapor
4. Ketidakmauan dan ketidakmampuan
Masalah perempuan korban kekerasan seksual
karena adanya stigmatisasi yang
Yang berkembang di masyarakat
5. Merupakan fenomena gunung es

Timbul
6. Budaya masyarakat yang dianggap tidak
ramah kepada korban
7. Kesulitan dalam mengakses lembaga
layanan terkait seperti tempat tinggal
yang jauh dari lembaga layanan tersebut
sehingga membutuhkan biaya, perubahan
atau restrukturisasi, adanya aspek
kesalahan teknik dan pola pendataan di
lembaga negara yang belum sempurna.
Kekerasan yang dialami oleh kaum
perempuan bukan hanya kekerasan
seksual namun juga terdapat usikan
seksual yang termasuk dalam kekerasan
seksual secara tidak langsung.
Juga terdapat berbagai macam usikan
seksual seperti gender harassment,
seduction, bribery, sexual coercion
serta sexual imposition
Bentuk Kekerasan Seksual dalam UU TPKS
Dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual

1. Pelecehan Seksual Nonfisik,


2. Pelecehan Seksual Fisik,
3. Pemaksaan Kontrasepsi,
4. Pemaksaan Sterilisasi,
5. Pemaksaan Perkawinan,
6. Penyiksaan Seksual,
7. Eksploitasi Seksual,
8. Perbudakan Seksual dan
9. Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik
Upaya preventif atau
upaya pencegahan
terjadinya kekerasan
seksual
1. Pendekatan Individu

Merancang program bagi pelaku kekerasan seksual dimana pelaku harus bertanggung
jawab terhadap perbuatannya seperti menetapkan hukuman yang pantas bagi pelaku
kekerasan seksual;
Memberikan pendidikan untuk pencegahan kekerasan seksual seperti pendidikan
kesehatan reproduksi, sosialisasi mengenai penyakit menular seksual, dan pendidikan
perlindungan diri dari kekerasan seksual.

2. Pendekatan Perkembangan

Pendekatan perkembangan yaitu mencegah kekerasan seksual dengan cara menanamkan


pendidikan pada anak-anak sejak usia dini, seperti:
Pendidikan mengenai gender;
Memperkenalkan pada anak tentang pelecehan seksual dan risiko dari kekerasan
seksual;
Mengajarkan anak cara untuk menghindari kekerasan seksual;
Mengajarkan batasan untuk bagian tubuh yang bersifat pribadi pada anak; dan
Mengajarkan batasan aktivitas seksual yang dilakukan pada masa perkembangan anak.
3. Pencegahan Sosial Komunitas seperti:

Mengadakan kampanye anti kekerasan seksual;


Memberikan pendidikan seksual di lingkungan sosial
Mensosialisasikan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan sosial.

4. Pendekatan Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan memberikan Layanan Dokumen Kesehatan yang mempunyai peran sebagai alat bukti
medis korban yang mengalami kekerasan seksual;
Tenaga Kesehatan memberikan pelatihan kesehatan mengenai kekerasan seksual dalam rangka mendeteksi
secara dini kekerasan seksual;
Tenaga Kesehatan memberikan perlindungan dan pencegahan terhadap penyakit HIV; dan
Tenaga Kesehatan menyediakan tempat perawatan dan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.
5. Pendekatan Hukum dan Kebijakan Mengenai
Kekerasan Seksual

Menyediakan tempat pelaporan dan penanganan terhadap tindak kekerasan seksual;


Menyediakan peraturan legal mengenai tindak kekerasan seksual dan hukuman bagi
pelaku sebagai perlindungan terhadap korban kekerasan seksual;
Mengadakan perjanjian internasional untuk standar hukum terhadap tindak kekerasan
seksual; dan
Mengadakan kampanye anti kekerasan seksual.

Tindakan-tindakan tersebut tentu hanya bersifat pencegahan. Walaupun demikian,


setidaknya dengan melakukan upaya-upaya di atas, diharapkan kasus kekerasan seksual
utamanya dapat dicegah seoptimal mungkin.
TERIMA
KASIH
Kelompok 17 KKN UNS

Anda mungkin juga menyukai